Kajian Pustaka Nando
Kajian Pustaka Nando
KAJIAN PUSTAKA
Kerangka teori adalah Landasan Teori atau disebut dengan kajian kepustakaan.
Kerangka ini dapat dikembangkan berdasarkan literature dan hasil penelitian ilmiah yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
Menurut Gunawan Yuwono, yang dimaksud dengan Teori adalah suatu perangkat
konsep (kontruk) yang saling berhubungan, definisi-definisi dan proporsi yang menyajikan
pandangan sistematis antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan gejalagejala.
Menurut
Snelbecker
(dalam
Moleong,
2002:34)
mendefinisikan
teori
sebagai
seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu
yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat
diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang
diamati.
Marx dan Goodson (dalam Moleong, 2002:35) menyatakan bahwa teori ialah aturan
yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa
fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari:
a. Hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian yang diukur,
b. Mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian,
c. Hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data
dan yang diamati tanpa adanya manifestasi hubungan empiris apapun secara langsung.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, yang dimaksud dengan teori adalah suatu ungkapan
mengenai hubungan kausal yang logis di antara berbagai gejala atau perubahan atau variable
dalam bidang tertentu yang dapat digunakansebagai kerangka berpikir dalam memahami serta
menanggapi masalah yang timbul.
2.2.
Pelayanan Publik
Pendapat Boediono (2003:60), bahwa pelayanan merupakan suatu proses bantuan
kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.
Nurcholis (2005:178) memberikan pengertian publik sebagai sejumlah orang yang
mempunyai kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik
berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.
Berdasarkan definisi pelayanan diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau instansi yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat yang dapat berbentuk uang, barang, ide, atau gagasan ataupun surat-surat atas
dasar keikhlasan, rasa senang, jujur, mengutamakan rasa puas bagi yang menerima layananan.
Menurut Kurniawan (dalam Sinambela, 2006:5) pelayanan publik diartikan sebagai
pemberi pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan.
Menurut UU No.25/2009, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa pelayanan publik merupakan jenis bidang
usaha yang dikelola oleh pemerintah dalam bentuk barang dan jasa untuk melayani kepentingan
masyarakat tanpa berorientasi.
2.2.1.
1.
2.
3.
Kondisional : sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip-prinsip efisiensi & efektivitas.
4.
5.
Kesamaan hak : tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender, dan status ekonomi
6.
Keseimbangan hak & kewajiban : pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak
dan kewajiban masing-masing pihak.
2.2.2.
1.
Kesederhanaan : prosedur pelayanan tidak berbelit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan
2.
Kejelasan :
a)
b)
Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/sengketa
c)
3.
Kepastian waktu :pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
4.
Akurasi : produk layanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah
5.
Keamanan : proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum
6.
Tanggung jawab : pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas pelyanan dan penyelesaian keluha/sengketa
7.
Kelengkapan sarana dan prasarana : sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang
memadahi termasuk sistem T I dan telekomunikasi .
8.
Kemudahan akses : tempat dan lokasi pelayanan mudahdijangkau dan mudah dalam
memanfaatkan sistem T I dan telekomunikasi
9.
10. Kenyamanan : Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman yang dilengkapi sarana pendukung pelayanan seperti parkir, kamar mandi, dll.
2.3.
Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis
oleh Gapersz (1997) dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian
pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk , baik keistimewaan langsung,
maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian
memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas
kekurangan atau kerusakan.
Pada bagian lain Gapersz (1997) dalam mengutip Juran memberikan definisi menajemen
kualitas sebagai suatu kumpulan aktivitas yagn berkualitas dengan kualitas tertentu yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda manajemen
b) Sasaran kualitas dimasukkan ke dalam rencana bisnis
c) Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking : focus adalah pada pelanggan dan pada
kesesuaian kompetisi; disana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan
d) Sasaran disebarkan ke tingkat mengambil keputusan
e) Pelatihan ditetapkan pada setiap tingkat
f) Pengukuran ditetapkan seluruhnya
g) Manajer atas secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran
h) Penghargaan diberikan untuk kinerja terbaik
i)
sudut
pandang/persepsi
penyedia
jasa,
melainkan
berdasarkan
sudut
dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan suatu kualitas pelayanan. Untuk itu kualitas
dapat dideteksi pada persoalan bentuk, sehingga dapat ditemukan :
1.
2.
Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan sesuai komitmen yang telah
ditetapkan sebelumnya
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Kinerja (performance)
2.
Kehandalan (reliability)
3.
4.
dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka yang melibatkan 800
pelanggan terhadap enam sektor jasa : reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi,
sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas disimpulkan bahwa
1.
2.
3.
4.
5.
2.4.
Kepuasan Konsumen/Masyarakat
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived)
sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler (2000) mengatakan bahwa
kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara
kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya.
Kepuasan
atau
ketidakpuasan
konsumen
adalah
respon
terhadap
evaluasi
ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja
aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution, 2004) Oliver
(dalam Peter dan Olson, 1996) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah rangkuman
kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang mengelilingi harapan tidak cocok dan
dilipatgandakan
oleh
perasaan-perasaan
yang
terbentuk
mengenai
pengalaman
pengkonsumsian.
Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2005) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen
merupakan respon emosional terhadap pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa
yang dibeli.
Gaspers (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan konsumen sangat
bergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi dan harapan konsumen antara lain :
a.
Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika
sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen produk.
b.
Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaingpesaingnya.
c.
2.4.1.
Kotler, (2000) menyatakan ciri-ciri konsumen yang merasa puas sebagai berikut:
Loyal terhadap produk.
Konsumen yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang
sama
b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif.
a)
Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif yaitu
rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk
dan perusahaan
c) Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain.
Ketika konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan
kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama.
2.4.2.
Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat 5 elemen dalam kepuasan konsumen yaitu :
Expectations
Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli
barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukanan, konsumen berharap bahwa
barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka.
Barang atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan konsumen
merasa puas.
2. Performance
Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa
diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja actual barang atau jasa berhasil maka
konsumen akan merasa puas.
3. Comparison
Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli
dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika
harapan sebelum pembelian sesuai atau melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual
produk.
4. Confirmation/disconfirmation
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terehadap penggunaan merek dari
barang atau jasa yang berbeda dari orang lain.Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan
kinerja aktual produk. sebaliknyadisconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih
rendah
dari
kinerja
aktual
produk.
konsumen
akan
merasa
puas
ketika
tejadi confirmation /discofirmation.
1.
2.5.
1.
Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2.
Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3.
Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan
pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya).
4.
5.
Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas
dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6.
Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas
dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
7.
Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8.
9.
Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan
menghormati.
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang
ditetapkan oleh unit pelayanan.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
telah ditetapkan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan
teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara
pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat merasa tenang untuk
mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Indikator-indikator tersebut didasarkan pada unsur-unsur pengukuran kepuasan pelayanan publik
yang termuat dalam Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Pengukuran Indeks
Kepuasan Masyarakat.
Pemohon dengan membawa bukti diri kartu keluarga (KK) datang ke RT dan RW.
2.
RT dan RW memeriksa bukti diri pemohon sebagai bahan membuat surat pengantar.
3.
Kepala Desa/Kelurahan memeriksa surat pengantar dan bukti diri yang dibawa oleh pemohon
sebagai bahan penerbitan surat pengantar dan sekaligus pengisian formulir/blangko (F-1.07)
permohonan Kartu Tanda Penduduk.
4.
Surat pengantar dan blangko isian permohonan KTP yang sudah ditanda tangani oleh PPDP
dan Kepala Desa/Kelurahan dibawa pemohon ke Kantor Kecamatan guna diverifikasi.
5.
Setelah surat pengantar diperiksa dan blanko permohonan KTP diverifikasi oleh Kecamatan
(Camat/Kasi Pelayanan Umum) selanjutnya dilakukan pencetakan Kartu Tanda Penduduk.
Dalam hal pelayanan KTP, masyarakat menginginkan pelayanan yang berkualitas, hal ini
dapat dilihat dari prosedur yang ditetapkan aparatur pemerintah kepada masyarakat dalam
memberikan pelayanan serta sikap aparatur yang bertugas yang bersahabat dan ramah kepada
masyarakat yang memerlukan bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :
Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 pasal 63 tentang Administrasi Kependudukan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik