PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja bangku (benchwork) adalah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan
keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus
dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan.
Kegiatan kerja bangku lebih dititik beratkan pada pembuatan benda kerja dari material logam
dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek
kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar
penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil
kerja. Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan
yang menggunakan mesin-mesin produksi.
Aktivitas dalam kerja bangku meliputi :
1) Mengikir
2) Menggergaji
3) Mengebor
4) Mengetap
5) Menyenei
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan untuk keperluan penerapan.
BAB II
LANDASAN TEORI
24
1. Proses pemotongan
Penggergajian
Pengikiran
Penyenaian (snei)
Pengetapan
Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur ini dapat
dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan pengukuran paling
kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja bangku
mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah
150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan
satuan satu milimeter.
Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik dan
sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi,
sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan millimeter.
Jangka sorong
24
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai sepersepuluh,
seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter. Jangka sorong dapat
digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang,
diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu
benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong tersebut mencukupi.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Rahang tetap
Rahang yang dapat digerakkan
Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja
Sensor untuk pengukuran bagian dalam benda kerja
Skala utama
Skala vernier
Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk melakukan
pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam jumlah yang banyak.
h. Batang pengukur kedalaman benda kerja
i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga
mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.
Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang berarti
pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian berarti 0,1 mm,
sedangkan pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm. Untuk jangka sorong
dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu bagian pada skala utama
dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga 0,05 mm, serta jangka sorong
dengan ketelitian 0,001 mm.
Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang bagian atas ke
dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda dengan cara
membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda. Untuk
mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menempatkan benda yang akan diukur
kedalamannya pada tangkai ukur.
Cara membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong :
a) Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala
nonius.
b) Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
c) Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala
nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius
yang berimpit x 0,01 cm)
3.
Siku baja
Siku baja merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur kesikuan
benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan bantu dalam
membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja dan satu bilah baja,
di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk sudut 90o antara satu dengan
lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah baja perkakas, sehingga ia cukup kuat dan
tahan terhadap keausan dan karat.
24
Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat
penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup menggores
benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan kedua ujungnya
tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang lainnya bengkok, kedua
penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam, sedangkan ujung yang lainnya tidak
tajam.
Gambar 2.5.Penggores
5.
Penitik.
Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan penitik
pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis dan menandai,
sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri.
24
Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda huruf pada besi
dengan cara memukulnya dengan keras, sedangkan stempel angka adalah alat yang
digunakan untuk memberi tanda angka pada besi dengan cara memukulnya dengan
keras, dan usahakan sekali pukul.
Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya
penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus
lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat
maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat
dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan
pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang
ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang
ragum akan membuka.
Palu (Hammer)
Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama dipergunakan dalam bengkel
dalam seluruh kegiatan pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan oleh berat dari
kepala palu, seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu dengan berat 10 kg.
Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras adalah palu
yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%. Proses
24
Tang (Plier)
Tang dibuat beberapa jenis dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan.
Berikut adalah macam-macam tang yang biasa digunakan :
a. Tang Kombinasi
Berfungsi untuk memotong, membengkokkan dan menarik atau memegang benda
kerja.
24
d. Tang Pipa
24
Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat permukaan
bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja
yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja karbon tinggi, di mana kandungan
karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7 sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau
potongnya maka permukaan kikir dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.
halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan akhir (finishing) di mana kehalusan
permukaan benda kerja sangat diperlukan. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan
finishing terutama untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.
Gambar 2.16. Jenis Gigi Pemotong Kikir
Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu kikir rata dan
kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang permukaannya rata,
sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda kerja yang kecil atau
24
Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan tertinggal pada
mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang menyebabkan gigi pemotong kikir
tidak dapat melakukan pemotongan bahan juga dapat merusak gigi pemotong karena
penumpukan beram sehingga proses pengikiran menjadi tidak efektif. Maka setiap saat
hendaknya beram-beram yang tertahan pada gigi-gigi pemotong kikir selalu dibuang
dengan menggunakan sikat kikir atau peralatan khusus lainnya. Cara melakukan
pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigi-gigi kikir searah dengan alurnya dan
pembersihan satu arah, agar beram bisa terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan
mata ganda maka kedua gigi pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama.
Apabila digunakan sikat kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga
tidak akan merusak gigi-gigi pemotong kikir.
Gambar 2.18. Cara Membersihkan Kikir
Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan jauh dari
tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya mata-mata
potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara penyimpanan
kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara sejajar dan memberikan jarak antara
kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara lain dengan menggantungkan kikir di dalam
lemari alat.
5.
Gergaji Tangan
24
Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan
atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah pemotongan ke
arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.
Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja.
Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi dengan
menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar diameter ulir
yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas baja potong cepat.
Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan ditempering.
Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan penguliran
pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya berbentuk tirus dan
tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan mudah masuk ke dalam lubang
yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk pengulir antara tap konis dan tap rata atau
dapat dikatakan ia sebagai pemotong kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata
potongnya tidak ada, ini dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan
mudah. Jadi setelah benda kerja diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir
dengan menggunakan tap antara. Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk
melakukan pekerjaan akhir dalam pembuatan ulir dengan menggunakan tap. Pada tap ini
seluruh mata potongnya dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap ini adalah bagian
pemotongannya mempunyai mata potong dan diameternya adalah sama
Gambar 2.21. Tap Konis, Tap Antara, dan Tap Rata
24
Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu
tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada besar diameter
tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.
2. Pasang tap konis pada tangkai tap.
3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan sikusiku).
4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah
dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus. Pemutaran kira-kira
sebesar 900, kemudian putar kembali ke arah kiri. Maksud pemutaran kembali
adalah untuk memotong beram yang belum terpotong dan memberikan
kesempatan beram-beram hasil pemotongan keluar dari lubang.
5. Berikan pelumasan selama proses pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan
dari besi.
6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan
dengan menggunakan tap antara.
7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap rata/
finishing.
Gergaji tangan
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana. Pada bagian
sisi dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan
dari daun gergaji ini terbuat dari baja perkakas (hSS) dan bahan tungsten. Sifat dari
daun gergaji tangan fleksibel atau melentur dengan maksud agar tidak mudah patah.
Gergaji tangan berfungsi untuk memotong bentuk bahan yang penampangnya kecil dan
berkekuatan rendah.
24
Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir luar. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya
merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper
agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Snei yang biasanya
digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei bercelah.
Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan dalam
penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar,
tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat
masuk ke dalam snei sedikit mudah.
Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini memiliki baut
penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada waktu penguliran
pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan
pada ukuran standarnya.
24
Pemutaran
kembali
dimaksudkan
untuk
memotong
beram
dan
membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar
dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak
pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei.
7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan
snei.
2.4 Mesin
1. Mesin Bor (Drilling)
Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor
(twist drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor
bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang untuk
pekerjaan yang lebih besar.
Tombol
Tuas penekan
Tuas pengikat
Alas mesin bor
5.
6.
7.
8.
24
9. Rumahsabuk kecepatan
Mesin Bor Tiang
1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
membuat
lubang
pada
posisi
menyudut
pencekaman
bisa
lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja pada meja mesin bor. Benda
kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa
dipegang oleh ragum, maka pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan
alat bantu pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman ulir
yang akan dibor.
7. Tekan tombol ON.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan lahan searah dengan jarum jam. Pemutaran
tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula.
Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir
yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari lubang
pengeboran.
9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu bor
kembali ke panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk mendingingkan
mata bor dan untuk membantu mengeluarkan beram.
10. Tekan tombol OFF jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.
sebagai pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan kontak
langsung yang menimbulkan gesekan antar logam agar tidak menimbulkan kerusakan
pada alat dan benda kerja, misalnya kepatahan.
24
BAB III
JURNAL PRAKTUIKUM
6. Ragum
2. Penggaris siku
7. Penitik
3. Kikir
8. Penggores
4. Penyiku
9. Benda kerja
5. Gergaji
10. Kemudian benda di ukur lagi bagian ujungnya, dengan ukuran kiri & kanan masingmasing 3mm, dan panjang kedalamannya 10mm.
11. Benda di jepit pada ragum, dan di gergaji sesuai ukuran.
12. Benda di rapikan/di haluskan menggunakan kikir.
3.4 Kesimpulan
1. Mahasiswa/praktikan dapat mengetahui cara/teknik mengoperasikan alat-alat kerja
bangku.
2. Praktikan bisa memahami & mengetahui langkah-langkah dalam mengikir, mengetap,
menandai, dan menggergaji pada praktikum ini.
3. Praktikan menjadi paham kendala-kendala yang terjadi selama proses praktikum.
4. Praktikan dapat membuat benda kerja seperti yang di inginkan.
5. Praktikan memahami, bahwa kerja bangku adalah kegiatan dasar perbengkelan yang
tidak memerlukan mesin.
24
24
BAB IV
JAWABAN PERTANYAAN
4.1 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan kikir dan berikan penjelasan menurut pendapat anda?
a. Sebutkan macam-macam / jenis-jenis kikir dan jelaskan menurut fungsinya?
b. Gambarkan macam-macam kikir?
c. Sebutkan bagian-bagian dari kikir?
2. Apa yang dimaksud dengan ragum dan berikan penjelasan menurut pendapat anda?
a. Sebutkan jenis-jenis ragum?
b. Gambarkan macam-macam ragum?
3. Apa yang dimaksud dengan tap & snei dan berikan penjelasan menurut pendapat anda?
a. Gambarkan jenis-jenis tap/snei?
b. Apa yang dimaksud dengan M14 x 1,25?
c. Apa yang dimaksud dengan W x 20 , W 3/8 x 16
d. Gambarkan pemegang tap?
4. Apa yang dimaksud dengan kerja bangku berikan penjelasan menurut pendapat anda?
5. Apa yang dimaksud dengan ulir dalam & ulir luar. Buatkan gambar tekniknya!
4.2 Jawaban
1. Kikir adalah suatu alat untuk mengikis benda kerja dengan tujuan untuk meratakan atau
menghaluskan benda kerja sesuai dengan ukuran atau bentuk yang diinginkan.
a. Jenis-jenis kikir dan fungsinya adalah
o
Kikir gepeng (plat); Kikir ini berguna untuk meratakan membuat bidang sejajar
tegak lurus.
Kikir persegi empat (square); Kikir ini berguna untuk membuat bidang rata agar
siku, antara bidang yang satu dengan yang lain.
serta
menghaluskan bidang yang berbentuk sudut 60 o, atau lebih besar kikir jenis ini
sering di gunakan untuk mengkikir mata gergaji.
o
Kikir pisau (knife); Kikir jenis ini berguna untuk menghalus suatu sudut 60 o, atau
lebih kecil.
Kikir setengah bulat (half round); Kikir ini berguna untuk, menghaluskan atau
meratakan suatu bidang cekung.
Kikir bulat (round); Kikir bulat berguna untuk menghaluskan serta menambah
diameter suatu lubang bulat.
c.
Ujung kikir
Badan kikir
Sisi kikir
Muka kikir
Puncak Kikir
Gagang Kikir
2. Ragum adalah Suatu alat yang berfungsi untuk menjepit benda kerja pada proses
pengerjaan seperti menggergaji, mengebor, menyenei, mengetap dan mengikir pada
praktikum kerja bangku.
Penjelasannya : Ragum adalah Perkakas utama yang sangat penting yang digunakan
dalam proses praktikum kerja bangku. Ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang
dijepitnya.
Untuk
menghasilkan
penjepitan
yang
kuat
maka
pada
mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan
kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah
ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan
menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum
akan membuka.
Ragum Biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.
Ragum Berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut
terhadap poros putar (spindle). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada
bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360o.
Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara
datar dan tegak.
b. Gambar ragum
-
Ragum Biasa
Ragum Berputar
Ragum Universal
3. Tap adalah suatu alat untuk membuat ulir dalam pada benda kerja. Sebelum benda
tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi dengan menggunakan mesin
bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar diameter ulir yang akan dibuat.
Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil pengeboran atau
membuat ulir sekrup luar. Yang terbuat dari bahan baja karbon tinggi. Penyayatan ulir
luar digunakan untuk membuat/memotong ulir luar pada besi atau pipa.
a. Gambar jenis-jenis Tap
o
b. M14 x 1,25 maksudnya adalah M = jenis ulir metrik, dengan diameter 14 mm, dan
kisar ulir adalah 1,25 mm, dan ukuran pengeboran tap = 12,8 mm
BAB V
KESIMPULAN
1. Praktikum kerja bangku adalah kegiatan yang dilakukan di atas meja atau bangku
kerja dengan mengerjakan benda kerja meliputi proses menggergaji, mengikir
menyetap, menyenei, dan mengebor.
2. Dalam praktikum kerja bangku dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan keuletan agar
tercapainya target waktu yang telah ditentukan.
3. Dalam praktikum kerja bangku mahasiswa harus memahami semua proses yang
dilakukan, mengerti cara memakai alat-alat ukur dan
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.awandilangit.co.cc/2010/11/ragum.html
2. http://www.scribd.com/doc/12829841/Kerja-Kikir-Dan-Penggoresan
Tanggal 06-11-2014 (20:17)
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Gergaji Tanggal 06-11-2014 (20:45)
4. http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bor/ Tanggal 06-11-2014 (21:00)
5. http://romadhonssite.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
Tanggal 06-11-2014 (21:16)
6. http://teknikcivil2.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-kikir-dan-kegunaanya.html
Tanggal 06-11-2014 (21:22)
7. http://www.custompartnet.com/tap-size-chart Tanggal 07-11-2014 (11:35)
8. https://docs.google.com/presentation/d/1S1SWDDspK902FRTphy7Dg4XyRehs2IqzX7Rlk1xFe4/edit#slide=id.i104 Tanggal 07-11-2014 (13:35)
9. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Alat%20Ukur%20dalam%20Kerajinan
%20Kayu.pdf Tanggal 07-11-2014 (14:00)
10. http://zwingly.wordpress.com/2011/03/29/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luar-dengan-tapdan-sney/ Tanggal 07-11-2014 (15:06)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahma-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun ini tidak akan
sanggup terselesaikan dengan baik.
Praktikum yang diadakan di laboratorium ini, bertujuan untuk mencipakan tenaga kerja
yang terampil dan terlatih serta siap pakai di dunia kerja. Laporan ini memuat tentang Kerja
Bangku. Walaupun laporan ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup
jelas.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah membimbing
dalam pelaksanaan Praktikum Kerja Bangku, dan rekan kelompok yang telah membantu
menyusun laporan lengkap ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat di terima, juga kami
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................
2.4 Mesin...........................................
17
20
21
21
21
3.4 Kesimpulan...................
22
23
24
4.2 Jawaban ..
25
32
DAFTAR PUSTAKA...
iii