Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia dalam abad ke 21 mengalami perubahan dahsyat seperti yang
dialami masyarakat dan budaya manusia dalam revolusi industri abad ke 18. Pada abad
ke 21 revolusi yang terjadi terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi
serta kemajuan teknologi informasi yang telah mengubah dimensi waktu dan tempat
kehidupan manusia. Bukan saja dimensi-dimensi itu berubah, tetapi juga tata cara
kehidupan manusia seperti dalam hubungan negara-negara ikut berubah. Manusia dewasa
ini hidup di dalam dunia tanpa batas, menghilangnya kebiwaan negara tradisional,
terbukanya dunia untuk perdagangan bebas dengan mengalirnya dana secara
internasional ditopang oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat cepat, menghasilkan
apa yang disebut arus globalisasi yang menerjang kehidupan umat manusia tanpa ampun.
Pendidikan Transformatif memiliki visi mengubah masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern. Sebagaimana dimaklumi saat ini masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat agraris dengan etika, estetika dan kepribadian agraris yang belum sepenuhnya
familiar dengan ilmu pengetahuan dan teknologi beserta perkembangannya. Tugas
pendidikan adalah mengubah peradaban masyarakat, khususnya dalam menanamkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika, estetika dan perubahan
ke dalam sistem sosial masyarakat Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan
jaman tanpa harus kehilangan jati diri sebagai bangsa. Pendidikan diharapkan
menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat modern yang sarat dengan
IPTEK, etika, estetika dan kepribadian yang unggul untuk mencapai tujuan kehidupan
berbangsa dan bernegara.Proses tersebut sudah barang tentu perlu ditunjang oleh
investasi berupa pernyataan teknologi dengan modul ke dalam sistem sosial masyarakat.
Sementara itu, masyarakat yang secara bertahap berubah menjadi berperadaban modern
(sarat IPTEK, etika, estetika, dan kepribadian yang unggul) dapat menjadi umpan balik
bagi pengembangan sistem pendidikan nasional yang bermutu.
Penulisan makalah ini, banyak teori-teori yang berorientasi pada model
mengembangkan pendidikan. Sehingga makalah ini di tulis dengan menggunakan
referensi yang terkait dan di susun dengan metode sederhana dengan memaparkan
berbagai macam perubahan yang terjadi pada wilayah pendidikan yang di sebut,
pendidikan transformatif.
Berdasarkan amanah UUD 1945 bahwa Indonesia mempunyai tujuan pendidikan
nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan dunia. Selain itu
berbicara tentang pendidikan, semua bangsa Indonesia berhak untuk mengenyam
pendidikan. Aplikasi dari itu semua bahwa Negara menyediakan anggaran dana
pendidikan sebesar 20% dari APBD dan APBN. Fakta dilapangan bahwa masih banyak
bangsa Indonesia yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan karena
keterbatasan kemampuan financial. Upaya yang bisa dilakukan dalam mengahadapi
permasalahan itu dengan kegiatan melakukan, memberikan bantuan dan jaminan sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teologi pendidikan transormatif?
2. Bagaimana tujuan pendidikan transformatif?
3. Apa saja unsur-unsur dasar pendidikan transformatif?
4. Bagaimana bantuan dan jaminan sosial bagi pendidikan?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui teologi pendidikan transormatif
2. Mengetahui tujuan pendidikan transformatif
3. Mengetahui unsur-unsur dasar pendidikan transformatif
4. Mengetahui bantuan dan jaminan sosial bagi pendidikan
BAB 11
PEMBAHASAN
e) Cerdas Kinestetis (Olah Raga): Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk
mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan
trengginas; aktualisasi insan adiraga.
3. Unsur-Unsur Dasar Pendidikan Transformatif
Membicarakan konsep dasar dan unsur-unsur yang berparadigma kitis
transformatif, secara garis besar dapat dipolakan menjadi 2 bagian, yaitu dimensi
semangat pengetahuan dan dimensi praktis pengetahuan. Dimensi semangat
pengetahuan terdari dari Semangat Nalar Transvaluasi, Semangat Nalar The Will To
Power, Semangat Nalar The Eternal Recurrence, Semangat Nalar Ubermensch,
Semangat Nalar Arkeologis, dan Semangat Nalar Dekontruksi. Adapun dimensi
praktis pengetahuan, yaitu nalar kritis.
a) Nalar Transvaluasi
Merupakan nalar yang membaca kebalikan dari seluruh pengetahuan dan sistem
nilai yang kita ketahui. Artinya, tidak ada satupun pengetahuan sebelumnya yang
menjadi hakim yang menjadikan salah benar terhadap pengetahuan yang akan kita
pelajari. Semangat pengetahuan ini kemudia akan diteruskan dengan nalar The
Will To tehe Power.
b) Nalar The Will To Power
Sebuah nalar yang mengiyakan kepada pilihan pengetahuan lainnya karena
dipandang pengetahuan senantiasa lahir proses pertarungan dengan pengetahuan
lainnya. Setelah memosisikan sama (misalnya sudah tidak ada lagi strukturifikasi
nilai benar-salah) kemudian, di lanjutkan dengan pencarian segala sesuatu yang
sama-sama benar dengan nilai kebenaran sebelumnya karena hal yang diangap
salah tadi dipandang sebagai kebenaran yang tertunda dan terkubur karena
dipandang pengetahuan senantiasa lahir dari proses pertarungan dengan
pengetahuan lainnyas. Selan jutnya, nalar ini membutuhkan Nalar The Eternal
Recurence.
c) Nalar The Eternal Recurence
Semangat transvaluasi dan The Will To Power di atas, harus dilakukan terus
menerus tanpa henti pada satu titik dan sejenisnya. Tidak boleh menambatkan diri
pada satu titik salah-benar yang lain, apalagi mempercayainya. Artinya, tidak
ada cara pandang pengetahuan yang menjamin suatu itu benar atau salah
sekalipun.
d) Nalar Ubermensch
secara
komprehensif.
Pendidikan
berbasis
pesantren
tidak
hanya
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifuddin. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Kultura GP Press Group
Ahmadi, Abu dan Uhbiyanti. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Fadlullah, dkk. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Zunaeda, Zuma. 2014. Teologi Transformatif. Diakses melalui
http://parstoday.com/id/news/indonesia-i10930-teologi_transformatif. Pada tanggal 17 Oktober 2016,
pukul 17: 00