Abstrak
Hemodialisis merupakan salah satu bentuk terapi pengganti ginjal pada pasien penyakit ginjal kronik yang berfungsi
untuk membersihkan darah dengan membuang kelebihan cairan, mineral, dan zat-zat yang berbahaya yang tidak
berguna bagi tubuh. Air dan zat-zat yang berbahaya akan berpindah dari darah ke kompartement dialisat melaui proses
ultrafiltrasi. Volume penarikan cairan dalam proses ultrafiltrasi mempengaruhi perubahan tekanan darah pada pasien
hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan volume penarikan cairan dengan perubahan tekanan
darah pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional.
Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 96 sampel. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
langsung pada saat pasien menjalani terapi hemodialisis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan
November 2014. Dari hasil analisis One Way Anova (p value =0,000) didapatkan penurunan MAP (Mean Arterial
Pressure) setelah terapi hemodialisis paling tinggi ditemukan pada kelompok penarikan cairan >3-4 liter yaitu sebesar
12,29 mmHg dan diikuti oleh kelompok dengan penarikan cairan >4 liter yaitu sebesar 4,08 mmHg. Namun, pada
kelompok penarikan cairan 1 liter terjadi peningkatan MAP sebesar 18,74 mmHg dan pada kelompok penarikan cairan
>1-2 liter terjadi peningkatan MAP sebesar 1,26 mmHg. Ada hubungan yang sangat bermakna antara penarikan volume
cairan selama proses hemodialisis dengan perubahan tekanan darah pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
Kata Kunci: hemodialisis, penyakit ginjal kronik, tekanan darah, ultrafiltrasi
Abstract
Correlation between Body Fluid Removal and Blood Pressure Changes in Chronic Kidney Disease Patient that
Undergoes Hemodialysis Therapy in RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Hemodialysis is a form of renal
replacement therapy in patients with chronic kidney disease which serves to clean the blood by removing excess fluid,
minerals, and harmful substances that are not useful to the body. Water and hazardous substances will migrate from the
blood to the dialysate compartment through the ultrafiltration process, the amount of fluid withdrawal in ultrafiltration
process affect changes in blood pressure in patients on hemodialysis. This study aims to determine the association
between body fluid removal and blood pressure changes of patients with chronic kidney disease who undergo
hemodialysis therapy in RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. The type of this research is analytic observational
study with the amount of the samples are 96. Data used in this research are primary data collected by directly
observating patients on hemodialysis in RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang in November, 2014. One Way
Annova analysis (p value = 0.000) show that the higest decreases in MAP (Mean Arterial Pressure) after hemodialysis
therapy is in the fluid withdrawal group of > 3-4 liters by 12.29 mmHg and followed by the fluid withdrawal group of
> 4 liters that is equal to 4.08 mm Hg, but at the fluid withdrawal group of 1 liter MAP increases by 18.74 mmHg
and the group of
> 1-2 liters MAP increases by 1.26 mmHg. There is an association between body fluid removal
during hemodialysis and blood pressure changes in patients with chronic kidney disease in RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
Keywords: hemodialysis, chronic kidney disease, blood pressure, ultrafiltration
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan salah satu
1. Pendahuluan
masalah kesehatan dengan peningkatan insidensi,
46
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional
analitik dengan menggunakan rancangan cross
sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November
2014. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 96
orang. Sampel merupakan pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisis di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang yang telah terpilih
sebagai subjek penelitian dan memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Cara pengambilan sampel menggunakan
metode consecutive sampling
Data yang dikumpulkan merupakan data primer hasil
observasi langsung terhadap pasien yang sedang
menjalani terapi hemodialisis RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang. Data tersebut dikumpulkan
kemudian akan dilakukan pencatatan sesuai dengan
variabel yang diteliti yaitu usia, jenis kelamin, kadar
hemoglobin, ada atau tidaknya kram, perubahan tekanan
darah dan penurunan berat badan.
Pengolahan data menggunakan software SPSS 16.0.
Jenis analisis yang dilakukan adalah analisis univariat
untuk melihat karakteristik sampel dan analisi bivariat
dengan One Way Anova untuk melihat hubungan
variabel independen dengan dependen.
3. Hasil
Tabel 1. Distribusi karakteristik subjek penelitian
47
Variabel
Frekuensi
20-39 th
40-59 th
60 th
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Kadar Hb
Normal
Anemia Ringan
Anemia sedang
Anemia Berat
Ada tidaknya kram
Kram
Tidak kram
22
59
15
22,9
61,5
15,6
58
38
60,4
39,6
4
53
36
3
4,2
55,2
37,5
3,1
7
89
7,3
92,7
Usia
Perubahan MAP
,324
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Volume
Penarikan
Cairan
,001
96
Rata-rata MAP
Rata-rata
perubaha
n MAP
P
value
Penurun
an BB
(Kg)
Sebelum
HD
Sesuda
h HD
+1,26
1
>1-2
15
32
106,89
107,81
116,89
107,71
Ratarata
peruba
han
MAP
+10
-0,1
-0,3
>2-3
33
112,12
110,51
-1,61
>3-4
10
119,33
106,33
-13
>4
118,33
115,00
-3,33
Total
96
111,01
110,42
-0,59
Sebelu
m HD
Sesuda
h HD
106,67
125,41
+18,74
>1-2
29
106,44
107,70
>2-3
34
110,59
110,29
>3-4
16
120,00
107,71
-12,29
>4
115,19
111,11
-4,08
Total
96
111,01
110,42
-0,59
0,000
Rata-rata MAP
0.01
2
48
Rata-rata
perubahan
MAP
P
valu
e
114,85
111,52
109,39
112,54
-5,46
+1,02
0,284
15
103,33
103,55
+0.22
96
111,01
110,42
-0,59
Usia
(tahun)
Sebelum
HD
20-39
40-60
22
59
>60
Total
Usia
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Perubahan MAP
-,111
,282
96
Jenis
Kelamin
Sebelum
HD
Sesudah
HD
Rata-rata
perubahan
MAP
P
valu
e
Laki-laki
Perempuan
58
38
111,61
110,09
112,18
107,72
+0,57
-2,37
0,393
Total
96
111,01
110,42
-0,59
Derajat
Anemia
Normal
Anemia
ringan
Anemia
Sedang
Anemia
Berat
Total
Rata-rata MAP
n
Sebelum
HD
Sesudah
HD
Rata-rata
perubahan
MAP
4
53
108,33
108,93
114,16
108,81
+5,83
-0,13
36
114,44
112,87
-1,57
110,00
104,44
-5,55
96
111,01
110,42
-0,59
P
valu
e
0,792
49
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,041
,691
96
4. Pembahasan
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa rata-rata MAP
pasien sebelum menjalani terapi hemodialisis adalah
111,01 mmHg dan mengalami penurunan setelah
dilakukannya terapi hemodialisis menjadi 110,42
mmHg. Hal ini dapat disebabkan oleh pengurangan
volume plasma pada saat proses ultrafiltrasi yang akan
menyebabkan penurunan stroke volume dan berdampak
terhadap penurunan tekanan darah7. Penurunan tekanan
darah ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
tentang pengaruh penarikan cairan tubuh terhadap
tekanan darah pada klien yang menjalani hemodialisis di
RSUD Sumedang yang disusun oleh Rayadi (2010),
yang mana pada penelitian ini disimpulkan bahwa ratarata tekanan darah sistolik sebelum hemodialisis adalah
148,05 mmHg mengalami penurunan menjadi 142,86
mmHg setelah dilakukannya terapi hemodialisis. Sama
halnya dengan rata-rata tekanan diastolik pasien
sebelum hemodialisis 89,31 mmHg menurun menjadi
87,55 mmHg setelah menjalani terapi hemodialisis9.
Hasil riset lain yang terdapat dalam jurnal hemodialisis
internasional
yang
dilakukan
oleh
Dasselar
(2007) didapatkan data tekanan sistolik sesudah
hemodialisis dengan menggunakan blood volume
monitor adalah 129 29 mmHg dan nilai diastoliknya
adalah 67 9 mmHg. Dengan menggunakan alat
hemoscan, didapatkan data tekanan darah sistolik
sebelum hemodialisis 131 22 mmHg dan diastoliknya
70 7 mmHg10. Dari hasil penelitian di atas didapatkan
kesamaan, yaitu penurunan tekanan darah setelah
hemodialisis
50
5. Simpulan
1.Dari 96 sampel yang diambil melalui teknik
consecutive sampling didapatkan distribusi sampel
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (60,4%),
berusia 40-59 tahun (61,5%), dan mengalami anemia
ringan (55,2%).
2. Ada hubungan antara penarikan jumlah cairan selama
proses hemodialisis dengan perubahan tekanan darah
pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
Daftar Acuan
1. USRDS 2013 Annual Data Report. United States
Data System, (Online), (http://usrds.org/adr.htm,
diakses 12 Juli 2014).
2. Balitbangkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Bina
Husada
3. Suwitra, K. 2009. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam:
Sudoyo.W.A. dkk (editor). Buku Ajar Penyakit
Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Hal: 1035-1040.
4. Bethesda, MD. US Renal Data System (2013).
USRDS 2013 Annual Data Report: Atlas of Chronic
Kidney Disease and End-Stage Renal Disease in the
United States. National Institutes of Health, National
Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Disease. Vol(2).
5. Raharjo,
Susalit
dan
Suhardjono.
2009.
Hemodialisis. Dalam: Sudoyo, dkk (editor). Buku
Ajar Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing. Hal: 1050-1052.
6. Wilson, L.M,. 2002. Pathophysiology: Clinical
Concepts of Desease Processes (edisi ke-6).
Terjemahan oleh: Pendit.U.B, dkk. Jakarta: EGC.
Hal: 912-979.
7. Henrich and Palmer. 2008. Recent Advances in the
Prevention and Management of Intradialytic
Hypotension. Journal of the American Society of
Nephrology. vol(18) no 1. Hal 8-11.
8. Chazot C, Jean G. 2010. Intradialytic Hypertension:
It is Time to Act. Nephron Clin Pract (Online) : 115:
c182-c188.
9. Rayadi, Rudi. 2010. Pengaruh Penarikan Cairan
Tubuh Terhadap Tekanan Darah Pada Klien yang
Menjalani Hemodialisis di Instalasi Hemodialisis
RSUD Sumedang. Bandung: STIKES Jendral
Ahmad Yani yang tidak dipublikasikan. Hal 38-41.
10. Dasselar, J.J. 2007. Relative Blood Volume
Measurements During Hemodialysis: Comparison
Between Three Noninvasive Devices. Journal of the
International Society for Hemodialysis, 448-455
51
11. Handayani.
2013.
Analisis
Faktor
yang
Mempengaruhi Hipotensi Intradialisis pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis.
Jurnal Ilmu Keperawatan. Semarang : Stikes
Telogerejo. Vol 1 no. 3