Mohon maaf Dimas jika Teten baru mengabari Dimas sekarang lewat
facebook. Saat ini Teten masih saja ada kesibukan padahal orang lain sudah
ada yang pulang kampug, Teten nggak sempat. Teten juga minta maaf akhirakhir ini teten tidak teratur dalam manajemen waktu.
Pertama, Teten mau mengucapkan selamat dan syukur bahagia atas
diterimanya Dimas di ITB melalui jalur SNMPTN kemarin. Alhamdulillah,
Allah memudahkan jalan buat pilihan Dimas, FTMD, yang kalau tidak salah
memang sudah jadi rencana Dimas dari tahun sebelumnya saat Teten
menginap ditempat Dimas. Teten salut sama Dimas karena Dimas orangnya
punya banyak plan/rencana jangka panjang. Teten harap karakter itu terus
Dimas bawa sampai kapanpun.
Nah, untuk mendukung hal tersebut, sesuai request Dimas, Teten akan
menceritakan sedikit pengalaman Teten yang teringat oleh Teten sejak
setahun yang lalu. Berikut Teten kelompokkan sesuai beberapa kategori dan
kronologinya:
1.SBMPTN
2.Daftar Ulang dan OSKM
3.Penyesuaian suasana kuliah
4.Kegiatan non-akademik
5.Prestasi
6.Pengalaman singkat Teten secara kronologis
SBMPTN
Dimas mungkin masih ingat saat itu Dimas berlatih untuk persiapan
Olimpiade di masjid Smanda. Lalu teten dapat kabar bahwa katanya
pengumuman SNMPTN sudah dibuka. Lalu Teten pinjam HP Dimas untuk
membukanya, dan Teten sempat terguncang sedih mengetahui Teten tidak
lolos SNMPTN. Yang terpikir waktu itu adalah: Kenapa?
Dimas tau, Teten pengen banget masuk ITB. Entahlah, Teten hanya merasa
disitulah semangat Teten bisa mengalir. Alasan agak tidak berdasarnya ITB itu
yaa Institut(jenis perguruan tinggi yang mengkaji suatu ilmu lebih spesifik di
bidang tertentu) + Teknologi(ilmu yang mempelajari bagaimana suatu
mekanisme bekerja) + Bandung(selain tanah suku Teten, juga hawa dan
suasana sosialnya dipercaya sangat nyaman).
Dimas juga tau ITB hanya membuka jalur masuk melalui SNMPTN dan
SBMPTN, tidak ada jalur mandiri. Ini kalau di game ibarat seperti nyawa
terakhir bagi Teten. Allah member takdir Teten supaya Teten harus melalui
SBMPTN supaya Teten bercermin. Intinya, Teten menyimpulkan setidaknya
dua hal: Pertama, Teten rasa presentase penilaian kestabilan nilai rapor jauh
lebih tinggi daripada prestasi dari lomba2 dsb. Hanya jika kita bisa merasakan
manfaat berilmu melalui kompetisi dari lomba yang pernah kita alami maka
kita tidak ada rasa sesal sedikitpun jika itu belum bisa menolong kita di
SNMPTN. Sampai sekarang pun Teten masih meragukan rumus SNMPTN.
Kedua, Teten sadar bahwa Teten orangnya kurang baik dalam hal menyusun
visi. Deadliners. Sampai sekarang pun teten kewalahan sehingga seolah
tugas-tugas kuliah hanya memeras keringat saja jika tidak dipandang sebagai
kesempatan untuk menapak langkah dalam meraih visi. Mungkin ini bisa jadi
pelajaran berharga buat Dimas untuk selalu menjadi pribadi yang visioner.
Satu bulan selanjutnya Teten menjalani bimbel intensif di Hafara. Sangat
menyenangkan dan bermanfaat. Teten mungkin masih beruntung karena saat
itu masih bisa menyusun fokus dan merancang strategi untuk persiapan
menghadapi soal SBMPTN. Tapi itulah masalah Teten yang paling besar
waktu itu. Tidak perlu Teten ceritakan, tapi tolong nasihati kepada teman2
jika punya rumah seperti perpus ini. Hehe.. ;D Tapi kalau Dimas malas bolakbalik ke perpus untuk memperpanjang masa pinjam, Dimas bisa menemukan
beberapa buku di sekre Ubala atau unit-unit lainnya.