Anda di halaman 1dari 32

Perkembangan ilmu kimia tidak terlepas dari hasil dan cara-cara

tradisional yang diperoleh secara kebetulan atau trial and error oleh
manusia di masa lampau, yang perkembangannya sangat dipengaruhi
oleh filsafat Yunani kuno. Maka dari itu, perkembangan ilmu kimia
memiliki dua landasan yang penting yaitu aspek teoritis dan empiris.
Pada masa lampau manusia sering mengaitkan gejala alam dengan
kekuatan supranatural dalam menjelaskan gejala alam, dikenal sebagai
mitos. Hal ini disebabkan terbatasnya pengetahuan manusia pada saat
itu. Seperti di daerah Jawa Barat, karat logam disebut Tai-Hyang, artinya
kotoran dewa. Ungkapan ini boleh jadi disebabkan logam sangat kuat dan
banyak digunakan sebagai perkakas, tapi tidak mampu menahan
kekuatan dewa hingga logam dapat dirusak oleh dewa menjadi kotoran.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KIMIA
Dengan berkembangnya peradaban manusia, filsuf Yunani kuno berusaha
menerangkan gejala alam menggunakan landasan logika, walaupun
hanya berupa pemikiran logis yang tidak disertai dengan keterampilan
teknik. Hal itu dilakukan oleh Aristoteles dan Plato, yang mengemukakan
bahwa materi di alam terdiri dari empat unsur, yaitu api, air, tanah dan
udara. Gagasan ini dikembangkan lebih lanjut dengan mengaitkan sifatsifat materi seperti: panas, dingin, kering, dan lembab terhadap unsurunsur tadi. Filosof Yunani meyakini bahwa materi dapat diubah menjadi
materi lain dengan cara mengubah sifat-sifatnya seperti api yang panas
dapat diubah menjadi air yang sifatnya dingin. Konsep empat unsur dan
sifat-sifatnya bertahan sampai ratusan tahun, hingga muncul apa yang
dikenal dengan era alkimia.
Alkimia pertama kali berkembang di Mesir kemudian menyebar ke Jazirah
Arab dan Eropa Barat sejalan dengan pengaruh peradaban Mesir terhadap
kedua wilayah tersebut. Alkimia memberikan banyak sumbangan
terhadap perkembangan ilmu kimia modern, terutama dalam penerapan
landasan praktis dan teoritis dalam pekerjaannya, walaupun konsep yang
dihasilkan oleh pakar alkimia belum berdasarkan pendekatan ilmiah.
Salah satu sumbangan alkimia terhadap perkembangan ilmi kimia adalah
pemberian lambang zat-zat kimia yang ditemukan waktu itu, tetapi
sekarang tidak pernah digunakan lagi. Perkembangan alkimia ke benua
Eropa dan Asia sejalan dengan penyebaran agama Islam. Banyak ilmuwan
Inslam yang melahirkan teori-teori kimia, tetapi sayang teori tersebut
kurang bahkan tidak pernah dipublikasikan mengingat berbagai aspek,
khususnya kemanfaatannya bagi umat manusia dan dampaknya terhadap
lingkungan hidup seandainya teori itu dikembangkan lebih lanjut.
Beberapa ilmuwan Islam diantaranya Ibnu Sina dan Ibnu Hayan. Pada saat

era alkimia berkembang, di Eropa terkenal dengan sebutan masa


kegelapan (renaisance).

Antoine Lavoisier, Bapak Kimia Modern


Peralihan dari alkimia ke kimia sebagai ilmu pengetahuan alam modern
terjadi pada abad XVI-XVII setelah para ilmuwan Eropa mengembangkan
teknik-teknik penelitian di laboratorium dan mempublikasikannya. Setelah
era peralihan itu, metoda eksperimen menjadi landasan bagi
perkembangan ilmu kimia. Serangkaian penemuan ilmiah yang
berhubungan dengan pembakaran dianggap sebagai titik awal lahirnya
kimia modern, sebab temuan-temuannya dilandasi dengan prinsip dan
teori yang dikembangkan oleh pakar alkimia dan dikaji melalui kajian
eksperimen menggunakan metoda ilmiah. Beberapa pakar kimia yang
dipandang mengawali perkembangan kimia modern diantaranya Joseph
Priestley (1733-1804), Antoine Lavoisier (1743-1794), dan John Dalton
(1766-1844).
Percobaan dengan pembakaran materi dikaji secara ilmiah pertama kali
oleh Priestley. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa apabilamateri
dibakar akan kehilangan sesuatu yang dinamakan zat berflogiston. Hal ini
dilanjutkan oleh perbedaan massa sebelum dan sesudah pembakaran.
Namun teori flogiston dari Priestley disanggah oleh Lavoisier. Menurut
Lavoisier, selama pembakaran tidak terjadi pengurangan maupun
penambahan massa asalkan wajan untuk pembakaran tertutup (tidak
terjadi pertukaran materi dari dalam wajan dan materi lingkungan
sekitarnya). Kelemahan percobaan Priestley, pembakaran dilakukan dalam

wajan yang terbuka, yang memungkinkan terjadinya pertukaran materi


dengan lingkungan sekitarnya.
Saat ini banyak proses-prose kimia diketahui memiliki dampak negatif
terhadap kualitas lingkungan, seperti pembakaran minyak bumi
menimbulkan pencemaran terhadap udara, karena gas karbon dioksida
yang dihasilkan bersama-sama dengan uap air di udara menyebabkan
panas di permukaan bumi meningkat (efek rumah kaca). Selain itu
dihasilkan gas karbon monoksida, yang pada batas tertentu dapat
menjadi racun bagi makhluk hidup. Penggunaan senyawa freon
menimbulkan bocornya lapisan ozon di atmosfir. Lapisan ozon ini
merupakan tabir bagi sinar ultra violet (UV) yang dipancarkan sinar
matahari. Apabila lapisan ozon di atmosfir menipis dapat dipastikan sinar
UV akan menuju bumi secara berlebihan, sehingga makhluk hidup di bumi
akan tersengat sinar UV. Hal ini menimbulkan berkembangnya penyakit
kanker kulit. Banyak lagi produk-produk kimia yang dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Terutama pencemaran yang
ditimbulkan oleh industri, pertambangan, bahan-bahan pestisida,
pengawet, dan pewarna makanan, serta produk kimia lainnya.
Perkembangan ilmu kimia terkini adalah bagaimana mengmbangkan
proses-proses kimia dan bahan yang bermanfaat bagi umat manusia
tetapi dampaknya terhadap pencemaran lingkungan dapat diminimalkan,
baik terhadap lingkungan perairan, lingkungan udara, maupun lingkungan
tanah. Kedua tujuan itu memerlukan pemahaman konsep-konsep atau
prinsip-prinsip kimia yang mantap dan mutakhir. Untuk memperoleh
pengetahuan kimia terkini diperlukan penelitian yang berkesinambungan
dan terpadu melalui pendekatan teoritis maupun praktis menggunakan
metoda-metoda ilmiah dan peralatan mutakhir, sehingga dicapai konsepkonsep atau prinsip-prinsip kimia yang saksama dan bermanfaat bagi
umat manusia dan lingkungan.
Material yang sedang dikembangkan saat ini diantaranya adalah polimer,
keramik, komposit, dan kristal cair. Bahan-bahan tersebut telah merasuk
ke dalam kehidupan manusia, mulai adri peralatan rumah tangga sampai
alat pacu jantung. Polimer digunakan mulai dari pembungkus makanan
sampai organ tubuh buatan. Demikian juga dengan keramik, mulai dari
alat-alat adpur dan hiasan hingga alat pacu jantung. Komposit banyak
digunakan untuk kerangka pesawat terbang, sebab sifatnya keras tetapi
lentur, dengan massa jenis ringan. Kristal cair digunakan untuk bahanbahan elektronik.
Plastik adalah salah satu contoh polimer sintetik tinggi yang banyak
manfaatnya bagi manusia. Tetapi sangat disayangkan, plastik perioda

pertama yang diekmbangakan tidak ramah lingkungan, sebab tidak dapat


dirombak oleh bakteri. Oleh sebab itu, saat ini sedang dikembangkan
polimer yang biodegradable ( polimer yang dapat dirombak secara biologi
oleh bakteri yang terdapat di lingkungan). Para pakar mulai berfikir ke
arah pemanfaatan bahan baku dari alam untuk membuat polimer sintetik
tinggi, karena alam sendiri telah menyediakan bahan-bahan yang bersifat
polimer, seperti selulosa, protein, karbohidrat, dan banyak lagi polimer
alam lainnya.
Demikian tulisan mengenai perkembangan ilmu kimia.
Semoga bermanfaat.

Sumber:
Sunarya,Y.(2003). Kimia Dasar 2. Alkemi Grafisindo Press: Bandung

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KIMIA


{ Mei 24, 2010 @ 1:32 am } { Uncategorized }
>Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa
Mesir mengawali dengan the art of synthetic wet chemistry. 1000 tahun
SM, masyarakat purba telah menggunakan tehnologi yang akan menjadi
dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam
dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur,
membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan
kimia dari tumbuhan untuk obat-obatan dan parfum, membuat keju,
pewarna, pakaian, membuat paduan logam seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang
mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu
kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya
merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.
Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi
tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut hanyalah pemikiran
yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut
sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh
para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah
seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir ibn Hayyan (700778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang
bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti perubahan
materi). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini
meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis),
chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Sejarah kimia dapat dianggap dimulai dengan pembedaan kimia dengan
alkimia oleh Robert Boyle (16271691) melalui karyanya The Sceptical
Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari sifat materi dan
perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan
menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang
mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi
di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan hal ini
mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu
tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya,
Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya kimia modern.
Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan hukum kekekalan massa.

Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai


puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri
Mendeleyev pada tahun 1869.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada
pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawanalkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan
Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme
dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah.
Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap
alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627
1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang
diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya
pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang
yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur
kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Ilmu kimia berkembang dari tiga sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu
kedokteran dan kemajuan teknologi.
Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika,
astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme,
dan agama.Kata alkimia berasal dari Bahasa Arabal-kimiya atau alkhimiya ( atau ), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan
kata Bahasa Yunani khumeia () yang berarti mencetak bersama,
menuangkan bersama, melebur, aloy, dan lain-lain (dari khumatos,
yang dituangkan, batang logam). Etimologi lain mengaitkan kata ini
dengan kata Al Kemi, yang berarti Seni Mesir, karena bangsa Mesir
Kuno menyebut negerinya Kemi dan dipandang sebagai penyihir sakti di
seluruh dunia kuno.[http://id.wikipedia.org/wiki/Alkemi]
Alkimia mulai menyebar melalui timur tengah sampai ke eropa, saat itu
alkimia sangat dipengaruhi oleh pemikiran barat. Alkimia sangat
dipengaruhi oleh ilmuwan-ilmuwan yunani yang menyatakan bahwa
materi dapat berubah menjadi material yang lain yang lebih sempurna.
Selama 1500 tahun, tradisional alkimia mempelajari tetang materi dan
perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material
yang tidak berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang sangat
bernilai seperti emas (transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan
para ahli alkimia melukis objek-objek tembaga dengan lapisan emas
untuk membodohi para pengikutnya.
Banyak penemuan dalam bidang alkimia yang sangat berarti dalam
proses kimia. Destilasi, perkolasi dan ekstrasi adalah beberapa metode
penting yang ditemukan dalam perkembangan alkimia.

Alkimia juga mempengaruhi praktek kedokteran di eropa. Sejak abad ke


13, destilasi tanaman herbal telah digunakan untuk pengobatan
tradisional. Paracelsus, seorang ahli alkimia dan fisikawan penting dalam
sejarah menyatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu sistem kimia
yang keseimbangan senyawa di dalamnya dapat digantikan oleh obatobatan/perawatan kedokteran. Pengikut paracelsus yang kemudian
menemukan mineral-drugs pada abad ke 17.
Selain dalam bidang alkimia dan kedokteran, ilmu kimia juga dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi. Selama ribuan tahun manusia mencoba
untuk mengembangkan teknologi yang dapat menghasilkan perubahan
material. Pembuatan tembikar, prose dying dan metalurgi turut
memberikan pengaruh terhadap pemikiran tentang perubahan material.
Pada abad pertengahan, teknologi pembuatan tepung, metalurgi, dan
geologi mulai didokumenkan. Banyak buku-buku yang menjelaskan
tentang metode pemurnian, assay dan penggunaan timbangan.
Ilmu kimia berkembang dari tiga sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu
kedokteran dan kemajuan teknologi.
Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika,
astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme,
dan agama.Kata alkimia berasal dari Bahasa Arabal-kimiya atau alkhimiya ( atau ), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan
kata Bahasa Yunani khumeia () yang berarti mencetak bersama,
menuangkan bersama, melebur, aloy, dan lain-lain (dari khumatos,
yang dituangkan, batang logam). Etimologi lain mengaitkan kata ini
dengan kata Al Kemi, yang berarti Seni Mesir, karena bangsa Mesir
Kuno menyebut negerinya Kemi dan dipandang sebagai penyihir sakti di
seluruh dunia kuno.
Alkimia mulai menyebar melalui timur tengah sampai ke eropa, saat itu
alkimia sangat dipengaruhi oleh pemikiran barat. Alkimia sangat
dipengaruhi oleh ilmuwan-ilmuwan yunani yang menyatakan bahwa
materi dapat berubah menjadi material yang lain yang lebih sempurna.
Selama 1500 tahun, tradisional alkimia mempelajari tetang materi dan
perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material
yang tidak berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang sangat
bernilai seperti emas (transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan
para ahli alkimia melukis objek-objek tembaga dengan lapisan emas
untuk membodohi para pengikutnya.
Banyak penemuan dalam bidang alkimia yang sangat berarti dalam
proses kimia. Destilasi, perkolasi dan ekstrasi adalah beberapa metode
penting yang ditemukan dalam perkembangan alkimia.

Alkimia juga mempengaruhi praktek kedokteran di eropa. Sejak abad ke


13, destilasi tanaman herbal telah digunakan untuk pengobatan
tradisional. Paracelsus, seorang ahli alkimia dan fisikawan penting dalam
sejarah menyatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu sistem kimia
yang keseimbangan senyawa di dalamnya dapat digantikan oleh obatobatan/perawatan kedokteran. Pengikut paracelsus yang kemudian
menemukan mineral-drugs pada abad ke 17.
Selain dalam bidang alkimia dan kedokteran, ilmu kimia juga dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi. Selama ribuan tahun manusia mencoba
untuk mengembangkan teknologi yang dapat menghasilkan perubahan
material. Pembuatan tembikar, prose dying dan metalurgi turut
memberikan pengaruh terhadap pemikiran tentang perubahan material.
Pada abad pertengahan, teknologi pembuatan tepung, metalurgi, dan
geologi mulai didokumenkan. Banyak buku-buku yang menjelaskan
tentang metode pemurnian, assay dan penggunaan timbangan.
Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api
merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat menjadi zat lain
dan karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah api
yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas
ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik
menemukan metode yang dapat merubah zat lain menjadi emas. Hal ini
menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan
oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung
campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada
pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawanalkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan
Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme
dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah.
Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap
alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627
1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang
diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya
pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang
yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur
kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula
beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus
dalam kimia.
* Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh
pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik
melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini

dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk
kimia teori murni.
* Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia
yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik
berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia.
Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan
genetika.
* Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik.
Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan
banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia
organologam.
* Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi
senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala
senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
* Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya
energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang
penting dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia,
elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki
banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan
penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya
berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.
* Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya
dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika
kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II,
perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik
kimia komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan
program komputer untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori
memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen) dengan
fisika benda kondensi dan fisika molekular.

Kimia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rangkaian dari

Sains
Sains formal[tampilkan]
Sains fisik[tampilkan]
Sains kehidupan[tampilkan]
Ilmu sosial[tampilkan]
Ilmu terapan[tampilkan]
Antardisiplin[tampilkan]

Portal

Kategori

Kimia adalah ilmu yang mempelajari benda, ciri-cirinya, strukturnya, komposisinya, dan
perubahannya yang disebabkan karena interaksi dengan benda lain atau reaksi kimia.

Level pembesaran:
1. Level makroskopik Benda
2. Level molekuler
3. Level atom Proton, neutron, dan elektron
4. Level subatomik Elektron

5. Level subatomik Quark


6. Level string

Dalam reaksi kimia, ikatan antara atom-atom akan dipecah dan akan membentuk substansi baru
dengan ciri-ciri yang berbeda. Dalam tanur tinggi, besi oksida yang direaksikan dengan karbon
monoksida akan membentuk besi dan karbon dioksida.
Kimia (dari bahasa Arab: , transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa
Yunani: , transliterasi: khemeia) adalahilmu yang mempelajari mengenai komposisi,
struktur, dan sifat zat ataumateri dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. [1]
[2]
Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk
menerapkan pengetahuantersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat
fisikmateri umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan
oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Pengantar

2Sejarah

3Cabang ilmu kimia

4Konsep dasar
o

4.1Tatanama

4.2Atom

4.3Unsur

4.4Ion

4.5Senyawa

4.6Molekul

4.7Zat kimia

4.8Ikatan kimia

4.9Wujud zat

4.10Reaksi kimia

4.11Kimia kuantum

4.12Hukum kimia

5Industri Kimia

6Referensi

7Lihat pula

8Daftar Pustaka

9Pranala luar

Pengantar[sunting | sunting sumber]


Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain,
seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran,bioinformatika,
dan geologi [3]. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsepkonsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsipprinsip fisika terhadap materi pada tingkat atomdan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi
dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia
tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau
lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh
pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen
elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat
difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam
media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang
mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam
reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di
luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk
atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk
materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani
sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan
interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur
kristal yang lebih kaku. Kayuterbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi
secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.

Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat
digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah
adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat
ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar.
Zat padat memiliki struktur tetap padasuhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya
lemah lain yang mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur,
dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel
bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi
yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk
membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat
memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang
tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.

Air yang dipanaskan akan berubahfase menjadi uap air.


Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya
antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida(H2S) berbentuk gas
pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi
dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk
mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang
menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 C sampai 100 C pada permukaan laut.
Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat,
menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es
walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya
akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk
mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak
menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan
spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah
sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep
dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak
konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat
secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan
secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya
mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat
bervariasi.

Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar
pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Robert Boyle, perintis kimia modern dengan menggunakan eksperimen terkontrol, sebagai
kontras dari metode alkimiaterdahulu.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kimia
Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik
yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat
manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dangelas.
Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan
metode yang dapat mengubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang
disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering
mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia
modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutamaAbu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme
dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang
dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia
adalah Robert Boyle (16271691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang
diciptakan oleh Antoine Lavoisierdengan hukum kekekalan massanya pada tahun
1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran
bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20,
sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik
ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami
dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia.

Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan
kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin
keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan [4].

Cabang ilmu kimia[sunting | sunting sumber]

Pipet laboratorium
Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antarbidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
Lima Cabang Utama[5]:

Kimia analitik adalah studi yang melibatkan bagaimana kita menganalisis komponen
kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafein dalam secangkir kopi? Adakah obatobatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet? Bagaimana tingkat pH kolam renang saya?
Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik meliputi ilmu forensik, ilmu lingkungan, dan
pengujian obat. Kimia analitik dibagi menjadi dua sub cabang: analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode / pemastian untuk membantu
menentukan komponen zat (menjawab pertanyaan: apa?). Analisis kuantitatif di sisi lain,
membantu untuk mengidentifikasi berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat
(menjawab pertanyaan: berapa?).

Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi
dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti
dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi
molekular, fisiologi, dan genetika. Di bawah payung utama biokimia banyak sub-cabang baru
telah muncul dan banyak ahli kimia modern yang mungkin mengkhususkan diri di dalamnya.
Beberapa disiplin ilmu ini meliputi:

1.

Enzimologi (studi tentang enzim)

2.

Endokrinologi (studi tentang hormon)

3.

Biokimia klinik (studi tentang penyakit)

4.

Biokimia molekuler (studi biomolekul dan fungsinya)

Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara
bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih,
khususnya dalam bidang kimia organologam. Kimiawan di bidang ini fokus pada unsur-unsur
dan senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi

semua bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak-hidup - senyawa yang tidak
mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa yang dipelajari oleh ahli kimia
anorganik meliputi struktur kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur
pada tabel periodik. Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk
membawa berat tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi. Cabang kimia
anorganik meliputi:
1.

Kimia bioanorganik (studi peran logam dalam biologi)

2.

Kimia koordinasi (studi senyawa koordinasi dan interaksi ligan)

3.

Geokimia (studi komposisi kimia bumi, batuan, mineral & atmosfer)

4.

Teknologi anorganik (sintesis senyawa anorganik baru)

5.

Kimia nuklir (studi bahan radioaktif)

6.

Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan antara logam
dan karbon tumpangsuh dengan kimia organik)

7.

Kimia padatan / kimia material (studi pembentukan, struktur, dan karakteristik


material fasa padat)

8.
9.

Kimia anorganik industrial (studi material yang digunakan dalam industri.


Contoh: pupuk)

Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan
bakar, plastik, aditif makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik yang berfokus
pada masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia organik berurusan dengan studi
karbon dan bahan kimia dalam organisme hidup. Contohnya adalah proses fotosintesisdi
daun karena ada perubahan dalam komposisi kimia dari tanaman hidup. Cabang-cabang
dari kimia organik melibatkan banyak disiplin ilmu yang berbeda termasuk
studi keton, aldehid, hidrokarbon (alkena, alkana, alkuna) danalkohol.
1.

Kimia anorganik sintesis (studi sintesis bahan kimia)

Stereokimia (studi struktur molekul 3-dimensi)

2.

Kimia medisinal (berurusan dengan perancangan, pengembangan dan sintesis


obat-obatan farmasi)

3.

Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan antra karbon
dan logam)

4.

Kimia organik fisik (studi struktur dan reaktivitas dalam molekul organik)

5.

Kimia polimer (studi komposisi dan pembentukan molekul polimer)

Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan cara
menyatukan molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan prinsip-prinsip dan metodologi
baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang bagaimana struktur kimia berpengaruh
terhadap sifat fisik suatu zat. Contohnya adalah pembuatan brownies, karena ada
pencampuran bahan serta menggunakan panas dan energi untuk mendapatkan produk
akhir. Sub-cabang kimia fisik meliputi:

1.

Elektrokimia (studi interaksi atom, molekul, ion dan arus listrik)

2.

Fotokimia (studi efek kimia cahaya; reaksi fotokimia)

3.

Kimia permukaan (studi reaksi kimia pada permukaan)

4.

Kinetika kimia (studi laju reaksi kimia)

5.

Termodinamika/termokimia (studi hubungan panas dengan perubahan kimia)

6.

Mekanika kuantum/kimia kuantum (studi mekanika kuantum dan hubungannya


dengan fenomena kimia)

7.

Spektroskopi (studi spektrum cahaya atau radiasi)

Cabang - cabang Ilmu Kimia yang merupakan tumpang-tindih satu atau lebih lima cabang
utama:

Kimia Material menyangkut bagaimana menyiapkan, mengkarakterisasi, dan memahami


cara kerja suatu bahan dengan kegunaan praktis.

Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya
dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam kimia
disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer telah
memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan seni
pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan permasalahan
kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen)
dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular.

Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan membentuk


inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia nuklir dan tabel
nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang ini.

Kimia Organik Bahan Alam mempelajari senyawa organik yang disintesis secara alami
oleh alam, khususnya makhluk hidup.

Bidang lain antara lain adalah astrokimia, biologi


molekular, elektrokimia, farmakologi, fitokimia, fotokimia, genetika molekular, geokimia, ilmu
bahan, kimia aliran, kimia atmosfer, kimia benda padat, kimia hijau, kimia inti, kimia
medisinal,kimia komputasi, kimia lingkungan, kimia organologam, kimia permukaan, kimia
polimer, kimia supramolekular,nanoteknologi, petrokimia, sejarah kimia, sonokimia, teknik kimia,
serta termokimia.

Konsep dasar[sunting | sunting sumber]


Tatanama[sunting | sunting sumber]

Logo IUPAC.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tatanama IUPAC
Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan
spesies kimia yang terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut
sistem tatanama organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.

Atom[sunting | sunting sumber]

Model atom Rutherford


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Atom
Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya
mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi
muatan positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur
dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif
dikelilingi oleh suatu sistem elektron.

Unsur[sunting | sunting sumber]

Bijih uranium
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Unsur kimia

Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama padaintinya. Jumlah ini
disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada
intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada
intinya adalah atom unsur uranium.

Ion[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ion
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan
satu atau lebih elektron. Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+)
dan anion bermuatan negatif (misalnya klorida Cl) dapat membentuk garam netral
(misalnya natrium klorida, NaCl). Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi asambasa adalah hidroksida (OH) dan fosfat (PO43).

Senyawa[sunting | sunting sumber]

Karbon dioksida(CO2), contoh senyawa kimia


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Senyawa kimia
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan
tetap yang menentukan susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa yang
mengandunghidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk
dan diuraikan oleh reaksi kimia.

Molekul[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Molekul
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih
mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau
lebih atom yang terikat satu sama lain.

Zat kimia[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zat kimia
Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsurunsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.

Ikatan kimia[sunting | sunting sumber]

Orbital atom dan orbital molekul elektron


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan kimia
Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom
dalam molekul atau kristal. Pada banyak senyawa sederhana,teori ikatan valensi dan
konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya.
Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari
struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, sepertikompleks logam, teori ikatan
valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan
basis mekanika kuantum.

Wujud zat[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fase zat
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu
komposisi kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks
refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan
gas. Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein, dan kondensasi
Fermion. Keadaan fase dari material magnetik
adalah paramagnetik, feromagnetik dandiamagnetik.

Reaksi kimia[sunting | sunting sumber]

Reaksi kimia antara hidrogen klorida dan amonia membentuk senyawa baru amonium klorida
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa
menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan
molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, ataupenataulangan atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.

Kimia kuantum[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kimia kuantum
Kimia kuantum secara matematis menjelaskan kelakuan dasar materi pada tingkatmolekul.
Secara prinsip, dimungkinkan untuk menjelaskan semua sistem kimia dengan menggunakan
teori ini. Dalam praktiknya, hanya sistem kimia paling sederhana yang dapat secara realistis
diinvestigasi dengan mekanika kuantummurni dan harus dilakukan hampiran untuk sebagian
besar tujuan praktis (misalnya,Hartree-Fock, pasca-Hartree-Fock, atau teori fungsi kerapatan,
lihat kimia komputasi untuk detilnya). Karenanya, pemahaman mendalam mekanika kuantum
tidak diperlukan bagi sebagian besar bidang kimia karena implikasi penting dari teori (terutama
hampiran orbital) dapat dipahami dan diterapkan dengan lebih sederhana.
Dalam mekanika kuantum (beberapa penerapan dalam kimia komputasi dan kimia
kuantum), Hamiltonan, atau keadaan fisik, dari partikel dapat dinyatakan sebagai penjumlahan
dua operator, satu berhubungan dengan energi kinetik dan satunya dengan energi potensial.
Hamiltonan dalam persamaan gelombang Schrdinger yang digunakan dalam kimia kuantum
tidak memiliki terminologi bagi putaran elektron.
Penyelesaian persamaan Schrdinger untuk atom hidrogen memberikan bentuk persamaan
gelombang untuk orbital atom, dan energi relatif dari orbital 1s, 2s, 2p, dan 3p. Hampiran orbital
dapat digunakan untuk memahami atom lainnya sepertihelium, litium, dan karbon.

Hukum kimia[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum kimia

Hukum-hukum kimia sebenarnya merupakan hukum fisika yang diterapkan dalam sistem kimia.
Konsep yang paling mendasar dalam kimia adalah Hukum kekekalan massa yang menyatakan
bahwa tidak ada perubahan jumlah zat yang terukur pada saat reaksi kimia biasa. Fisika modern
menunjukkan bahwa sebenarnya energilah yang kekal, dan bahwa energi dan massa
saling berkaitan. Kekekalan energi ini mengarahkan kepada pentingnya
konsep kesetimbangan,termodinamika, dan kinetika.

Industri Kimia[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Industri kimia
Industri kimia adalah salah satu aktivitas ekonomi yang penting. Top 50 produser kimia dunia
pada tahun 2004 mempunyai penjualan sebesar USD $587 miliar dengan profit margin sebesar
8.1% dan penegluaran rekayasa (research and development) sebesar 2.1% dari total penjualan
kimia.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]


1.

^ "What is Chemistry?". Chemweb.ucc.ie. Diakses tanggal 2011-06-12.

2.

^ Chemistry. (n.d.). Merriam-Webster's Medical Dictionary. Retrieved August 19,


2007.

3.

^ "Chemistry - The Central Science". The Chemistry Hall of Fame. York


University. Diakses tanggal 2006-09-12.

4.

^ a b "Top 50 Chemical Producers". Chemical & Engineering News 83 (29): 20


23. 18 Juli, 2005.

5.

^ Main Branches of Chemistry

SEJARAH ILMU KIMIA


Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar
pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia.
Sejarah tentang ilmu kimia dibagi menjadi empat kategori yaitu: zaman
prasejarah awal era Kristen (ilmu hitam), awal era Kristen akhir abad ke-17
(alkimia), akhir abad ke-17 pertengahan abad ke 19 (kimia tradisional) dan
pertengahan abad ke-19 (kimia modern).
1.

Zaman Prasejarah-Awal Era Kristen (Ilmu Hitam)

Proses-proses kimia sesungguhnya telah dilakukan oleh orang-orang pada ribuan


tahun sebelum Masehi. Antara tahun 4000 2500 SM Bangsa Sumeria telah
mampu membuat barang-barang yang terbuat dari emas, tembaga, perunggu,
dan besi. Di Cina dari tulisan-tulisan Cina peninggalan zaman purba diketahui

bahwa pertambangan tembaga telah ada pada tahun 2600 SM sedangkan


perunggu dibuat orang pada tahun 1400 SM. Perunggu sendiri juga telah dikenal
di Mesir sejak tahun 3400 SM. Zaman dimana orang-orang zaman dahulu
memanfaatkan banyak logam untuk keperluan sehari-hari disebut zaman logam.
Selama zaman logam Orang-orang Mesir telah memiliki kemampuan
pemanfaatan proses kimia seperti pembuatan alkohol dari proses fermentasi,
pembuatan racun, mengolah bijih logam, membuat zat warna, membuat gelas,
keramik, dan lain sebagainya.

Pada tahun 430 SM, Democritus (460-370 SM) menyatakan


atom menjadi materi yang paling sederhana. Semua materi terdiri dari atom.
Alam semesta terdiri atas atom-atom dan ruang hampa. Atom-atom itu bergerak
dan dapat mengubah posisinya. Atom bersifat kekal, tak dapat dilihat dan tak
dapat dibagi. Atom berbeda satu dengan yang lain dari ukuran, posisi, susunan,
berat dan kecepatannya. Benda yang tampak sesungguhnya merupakan
kumpulan atom-atom dan benda yang stabil terdiri atas atom-atom yang saling
berkaitan. Perubahan wujud benda disebabkan oleh gerakan, tumbukan, dan
pengikatan kembali atom-atom tersebut.

Pada tahun 300 SM, Aristoteles, menyatakan bahwa di alam ini


hanya ada empat elemen: api, udara, air dan bumi. Api bersifat panas dan
kering, Bumi bersifat dingin dan kering, Air bersifat dingin dan basah, sedangkan
udara bersifat panas dan basah.
2.

Zaman Awal Era Kristen-Akhir abad ke-17 (Alkimia)

Bertolak dari karya dan pemikiran Aristoteles, maka banyak para alkimia yang
berlomba-lomba untuk membuat emas dari logam yang murah. Namun mereka
telah gagal untuk menyulap logam lain menjadi emas. Waktu itu mereka
mempercayai sepenuhnya pada pemikiran-pemikiran Aristoteles sehingga

pandangan mereka menjadi kabur. Pada umunya para ahli kimia di Eropa hingga
abad ke-13 percaya bahwa logam itu terbentuk dari unsur raksa dan belarang.
Mereka juga berpendapat bahwa logam-logam biasa dapat diubah menjadi
logam yang lebih mulia yakni emas. Pendapat ini didasari oleh kepercayaan
bahwa semua benda dibentuk oleh badan dan roh, seperti halnya manusia.
Mereka telah melakukan penyulingan atau destilasi, yaitu memanaskan suatu zat
cair hingga mendidih dan uap yang terbentuk didinginkan hingga mengembun
kembali. Dari hasil penyulingan tersebut mereka berharap dapat memperoleh
roh yang merupakan unsur utama dari suatu zat, yang dapat mereka gunakan
untuk meningkatkan kemurnian suatu bendalain. Dengan pandangan ini mereka
percaya bahwa mereka akan dapat melakukan transmutasi terhadap logam biasa
hingga menjadi emas yang mereka anggap sebagai logam yang paling mulia. Di
antara logam-logam yang mereka kenal, hanyalah raksa yang dapat disuling,
karena itu raksalah yang menjadi pusat perhatian dari ahli kimia pada masa itu.
Pada tahun 1317 Paus John XXII mengeluakan maklumat yang melarang
dilakukan praktek alkimia.

Albertus Magnus (1193-1280) berpendapat bahwa logam tidak


lain adalah raksa dan belerang. Raksa mewakili air dan bumi, sedang belerang
mewakili materi yang mudah terbakar. Ia menolak bahwa logam biasa dapat
diubah menjadi logam mulia seperti emas. Menurut keyakinannya hanyalah
alam yang dapat mengubah benda-benda.

Roger Balcon (1214-1294) adalah seorang rahib Fransiskan


berkebangsaan Inggris. Dalam bukunya Mirror of Alchemy ia mengemukakan
pendapatnya bahwa semua benda dalam alam semesta secara berkelanjutan
mengalami proses menuju kepada keadaan sempurna.

Ramon Rull (1232-1315) adalah seorang ahli filsafat, sastrawan,


seniman, dan seorang ahli kimia. Ia percaya bahwa quintessence atau roh
dari benda-benda dalam alam semesta dapat diisolasi dan dikonsentrasikan
melalui proses penyulingan.

Paracelsus yang lahir di Swiss tahun 1493 berpendapat bahwa


alkimia adalah suatu pengetahuan yang mengubah bahan baku yang ada dalam
alam ini menjadi produk yang berguna bagi kemanusiaan. Paracelsus terkenal
karena dia mempelopori perombakan dalam sistem pengobatan. Ia menentang
ajaran atau pendapat Galen dan Ibnu Sina. Dalam ilmu kedokteran ia
menitikberatkan pada penggunaan ilmu kimia untuk pengobatan atau farmasi.

Robert Boyle berpendapat bahwa ilmu kimia harys dipelajari


sebagai ilmu tersendiri dan tidak hanya digunakan sebagai pelengkap ilmu
kedokteran atau untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk membuat
emas seperti halnya para pengikut alkimia.
Jauh sebelum para ilmuwan tersebut, Dunia Islam telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat dalam ilmu pengetahuan tak terkecuali dengan
Ilmu Kimia. Ilmu kimia di kemudian hari berkembang sangat pesat dan dikenal
banyak orang. Tapi, hanya sedikit yang tahu siapa sejatinya orang pertama yang
menemukan ilmu eksakta tersebut. Adalah Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721815), ilmuwan Muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu
kimia.

Ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan.


Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber. Ditemukannya kimia
oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai dalam
ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum. Berkat
penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Jabir mendasari eksperimennya secara kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya
sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir
mempunyai kebiasaan yang cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap
eksperimen.
Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen
pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar
sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan,
pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.
Setelah itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai
dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap
karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan riset dan
eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam
yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun demikian, dalam mempelajari kimia, Jabir memperkenalkan eksperimen
objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat
dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam sendawa,
hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen
sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir
diberi kehormatan sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern oleh sejawatnya di seluruh
dunia. Dalam hal teori keseimbangan, diakui para ilmuwan modern sebagai
terobosan baru dalam prinsip dan praktik alkemi dari masa sebelumnya. Sangat
spekulatif, di mana Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di

dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai


arti klenik dari sesuatu dan pengaruhnya atas hidup manusia) yang
diterapkannya dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan
proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini
niscaya memiliki arti esoterik, karena kemudian telah menjadi pendahulu
penulisan jalannya reaksi kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh Jabir telah
memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di antaranya adalah hasil
penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Pelbagai
jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan
bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa
asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal-Hikmah
(Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya
beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi kimia Jabir
mencakup penguraian metode dan peralatan dari berbagai pengoperasian
kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya. Di antara bukunya yang
terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin berjudul Summa Perfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku ini mengenai reaksi kimia adalah: Air raksa
(merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi
adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan merkuri serta
sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar adalah bahwa,
keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yang terjadi
adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur, sedemikian
rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara seksama. Jika dihendaki
memisahkan bagianbagian terkecil dari dua kategori itu oleh instrumen khusus,
maka akan tampak bahwa tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik
teoretisnya. Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang
terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik
dari masing-masing unsur.
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal

dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia merumuskan tiga tipe berbeda
dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya:
1.

Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses


pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida,

2.

Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan

3.

Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.

3.

Zaman Akhir abad ke-17 Mid Abad 19 (Kimia Tradisional)

Pendefinisian ilmu kimia pada masa ini dimulai dengan adanya teori flogiston.
Teori ini dikemukakan oleh Georg Ernst Stahl. Kataflogiston berasal dari kata
Yunani phlox yang berarti nyala api. Apabila suatu benda terbakar atau suatu
logam dikapurkan, maka flogiston akan keluar dari benda tersebut dan diberikan
kepada udara di sekitarnya. Menurut Stahl pada hakekatnya semua benda
mengandung flogiston. Suatu benda mempunyai sifat mudah terbakar apabila di
dalamnya terdapat banyak flogiston dan benda yang banyak flogiston dapat
menumbangkan flogistonnya kepada benda lain yang kekurangan flogiston. Jadi
menurut Stahl ilmu kimia didasarkan pada teori flogiston ini.

Seorang ahli kimia yang masih menggunakan teori flogiston dan


dikenal sebagai penemu oksigen adalah Joseph Priestley yang lahir di Inggris
Raya pada 1733. Priestley berpendapat bahwa apabila lilin yang menyala dalam
penyungkup itu kemudian padam, berarti udara dalam penyunkup tersebut telah
jenuh dengan flogiston dan tidak dapat menyerapnya lagi. Oleh karena dalam
gas yang baru ia temukan lilin dapat menyala dengan hebat, maka Priestley
menarik kesimpulan bahwa gas tersebut tentulah tak mengandung flogiston
sama sekali. Karenanya gas itu disebut dephlogisticated air, sedangkan gas
yang ketinggalan dalam pembakaran suatu benda dalam udara biasa (gas sisa)
disebut phlogisticated air.

Teori flogiston akhirnya ditumbangkan oleh Antoine Laurent


Lavoisier. Dalam experimentnya ia berpendapat bahwa benda hanya dapat
terbakar dalam air eminemment pur, zat yang bukan logam pada pembakaran
menghasilkan asam karenanya udara murni itu dinamakan oksigen (oxus =
asam;gen = membuat), logam berubah menjadi kapur logam dengan jalan
mengikat oksigen, proses pembakaran ialah penggabungan kimia antara benda
dengan oksigen, jadi bukanlah keluarnya flogiston dari dalam benda.

Pada tahun 1803, John Dalton menyatakan bahwa semua materi


terdiri dari atom, yang kecil dan tak terpisahkan.
4.

Zaman Mid Abad ke 19 Sekarang (Kimia Modern)

Pada zaman ini muncullah berbagai penemuan-penemuan penting dalam ilmu


kimia.
Pada tahun 1854, Heinrich Geissler menciptakan tabung vakum pertama.

Pada tahun 1879, William Crookes membuat kemajuan dalam


teori atom modern ketika ia menggunakan tabung vakum yang dibuat oleh
Heinrich Geissler untuk menemukan sinar katoda. Crookes menciptakan tabung
gelas vakum yang memiliki lapisan seng sulfida di bagian dalam salah satu
ujung, sebuah katoda logam tertanam di ujung lainnya dan anoda logam dalam
bentuk salib di tengah-tengah tabung. Ketika listrik dijalankan melalui aparat,
gambar salib muncul dan ZnS bersinar. Sinar ini disebut sinar katoda.

Pada tahun 1885, Eugene Goldstein menemukan partikel positif


dengan menggunakan tabung diisi dengan gas hidrogen (tabung ini mirip
dengan tabung Thomson). Partikel positif memiliki muatan yang sama dan
berlawanan dengan elektron. Ia juga memiliki massa 1.66E-24 gram atau satu
unit massa atom. Partikel positif ini bernama proton.

Pada tahun 1897, JJ. Thomson menempatkan tabung Crookes


dalam medan magnet. Dia menemukan bahwa sinar katoda bermuatan negatif.
Dia menyimpulkan bahwa semua atom memiliki muatan negatif (melalui
eksperimen lagi) dan dia menyebutnya sinar katoda elektron. Model atom
menunjukkan lingkup materi bermuatan positif dengan elektron negatif terjebak
di dalamnya.

Pada tahun 1909, Robert Millikan menemukan massa elektron


dengan memperkenalkan tetesan minyak dibebankan ke lapangan dibebankan
elektrik. Menggunakan ransum massa Thomson, Millikan menemukan massa dari
satu elektron menjadi 9.11E-28 gram.

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengirimkan sumber


radioaktif melalui medan magnet. Beberapa radioaktivitas itu dibelokkan ke plat
positif, sebagian dibelokkan untuk pelat negatif, dan sisanya masuk melalui
medan magnet tanpa defleksi. Dengan demikian, ada tiga jenis radioaktivitas:
partikel alpha (+), partikel beta (-) dan sinar gama (netral). Dengan melakukan
eksperimen lainnya dan menggunakan informasi ini, Rutherford menciptakan
model atom yang berbeda dari Thomson. Atom sangat kecil dengan inti
bermuatan positif padat (penuh proton) dan nukleus ini dikelilingi oleh elektron
yang berjalan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Model Thomson gugur
setelah diperkenalkannya model Rutherford.

Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan neutron.


Dengan adanya penemuan-penemuan ini, maka semakin jelas pula hakekat dari
ilmu kimia. Pada era kimia modern ini ilmu kimia didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang komposisi, susunan, dan sifat dari
substansi materi, interaksi antarsubstansi, dan dampak dari substansi
penambahan atau penghilangan energi pada berbagai bentuk.
Sumber :
Soemodimedjo, Poedjiadi, dkk. 2001. Kimia dari Zaman ke Zaman. Bandung :
Yayasan Cenderawasih

https://wytr33.wordpress.com/2013/01/08/sejarah-ilmu-kimia/

Anda mungkin juga menyukai