profilaksis stress ulcer. Obat ini umum digunakan termasuk cimetidine, ranitidin, dan
famotidin. Cimetidme memiliki efek samping berupa perubahan status mental yang telah
didokumentasikan lebih dari 30 kasus. Meskipun kurang umum, ranitidin telah terlibat dalam
beberapa kasus delirium. Delirium terkait dengan famotidin telah dilaporkan hanya dua
kasus.
Efek samping pemberian ranitidin antara lain reaksi Susunan Saraf Pusat (SSP),
termasuk malaise, pusing, mengantuk, dan sakit kepala, terjadi pada kurang dari 3% pasien.
Efek samping lainnya yang jarang terjadi yaitu delirium, agitasi, depresi, dan halusinasi
telah dilaporkan, terutama pada pasien sakit parah dan usia lanjut. Berdasarkan penelitian
Walt et al bahwa ranitidin dapat melewati blood brain barrier (BBB) dalam jumlah kecil
pada orang normal dan berdasarkan Schentag et al bahwa tingkat simetidin dalam melewati
BBB atau cerebroSpinal Fluid (CSF) jauh lebih tinggi pada pasien kondisi kritis.
Dibawah ini gambar mekanisme berbagai macam kerja obat dalam pengobatan
dyspesia syndrome:
DAFTAR PUSTAKA:
1. Katzung, B. (1997). Farmakologi Dasar dan Klinik (edisi 4) (Agus. A., Chaidir. J.,
Munaf. S., Tanzil. S., Kamaluddin. M. T., Nattadiputra . S., dkk, penerjemah). Jakarta:
EGC. (Buku asli diterbitkan 1995).
2. Dawn PP, Joseph RD, Walter FB. 1995. H-2 Blocker Delirium. Psychosomatics. Vol.
36; Number 1. http://psy.psychiatryonline.org/cgi/reprint/36/1/74.pdf.