Anda di halaman 1dari 3

Hari ini adalah hari diklat kedua untuk calon mentor OSKM ITB 2015.

Berikut ini
sedikit ulasan yang saya dapat dari diklat tadi:
Pertama, kita harus meluruskan dulu apa itu OSKM dalam pandangan kita. OSKM
adalah akronim dari Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa. Dari sini kita bisa ambil
kata kunci Orientasi yaitu semacam pengarahan cara pandang untuk maksud
tertentu. Atau dalam istilah yang lebih sering kita dengar yaitu kaderisasi. Nah, apa
itu kaderisasi? Apa yang dilakukan selama kaderisasi? Apakah perlu yang namanya
kaderisasi itu? Kalau ya, apa tujuannya? Apa kaitannya dengan OSKM?
Kaderisasi ialah semacam proses persiapan dan pembentukan suatu
kader/perwira/suatu bagian yang loyal dan patuh terhadap aturan dan visi misi yang
berkaitan. Dengan kata lain, kaderisasi bisa dikatakan sebagai suatu masa
peralihan seseorang dari suatu fase yang belum berpengalaman lalu menjadi suatu
anggota yang siap dan matang lahir batin untuk menjalani fase selanjutnya. Lebih
mudahnya, dalam kaitannya dengan kehidupan mahasiswa baru, kaderisasi adalah
fase peralihan dari seorang pelajar yang masih membawa pemikiran pasif semenjak
pendidikan sebelumnya(bermain-main, bandel, bermewah-mewahan, atau bisa juga
yang hanya baca buku saja)menjadi seorang mahasiswa yang aktif, matang, peduli,
dan siap berkarya untuk bangsa.
Tentu saja, kaderisasi juga bisa saja malah melenceng dari tujuan yang luhur atau
bahkan tidak mengena pada calon kader sebagai sasarannya. Oleh karena itu,
kaderisasi haruslah dipersiapkan dan dijalankan dengan metode dan prosedur yang
tepat dan efektif. Jadi, jika kaderisasi dijalankan sesuai menuju arah tujuannya,
maka inilah salah satu elemen dari orientasi yang baik.
Selanjutnya, metode yang bagaimana yang bisa dilakukan pengkader? Secara
ringkas dalam dunia kemahasiswaan, pengkader harus berhasil mengenalkan seluk
beluk kampus, latar belakang berbagai aktivitas dan elemen kampus, nilai-nilai
tridarma perguruan tinggi, dan sebagainya. Tentulah penyampaian materi tersebut
dapat dicerna dengan mudah dan melekat sebagai prinsip tanpa ada
kesalahpahaman apapun. Nah, pengkader yang seperti ini disebut juga mentor.
Benarkah?
Salah satu definisi mentor ialah seseorang yang menanamkan kebijaksanaan dan
pengetahuan kepada rekan yang lebih sedikit pengalamannya. Dapat kita katakan
bahwa mentor ternyata tidak hanya menyampaikan materi, namun juga aktif
memberikan tuntunan karakter. Bahkan, mentor yang baik juga haruslah memiliki
kemampuan menciptakan interaksi timbal balik yang nyaman dan berkelanjutan.
Karena itulah tak jarang dikatakan bahwa mentor yang baik juga khas dengan
sifatnya yang perhatian dan pengayom yang tak kenal lelah.
Jika ditelaah dalam catatan sejarah ITB, istilah mentor baru digunakan saat tahun
2003 dan berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya. Namun karena dinilai
menurunkan efektivitas dari ketersampaian nilai yang ditanamkan, maka pada

tahun 2007 istilah mentor diganti dengan taplok(tata tertib kelompok) dan
penanaman nilai kedisiplinan menjadi lebih ditekankan. Lalu pada tahun 2013,
OSKM ITB kembali menggunakan istilah mentor namun disamping penyampaian
materi seorang mentor juga menanamkan pelaksanaan ketertiban yang disiplin.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mentor memiliki setidaknya lima
peran penting dalam OSKM ITB ini:
1.
2.
3.
4.

Menjamin ketersampaian materi


Sebagai figur teladan bagi mahasiswa baru
Sebagai sang kakak yang peduli dan intensif
Menjadi tempat bertanya dan berbagi layaknya sahabat dekat bagi
mahasiswa baru
5. Sebagai panitia yang terjun langsung di lapangan(ujung tombak OSKM)
Setelah kegiatan OSKM, seorang mentor bisa melanjutkan komunikasi dengan rekan
didiknya. Mentor harus punya semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi karena
selayaknya dialah yang dapat memeberikan jawaban atau solusi dari pertanyaan
mahasiswa baru. Mentor berinteraksi langsung dengan mahasiswa baru sehingga
ia juga semestinya memancarkan suasana asyik dan bersemangat. Tak lupa juga
mentor harus menjaga akhlak dan prilaku yang baik dimanapun dan kapanpun
karena segala polah tingkahnya akan sering diamati oleh mahasiswa baru.

Apa motivasi dan komitmen saya menjadi mentor?


Saya sudah sejak dulu merasakan betapa bahagianya hati saya jika bisa memberi
kepada orang yang membutuhkan dibanding menerima. Saya juga pernah
membantu teman saya menyelesaikan suatu masalah dan itu menjadi tantangan
bagi saya untuk bisa berpikir kreatif dan solutif lebih banyak lagi untuk masalahmasalah lainnya yang belum tertuntaskan. Saya juga sadar merasakan betapa
indahnya pengalaman seru saat saya berbagi dan ceria bersama orang lain. Dan
ketiga hal ini sepaket dibawakan juga oleh mentor saya dulu saat OSKM angkatan
saya. Oleh karena itu, saya ingin belajar meningkatkan sosialitas,
softskill(kepemimpinan, kepedulian, kedisiplinan, dsb), serta kemampuan untuk
membuat orang lain tertarik dan dekat dengan saya. Untuk itulah saya berminat
menjalani sekolah mentor ini.
Saya menyusun beberapa komitmen untuk saya capai ketika saya sudah menjalani
jati diri seorang mentor OSKM ini. Pertama, saya ingin menjadi sosok yang ramah
dan menyenangkan, peduli dan bisa membantu orang lain yang dalam kesulitan.
Kedua, saya ingin menjadi seorang dewasa yang brprikir kritis dan sangat baik
dalam manajemen waktu dan pencapaian. Ketiga, saya ingin memberikan impresi
awal yang memicu semangat kepada mahasiswa baru tentang banyak hal berkaitan
dengan ITB dan membuka wawasan mereka tentang nilai dan karakter luhur
mahasiswa sebagai insan akademis. Keempat, saya ingin menjadi pionir di daerah
asal saya yang menggerakkan semangat dan kreativitas penduduknya untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial dan lingkungan. Dan masih ada lagi harapan
saya yang sayangnya saat ini sedang tidak terpikirkan. Saya sangat berharap saya
dapat mewujudkan cita-cita saya berkat dukungan dari berbagai pihak, restu dari
orang tua, dan kehendak Allah swt.

Kritik dan saran untuk mentor OSKM 2014 dan pendiklat hari ini
Mohon maaf jika saya lupa nama mentor saya saat OSKM 2014 lalu. Namun saya
masih ingat segala kebaikan mereka, semangat mereka, kepedulian dan perhaian
mereka. Berkat merekalah saya juga jadi bersemangat dan tau banyak hal baru
yang bermanfaat. Saya saat itu kelompok 121. Satu saja kritik dari saya saat itu
ialah sayang sekali mentornya yang hadir tidak lengkap(Cuma dua harusnya ada
empat) karena saya sempat berpikir bagaimana bisa mereka sudah dilatih/didiklat
malah tidak bisa hadir di hari H, sayang sekali.
Untuk pendiklat hari ini, saya rasa sudah cukup baik dari segi materi dan
penyampaiannya. Tapi maaf, saya sempat terganggu ketika kakak berulang kali
membuka hp padahal saat itu ada anggota kelompok kami yang sedang bicara.

Anda mungkin juga menyukai