PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern seperti sekarang ini, masalah kesehatan lingkungan
merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, dan saling berkaitan dengan
masalah masalah sosial yang lain. Penanganan masalah kesehatan
masyarakat tidak boleh hanya terfokus dari aspek di bidang kesehatan,
melainkan juga harus difokuskan pada masalah masalah yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat secara langsung seperti lingkungan,
adat istiadat serta kebiasaan masyarakat yang dapat menurunkan derajat
kesehatan. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu keadaan
lingkungan yang optimal dari segala aspek yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sehingga bisa memberikan pengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan lingkungan (Depkes, 2008). Hal hal yang
harus diperhatikan dalam mewujudkan kesehatan lingkungan antara lain
antara lain rumah yang sehat, adanya tempat pembuangan feses yang sesuai
standar, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah yang sesuai standar,
penanganan limbah secara tepat, kebersihan kandang ternak dan lain
sebagainya.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri dan Puskesmas Balowerti
pada bulan Juli sampai September tahun 2016 ditemukan kasus terbanyak
yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Balowerti yaitu kasus hipertensi
sebanyak 205 kasus, ISPA sebanyak 154 kasus, rematoid atritis sebanyak 96
kasus dan DM sebanyak 68 kasus. Dari data diatas dapat diketahui bahwa
Kediri.
Pendekatan
secara
kelompok
dilakukan
dengan
cara
memberdayakan
kader
kesehatan
dan
PKK
untuk
lebih
anggota
keluarga
yang
sakit
sesuai
dengan
kemampuan
dan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan
konsep
kesehatan
dan
keperawatan
3. Bagi Pendidikan
a. Sebagai salah satu parameter keberhasilan praktek Program Profesi
Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri khususnya di Departemen
Komunitas dan Keluarga.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek komunitas dan keluarga selanjutnya.
4. Bagi Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas dan
keluarga sehingga profesi mampu mengembangkan lebih maksimal.
D. Ruang Lingkup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Depkes (2007) adalah sebagai suatu
lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia
dan keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi
kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial
demi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu individu,
keluarga, kelompok kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap
keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan kesehatan berkelanjutan
digunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai dengan acuan
keperawatan
komunitas
yang
mendasari
praktek
pelayanan
keperawatan
dan
kesehatan
dengan
tujuan
8. Individu
dalam
suatu
masyarakat
ikut
bertanggung
jawab
atas
C. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1.
Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan
atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
dan keluarga keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan
jenis
kelamin,
umur,
permasalahan,
kegiatan
yang
yang
mengikuti
perencanaan,
pengorganisasian,
1. Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkatan gizi.
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
e. Olahraga secara teratur.
f. Rekreasi.
g. Pendidikan seks.
2. Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
c.
Posyandu,
ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui.
3. Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggotaanggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a.
b.
c.
d. Perawatan payudara.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompokkelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan :
a.
b.
5. Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti.
E. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
F. Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan
dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya
kesehatan dasar (PHC). Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa
setiap masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam
melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, maka
bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke
Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case
approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri
dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.
G. Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok,
yaitu : manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins,
masyarakat
secara
keseluruhan.
Keluarga
dalam
fungsinya
mengabaikan
masalah
kesehatan
didalam
kelompoknya
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
masalah
3) Karakteristik lingkungan.
c. Perumusan masalah dan diagnosa keperawatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut :
Kemungkinan
masalah
mempertimbangkan
untuk
berbagai
dapat
alternatif
dikelola
dalam
dengan
cara-cara
dan keperawatan.
Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
e. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Halhal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :
instansi terkait.
Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
pencegahan
dalam
pelaksanaan
praktik
keperawatan
a. Pencegahan primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsinya
dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang
tepat
untuk
menghambat
proses
patologis,
sehingga
kepada
tingkat
berfungsi
yang
optimal
dari
ketidakmampuannya.
Keterangan :
: peran masyarakat
: peran perawat
menciptakan
lingkungan
yang
dapat
mendukung
upaya
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN HASIL PENGKAJIAN
di
kehadiran
menyampaikan
maksud
mahasiswa,
dan
tujuan
dan
mahasiswa
praktek
profesi
Jenis Kelamin
Laki-Laki
49%
Perempuan
51%
Bayi/Balita
0-11 bln
7%
12-59 bln
93%
WUS/PUS
36%TH
WUS 15-45
PUS 15-45 TH
64%
Lansia
28%
45-59 TH
>60 TH
72%
Akses Yankes
1% 2%
Tenaga Kesehatan
Tradisional
Diobati Sendiri
97%
e.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Akses Pelayanan Kesehatan
Jaminan Kesehatan
Jamkesda
Jamkesmas
35%
Umum
BPJS 7%
Mandiri
10%
21%
f.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Jaminan Kesehatan
Letak Vector
Dekat Vektor
37%
Jauh Vektor
63%
g.
Distribu
si Frekuensi berdasarkan Letak Vektor
Cahaya
Terang
16%
Gelap
84%
h.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Cahaya
Ventilasi
10%
Ada
Tidak ada
90%
i.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Ventilasi
Jendela
Ada
14%
Tidak ada
86%
j.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Jendela
Lantai rumah
1% 11%
Tanah
Plester
Keramik
88%
k.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Lantai Rumah
Kebersihan
10%
Bersih
Kotor
90%
l.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Kebersihan
Tempat Sampah
6%
Tertutup
Terbuka
43%
Tidak ada
51%
m.
Distribus
i Frekuensi berdasarkan Tempat Sampah
35%
12-36 BLN
37-59 BLN
59%
n.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Usia Bayi dan Balita
> 2,5
100%
o.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Berat Badan Lahir Balita
IMUNISASI
LENGKAP
TIDAK LENGKAP
100%
p.
D
istribusi Frekuensi berdasarkan Imunisasi
> 6 bulan
75%
q.
Distrib
usi Frekuensi berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif
Menyapih
< 2 tahun
27%> 2 tahun
73%
r.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Kebiasaan Menyapih
Kegiatan Posyandu
7%
Aktif datang
Jarang
Tidak pernah
93%
s.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Keaktifan Posyandu Balita
Status Gizi
Gizi Baik
Gizi Kurang
100%
t.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Status Gizi Balita
UMUR IBU
< 20 tahun
32%
20- 30 tahun
> 35
68%
u.
Distribusi Frekuensi
berdasarkan Umur Ibu
Status Imunisasi TT
T1
T2
12%
15%
25%
T3
19%
T4
T5
28%
v.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Status Imunisasi TT
Jenis KB
MOW
MOP
7%
62%
KALENDER PANTANG
BERKALA
w.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Jenis KB
5%
1-5 th
>5 th
68%
x.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Lama Menggunakan Alat Kontrasepsi
Tempat Pelayanan KB
Puskesmas/ Pustu
Bidan Praktik
21%
4%
Klinik/ RS
Dokter Praktik
46%
29%
y.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Tempat Pelayanan KB
berjumlah
Sumber Air
6%
PAM
13%
SPT
SG
Sungai
80%
z.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Sumber Air
Nilai Air
Bersih
4% 2% Bau
Kotor
Berwarna
94%
aa.
Distribusi
Frekuensi berdasarkan Nilai Air
Air Minum
Dimasak
Mentah
100%
ab.
Distrib
usi Frekuensi berdasarkan Air Minum
Jamban
Cemplung
Leher Angsa
Sanimas
Sungai
100%
ac.
Distribu
si Frekuensi berdasarkan Jenis Jamban
Kamar Mandi
Sungai
Ada/ Jumlah
Tidak Ada
100%
ad.
Distribus
i Frekuensi berdasarkan Kamar Mandi
Jentik
12%
(+)
(-)
88%
ae.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Jentik
Kotor
87%
af.
Distrib
usi Frekuensi berdasarkan Kebersihan Kamar Mandi
Tanah
Keramik
85%
ag.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Jenis lantai kamar Mandi
Air Limbah
Teratur
Berserakan
Dimanfaatkan
2%
98%
ah.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Air Limbah
ai.
Pemanfaatan Pekarangan
8%
Ada
Tidak Ada
92%
D
istribusi Frekuensi berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
TOGA
2%
Ada
Tidak Ada
98%
aj.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan TOGA
Bangunan
29%
Permanen
Darurat
71%
ak.
Distribus
i Frekuensi berdasarkan Jenis Kandang
Letak
30%
Tersendiri
Seatap
70%
al.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Letak Kandang
Kebersihan
25%
Bersih
Kotor
75%
am.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Kebersihan Kandang
Kebiasaan Sarapan
10%
Ya
Tidak
90%
an.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Kebiasaan Sarapan
Tidak
93%
ao.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Menu Gizi Seimbang
Garam Beriyodium
Ya
10%
Tidak
90%
ap.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Penggunaan Garam Beryodium
Cara Penyimpanan
Wadah Terbuka
14%
Wadah Tertutup
86%
aq.
Distri
busi Frekuensi berdasarkan Cara Penyimpanan
Jenis Penyakit
Asam Urat
Stroke
DM
Glaukoma
Ca. Mamae
Lain - lain
Hipertensi
21%
3%
3%
14%
28%
10%
21%
Penyuluhan
Ya
Ya 3 bulan sekali
Tidak pernah
44%
23%
18%
16%
Data Objektif
Masalah
Dari 101 KK, 43% atau Defisiensi
kesehatan
43 KK saat dilakukan komunitas.
survei mengatakan tidak
pernah ada penyuluhan di
lingkungan sekitar.
Kurang aktifnya kegiatan
penyuluhan kesehatan.
Lingkungan fisik
Keterbatasan
waktu
sebagian
besar
masyarakat
untuk
mencari
informasi
tentang kesehatan
Dari 101 KK didapatkan Perilaku
kesehatan
12% atau 12 KK saat cenderung beresiko.
dilakukan
survei
ditemukan
jentik
nyamuk.
Dari 101 KK didapatkan
51 % atau 51 KK tempat
sampahnya terbuka.
No
F. Penapisan Masalah
Masalah
KRITERIA
JU
KETERANGAN
ML
AH
Keperawatan
A B C D E F G H I J K L
1
Defisiensi
kesehatan
komunitas.
Perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko
5 5 4 5 4 5 4
2 2 3
46
5 5 4 5 3 3 3
2 2 3
42
Keterangan Kriteria:
A. Sesuai dengan peran
perawat komunitas
B. Resiko terjadi
C. Resiko parah
D. Potensi untuk
pendidikan kesehatan
E. Interest untuk
komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan
program
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya sumber
daya
Keterangan
Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
P. W
a
k
t
u
Y.
M.
AA.
AB.
Defi
AD.
Setela
N.
X.
Tan
ggal
AF.
Q.
R
AX.
AY.
AZ. Ming
gu ke I11
BA.
1.Berikan pendidikan
kesehatan tentang
penyakit (pengertian,
BB. tanda dan gejala,
BC. pencegahan, dan
BD. penanganannya) yang
BE. diderita oleh masyarakat
BF.
2.Berikan pendidikan
kesehatan tentang masalah
kesehatan lansia
3.Berikan pendidikan
kesehatan tentang masalah
kesehatan anak dan balita
4.Pemberdayaan masyarakat
dalam memaksimalkan
program kesehatan di
komunitas
1. Mengetahui
pentingnya hidup
sehat.
2. Mampu
mendefinisikan
atau tahu tentang
penyakitpenyakit
lingkungan.
AE.
AC.
BG.
BH.
Peril
CA.
CB.
CC.
1. Beri
HE
pada
masyarakat RW 08
tentang arti lingkungan
yang
sehat
dan
penyuluhan
tentang
beberapa penyakit yang
disebabkan
oleh
lingkungan yang tidak
sehat (macam penyakit,
penyebab,
gejala
penyebaran
dan
pengobatan.
2. Motivasi
masyarakat
melalui kader atau tokoh
masyarakat untuk aktif
memelihara lingkungan
yang sehat.
3. Koordinasi
dengan
tokoh masyarakat untuk
menyelenggarakan kerja
bakti.
4. Berikan penjelasan cara
mencegah
terjadinya
penyakit
yang
disebabkan
oleh
lingkungan yang tidak
sehat (Diare, Typus,
Demam Berdarah).
5. Ajarkan tentang cara
hidup sehat
- Mencuci
tangan
sebelum makan.
- Memberantas
nyamuk, tikus, dsb.
- 3M
6. Rujuk segera apabila
ada anggota masyarakat
yang
menunjukkan
gejala dari penyakit
Cara mencegah
terhadap
penyakit.
Cara
penyebaran
penyakit.
Cara
menanggulangi
penyakit
yang
berhubungan
dengan
akibat
lingkungan yang
tidak sehat.
CD.
CE.
CF.
CG.
CH.
CI.
CJ.
CK.
CL.
CM.
CN.
CO.
CP.RENCANA KEGIATAN KOMUNITAS
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DB.
DD.
DF.
DH.
DJ.
DL.
DA.
DC.
DE.
DG.
DI.
DK.
DN.
DP.
DR.
DT.
DV.
DX.
DM.
DQ.
DW.
DZ.
DO.
EA.
EB.
ED.
DS.
DU.
EF.
EH.
EE.
EC.
EO.
EP.
ER.
EG.
EI.
ET.
EV.
EU.
EW.
ES.
EQ.
DY.
EJ.
EL.
EK.
EM.
EX.
EZ.
EY.
FA.
EN.
FB.
FC.
FD.
FF.
FH.
FJ.
FG.
FE.
FM.
FI.
FK.
FP.
FQ. JIWA-KOMUNITAS
FR.
FS.
FT.
FU.
FL.
FN.
FO.