1
1
Departemen Produksi I
PT Petrokimia Gresik
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
I.1.1.
Indonesia Holding Company (PIHC) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang dahulu dikenal dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau
PUSRI (Persero) yang bergerak di bidang produksi pupuk, non pupuk, bahanbahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan engineering. Nama
Petrokimia berasal dari kata Petroleum Chemical dan kemudian disingkat
menjadi Petrochemical yang merupakan bahan-bahan kimia yang terbuat dari
minyak bumi dan gas.
Perusahaan ini merupakan pabrik pupuk kedua di Indonesia setelah PT
Pupuk Sriwijaya di Palembang dan juga merupakan pabrik pupuk terlengkap di
antara pabrik lainnya. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik ini antara lain
adalah Urea, Zwavelzuur Ammonium (ZA), Super Phosphat (SP-36), NPK Padat,
NPK Kebomas, TSP, DAP, Phonska, K2SO4 (ZK), KCl, Petroganik/Petronik,
Sedangkan produk non pupuknya antara lain Ammonia, Asam Fosfat, Cement
Retarder, Asam Sulfat, Asam Klorida, Gypsum, Alumunium Flourida, CO 2 Cair,
Dry Ice, H2, Petrofish dan Kapur pertanian.
Pada awal berdirinya perusahaan ini berada di bawah Direktorat Industri
Kimia Dasar, tetapi sejak tahun 1992 berada di bawah Departemen Perindustrian
dan pada awal tahun 1997, PT Petrokimia Gresik berada dibawah naungan
Departemen Keuangan, tetapi akibat adanya krisis moneter yang dialami bangsa
Indonesia menyebabkan PT Petrokimia Gresik menjadi Holding Company dengan
PT Pupuk Sriwijaya tepatnya pada tahun 1997 berdasar pada PP no. 28/1997.
Selanjutnya pada tahun 2012 hingga sekarang PT Petrokimia Gresik menjadi
1
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah sehingga titik berat pembangunan terletak pada sektor pertanian.
Salah satu usaha intensifikasi pertanian dilakukan dengan cara mendirikan pabrik
pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk, salah satu diantaranya adalah PT
Petrokimia Gresik.
Secara kronologis, sejarah singkat perkembangan PT Petrokimia Gresik
adalah sebagai berikut:
Tahun 1960
Berdasarkan Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 dan Keputusan
Presiden No. 260 tahun 1960 direncanakan pendirian Projek Petrokimia
Surabaja. Proyek ini merupakan proyek prioritas dalam Pola Pembangunan
Nasional Semesta Berencana Tahap I ( 1961-1969).
Tahun 1964
Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden
No. 01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4
Nopember 1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit SpA
dari Italia yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
Tahun 1968
Pada masa ini kegiatan berhenti dikarenakan krisis ekonomi yang
berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus berhenti. Dampak dari krisis
tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis juga. Biaya operasi yang
tinggi (impor) yang tidak sesuai dengan penjualan menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suntikan dana
dari kantor pusat.
Tahun 1972
2
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
3
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
konsumen.
Perluasan kesembilan (tahun 2010-sekarang). Pembangunan Phonska IV
dengan kapasitas 600.000 ton/tahun dilaksanakan pada tahun 2011.
4
hortikultura
dengan
kapasitas
produksi
20.000
ton/tahun.
kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I)
yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Gresik
dianggap ideal dengan pertimbangan berikut ini :
1.
2. Tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan Bengawan Solo.
3. Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan petani
tebu.
4. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan
pabrik
selama
masa
konstruksi,
pengadaan
bahan
baku,
maupun
5
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
6
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
8
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
I.3.2.
Produk
Amoniak (SNI 06-0045-1987)
Kadar Amoniak
: min. 99,5%
Impuritis H2O
: maks. 0,5%
10
: maks. 10 ppm
Bentuk
: cair
: min. 46
Biuret (%)
: maks. 1.2
Air (%)
: maks. 0.5
Bentuk
: Kristal
Sifat
: min. 20.8
Sulfur (%)
: min. 23.8
FA (%)
: maks. 0.1
Air (%)
: maks. 1.0
Bentuk
: Kristal
Sifat
: min. 99,9%%
Kadar H2O
H2S
: maks. 0,1ppm
Kadar SO2
: maks. 1 ppm
Benzene
Asetaldehide
: min. 99,7%
Kadar H2O
: maks. 0,05%
Karbon Monooksida
: maks. 10 ppm
Minyak
: maks. 5 ppm
:-
I.4.
I.4.1.
Bentuk Perusahaan
PT Petrokimia Gresik bergerak dalam bidang pengadaaan pupuk, bahan
Dengan hati yang bersih dan suci berdasarkan kelima sila Pancasila,
Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur
menuju keagungan bangsa.
I.4.3.
I.4.3.1. Visi
PT Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan
produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati
konsumen.
I.4.3.2. Misi
swasembada pangan.
Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional.
Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.
Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.
Mengutamakan integritas di atas segala hal.
Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.
I.4.4.
Membantu para pejabat agar lebih mengerti akan tugas dan jabatannya.
13
I.4.4.1. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT. Petrokimia Gresik periode akhir Juli 2014
berjumlah 3.312 orang, yaitu:
a. Berdasarkan Jabatan
Direksi
: 5 orang
Kakomp/Staf Utama (Eselon I)
: 26 orang
Kadep/Karo/Kabid/Staf Utama Muda (Eselon II) : 73 orang
Kabag/Staf Madya (Eselon III)
: 214 orang
Kasi/Staf Muda (Eselon IV)
: 667 orang
Karu/Staf Pemula (Eselon V)
: 1.137 orang
Pelaksana
: 1.185 orang
Bulanan percobaan
: 5 orang
b. Berdasarkan Pendidikan Akhir
S-2
: 104 orang
S-1
: 527 orang
D III
: 64 orang
SLTA
: 2.445 orang
SLTP
: 172 orang
SD
: 0 orang
1.4.4.2. Nama-nama Pimpinan dan Direksi PT. Petrokimia Gresik
Pimpinan perusahaan PT Petrokimia Gresik periode 31 Agustus 2012
adalah:
a. Dewan komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Komersil
: F.Purwanto
: Irwansyah, S.E.
Direktur Produksi
: 20,8% min
Belerang
: 23,8% maks
: 1,0% maks
: 400.000 ton/taahun
Bahan Baku
Bentuk atau Sifat : Padatan tidak higroskopis, mudah larut dalam air
Kegunaan produk ini adalah sebagai sumber unsur hara nitrogen dan belerang
bagi tanaman, serta bahan baku pembuatan Herbisida dan Lysine-HCl.
3. Pabrik Pupuk Urea
Mulai beroperasi pada tahun 1994. Kapasitas produksi sebesar 460.000
ton/tahun. Bahan baku berupa amoniak cair dan gas karbon dioksida.
Spesifikasi Urea (SNI 02-2801-1998)
16
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
: 46% min
Biuret
: 1,2% maks
Kadar Air
: 0,5% maks
Bentuk
: Kristal
: 460.000 ton/tahun
Bahan Baku
Selain produk utama diatas, juga menghasilkan bahan baku dan produk
samping untuk dijual, antara lain:
1. Amoniak dengan kapasitas produksi sebesar 445.000 ton/tahun yang
digunakan untuk pembuatan pupuk ZAI/III, urea, dan Phonska.
2. CO2 cair dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun.
3. CO2 padat (dry ice) dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton/tahun.
4. Gas Nitrogen dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 NCM/tahun.
5. Nitrogen cair dengan kapasitas produksi sebesar 250.000 ton/tahun.
6. Gas Oksigen dengan kapasias produksi sebesar 600.000 NCM/tahun.
7. Oksigen cair dengan kapasitas produksi sebesar 3300 ton/tahun.
1.4.5.2. Departemen Produksi II Pabrik Pupuk Phospat
Departemen Produksi II terdiri dari 3 pabrik pupuk phospat, antara lain:
1. Pabrik Pupuk SP-36
Kapasitas : 1.000.000 ton/tahun
Bahan Baku
Bentuk/Sifat
: (SNI 02-3769-2005)
Komposisi Produk ini adalah
17
: 36% min
P2O5 Cs
: 34% min
P2O5 Ws
: 30% min
Sulfur
: 5.0% min
FA
: 6.0% maks
H2O
: 5.0% maks
: 18% min
P2O5 WS
: 14% min
Sulfur
: 5.0% min
FA
: 6.0% maks
H2O
: 8.0% maks
Bentuk/Sifat
Kegunaan
No SNI
: (SNI 02-2803-2000)
18
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
: 15%
P2O5 Cs
: 15%
K2O
: 15%
Sulfur (S)
: 10%
Air
: 2% maks
Bentuk/Sifat
Kegunaan
No SNI
: 18%
: 46%
: 1% maks
19
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Bentuk/Sifat
Kegunaan
No SNI
7. Pabrik HCl
Kapasitas
Kalium (K2O )
: 50 %
Sulfur
: 17 %
Chlorida sbg Cl
: 2.5 % maks
Air
: 1.0 % maks
:-
Bahan Baku
Bentuk/Sifat
No SNI
: 0.2% maks
: 0.02% maks
: 12.5%
C/N Ratio
: 1-25%
Air
: 4-12%
20
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Berbahan aktif mikro organisme yang dapat melarutkan P yang terikat oleh
partikel tanah menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman, sekaligus
menambat N dari udara untuk dimanfaatkan oleh tanaman.
22
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
: Gunungsari Surabaya
o bahan baku
o ukuran pipa
: 14 inchi sepanjang 22 km
: Babat Lamongan
o bahan baku
o ukuran pipa
: 28 inchi sepanjang 60 km
dan fungsi ekonomi. Hal ini tampak dalam Tri Misi BUMN, yaitu:
1. Sebagai
suatu
unit
ekonomi
yang
produktif,
efisien
dan
menguntungkan.
23
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Didirikan
: 3 April 1972
Bidang usaha : distributor, pemasok suku cadang, bahan baku industri
kimia angkutan bahan kimia, pembinaan usaha kecil.
Didirikan
: 10 Nopember 1971
24
kerja.
Membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Unit pertokoan
Unit apotek
Unit kantin
Unit pom bensin (SPBU)
Unit simpan pinjam
Jasa cleaning service/house keeping
Service AC, foto copy, jasa pelayanan umum, dan jasa persewaan
mobil
I.4.10.
1. PT PETROKIMIA KAYAKU
25
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
2. PT PETROSIDA
Perusahan ini menghasilkan bahan aktif pestisida, dan saham PT
Petrokimia Gresik sebesar 99,9 %. Beroperasi mulai tahun 1984 dan dimaksudkan
untuk memasok bahan baku PT Petrokimia Kayaku. Jenis produk yang dihasilkan
adalah:
BPMC
: 2.500 ton/tahun
MIPC
: 700 ton/tahun
Diazinon : 2.500 ton/tahun
Carbofuron
: 900 ton/tahun
Carboryl : 200 ton/tahun
3. PT PETRONIKA
Merupakan perusahaan patungan antara PT Petrokimia Gresik (20%)
dengan Nippon Indonesia Kazosai (80%). Beroperasi mulai tahun 1985, dengan
hasil produksinya Diocthyl Phthalate (DOP) dengan kapasitas 30.000 ton/tahun.
4. PT PETROWIDADA
Perusahaan ini merupakan hasil patungan dari PT Petrokimia Gresik
dengan saham (1,47 %). Beroperasi sejak tahun 1990, dengan hasil produksi:
Phthalic Anhydride
: 30.000 ton/tahun
Maleic Anhydride : 1.200 ton/tahun
5. PT PETROCENTRAL
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT Petrokimia Gresik
(9,8%), PT Kodel Jakarta (10,83%), PT Supra Veritas (6,37%), PT Salim
Chemical (6,37%), PT Fosfindo Surabaya (12,74%), dan PT Unggul I.C
(53,89%). Mulai beroperasi tahun 1990 dengan hasil produksi Sodium Tripoly
Phosphate (STPP) dengan kapasitas 40.000 ton/tahun.
26
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
I.5.1.
Pengenalan K3
Ilmu dan teknologi yang telah berkembang dengan pesat memberikan
manfaat yang nyata dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Bidang
industri merupakan aplikasi kemajuan ini. Pada saat revolusi industri berlangsung,
perundangan yang berlaku hanyalah hukum-hukum kebiasaan atau pandangan
umum, tanpa adanya undang-undang khusus yang melindungi dan memberikan
jaminan keselamatan kepada para pekerja.
Di Indonesia, UU Keselamatan Kerja pertama kali diundangkan pada
tahun 1905 dengan nama Veiligheids Reglement. Kemudian pada tahun 1910
diadakan revisi pertama, disempurnakan dan diperundangkan pada tahun 1970
dengan nama Undang-Undang Keselamatan Kerja nomor 1 tahun 1970.
Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak dilaksanakan, baik dalam perusahaan
besar maupun perusahaan kecil, sebagai usaha mencegah dan mengendalikan
kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta
benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya lainnya.
PT Petrokimia Gresik merupakan industri besar berteknologi canggih
dengan jumlah karyawan yang besar serta bergerak dalam bidang kimia dan
produk jasa lainnya. Hal ini dapat mengundang bahaya potensial yang tinggi
27
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
28
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
I.5.3.1. Tujuan K3
Tujuan dari pencapaian pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja
adalah menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.
I.5.3.2. Sasaran K3
a. Memenuhi Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. Misi dari undang-undang ini adalah integrasi K3 di dalam semua
fungsi atau bidang kegiatan di dalam perusahaan dan menerapkan
standar operating prosedur di segala bidang kegiatan perusahaan. Tujuan
yang
ingin
dicapai
adalah
mencapai
tujuan
perusahaan
tentang
dan
Sistem
I.5.4.
I.5.4.1
Batasan
Kesehatan Kerja
Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being of the individual).
Insiden
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu
sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya
accident.
30
Kecelakaan
Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan,
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dalam rangkaian peristiwa
yang terjadi karena berbagai sebab, yang mengakibatkan kerusakan atau
bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental,
kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia
meninggalkan rumah kediamannnya menuju tempat pekerjaannya,
selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat
kerjanya menuju rumah kediamannya dengan melalui jalan yang biasa
ditempuhnya.
melaksanakan
perundang-undangan
yang
telah
I.5.5.
Kesehatan Kerja
32
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
KABAG
TEKNOLOGI
LINGKUNGAN
KABAG
K3
KABAG
PMK
kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen.
Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai
permiantaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan
sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya
33
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Organisasi K3
Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu dibentuk
organisasi K3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Oleh karena bidang K3
sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan, maka pelaksanaannya
secara fungsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Di samping itu organisasi
K3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K3 di perusahaan
kepada manajemen.
Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan,
organisasi K3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dalam
jumlah terbanyak dan direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu
Direktorat Produksi. Pembentukan organisasi K3 secara fungsional akan
memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap bahaya-bahaya yang mungkin
timbul di unit kerja dan dapat memberikan pengaruhnya kepada pimpinan dan
karyawan di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang
diakibatkan oleh kecelakaan dapat dikendalaikan secara efektif.
Adapun tujuan dari organisasi K3, yakni:
1. Dapat menjamin penerapan K3, sesuai dengan perundangan dan
peraturan
2. Menjamin tempat kerja yang aman, nyaman dan produktif
34
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Organisasi Struktural K3
Organisasi struktural dibentuk dengan tujuan untuk menjamin penerapan
yang
35
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Adapun tugas-tugas Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain adalah :
1. Secara administratif bertanggung jawab kepada Karo Lingkungan dan K3 di
bidang pembinaan, penanggulangan serta pengawasan norma K3 perusahaan.
36
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
pada seluruh kegiatan operasional dalam gerak langkah yang sama, sehingga
sistem K3 yang ada dapat berjalan dengan efektif dan efesien serta terjaga
kontinyuitasnya. Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut:
I.5.10.1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Wadah kerjasama antara unsur pimpinan perusahaan dan tenaga kerja
dalam menangani masalah K3 di perusahaan. Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) dibentuk sebagai penjabaran UU No. 1 Tahun 1970 Bab
VI pasal tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
I.5.10.2. Tugas Pokok P2K3
a) Mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif di
bidang K3 antar pimpinan perusahaan dan karyawan dalam rangka
melancarkan usaha produksi.
b) Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja, dan
lainnya.
c) Melakukan pemeriksaan K3 diseluruh kawasan perusahaan yang dibagi
12 zona pengawasan dan melaksanakan sidang bulanan P2K3 untuk
pembahasannya.
I.5.10.3. Objek Pengawasan P2K3
Sekretaris
Anggota
Pengawas
Anggota Tetap
Evaluasi Kinerja K3
42
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Pokok Sasaran
Manajemen Audit
Menilai pelaksanaan program K3 di perusahaan.
Physichal Audit
Penilaian perangkat keras di unit kerjanya.
Tujuan Audit K3
Pelaksanaan Audit K3
Audit Intern
Audit K3 intern dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Audit Ekstern
Audit K3 ekstern dilakukan setiap 3 tahun sekali atau sesuai
dengan kebutuhan.
Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan tanggungjawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan sesuai dengan UU No. 1
tahun 1970.
I.5.14.1. Syarat alat pelindung diri
Di daerah berdebu.
Dimana terdapat bahan kimia yang berbahaya termasuk asam atau alkali.
Pengelasan.
45
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan infra merah.
Ear Plug
Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai dengan 95
dB.
Ear Muff
Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari
95 dB.
Tidak
boleh
untuk
pekerjaan
penyelamatan
korban
atau
kontaminasi gas/uap/fumes.
Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self containing
breathing apparatus)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas/uap/fumes
yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan karyawan.
Syarat pemakaian :
Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (Supplied air respirator).
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes
yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan.
47
Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand
operated blower)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas/uap/fumes
yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan
karyawan.
Syarat pemakaian :
Dapat digunakan di daerah yang kadar oksigennya kurang, kontaminasi
gas/uap/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus menerus
sepanjang blower diputar dimana pengambilan udara blower harus dari
tempat yang bersih, bebas dari kontamonasi.
7. Sarung tangan
48
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Sarung tangan kulit, dipakai bila bekerja dengan benda yang kasar,
tajam.
Sarung tangan asbes, digunakan bila bekerja dengan benda yang panas.
Sarung tangan karet, digunakan bila bekerja dengan bahan kimia yang
berbahaya, korosif dan iritatif.
8. Sepatu Pengaman
Untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan
karyawan di tempat kerja.
Sepatu keselamatan
Digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras atau tajam, luka
bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam dan
untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh terpeleset oleh air/minyak.
Sepatu karet
Digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang
berbahaya.
Sepatu listrik
Digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan terdapat bahaya listrik.
9. Baju Pelindung
Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan
yang dapat membahayakan karyawan.
Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna kuning)
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan
bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun alkali.
49
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
eksplosif
2.
oksidan
3.
mudah menyala
4.
beracun
5.
korosif
6.
menimbulkan iritasi
7.
8.
memancarkan radiasi
2.
mudah meledak
3.
4.
oksidator
5.
racun
6.
korosif
7.
8.
9.
10.
etiologi / biomedik
11.
bahan beracun
50
bahan peledak
3.
4.
5.
6.
gas bertekanan
7.
8.
bahan radioaktif
9.
penanggung
jawab
usaha
dan/atau
kegiatan
wajib
Keputusan
Menteri
Perindustrian
No.148/M/SK/4/1985
54
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
bantuan
untuk
pengelolaan
limbah
berbahaya.
4. Meningkatkan kerjasama antar semua pihak.
5. Menyusun perdoman teknis untuk pengelolaan limbah.
LABEL
Tanda atau label berupa agambar atau symbol, huruf / tulisan,
kombinasi keduanya atau bentuk pernyataan lain yang disertakan pada bahan
kimia, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian
kemasan bahan berbahaya, berisi nama kimia atau nama dagang, nama bahan
aktif, isi/berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau symbol bahaya,
petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
FORMAT LABEL
Identitas produk
Pictogram bahaya
Identifikasi bahaya
Informasi toksikologi
Informasi ekologi
Penanganan pembuangan
Informasi transportasi
Informasi regulasi
56
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Nyala api
Nyala api
dalam
lingkaran
Bom
udara
Mudah meledak : bahan kimia dapat
meledak
Korosi
Gas Silinder
Tengkorak &
Tulang
bersilang
Tanda Seru
Lingkungan
semestinya.
Bahaya terhadap lingkungan, dapat
menyebabkan kematian pada ikan atau
Bahaya
Kesehatan
I.6.4. Pengelolaan B3
PELANGGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
57
SUPPLIER
PR-02-0067
PR-02-0071
PR-01-0052
: Komunikasi
PR-01-0013
58
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
tertutup
MFO
Solar
MDF
3. Bahan Kimia
Asam Fosfat
Asam Sulfat
Caustic Soda
4. Belerang
5. Batuan Fosfat
60
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
5. Asam Fosfat
02 TK 801
: 7.500 Ton
06 TK 801
: 10.500 Ton
03 TK 701 C 1500 T
SP 501
: 1500 Ton
2. MFO
6. Caustic Soda
TK 191
: 18.000 m
TK 1239
: 209 m
TK 1101 AB
: 350 m
TK 6662
: 10 m
TK 6409
: 8 m
3. Solar
7. Belerang 75.000 T
TK-1104 : 675 m
TK-1208 (Gn Sari) :300 m
Kandangan
: 40 m
4. MDF
8. Asam Sulfat
02 TK-980
: 2500 m
02/03 TK 981
: 250 m
TK 7251
: 60 m
sling
penandaan
turn blake
tanda peringatan
segel
cap
5. Peralatan safety
4) Persyaratan tangki/container
1. Dokumen & Sertifikasi Eksternal
2. Inspeksi Internal (visual), sebelum dan sesudah diisi NH3
shell, head
nozzle in/out
manhole
venting
cat
segel
turn blake
tanda peringatan
segel
pada
bidang
Pengendalian
bertanggung
jawab
Fungsi
dari
manajemen
produksi
adalah
untuk
Perencanaan Produksi
Didalam menyusun rencana produksi ada 2 hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1) Kebutuhan pasar
2) Kapasitas atau kemampuan pabrik.
Informasi tentang kebutuhan pasar diperoleh dari bagian
candal pemasaran atau pennjualan yang telah melakukan survei
pasar untuk menentukan kemampuan produk untuk diserap oleh
pasar.
Bagian candal produksi bertugas untuk memadukan antara
kemampuan pasar dan kemampuan pabrik dalam memproduksi
produk tersebut dengan beberapa alternatif yang telah disusun.
Pemaduan ini untuk menangani masalah jika ada 2 kemungkinan
yang berbeda antara pasar dan kemampuan pabrik.
Bagian
candal
produksi
juga
menjadwalkan
proses
akibat
gangguan
internal
dan
eksternal.
produksi
yang
mengakibatkanpabrik
berhenti
65
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Studi Kasus
Bagian
perencanaan
dan
pengendalian
Departemen
: 210.000 ton/tahun
Stream Day
: 344 hari
Down Time
: 21
Hari Kalender
Stream Days
Down Time
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
31
29
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
365
30
28
30
29
30
29
30
30
20
30
29
30
344
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
21
Kapasitas
Produksi (ton)
18.500
17.500
18.500
18.000
18.500
18.000
18.500
18.500
13.000
18.500
18.000
18.500
214.000
Berat Molekul
: 34
98
132
(efisiensi
95%)
Untuk memproduksi 1 ton ZA membutuhkan 0,7815 ton
H2SO4
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
1.7.2
Hari
Strea
Dow
Kalende
Days
Time
31
29
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
365
30
28
30
29
30
29
30
30
20
30
29
30
344
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
21
Kapasita
s
Produksi
(ton)
18.500
17.500
18.500
18.000
18.500
18.000
18.500
18.500
13.000
18.500
18.000
18.500
214.000
Kebutuha
Kebutuha
n NH3
n H2SO4
(ton)
(ton)
5.014
4.743
5.014
4.878
5.014
4.878
5.014
5.014
3.523
5.014
4.878
5.014
57.998
14.458
13.677
14.458
14.058
14.458
14.058
14.458
14.458
10.160
14.458
14.058
14.458
167.217
PENGENDALIAN PRODUKSI
Pengendalian
produksi
adalah
kegiatan
untuk
kualitas
dapat
diketahui
dari
hasil
diketahui
penyebabnya
sehingga
perlu
diadakan
kerusakan
alat.
Penyebabnya
adalah
keterlambatan
69
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014