Responsi Hepatitis A
Responsi Hepatitis A
HEPATITIS A
Oleh:
Nofalya Kamalin
0910714062
105070107111005
105070103111015
Pembimbing:
dr. Supriono, Sp.PD-KGEH
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama pasien
: Tn. PS
Usia
: 24 tahun
Tanggal lahir
: 14 September 1990
Jenis kelamin
: Laki - laki
Alamat
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Jawa
Pendidikan terakhir
: Mahasiswa
Tanggal masuk
: 23 Juni 2015
Waktu masuk
No. RM
: 259xxx
2.2 Anamnesis
Autoanamnesis
Keluhan utama: Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati yang terus menerus sejak 4
hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut yang dirasakan pasien tidak
menjalar ke leher maupun ke lengan kiri.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam sejak 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Selain itu pasien juga mengeluhkan mata beserta badan pasien
kuning. Kuning juga dikeluhkan pasien di lidah dan mukosa bibir.
Pasien juga mengeluhkan adanya mual (+) dan muntah (-). Buang air
kecil lancar, namun warnanya seperti teh. Buang air besar tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali mengalami gejala seperti ini, dan pasien
tidak pernah masuk Rumah sakit sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Selama sakit ini, pasien belum pernah berobat.
Riwayat Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala seperti pasien.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien saat ini merupakan mahasiswa di salah satu Universitas di
Surabaya, Pasien tinggal di rumah kost. Pasien makan tidak teratur, kadangkadang makan 2-3 kali sehari. Pasien mengalami penurunan nafsu makan
selama sakit.
Review of System
Sistem saraf pusat: nyeri kepala (-), pelo (-), merot (-), kejang (-),
lemah badan (-) , gringgingen badan (-), pandangan dobel dan
kabur (-), ganguan pendengaran (-), penurunan kesadaran (-).
Sistem gastrointestinal: mual (+) muntah (-), diare (-), konstipasi (-),
penurunan nafsu makan (+), aphtous ulcers (-).
Sistem muskuloskeletal: nyeri sendi (-), back pain (-), kaku sendi (-),
bengkak pada anggota badan (-).
GCS
: 456
BB
: 65 kg
TB
: 160 cm
BMI
: 25,4 kg/m2
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 104 x/menit,reguler
Pernafasan
: 20 x/menit, reguler
Tax
: 37,5 oC
Kepala
Leher
Jantung
Paru
: inspeksi:
statis
D=S
dinamis D=S
Chest Expansion:
Perkusi:
N N
Stem fremitus:
N N
N N
N N
N N
N N
S S
S S
S S
Auskultasi
Abdomen
V V
Rh
--
Wh
--
V V
--
--
V V
--
--
Ekstremitas
Nilai
15,5
5,8
Satuan
g/dL
103/ L
Nilai Normal
14,0 17,5
4,4 11,3
Hematokrit
Trombosit
43,5
176
%
103/ L
40,0 52,0
150 450
MCV
MCH
MCHC
86
30,7
35,6
Nilai
2,3
0,9
52,1
33,6
11,1
Nilai
17,30
fL
pg
g/dL
Satuan
%
%
%
%
%
Satuan
mg/dL
80 97
26,5 33,5
31,5 35,0
Nilai Normal
0,9 7,7
0,2 1,4
38,9 63,9
17,0 48,0
4,0 10,0
Nilai Normal
13 43
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Kimia Darah
Ureum
Kreatinin
BUN
GDS
0,49
8,9
97
mg/dL
mg/dL
mg/dL
0,8 1,3
5 10
< 200
Nilai
1.164
1.996
136
6,07
4,77
1,30
Nilai
Reaktif:
Satuan
U/L
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Satuan
10,74
Nilai Normal
0 37
0 50
40 130
0,3 1,2
< 0,50
0 1,0
Nilai Normal
Non reaktif < 0,80
Grayzone 0,80 1,20
Reaktif > 1,20
Nilai
302
1.282
7,59
6,07
1,52
Nilai
Non
Satuan
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Satuan
Nilai Normal
0 37
0 50
0,3 1,2
< 0,50
0 1,0
Nilai Normal
Non reaktif < 1,00
reaktif:
Anti HBs
0,22
Negatif
Negatif < 10
Anti HCV
0,09
Non reaktif
Positif >= 10
Non reaktif < 1,0
0,10
Nilai
99,6
680,0
8,02
7,31
0,71
Satuan
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Nilai Normal
< 40
< 40
< 1,0
< 0,25
< 0,5
PL
1. Hepatitis A
IDx
-
PDx
-
PTx
Diet bebas
TKTP
IVFD NaCl 0,9%
20 tpm
Inj. Ondansetron
3x2 mg i.v
Inj. Ranitidin
2x25 mg i.v
Curcuma syrup
3x1 cth p.o
Pmo/Ped
Keluhan
SGOT/SGPT
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
P.Edu:
Cuci tangan
sebelum makan
Jangan makan
makanan yang
tidak bersih dan
kurang matang
Istirahat yang
cukup
BAB III
PEMBAHASAN
15 menit)
Senyawa klorin yang terkandung (3 sampai 10 mg/L natrium
sampai
90 hari pada
dengan standar sanitasi dan rumah tinggal ukuran besar. Transmisi melalui
transfusi darah sangat jarang (Sanityoso, 2006).
2.5 Patogenesis Hepatitis A
HAV didapat melalui transmisi fecal-oral; setelah itu orofaring dan traktus
gastrointestinal merupakan situs virus ber-replikasi. Virus HAV kemudian di
transport menuju hepar yang merupakan situs primer replikasi, dimana
pelepasan virus menuju empedu terjadi yang disusul dengan transportasi virus
menuju usus dan feses. Viremia singkat terjadi mendahului munculnya virus
didalam feses dan hepar. Pada individu yang terinfeksi HAV, konsentrasi terbesar
virus yang di ekskresi kedalam feses terjadi pada 2 minggu sebelum onset
ikterus, dan akan menurun setelah ikterus jelas terlihat. Anak-anak dan bayi
dapat terus mengeluarkan virus selama 4-5 bulan setelah onset dari gejala klinis.
Berikut ini merupakan ilustrasi dari patogenesis hepatitis A (Richard, 2014).
Kerusakan sel hepar bukan dikarenakan efek direct cytolytic dari HAV;
Secara umum HAV tidak melisiskan sel pada berbagai sistem in vitro. Pada
periode inkubasi, HAV melakukan replikasi didalam hepatosit, dan dengan
ketiadaan respon imun, kerusakan sel hepar dan gejala klinis tidak terjadi
(Richard, 2014).
Banyak bukti mengatakan bahwa respon imun seluler merupakan hal
yang paling berperan dalam patogenesis dari hepatitis A. Kerusakan yang terjadi
pada sel hepar terutama disebabkan oleh mekanisme sistem imun dari Limfosit-T
antigen-specific. Keterlibatan dari sel CD8+ virus-specific, dan juga sitokin,
seperti gamma-interferon, interleukin-1-alpha (IL-1-), interleukin-6 (IL-6), dan
tumor necrosis factor (TNF) juga berperan penting dalam eliminasi dan supresi
replikasi virus. Meningkatnya kadar interferon didalam serum pasien yang
terinfeksi HAV, mungkin bertanggung jawab atas penurunan jumlah virus yang
terlihat pada pasien mengikuti timbulnya onset gejala klinis. Pemulihan dari
hepatitis A berhubungan dengan peningkatan relatif dari sel CD4+ virus-specific
dibandingkan dengan sel CD8+ (WHO, 2010).
Immunopatogenesis dari hepatitis A konsisten mengikuti gejala klinis dari
penyakit. Korelasi terbalik antara usia dan beratnya penyakit mungkin
berhubungan dengan perkembangan sistem imun yang masih belum matur pada
individu yang lebih muda, menyebabkan respon imun yang lebih ringan dan
berlanjut kepada manifestasi penyakit yang lebih ringan (Richard, 2014).
Dengan dimulainya onset dari gejala klinis, antibodi IgM dan IgG anti-HAV
dapat terdeteksi.35 Pada hepatitis A akut, kehadiran IgM anti-HAV terdeteksi 3
minggu setelah paparan, titer IgM anti-HAV akan terus meningkat selama 4-6
minggu, lalu akan terus turun sampai level yang tidak terdeteksi dalam waktu 6
bulan infeksi. IgA dan IgG anti-HAV dapat dideteksi dalam beberapa hari setelah
timbulnya gejala. Antibodi IgG akan bertahan selama bertahun-tahun setelah
infeksi dan memberikan imunitas seumur hidup. Pada masa penyembuhan,
regenerasi sel hepatosit terjadi. Jaringan hepatosit yang rusak biasanya pulih
dalam 8-12 minggu (WHO, 2010).
Gambar 2.3 Ringkasan temuan gejala klinis, serologi dan virologi pada hepatitis A akut tanpa
komplikasi.
derajat rendah umumnya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya
ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat
dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.
Fase ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak
terdeteksi. Setelah timbul icterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal,
tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
Fase konvalesen (penyembuhan). Diawali dengan menghilangnya
ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap
ada. Muncul perasan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan
akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan
klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu. Pada 5-10% kasus
pejalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya
fulminan.
2.7 Penegakan Diagnosis Hepatitis A
2.7.1 Keluhan dan Gejala
Periode inkubasi infeksi virus hepatitis A antara 10-50 hari (rata-rata 25
hari), biasanya diikuti dengan demam, kurang nafsu makan, mual, nyeri pada
kuadran kanan atas perut, dan dalam waktu beberapa hari kemudian timbul sakit
kuning. Urin penderita biasanya berwarna kuning gelap yang terjadi 1-5 hari
sebelum timbulnya penyakit kuning. Terjadi pembesaran pada organ hati dan
terasa empuk. Banyak orang yang mempunyai bukti serologi infeksi akut
hapatitis A tidak menunjukkan gejala atau hanya sedikit sakit, tanpa ikterus
(anikterik hepatitis A). Infeksi penyakit tergantung pada usia, lebih sering dijumpai
pada anak-anak. Sebagian besar (99%) dari kasus hepatitis A adalah sembuh
sendiri (Wilson, 2001).
2.7.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada hepatitis menunjukan pembesaran dan sedikit
nyeri tekan pada hati. Splenomegali ringan dan limfadenopati pada 15%-20%
pasien (Sanityoso, 2006).
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Diagnosis hepatitis dibuat dengan penilaian biokimia fungsi hati (evaluasi
laboratorium: bilirubin urin dan urobilinogen, bilirubin total serum dan langsung,
ALT dan / atau AST, fosfatase alkali, waktu protrombin, protein total, albumin,
IgG, IgA, IgM, hitung darah lengkap). Diagnosis spesifik hepatitis akut A dibuat
dengan menemukan anti-HAV IgM dalam serum pasien. Sebuah pilihan kedua
adalah deteksi virus dan / atau antigen dalam faeces. Virus dan antibodi dapat
dideteksi oleh RIA tersedia secara komersial, AMDAL atau ELISA kit. Tes ini
secara komersial tersedia untuk anti-HAV IgM dan anti-HAV total (IgM dan IgG)
untuk penilaian kekebalan terhadap HAV tidak dipengaruhi oleh administrasi
pasif IG, karena dosis profilaksis berada di bawah deteksi level. Pada awal
penyakit, keberadaan IgG anti-HAV selalu disertai dengan adanya IgM anti-HAV.
Sebagai anti-HAV IgG tetap seumur hidup setelah infeksi akut, deteksi IgG antiHAV saja menunjukkan infeksi masa lalu (WHO, 2010).
2.8 Diagnosis Banding Hepatitis A
Hepatitis iskemik
Hepatitis autoimun
Hepatitis alkoholik
kualitas tinggi untuk persediaan air publik dan pembuangan limbah saniter,
yaitu dengan cara pemberian vaksin atau imunisasi. Ada dua jenis vaksin, yaitu :
Imunisasi pasif
Pasif (yaitu, antibodi) profilaksis untuk hepatitis A telah tersedia selama
bertahun-tahun. Serum imun globulin (ISG), dibuat dari plasma populasi
umum, memberi 80-90% perlindungan jika diberikan sebelum atau selama
periode inkubasi penyakit. Dalam beberapa kasus, infeksi terjadi, namun
tidak muncul gejala klinis dari hepatitis A.
Saat ini, ISG harus diberikan pada orang yang intensif kontak pasien
hepatitis A dan orang yang diketahui telah makan makanan mentah yang
diolah atau ditangani oleh individu yang terinfeksi. Begitu muncul gejala
klinis, tuan rumah sudah memproduksi antibodi. Orang dari daerah
endemisitas rendah yang melakukan perjalanan ke daerah-daerah dengan
tingkat infeksi yang tinggi dapat menerima ISG sebelum keberangkatan dan
pada interval 3-4 bulan asalkan potensial paparan berat terus berlanjut,
BAB IV
KESIMPULAN
Hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis A
(HAV). HAV ditularkan dari orang ke orang melalui mekanisme fekal-oral.
Seseorang bisa tertular karena memakan makanan yang terkontaminasi oleh
HAV. Keluhan dan gejalanya, biasanya diikuti dengan demam, kurang nafsu
makan, mual, nyeri pada kuadran kanan atas perut, dan dalam waktu beberapa
hari kemudian timbul sakit kuning. Urin penderita biasanya berwarna kuning
gelap yang terjadi 1-5 hari sebelum timbulnya penyakit kuning. Terjadi
pembesaran pada organ hati dan terasa empuk. Diagnosis penyakit hepatitis
dilakukan dengan tes virologi dan tes serologi. Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk hepatitis A, pengobatan hanya mengobati gejalanya, misalnya
pemberian parasetamol sebagai penurun panas. Prognosis hepatitis A sangat
baik, lebih dari 99% dari pasien dengan hepatitis A infeksi sembuh sendiri. Hanya
0,1% pasien berkembang menjadi nekrosis hepatik akut fatal. Pencegahan
dilakukan dengan menjaga kebersihan personal, rajin mencuci tangan, dan
pemberian vaksin.
DAFTAR PUSTAKA
Richard,
Gilroy.
2014.
Hepatitis
A.
Online:
http://emedicine.medscape.com/article/177484-overview#a3.
Medscape.
Diakses