Anda di halaman 1dari 9

28

BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn. D (20 tahun) dibawa ke IGD oleh keluarganya karena muntah-muntah, sulit
bernapas. Kondisi klien mengalami penurunan kesadaran atau somnolen. Klien
tampak lemas dan pucat. Keluarga klien mengatakan Tn. D mengalami muntahmuntah 2 kali, Membran mukosa pucat, sesak napas serta mulut yang mengeluarkan
busa setelah meminum baygon kira-kira 30 menit yang lalu. Dari hasil pengkajian
sementara didapatkan tekanan darah: 90/60 mmHg, Nadi : 58 x/ menit, RR: 27
x/menit, Suhu: 36,50C. Keluarga

klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki

riwayat alergi sebelumnya.


A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama
Umur
TTL
Jenis Kelamin
TB
BB
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
No. Med. Rec
Diagnosa Medis
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Golongan Darah
Alamat

: Tn D
: 20 tahun
: Tanjungpinang , 25 Desember 1996
: Laki-Laki
: 167 cm
: 53
: Islam
: SMK
: Pelajar
: 2477890
: Keracunan Baygon
: 12 September 2016
: 12 September 2016
:O
: Jalan H. Agus Salim no.8

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama

: Ny. U

Umur

: 30 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

29

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Jl. Jalan H. Agus Salim no.8

Hubungan dengan klien : Orangtua


3. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh muntah-muntah, dan sulit bernafas
4. PENGKAJIAN PRIMER
a. AIRWAY
Ada sumbatan jalan nafas karena mulut klien mengeluarkan busa , RR: 27
x/ menit, cepat dan dangkal.
b. BREATHING
Irama pernafasan : Cepat, Kedalaman : dangkal. RR : 27 x/ menit.
c. CIRCULATION
TD: 100/60 mmHg, Nadi : 56 x/menit, akral teraba dingin, Membran
mukosa pucat.
d. DISABILITY
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, Tingkat kesadaran somnolen
GCS : 11
e. EXPOSURE/ENVIRONMENT/EVENT: -

5. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. D (20 tahun) dibawa ke IGD oleh keluarganya karena muntahmuntah, sulit bernapas. Kondisi klien mengalami penurunan kesadaran
atau somnolen. Klien tampak lemas dan pucat. Keluarga klien
mengatakan Tn. D mengalami muntah-muntah, Membran mukosa pucat,
sesak napas serta mulut yang mengeluarkan busa setelah meminum
baygon kira-kira 30 menit yang lalu.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu

30

Keluarga klien mengatakan, klien belum pernah mengalami penyakit


seperti sekarang.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit seperti klien, tidak ada penyakit menurun seperti DM, TBC, dan
lainnya.
d. Riwayat Alergi
Keluarga klien mengatakan, klien tidak mempunyai riwayat alergi
makanan atau obat-obatan dan lainnya.
6. PEMERIKSAAN HEAD TOE TOE
- Kepala : Simetris, klien berambut lurus dan tidak
rontok.
- Mata
: Besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+)
terhadap cahaya kunjungtiva tidak anemis, sklera tidak
-

ikterik.
: bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan
pendengaran
Hidung : Bentuk hidungnya simetris, tidak terdapat polip pada hidung.
Wajah
: Wajah klien tampak simetris.
Mulut
: Tampak mengeluarkan busa, membrane mukosa pucat.
Leher
: Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Dada
: Simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 27 x/menit, cepat dan
dangkal, Nadi 56x/menit.
Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada
luka memar, peristaltik usus 8x/mnit, perkusi hipertimpani.
Ekstremitas Atas dan Bawah : Tidak terdapat luka, capilari revil >3 detik,
Telinga

akral dingin
7. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 56 x/ menit
RR : 27 x/menit
Suhu : 36,50C
B. Diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengeluaran cairan
pada mulut.

31

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan disstres pernapasan.


3. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipoksia ditandai
dengan penurunan kesadaran.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
ketidakadekuatan oksigen kejaringan perifer.

32

C. IMPLEMENTASI KEGAWATDARURATAN
PENGKAJIAN

DIAGNOSA
KEPERAWATA
N

TUJUAN

A. AIRWAY
(JALAN NAPAS)
Sumbatan
Benda asing

Bersihan jalan
napas tidak
efektif
berhubungan
dengan
pengeluaran
cairan pada
mulut

1. Untuk mengoptimalkan jalan napas


2. Memberikan ruang untuk bernapas
3. Membuka jalan napas sehingga tidak ada
gangguan dalam bernapas

Sputum
Cairan

kepala ditengadahkan (ektensi)


3. Memelihara kepatenan jalan nafas

menghilangkancairan
5. Melakukan pengeluaran racun
(baygon) dengan memuntahkan

Tidak ada

Inspeksi :
menggunakan otot

1. Memonitor vital sign


2. Mengaturposisi kepala klien dengan

dengan tekhnik jaw thrust


4. Melakukan suction untuk

Lidah jatuh

B. BREATHING
(PERNAPASAN)

IMPLEMENTASI

cairan
6. Memonitor respirasidan status O2
7. Memberikan infus dextrose 5 %
15- 20 tetes / menit.

Pola napas
tidak efektif
berhubungan
dengan
disstres

1. Pola napas menjadi efektif


2. RR : 24x / menit dalam batas normal

1. Memantau tingkat irama serta suara


pernafasan.
2. Meninggikan kepala tempat tidur.
3. Memasang O2 (4L Menggunkan
nasal kanul).
4. Monitor aliran oksigen

TTD

33

bantu pernapasan

pernapasan

5. Monitor vital sign

Frekuansi napas :
27x/ menit
Batuk
Produktif
Non produktif

Tidak ada

Nafas
Sesak

Retraksi dada
Tidak ada
Apnoe
C. CIRCULATION
(SIRKULASI)
Suhu : 36,50C
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 56 x/ menit
Lemah
Kuat

Ketidakefektif 1. Tekanan darah dalam rentang normal


an perfusi
120/70 mmHg.
2. Capillarry reffil < 30 detik.
jaringan
3. Tidak terjadi sianosis.
perifer
berhubungan
dengan
ketidakadekuat
an oksigen

1. Memonitor sirkulasi perifer.


2. Memantau status cairan, termasuk
asupan dan pengeluaran.
3. Memberikan terapi O2

34

Tidak teraba
Turgor Kulit
Baik
Sedang

Buruk
Mata Cekung
Ya
Tidak
Sianosis

Capilarry
reffil > 3
detik
Ekstermitas

dingin
Mual

Muntah
Nyeri kepala

Perdarahan
:
cc
Melalui :

kejaringan
perifer.

35

D. DISABILITY
Kesadaran (GCS)
M: V: E:
Pupil :
Isokhor
Anisokhor
Refleks Cahaya:
Positif
Negatif

Ketidakefektif
an perfusi
jaringan otak
berhubungan
dengan
hipoksia
ditandai
dengan
penurunan
kesadaran

1. Menunjukkan perhatian konsentrasi dan


orientasi yang baik.
2. Tingkat kesadaran membaik.
3. Tekanan darah dalam rentang normal.

1. Memantau Tingkat kesadaran


menggunakan GCS.
2. Memonitor tekanan perfusi
cerebral.
3. Mengatur posisi pasien semi
fowler.
4. Memberikan terapi O2
5. Memonitor TTV.

36

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan,saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis
B. Saran
1. Kepada orang tua yang mempunyai anak yang belum dewasa harus memperhatikan
penyimpanan bahan-bahan kimia jauh dari jangkauan anak dan diberi lebel sehingga anak
dapat membaca dan lebih berhati-hati.
2. Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan penanganan
racun berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan yang cepat dan
benar.
3. Bagi petugas kesehatan hendaknya melakukan penilaian terhadap tanda vital seperti jalan
nafas / pernafasan, sirkulasi dan penurunan kesadaran, sehingga penanganan tindakan
risusitasu ABC (Airway, Breathing, Circulatory) tidak terlambat dimulai.

Anda mungkin juga menyukai