Anda di halaman 1dari 6

1.

Sejarah Industri Petrokimia di Indonesia


Petrokimia adalah suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia
dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak bumi dan
gas bumi. Pola perkembangan industri petrokimia bergantung pada produk-produk
hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang tersedia. Pada dasarnya, industri
petrokimia terbagi dalam tiga bagian besar, yaitu:
1. Produk petrokimia hulu.
Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan
akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung dapat
diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir. Contoh produk hulu yang
diolah menjadi produk setengah jadi anatara lain: propilena, benzena, toluena,
etilena, methanol dan sebagainya.
2. Produk antara.
Produk antara merupakan hasil dari proses pengolahan petrokimia hulu dan
selanjutnya akan diolaha menjadi produk siap pakai (jadi) maupun produk yang
masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh dari produk anatara ialah
polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida dan sebagainya.
3. Produk petrokimia hilir.
Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi
sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis produk jadi
dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik,
bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak dan berbagai jenis produk lain.
Industri petrokimia adalah industri yang berkembang dengan mengaitkan produkproduk industri minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan
kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya PT Petrokimia
Gresik yang merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada awal
berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya. Kontrak pembangunannya
ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8
Desember 1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 10 Juli 1972, yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT
Petrokimia Gresik.
PT. Chandra Asri Petrochemical adalah salah satu perusahaan industri di
Indonesia yang bergerak dalam bidang petrokimia. Petrokimia adalah bahan kimia
yang diperoleh dari minyak bumi dan gas alam sebagai bahan dasar. Minyak bumi dan
gas alam digunakan sebagai bahan dasar karena paling mahal jika dijual kembali,
paling mudah tersedia, dan paling mudah diproses untuk menjadi produk petrokimia
utama. Pada perusahaan ini, bahan dasar yang digunakan adalah nafta yang
merupakan turunan dari minyak bumi mentah. Menurut Charles E. Ophardt dalam
tulisannya yang berjudul Oil to Petrochemicals, turunan gas alam seperti etana,
propana, dan butana dapat digunakan juga sebagai bahan dasar dalam petrokimia.

2. Peranan Insinyur Teknik Kimia di Industri.


Apabila dipahami lebih jauh mengenai definisi Teknik Kimia, jelaslah bahwa tujuan utama dari
pendidikan Teknik Kimia adalah mencetak sarjana yang mampu merancang dan mengoperasikan
peralatan proses secara handal, efisien dan produktif. Karena itu tidaklah terlalu mengherankan bahwa
pemakai terbesar sarjana Teknik Kimia adalah industri proses, khususnya industri kimia.
Indonesia berusaha meningkatkan peran industri di dalam menopang perekonomian nasional yang
sebelumnya didominasi oleh bidang pertanian. Industri, khususnya industri kimia yang dikembangkan
di Indonesia ini diarahkan antara lain untuk:
Menyokong bidang pertanian :
Industri berbagai macam pupuk :Urea, TSP, ZA
Industri berbagai macam pestisida
Mengolah bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadiuntuk bahan baku
industri yan lain, baik untuk konsumen dalam negeri maupun ekspor:
Hasil hutan/Perkebunan :Pulp, Kertas, Karet Ban.
Hasil minyak bumi (Gas) : LNG, LPG, Methanol, PTA, Serat sintetis, Berbagai macam bahan baku
plastik dan polimer, benzene dan lain-lain hasil produk industri produk industri petrokimia,
amonia, carbon black, dll.
Hasil tambang : Semen, tawas
Menyediakan bahan baku industri lainnya
Industri soda dan khlor serta asam khlorida
Industri asam sulfat
Industri alkohol dan asam asetat
Industri asam sitrat, asam glutamat
Industri asam nitrat
Industri aneka gas : Oksigen, Nitrogen, Karbon Dioksida, Argon, Hidrogen dll.
Melihat perkembangan industri kimia di Indonesia akhir-akhir ini yang sangat pesat karena didukung
bahan baku yang melimpah antara lain seperti Pulp kertas, semen, pupuk urea, serat sintetis, dan
produk industri petrokimia lainnya, ruang lingkup tugas tersebut meliputi :
Penelitian dan pengembangan
Perancangan proses dan alat proses
Produksi dan operasi pabrik
Management proyek dan konstruksi pabrik

Management lembaga swasta dan pemerintah


Konsultasi teknik
Pendidikan dan pelatihan
Pemasaran bahan kimia dan peralatan proses
dll
Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia
Industri proses seperti telah dijelaskan di atas merupakan pemakai terbanyak dari sarjana Teknik
Kimia. Tugas seorang insinyur/sarjana Teknik Kimia yang bergerak dibidang ini antara lain :
Penelitian Proses
Pengembangan Proses
Rekayasa Proses
Analisa Ekonomi
Rekayasa Proyek dan Konstruksi
Operasional Pabrik
Penelitian Proses
Penelitian proses adalah penelitian awal, skala bangku (bench scale) yang dilakukan di laboratorium
yang bertujuan untuk meneliti kelayakan suatu proses baru dari segi teknis dan ekonomis,
pengumpulan data-data yang diperlukan untuk membuat pabrik skala pilot dan untuk pembuatan
simulasi proses dengan komputer. Jadi penelitian proses adalah satu langkah lebih maju dari
penelitian eksplorasi dasar yang biasanya dilakukan oleh ahli kimia murni. Tahap dari studi ini adalah
sebagai berikut :
Penelitian Proses
Rekayasa Proses Awal
Evaluasi Proses Awal
Studi ini dilakukan, dimulai dari penelitian awal laboratorium dan disertai perhitungan-perhitungan
teknik ekonomis, dimana data-data teknik yang diperlukan diperoleh dari penelitian-penelitian yang
terpisah satu dengan yang lainnya, baik diunit proses maupun di unit-unit operasionalnya, dan dibantu
pula dengan data-data sekunder dari literatur. Karena itu hasil dari penelitian proses perlu dievaluasi
dengan cara membuat pabrik skala pilot untuk mengembangkan proses.
Pengembangan Proses
Tahap-tahap pekerjaan pengembangan proses adalah sebagai berikut :
Pengembangan Proses
Rekayasa final

Evaluasi Proses Final


Program pengembangan proses yang baik seharusnya sudah bisa memberikan kepastian baik dari segi
teknis-operasional maupun ekonomis, karena dengan pengembangan proses ini akan didapatkan datadata kondisi operasi yang lengkap serta kebutuhan jenis dan ukuran peralatan-peralatan pembantu dan
peralatan kontrolnya. Perhitungan perancangan perlatan-peralatan proses yang diperlukan dilanjutkan
dengan evaluasi ekonomi.
Untuk mendapatkan data-data teknis-operasional yang akurat, perlu dibuat pabrik berskala pilot, yang
ukurannya sudah terskala dengan teliti. Dengan data-data dari pabrik berskala pilot inidiadakan
reevaluasi perhitungan-perhitungan teknik dan ekonomis yang merupakan evaluasi proses final.
Hasil dari pengembangan proses ini juga belum bisa memberikan kepastian tentang seberapa besar
keuntungan yang akan didapat bila hasil dari pengembangan proses ini diterapkan ke skala pabrik.
Rekayasa Proses
Untuk memastikan berapa ongkos produksi yan diperlukan apabila hasil pengembangan proses
diterapkan pada skala pabrik perlu adanya rekayasa proses, dimana perhitungan yang diperoleh dari
pengembangan proses diulang, neraca massa dan energi serta ukuran alat dihitung lagi untuk kapasitas
pabrik yang diinginkan (scale up), kemudian evaluasi ekonomi dilakukan lagi tetapi dengan
menggunakan data yang berlaku saat ini. Misalnya perlu dihitung biaya di unit evaporasi : perlu
diketahui berapa harga per kilogram upa pemanas pada saat itu, berapa biaya proses pendinginan air
dengan peralatan pendingin air dengan peralatan pendingin yan tersedia di pasar waktu itu, berapa
harga evaporator, pompa dan sistem vacuum, pipa-pipa, isolasi, sistem kontrol, tenaga kerja, bahan
baku, bahan pembantu dan lainnya pada waktu itu. Itu semua adalah contoh komponen yang harus
dihitung untuk kepastian berapa nantinya ongkos produksi di unit evaporasi yang dibutuhkan.
Analisa Ekonomi
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama mencari keuntungan, karena itu faktor ekonomi memegang
peranan penting. Seoran insinyur teknik kimia diindustri proses harus berfikir dengan orientasi
ekonomi, bagaimana caranya agar perusahaan mendapat keuntungan sebesar mungkin tanpa
meninggalkan kode etik (Peersatuan Insinyur Teknik Kimia Amerika Serikat sudah mempunyai yang
harus dipegang teguh yang mencakup
berbagai bidang kemanusiaan dan lingkungan). Karena itu hasil perhitungan dari insinyur
rekayasa proses perlu faktor eksternal di dalam perhitungan ekonomi.
Beberapa faktor eksternal yang perlu dimasukkan antara lain harga dan kualitas bahan baku dan
bahan pembantu, harga produk sejenis dipasaran beserta perbandingan kualitasnya, bunga bank,
berapa besar depresiasi alat, ongkos transportasi dan lainnya selengkap mungkin untuk bisa
menghitung dan menyajikan berbagai kemungkinan yang nantinya bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan, untuk memperoleh proses yang bisa menghasilkan
keuntungan terbesar bagi perusahaan.
Rekayasa Proyek dan Konstruksi
Setelah diputuskan untuk disetujui, suatu rancangan pabrik perlu dipelajari oleh para insinyur
Teknik Kimia yang bekerja di bidang rekayasa proyek dan konstruksi. Insinyur tersebut harus
meneliti setiap bagian rancangan. Mungkin juga harus mengubah lagi tipe peralatan, jenis material

yan paling cocok dan ekonomis pada proyek. Menentukan bentuk bangunan yan diperlukan,
penempatan peralatan dan bangunan (lay out alat dan bangunan) agar operasi dan pengontrolan
pabrik bisa dengan mudah dilakukan serta eknomis, kemudian dibuatkan gambar konstruksinya
dengan bangunan insinyur sipil dan arsitek serta sekaligus mengestimasi ongkos bangunannya.
Kemudian dia harus membuat jadual pembelian peralatan dan material proses serta utilitasnya,
menjadwalkan pembangunan gudang peralatan yang ada pada saat konstruksi sangat diperlukan
untuk mengamankan peralatan yang sudah dibeli, menjadwalkan pembangunan gedung untuk
pabriknya sendiri.
Operasi Pabrik
Pabrik selesai dibuat dan siap dijalankan, tapi apakah bisa langsung beroperasi secara mulus,
operator duduk dan mencatat data di ruang kontrol (di belakang meja saja), supervisor setiap
malam pulas tidur di rumah. Hal yang terjadi jauh dari pekerjaan enak tersebut, tetapi bisa sangat
menarik karena penuh dengan hal-hal baru dan kadang-kadang tak terduga, bahkan kadang perlu
diadakan perubahan peralatan di sana-sini.
Seorang insinyur Teknik Kimia yang bekerja sebagai operator pabrik, pada saat trial run (uji
jalannya pabrik baru) mungkin harus bekerja 24 jam sehari selama berhari-hari sampai beberapa
minggu, hingga tidak timbul masalah-masalah baru, sambil melatih anak buahnya semua (yang
bekerja 3 shift). Setelah anak buahnya sudah tahu dan lancar mengerjakan apa yang harus
dilakukan secara rutin, dan mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila terjadi suatu
masalah, mulai saat itu sang insinyur bisa sedikit santai, banyak duduk di belakang
mejamengamati dan mempelajari data-data operasi yang dilaporkan anak buahnya. Dengan datadata operasi harian, insinyur Teknik Kimia harus bisa mengevaluasi kinerja alat dan proses dan
mengambil keputusan-keputusan seperti mengubah kondisi operasi : suhu, tekanan, konsentrasi
komponen dan sebagainya. Bahkan kalau perlu harus membongkar dan
memperbaiki/membersihkan peralatan-peralatan yang dinilai sudah tidak ekonomis lagi
kinerjanya. Semua itu dilakukan agar operasi pabrik berjalan pada kondisi optimal dan ongkos
produksi yang minimal.
Namun demikian, sebetulnya masih ada tugas lain yang membutuhkan pemikiran mendalam,
kadang-kadang perhitungan rumit yaitu selalu berusaha agar pabrik yang ditanganinya berjalan
mulus dan efisien, mungkin dengan cara menambah peralatan atau mengubah kondisikondisi
operasi ataupun mengefisienkan anak buahnya. Dengan selalu berupaya agar lebih baik dan efisien
ini justru pengalamannya akan bertambah, bisa dimanfaatkan untuk menangani perancangan
pabrik baru yang sejenis, yang pasti lebih efisien dibandingkan yang lama yang telah dia ketahui
kelemahan-kelemahannya, sehingga bisa diperbaiki pada pabrik yang baru.
Dengan melihat tugas yang berat tersebut, seorang mahasiswa calon insinyur Teknik Kimia
haruslah menyadari, bahwa masa kuliah adalah masa pembekalan dirinya sendiri dengan ilmu
keteknikan dan pengalaman dalam bidang yang lain, pengalaman ini sering menjadi bekal utama
untuk sukses berkarya setelah lulus. Oleh karena itu pengalaman yang dapat membentuk pribadi
perlu dikembangkan misalnya, kepemimpinan dan hubungan antar manusia.

3. Hubungan Teknik Kimia dengan Cabang Ilmu Lain.


4. Cita-citaku sebagai Sarjana Teknik Kimia.
5. Pengertian Profesi menurut KBBI.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.

Anda mungkin juga menyukai