Anief, M. (1996). Penggolongan Obat. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press: Hal. 21. Anief, M. (1997). Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 3, 18, 83 85. Anief, M. (2007). Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 3. Ditjen POM. (2006). Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 77, 237. Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 436, 437, 438. Gandjar, G.I., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 468. Gritter, R. J., J. M. Bobbit, and A. E. Schwarting. (1991). Pengantar Kromatografi. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 4, 10, 12, 14-15, 197. Johnson, E. L., dan Stevenson, R. (1991). Dasar Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Penerbit ITB, Bandung. Hal. 1 10. Lachman, L., dkk, (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 1666 1667. Lieberman, H., A. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Penerbit UI-Press. Hal. 1100.
Jakarta:
Munson, J. W. (1991). Analis Farmasi Metode Modren. Parwa B. Surabaya:
Airlangga University Press. Hal. 14, 15, 26, 27, 32. Rohman, A. (2009). Kromatografi untuk Analisis Obat. Yogjakarta: Graha Ilmu. Hal. 111-113. Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat Wajib Apotek. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Hal 8889. Siregar, C., J., P. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-dasar Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran EGC. Hal. 579-580, 605, 647.