Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja bangku (benchwork) adalah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan
keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus
dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan.
Kegiatan kerja bangku lebih dititik beratkan pada pembuatan benda kerja dari material logam
dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek
kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar
penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil
kerja. Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan
yang menggunakan mesin-mesin produksi.
Aktivitas dalam kerja bangku meliputi :
1) Mengikir
2) Menggergaji
3) Mengebor
4) Mengetap
5) Menyenei

1.2 Maksud dan Tujuan


1.
2.
3.
4.

Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat kerja bangku


Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat-alat kerja bangku
Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat kerja bangku
Mampu mengukur secara presisi pada benda kerja sesuai dengan gambar pada
lembar kerja

1.3 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan materi atau pengertian dari judul yang dipilih.
BAB III JURNAL PRAKTIKUM
BAB IV PERTANYAAN JAWABAN
24

BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan untuk keperluan penerapan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Kerja Bangku


Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi
teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis
kontruksi geometris yang sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak
kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat
kerja yang meliputi : tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan
produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik
beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses
tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin,
ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang
menggunakan mesin-mesin produksi. Proses kerja bangku merupakan semua aktivitas
proses produksi yang dilakukan secara manual tanpa memerlukan bantuan mesin.
Beberapa pengerjaan yang dilakukan dalam proses kerja bangku antara lain:

24

1. Proses pemotongan

Penggergajian

2. Penandaan dengan penitik dan penggores


3. Proses perataan permukaan, membuat radius dan chamfer.

Pengikiran

4. Proses pembuatan ulir

Penyenaian (snei)
Pengetapan

2.2. Alat Ukur dan Alat Penanda


Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar presisi,
maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan pengukuran, dan kesalahankesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik.
1.

Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur ini dapat

dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan pengukuran paling
kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja bangku
mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah
150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan
satuan satu milimeter.
Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik dan
sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi,
sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan millimeter.

Gambar 2.1. Mistar Baja


2.

Jangka sorong

24

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai sepersepuluh,
seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter. Jangka sorong dapat
digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang,
diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu
benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong tersebut mencukupi.

Gambar 2.2. Mengukur Menggunakan Jangka Sorong


Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka sorong dengan
panjang 150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik). Sedangkan untuk
mengukur ukuran benda kerja yang besar juga digunakan jangka dengan ukuran
panjang lebih dari 1 meter.

Gambar 2.3. Bagianbagian Jangka Sorong


Keterangan gambar :
24

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Rahang tetap
Rahang yang dapat digerakkan
Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja
Sensor untuk pengukuran bagian dalam benda kerja
Skala utama
Skala vernier
Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk melakukan

pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam jumlah yang banyak.
h. Batang pengukur kedalaman benda kerja
i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga
mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.
Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang berarti
pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian berarti 0,1 mm,
sedangkan pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm. Untuk jangka sorong
dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu bagian pada skala utama
dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga 0,05 mm, serta jangka sorong
dengan ketelitian 0,001 mm.
Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang bagian atas ke
dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda dengan cara
membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda. Untuk
mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menempatkan benda yang akan diukur
kedalamannya pada tangkai ukur.
Cara membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong :
a) Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala
nonius.
b) Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
c) Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala
nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius
yang berimpit x 0,01 cm)
3.

Siku baja
Siku baja merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur kesikuan

benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan bantu dalam
membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja dan satu bilah baja,
di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk sudut 90o antara satu dengan
lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah baja perkakas, sehingga ia cukup kuat dan
tahan terhadap keausan dan karat.

24

Gambar 2.4. Mengukur Kesikuan Benda Kerja


4.

Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga

dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat
penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup menggores
benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan kedua ujungnya
tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang lainnya bengkok, kedua
penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam, sedangkan ujung yang lainnya tidak
tajam.

Gambar 2.5.Penggores
5.

Penitik.
Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan penitik

pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis dan menandai,
sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri.

Gambar 2.6. Cara Menitik


6.

Stempel Huruf dan Angka

24

Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda huruf pada besi
dengan cara memukulnya dengan keras, sedangkan stempel angka adalah alat yang
digunakan untuk memberi tanda angka pada besi dengan cara memukulnya dengan
keras, dan usahakan sekali pukul.

Gambar 2.7. Stempel Huruf dan Angka

2.3. Perkakas Tangan


1.

Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya

penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus
lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat
maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat
dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan
pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang
ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang
ragum akan membuka.

Gambar 2.8. Ragum


2.

Palu (Hammer)
Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama dipergunakan dalam bengkel

dalam seluruh kegiatan pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan oleh berat dari
kepala palu, seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu dengan berat 10 kg.
Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras adalah palu
yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%. Proses
24

pembuatannya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada bagian


permukaannya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel kerja bangku
adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat, menempa dingin, pada
pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda kerja, membuat tanda dan
pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu keras yang umum dipakai pada bengkel kerja
bangku adalah jenis palu keras yaitu palu konde (ball pein hammer), palu pen searah
(straight peen hammer), dan palu pen melintang (cross peen hammer).

Gambar 2.9. Palu Keras


Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari bahan lunak seperti
plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu lunak biasanya digunakan
sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja pada mesin frais, skrap
dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan. Di samping itu juga banyak digunakan
pada bengkel kerja pelat, bengkel listrik dan bengkel pipa.

Gambar 2.10. Palu Lunak


3.

Tang (Plier)
Tang dibuat beberapa jenis dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan.
Berikut adalah macam-macam tang yang biasa digunakan :
a. Tang Kombinasi
Berfungsi untuk memotong, membengkokkan dan menarik atau memegang benda
kerja.

24

Gambar 2.11. Tang Kombinasi


b. Tang Potong
Berfungsi untuk memotong bahan-bahan kawat baja dan kabel-kabel tembaga
ukurab diameter yang kecil.

Gambar 2.12. Tang Potong


c. Tang Pembulat
Untuk membuat lingkaran atau radius pada benda kerja yang tipis atau kawat yang
dengan diameter kecil.
Gambar 2.13. Tang Pembulat

d. Tang Pipa

24

Untuk pemegang benda kerja yang berpenampang bulat.

Gambar 2.14. Tang Pipa


4.

Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat permukaan

bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja
yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja karbon tinggi, di mana kandungan
karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7 sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau
potongnya maka permukaan kikir dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.

Gambar 2.15. Bagian-Bagian Kikir


Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi potong tunggal
digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus. Artinya pemotongan tidak dapat
dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi
lebih halus. Kikir bergigi tunggal arah gigi pemotongnya diagonal terhadap permukaan
kikir. Kikir dengan dua gigi pemotong yang saling bersilangan dapat melakukan
pemotongan secara cepat, tetapi hasil pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok
untuk pekerjaan pendahuluan atau pekerjaan kasar, sedangkan kikir dengan gigi
pemotong tunggal digunakan untuk pekerjaan akhir ( finishing).
Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini juga
mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan sangat
halus. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat sehingga ia
digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan untuk pemotongan
awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda kerja. Kikir sedang
digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir dengan menggunakan kikir
kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan dengan menggunakan kikir halus. Kikir
24

halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan akhir (finishing) di mana kehalusan
permukaan benda kerja sangat diperlukan. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan
finishing terutama untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.
Gambar 2.16. Jenis Gigi Pemotong Kikir
Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu kikir rata dan
kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang permukaannya rata,
sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda kerja yang kecil atau

instrumen dari suatu peralatan.


Gambar 2.17. Kikir Rata dan Kikir Instrumen

24

Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan tertinggal pada
mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang menyebabkan gigi pemotong kikir
tidak dapat melakukan pemotongan bahan juga dapat merusak gigi pemotong karena
penumpukan beram sehingga proses pengikiran menjadi tidak efektif. Maka setiap saat
hendaknya beram-beram yang tertahan pada gigi-gigi pemotong kikir selalu dibuang
dengan menggunakan sikat kikir atau peralatan khusus lainnya. Cara melakukan
pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigi-gigi kikir searah dengan alurnya dan
pembersihan satu arah, agar beram bisa terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan

mata ganda maka kedua gigi pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama.
Apabila digunakan sikat kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga
tidak akan merusak gigi-gigi pemotong kikir.
Gambar 2.18. Cara Membersihkan Kikir
Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan jauh dari
tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya mata-mata
potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara penyimpanan
kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara sejajar dan memberikan jarak antara
kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara lain dengan menggantungkan kikir di dalam
lemari alat.

Gambar 2.19. Cara Menyimpan Kikir

5.

Gergaji Tangan

24

Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan
atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah pemotongan ke
arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.

Gambar 2.20. Bagian-Bagian Gergaji Tangan


6.

Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja.

Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi dengan
menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar diameter ulir
yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas baja potong cepat.
Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan ditempering.
Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan penguliran
pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya berbentuk tirus dan
tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan mudah masuk ke dalam lubang
yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk pengulir antara tap konis dan tap rata atau
dapat dikatakan ia sebagai pemotong kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata
potongnya tidak ada, ini dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan
mudah. Jadi setelah benda kerja diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir
dengan menggunakan tap antara. Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk
melakukan pekerjaan akhir dalam pembuatan ulir dengan menggunakan tap. Pada tap ini
seluruh mata potongnya dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap ini adalah bagian
pemotongannya mempunyai mata potong dan diameternya adalah sama
Gambar 2.21. Tap Konis, Tap Antara, dan Tap Rata

24

Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu
tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada besar diameter
tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.
2. Pasang tap konis pada tangkai tap.
3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan sikusiku).
4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah
dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus. Pemutaran kira-kira
sebesar 900, kemudian putar kembali ke arah kiri. Maksud pemutaran kembali
adalah untuk memotong beram yang belum terpotong dan memberikan
kesempatan beram-beram hasil pemotongan keluar dari lubang.
5. Berikan pelumasan selama proses pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan
dari besi.
6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan
dengan menggunakan tap antara.
7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap rata/
finishing.

Gambar 2.22. Pengetapan


7.

Gergaji tangan
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana. Pada bagian

sisi dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan
dari daun gergaji ini terbuat dari baja perkakas (hSS) dan bahan tungsten. Sifat dari
daun gergaji tangan fleksibel atau melentur dengan maksud agar tidak mudah patah.
Gergaji tangan berfungsi untuk memotong bentuk bahan yang penampangnya kecil dan
berkekuatan rendah.

24

Gambar 2.23. Macam-macam gergaji tangan


Cara Penggunaan Gergaji
1. Pegang logam yang hendak dipotong dengan cara yang betul.
Alaskan pengapit ragum dengan kepingan logam yang lembut dan nipis ataupun
dengan kayu apabila hendak memotong logam yang tipis.
2. Mula-mula potong dengan perlahan.
a) Gunakan ibu jari sebagai panduan dan memulakan memotong.
b) Apabila sudah kelihatan tanda, lakukan sorongan yang lebih panjang dan
tetap.
c) Kelajuan pemotongan untuk gergaji biasa ialah lebih kurang 40 sorongan
seminit.
3. Apabila pemotongan hampir selesai, sokong hujung yang tergantung dengan
sebelah tangan.
4. Saat memotong, tekan dan tolak pada bingkai. Apabila berundur, angkat gergaji
sedikit tetapi jangan ditarik kerana ini akan menumpulkan mata gergaji.
8.

Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir luar. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya

merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper
agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Snei yang biasanya
digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei bercelah.
Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan dalam
penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar,
tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat
masuk ke dalam snei sedikit mudah.
Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini memiliki baut
penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada waktu penguliran
pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan
pada ukuran standarnya.

24

Gambar 2.24. Snei Pejal dan Snei Bercelah


Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu
pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar
snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.
2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei
hingga benda kerja masuk pada snei.
4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam.
Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi
semula.

Pemutaran

kembali

dimaksudkan

untuk

memotong

beram

dan

membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar
dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak
pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei.
7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan
snei.

2.4 Mesin
1. Mesin Bor (Drilling)
Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor
(twist drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor
bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang untuk
pekerjaan yang lebih besar.

Gambar 2.25. Mesin Bor Bangku dan Mesin Bor Tiang


Keterangan :
Mesin Bor Bangku
1.
2.
3.
4.

Tombol
Tuas penekan
Tuas pengikat
Alas mesin bor

5.
6.
7.
8.
24

Meja mesin bor


Penjepit bor
Pengaman
Mur penyetel

9. Rumahsabuk kecepatan
Mesin Bor Tiang
1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor

4. Meja mesin bor


5. Tiang
6. Landasan/bantalan

Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk mencekam


benda kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda kerja yang tidak
mungkin dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada pengeboran lubang
tembus untuk mencegah ragum atau meja mesin turut terbor, pencekam mata bor untuk
mencekam mata bor yang berbentuk silindris, sarung pengurang untuk mencekam mata
bor yang bertangkai konis, pasak pembuka untuk melepas sarung pengurang dari spindel
bor atau melepas mata bor dari sarung pengurang, boring head untuk memperbesar
lubang baik yang tembus maupun yang tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi
sebagai pemotong.
Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya sama
dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang lunak seperti
kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang yang dalam (deep hole
drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor skop (spade drill) untuk material
yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite untuk membuat lubang pada material yang
telah dikeraskan. Mata bor stelite ini mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja
campuran yang tahan panas.

Gambar 2.26. Mata Bor


Cara mengebor :
1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada tempat
pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus, apabila masih kurang
besar sarung tirus tersebut disambung lagi dengan sambungan sarung tirus.
2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak terlalu
besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja atau ragum putar. Apabila
diinginkan

membuat

lubang

pada

posisi

menyudut

pencekaman

bisa

menggunakan ragum sudut.


3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan lubang,
sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu pencekaman yang
24

lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja pada meja mesin bor. Benda
kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa
dipegang oleh ragum, maka pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan
alat bantu pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman ulir
yang akan dibor.
7. Tekan tombol ON.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan lahan searah dengan jarum jam. Pemutaran
tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula.
Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir
yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari lubang
pengeboran.
9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu bor
kembali ke panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk mendingingkan
mata bor dan untuk membantu mengeluarkan beram.
10. Tekan tombol OFF jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.

2.5 Peralatan Pendukung Kerja Bangku


1.

Oli dan Air


Dalam praktikum kerja bangku, oli dan air ini memiliki fungsi yang sama, yaitu

sebagai pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan kontak
langsung yang menimbulkan gesekan antar logam agar tidak menimbulkan kerusakan
pada alat dan benda kerja, misalnya kepatahan.

24

BAB III
JURNAL PRAKTUIKUM

3.1. Maksud dan Tujuan


1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat kerja bangku dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi langkah-langkah dalam mengikir, mengetap, dan
menggergaji pada praktikum kerja bangku.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kendala yang terjadi selama proses praktikum kerja
bangku.

3.2. Alat dan Bahan


1. Jangka sorong

6. Ragum

2. Penggaris siku

7. Penitik

3. Kikir

8. Penggores

4. Penyiku

9. Benda kerja

5. Gergaji

3.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ukur benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu 65mm.
3. Kemudian, benda kerja di jepit pada ragum, dan di gergaji.
4. Setelahdi gergaji, bagian yang kasar/belum rata, di haluskan menggunakan kikir.
5. Kemudian di ukur lagi untuk membentuk bagian bawah benda kerja, dengan ukuran :
atas dan bawah masing-masing 3mm, kiri dan kanan masing-masing 3mm, dan di
tandai menggunakan penggores.
6. Kemudian benda di jepit pada ragum, dan di gergaji sesuai dengan ukuran.
7. Setalah itu benda di haluskan dengan kikir.
8. Benda di ukur kembali, sepanjang 30mm, untuk membentuk ujung benda,kemudian di
tandai menggunakan penggores.
9. Benda di gergaji dan di haluskan dengan kikir.
24

10. Kemudian benda di ukur lagi bagian ujungnya, dengan ukuran kiri & kanan masingmasing 3mm, dan panjang kedalamannya 10mm.
11. Benda di jepit pada ragum, dan di gergaji sesuai ukuran.
12. Benda di rapikan/di haluskan menggunakan kikir.

3.4 Kesimpulan
1. Mahasiswa/praktikan dapat mengetahui cara/teknik mengoperasikan alat-alat kerja
bangku.
2. Praktikan bisa memahami & mengetahui langkah-langkah dalam mengikir, mengetap,
menandai, dan menggergaji pada praktikum ini.
3. Praktikan menjadi paham kendala-kendala yang terjadi selama proses praktikum.
4. Praktikan dapat membuat benda kerja seperti yang di inginkan.
5. Praktikan memahami, bahwa kerja bangku adalah kegiatan dasar perbengkelan yang
tidak memerlukan mesin.

24

3.5. Skema Benda Kerja

24

BAB IV
JAWABAN PERTANYAAN

4.1 Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan kikir dan berikan penjelasan menurut pendapat anda?
a. Sebutkan macam-macam / jenis-jenis kikir dan jelaskan menurut fungsinya?
b. Gambarkan macam-macam kikir?
c. Sebutkan bagian-bagian dari kikir?
2. Apa yang dimaksud dengan ragum dan berikan penjelasan menurut pendapat anda?
a. Sebutkan jenis-jenis ragum?
b. Gambarkan macam-macam ragum?
3. Apa yang dimaksud dengan tap & snei dan berikan penjelasan menurut pendapat anda?
a. Gambarkan jenis-jenis tap/snei?
b. Apa yang dimaksud dengan M14 x 1,25?
c. Apa yang dimaksud dengan W x 20 , W 3/8 x 16
d. Gambarkan pemegang tap?
4. Apa yang dimaksud dengan kerja bangku berikan penjelasan menurut pendapat anda?
5. Apa yang dimaksud dengan ulir dalam & ulir luar. Buatkan gambar tekniknya!

4.2 Jawaban
1. Kikir adalah suatu alat untuk mengikis benda kerja dengan tujuan untuk meratakan atau
menghaluskan benda kerja sesuai dengan ukuran atau bentuk yang diinginkan.
a. Jenis-jenis kikir dan fungsinya adalah
o

Kikir gepeng (plat); Kikir ini berguna untuk meratakan membuat bidang sejajar
tegak lurus.

Kikir persegi empat (square); Kikir ini berguna untuk membuat bidang rata agar
siku, antara bidang yang satu dengan yang lain.

Kikir persegi tiga (triangle); Kikir ini berguna untuk meratakan

serta

menghaluskan bidang yang berbentuk sudut 60 o, atau lebih besar kikir jenis ini
sering di gunakan untuk mengkikir mata gergaji.
o

Kikir pisau (knife); Kikir jenis ini berguna untuk menghalus suatu sudut 60 o, atau
lebih kecil.

Kikir setengah bulat (half round); Kikir ini berguna untuk, menghaluskan atau
meratakan suatu bidang cekung.

Kikir bulat (round); Kikir bulat berguna untuk menghaluskan serta menambah
diameter suatu lubang bulat.

b. Gambar macam-macam kikir

Gambar 4.1 Macam-macam Kikir

Kikir Gepeng (Plat)

Gambar 4.2 Kikir Gepeng


-

Kikir Persegi Empat (square)

Gambar 4.3 Kikir Persegi Empat


-

Kikir Persegi Tiga (Triangel)

Gambar 4.4 Kikir Persegi Tiga


-

Kikir Pisau (Knife)

Gambar 4.5 Kikir Pisau


-

Kikir Setengah Bulat (Half Round)

Gambar 4.6 Kikir Setengah Bulat


-

Kikir Bulat (Round)

Gambar 4.7 Kikir Bulat

c.

Bagian-bagian dari kikir terdiri dari


o

Ujung kikir

Badan kikir

Sisi kikir

Muka kikir

Puncak Kikir

Gagang Kikir

Gambar 4.8 Bagian-bagian Kikir

2. Ragum adalah Suatu alat yang berfungsi untuk menjepit benda kerja pada proses
pengerjaan seperti menggergaji, mengebor, menyenei, mengetap dan mengikir pada
praktikum kerja bangku.
Penjelasannya : Ragum adalah Perkakas utama yang sangat penting yang digunakan
dalam proses praktikum kerja bangku. Ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang
dijepitnya.

Untuk

menghasilkan

penjepitan

yang

kuat

maka

pada

mulut

ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan
kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah
ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan
menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum
akan membuka.

a. Jenis- jenis ragum


-

Ragum Biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.

Ragum Berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut
terhadap poros putar (spindle). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada
bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360o.

Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara
datar dan tegak.

b. Gambar ragum
-

Ragum Biasa

Gambar 4.9 Ragum Biasa

Ragum Berputar

Gambar 4.10 Ragum Berputar

Ragum Universal

Gambar 4.11 Ragum Universal

3. Tap adalah suatu alat untuk membuat ulir dalam pada benda kerja. Sebelum benda
tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi dengan menggunakan mesin
bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar diameter ulir yang akan dibuat.
Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil pengeboran atau
membuat ulir sekrup luar. Yang terbuat dari bahan baja karbon tinggi. Penyayatan ulir
luar digunakan untuk membuat/memotong ulir luar pada besi atau pipa.
a. Gambar jenis-jenis Tap
o

Tap no 1 untuk permulaan mengetap (gigi ulir paling tumpul)

Gambar 4.12 Gigi Ulir Paling Tumpul

Tap no 2 digunakan setelah tap no 1 (gigi ulir agak tumpul)

Gambar 4.13 Gigi Ulir Agak Tumpul

Tap no 3 digunakan setelah tap no 2 (gigi ulir paling tajam)

Gambar 4.14 Gigi Ulir Paling Tajam

b. M14 x 1,25 maksudnya adalah M = jenis ulir metrik, dengan diameter 14 mm, dan
kisar ulir adalah 1,25 mm, dan ukuran pengeboran tap = 12,8 mm

c. W x 20 maksudnya adalah W = Jenis ulir Witworth, = Diameter nominal ulir


dalam inchi, 20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi.
W 3/8 x 16 maksudnya adalah W = Jenis ulir Witworth, 3/8 = Diameter nominal ulir
dalam inchi, 16 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi.
d. Gambar pemegang tap

Gambar 4.15 Pemegang tap


4. Kerja bangku adalah suatu aktivitas atau kegiatan pada pengerjaan benda kerja yang
meliputi proses mengikir, mengetap, menyenei, mengebor dan menggergaji, yang
dilakukan diatas bangku atau meja kerja. Kerja bangku adalah pekerjaan manual yang
banyak di terapkan dibengkel dan di industri. Dalam proses praktikum kerja bangku
diperlukan ketrampilan dan ketelitian dalam pengerjaan benda kerja, dengan demikian
mahasiswa dapat menjadikan praktikum kerja bangku sebagai tolak ukur potensi guna
mempersiapkan diri sebagai tenaga kerja industri yang profesional dan memperoleh
hasil tamatan yang dapat terserap didunia kerja.
5.

BAB V
KESIMPULAN

1. Praktikum kerja bangku adalah kegiatan yang dilakukan di atas meja atau bangku
kerja dengan mengerjakan benda kerja meliputi proses menggergaji, mengikir
menyetap, menyenei, dan mengebor.
2. Dalam praktikum kerja bangku dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan keuletan agar
tercapainya target waktu yang telah ditentukan.
3. Dalam praktikum kerja bangku mahasiswa harus memahami semua proses yang
dilakukan, mengerti cara memakai alat-alat ukur dan

perkakas yang digunakan

dalam pengerjaan benda kerja.


4. Dalam proses praktikum kerja bangku selain ketrampilan dalam menggunakan
peralatan tangan, orang-orang yang bergerak pada bidang teknik akan selalu
berhubungan dengan bidang pengukuran. Pada praktik kerja bangku peralatan ukur
yang digunakan harus benar-benar presisi. Guna menghasilkan pengukuran yang
presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, dan cara melakukan
pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik oleh mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.awandilangit.co.cc/2010/11/ragum.html

Tanggal 06-11-2014 (19:15)

2. http://www.scribd.com/doc/12829841/Kerja-Kikir-Dan-Penggoresan
Tanggal 06-11-2014 (20:17)
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Gergaji Tanggal 06-11-2014 (20:45)
4. http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bor/ Tanggal 06-11-2014 (21:00)
5. http://romadhonssite.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
Tanggal 06-11-2014 (21:16)
6. http://teknikcivil2.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-kikir-dan-kegunaanya.html
Tanggal 06-11-2014 (21:22)
7. http://www.custompartnet.com/tap-size-chart Tanggal 07-11-2014 (11:35)
8. https://docs.google.com/presentation/d/1S1SWDDspK902FRTphy7Dg4XyRehs2IqzX7Rlk1xFe4/edit#slide=id.i104 Tanggal 07-11-2014 (13:35)
9. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Alat%20Ukur%20dalam%20Kerajinan
%20Kayu.pdf Tanggal 07-11-2014 (14:00)
10. http://zwingly.wordpress.com/2011/03/29/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luar-dengan-tapdan-sney/ Tanggal 07-11-2014 (15:06)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahma-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun ini tidak akan
sanggup terselesaikan dengan baik.
Praktikum yang diadakan di laboratorium ini, bertujuan untuk mencipakan tenaga kerja
yang terampil dan terlatih serta siap pakai di dunia kerja. Laporan ini memuat tentang Kerja
Bangku. Walaupun laporan ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup
jelas.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada asisten yang telah membimbing
dalam pelaksanaan Praktikum Kerja Bangku, dan rekan kelompok yang telah membantu
menyusun laporan lengkap ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat di terima, juga kami
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya.

Jakarta, 29 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI .................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................

1.2 Maksud dan Tujuan ....................

1.3 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Kerja Bangku ............................................................................... 3
2.2 Alat Ukur dan Alat Penanda.

2.3 Perkakas Tangan.............. ..

2.4 Mesin...........................................

17

2.5 Peralatan Pendukung Kerja Bangku.

20

BAB III JURNAL PRAKTIKUM


3.1 Maksud dan Tujuan ..

21

3.2 Alat dan Bahan,,

21

3.3 Langkah Kerja..................................

21

3.4 Kesimpulan...................

22

3.5 Skema Benda Kerja......

23

BAB IV PEMBAHASAN SOAL


4.1 Pertanyaan...

24

4.2 Jawaban ..

25

BAB V KESIMPULAN ...

32

DAFTAR PUSTAKA...

iii

Anda mungkin juga menyukai