Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KOMUNITAS (MASYARAKAT)

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan
di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan

sumber

daya

manusia

sebagai

salah

satu

modal

dasar

pembangunan

nasional. Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia,
maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat
sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara
mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.
A. Perawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di
bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan berorganisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan
kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan
kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang
mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang
melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi
dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan
pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan kesehatan
3 Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan
penelitian

melandasi praktek.

4 Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan di
tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan
kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Merupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosial dan
peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat
maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif
dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun
mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan
falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah

keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian


terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas,
dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4
hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya
dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang
dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan
dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam
upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
B.

Tujuan Keperawatan Komunitas


1.Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan
yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.
2. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakat dalam
hal:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi


b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan lebih spesifik lagi
adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan
balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
i. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
C.

Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

1.

Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.

2.

Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga
lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu
atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

3.

Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya,
seperti:
1)

Ibu hamil

2)

Bayi baru lahir

3)

Balita

4)

Anal usia sekolah

5)

Lanjut Usia

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner,
cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1)

Wanita tuna susila

2)

Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3)

Kelompok-kelompok pekerja tertentu

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


1)

Panti wredha

2)

Panti asuhan

3)

Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4)

Penitipan balita

4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang
saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi
sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
2.1 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya
preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2.1.1

Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan:

2.1.2

1)

Penyuluhan kesehatan masyarakat

2)

Peningkatan gizi

3)

Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4)

Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5)

Olahraga secara teratur

6)

Rekreasi

7)

Pendidikan seks

Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjungan
rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

2.1.3

Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1)

Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2)

Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan RS.

3)

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.

4)

Perawatan payudara

5)

Perawatan tali pusat bayi baru lahir

2.1.4 Upaya Rehabilitatif


Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah tulang
mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat

2.1.5

Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke
dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping
itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasanbatasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.2 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas dan
tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara
umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok khusus baik
di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di
Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan
proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9)

Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti

10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan.
2.3 Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah
pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proses

keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya


kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui
keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam
melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat. Bila kegiatan perawatan
komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut
dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang
datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case
approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang
dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat disebut community approach.
2.4 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan adalah
proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahaptahap sebagai berikut:
1.4.1. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah
kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi
dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen
pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas,
yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk
riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan;
keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkahlangkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu
format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan
seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau
diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:
(1) Masalah sehat sakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawtan
yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
2) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi
karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:
1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
2) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
4) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap
masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan masyarakat
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang
tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).
1.4.2. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

1.4.3. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi

aktif

individu,

keluarga,

kelompok

dan masyarakat

dalammengatasi masalah kesehatannya


3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsian dan diaplikasikannya ke dalam
populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau
menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada
tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
1.4.4.

Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu
dievaluasi adalah masukan (input),pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian, yaitu:
(1) Daya guna,
(2) Hasil guna,
(3) Kelayakan,
(4) Kecukupan.
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam:
1)

Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

2)

Perkembangan atau kemajuan proses

3)

Efisiensi biaya

4)

Efektifitas kerja

5)

Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu berapa?

ASUMSI, KEYAKINAN DAN FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Asumsi Dasar
Menurut American Nurses Association (ANA, 1980) asumsi dasar keperawatan komunitas didasarkan
asumsi berikut :
a. Sistem kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen sistem pelayanan
kesehatan
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian
melandasi praktek
d. Fokus utama adalah keperawatan primer,sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan
ditatanan pelayanan kesehatan utama.
Dengan demikian perawatan komunitas dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan yang melibatkan
komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Keyakinan
Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini komunitas.
c. Perawatan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama
yang baik
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat mendukung maupun
menghambat, untuk itu harus diantisipasi.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Dari asumsi dan keyainan yang mendasar tersebut dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
yang akan menjadi landasan keperawatan komunitas.
Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh
lingkungan (bio, psiko, sisio, cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu keoada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu
manusia atau kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau
paradigma keperawatan komunita yang terdiri dari 4 komponen dasar, seperti yang diuraikan di bawah
ini
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi atau batas
geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok
beresiko tinggi antara lain; daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien, yang bersifat biologis, psikologis,
sosial cultural dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan
klien/komunitas menghadapi stressor melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi intervensi
keperawatan komunitas.
C. PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
Pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan melalui fisik,
biologis, psikologis, sosial dan cultural dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi
prioritas pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai

tujuan.
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat
melalui :
a. Pelayanan kesehatan langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam kontes
komunitas
b. perhatian lagsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah/issue
kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
3. Sasaran Keperawatan Komunitas
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi (kelompok penduduk di
daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan
ibu hamil).
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Adapun strategi intervensi keperawatan komunitas yaitu proses kelompok pendidikan kesehatan dan
kerjasama (Friendship).
D. LINGKUNGAN BIDANG KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus kepada
kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak
sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
Intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup: pendidikan kesehatan/keperawatan (Health
Education), mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas, melakukan
intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian perawat, misalnya konseling remaja, pasangan
yang akan menikah dan sebagainya, melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk
mengatasi masalah komunitas serta melakukan rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila
diperlukan.
1. Intervensi keperawatan tersebut difokuskan pada 3 level pencegahan sbb :
a. Prevensi Primer.
Pencegahan dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsian dan diaplikasikan ke
populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

Contoh; Kegiatan di bidang prevensi primer anatara lain:


1) Stimulasi dan bimbingan dini/awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan anak/balita.
2) Imunisasi
3) Penyuluhan tentang gizi balita
4) Penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan
5) Asuhan prenatal.
6) Pelayanan Keluarga Berencana
7) Perlindungan gigi (dental prophylaxis)
8) Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
b. Prevensi sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses
psikologik sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan/keseriusan penyakit. Contoh:
Kegiatan di bidang prevensi sekunder antara lain:
1) Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/balita
2) Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala termasuk gigi dan
mata terhadap balita.
c. Prevensi Tersier
Pencegahan tersier mulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai stabil/menetap atau
dapat diperbaiki (irreversible). Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari upaya
menghambat proses penyakit sendiri, yaitu : mengembalikan individu keopada tingkat berfungsi yang
optimal dari ketidakmampuannya. Contoh : Kegiatan dibidang Prevensi tersier antara lain :
1) perawat mengajar kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di rumah.
2) Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara
teratur di rumah.
3. Pada praktek keperawatan komunitas, prinsip-prinsip kesehatan komunitas haruslah menjadi
pertimbangan yaitu :
a. Pemanfaatan, Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dengan kerugian.
b. Autonomi, Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang terbaik yang
disediakan untuk komunitas.
c. Keadilan, Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan kapasitas komunitas.
Dengan demikian keperawatan komunitas dan keperawatan di Rumah Sakit memiliki perbedaan

sebagai berikut :
-Keperawatan di RS.
A. Fokus : Pasien di RS
B. Pelayanan keperawatan yang bersifat kejadian kasus (Episodic)
C. Bekerja pada unit tertentu dengan pasien
D. Bekerja pada satu RS/Institusi
E. Koordinasi keperawatan dengan institusi lain pada tatanan RS dari perencanaan pulang.
F. Menerima instruksi untuk pengobatan
G. Merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan yang bersifat individu
H. Batasi otonomi pasien di lingkungan RS
I. Observasi terbatas pada interaksi keluarga dan indikator kesehatan.
J. Hubungan terbatas yaitu hanya dengan profesi lain di RS

- Keperawatan di Komunitas
A. Fokus : Keluarga komunitas (keluarga resiko tinggi)
B. Pelayanan berkelanjutan (terdistribusi)
C. Bekerjasama dengan semua kondisi sehat sakit dan diberbagai tatanan
D. Bekerjasama dengan semua institusi terkait.
E. Koordinasi pelayanan dengan berbagai tatanan di komunitas.
F. Lebih banyak tindakan yang bersifat mandiri.
G. Merencanakan dan melaksanakan keperawatan melalui keluarga.
H. Mendorong otonomi dan kontrol keluarga kecuali kasus menular.
I. Mengobservasi berbagai faktor untuk kesehatan.
J. memfasilitasi hubungan yang professional dengan profesi lain.
E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS
Memberikan Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader
kesehatan dan lain-lain.
Pengelola
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengevaluasi) pelayanan
keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif
masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.
Konselor
Memebrikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas
Pembelaan Klien
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan komunitas
Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan komunitas

Anda mungkin juga menyukai