Anda di halaman 1dari 41

Ruptur PatellaTendon

Wira Nico Sempaty


1307101030147

Pembimbing :
dr. Zulkarnaini, Sp. OT
PENDAHULUAN

Ruptur tendon patela adalah pecahnya tendon patella


secara tiba-tiba, kontraksi kuat dari otot-otot paha depan di
sisi depan kaki bagian atas yang dapat disebabkan
berbagai faktor.

Kebanyakan kasus terjadinya ruptur patela tendon pada


usia diatas 40 tahun merupakan kasus trauma.
Beberapa studi menybutkan bahwa insiden dari ruptur
patela tendon 0,6 per 100.000 orang dimana 78% dari
kasus merupakan laki – laki dengan rata – rata usia 55
tahun.

Ras kulit hitam lebih beresiko dari pada ras kulit putih
menurut beberapa studi.
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Ruptur tendon patela adalah pecahnya tendon patella


secara tiba-tiba, kontraksi kuat dari otot-otot paha depan di
sisi depan kaki bagian atas yang dapat disebabkan
berbagai faktor. Ruptur patela tendon biasanya terjadi
unilateral dan jarang terjadi pada bilateral
Anatomi
Pembedahan

Etiologi
Tendon Weakness
Kecelakaan •Patellar tendonitis
yang sangat •SLE, Reumatoid
Arthritis
keras •Penggunaan
steroid
Klasifikasi

• Complate : akan mengganggu jaringan


lunak dan akan terpisah menjadi dua
bagian sehinga dapat terlihat adanya
penarikan dari tendon quadrisep sehingga
patella tertarik keatas.
• Pada partial ruptur tendon patela tidak
sepenuhnya mengganggu jaringan lunak.
Manifestasi klinik
• Nyeri pada daerah ruptur tendon
• Bengkak
• Teraba lekukan pada bagian bawah dari patela
• Patela berubah posisi lebih keatas dari posisi
semula
• Kesulitan dalam meluruskan lutut
• Kesulitan berjalan karena tidak bisa meluruskan
kaki
• Keram
• Memar
Pemeriksaan Penunjang

Gambar x-ray normal Gambar x-ray ruptur Gambar MRI ruptur patela
patela tendon tendon
complate
Laboratorium

• Dalam keadaan ruptur patela tendon


sekunder terhadap penyakit sistemik,
seperti, sistemik lupus erythematosus
(SLE), rheumatoid arthritis atau diabetes
walaupun pada ruptur patela tendon
jarang ditemukan laboraturium abnormal.
Diagnosis

• Diagnosis dari ruptur patela tendon dapat


ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Tatalaksana

• Imobilisasi: Pemakaian immobilizer lutut


atau Brace. Diharapkan akan menjaga
lutut lurus untuk membantu penyembuhan
• Physical therapy: Ketika memakai brace
dapat direkomendasikan latihan untuk
memperkuat otot-otot paha depan
Terapi bedah

• 1. Perbaikan melibatkan menjahit tendon robek


melalui terowongan tulang dalam patella atau
tibialis tuberkulum, tergantung pada lokasi
gangguan. Selain itu, ruptur retinacular
diperbaiki anatomis Biasanya, perbaikan
membutuhkan augmentation. Atau, tendon
patela bisa diganti dengan jaringan autograft.
• 2. Sebuah perkembangan baru dalam
perbaikan patella tendon adalah
penggunaan suture anchors.
• Menggunakan suture anchors ini berarti
bahwa lubang bor di tempurung lutut tidak
diperlukan. Ini adalah teknik baru,
sehingga data masih dikumpulkan pada
efektivitas.
Rehabilitasi
Time After Surgery Weightbearing Immobilization
0-3 d None, with use of crutches Hinged knee brace locked in
extension
4-13 d Toe touch with crutches Hinged knee brace locked in
extension
2-4 wk Partial (25-50%) with crutches Hinged knee brace locked in
extension
4-6 wk Progress to weightbearing as Hinged knee brace locked in
tolerated, crutches discontinued extension
when good quadriceps control is
obtained
6-12 wk Weightbearing as tolerated Hinged knee brace locked in
extension until good active
quadriceps control and normal
gait are obtained
12-16 wk Complete weightbearing No immobilization
16-24 wk Complete weightbearing No immobilization
Komplikasi

• Penurunan kekuatan paha depan dan


hilangnya fleksi lutut penuh dapat
mempersulit keberhasilan keseluruhan
perbaikan.
• Imobilisasi berkepanjangan menyebabkan
kekakuan
• Ruptur berulang, kegagalan fiksasi, atau
keduanya juga dapat terjadi
Prognosis

• Hasil dari perbaikan bedah tergantung


pada beberapa variabel. Orang-orang
yang telah operasi mereka dilakukan lebih
awal setelah cedera umumnya lebih baik
dari orang-orang yang telah menunda
operasi
Laporan Kasus

• Identitas
• Nama : Ny. M
• Umur : 31 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : IRT
• Suku : Aceh
• Agama : Islam
• Alamat : Desa Kadju
• No. RM : 1004152
• Tanggal Masuk : 22 Maret 2015
Anamnesa

Keluhan Utama
• Nyeri pada lutut kaki kanan
Keluhan Tambahan
• Kesulitan meluruskan kaki kanan dan kesulitan berjalan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Ortopedi dengan keluhan terasa nyeri pada
lutut kanan. Nyeri dirasakan semakin bertambah jika digerakkan. Pasien
juga mengeluhkan kesulitan dalam meluruskan kaki. Pasien juga
mengeluhkan kesulitan berjalan setelah kejadian kecelakaan. Keluhan
dirasakan sejak mengalami kecelakaan lalu lintas 9 bulan yang lalu. Pasien
mengendarai sepeda motor dan menabrak mobil angkutan umum. Pasien
juga mengaku tidak pernah memiliki riwayat nyeri sendi sebelumnya.
Pasien juga mengaku tidak pernah mengelukan kemerahan pada pipi dan
wajah ketika terkena sinar matahari.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien menyangkal memiliki penyakit DM, Hipertensi, Artritis dan SLE.
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Pasien menyangkal keluarga memiliki
penyakit DM, Hipertensi, Artritis dan SLE.
Riwayat Pemakaian Obat :
• Riwayat mengonsumsi obat disangakal
Riwayat Kebiasaan Sosial :
• Pasien jarang melakukan olahraga
Pemeriksaan Fisik

• Kesadaran : Compos mentis


• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• RR : 21 x/menit
• Suhu : 36,5oC
Thorax
Inspeksi : Simetris saat statis dan
Kepala dinamis, retraksi suprasternal (-),
Rambut : Hitam, sukar dicabut retraksi intracostal (-), retraksi
Wajah : Simetris, edema (-), epigastrium (-)
deformitas (-) Palpasi : Sf kanan = Sf kiri
Mata : Pupil bulat isokor ø 3 Perkusi : Sonor
mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+), Auskultasi: Vesikular (+/+), Rhonki (-/-)
Konjunctiva ,wheezing (-/-)
anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-).
Telinga : Serumen (-/-) Jantung
Hidung : NCH (-) Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Mulut : Palpasi : Ictus cordis, irama reguler
Bibir : Bibir kering (-), Perkusi : Redup
mukosa basah (+), sianosis (-). Auskultasi: Bunyi Jantung I > Bunyi
Jantung II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi tidak
dijumpai.
Palpasi : Nyeri tekan (-) a/r epigastrium,
defans muscular tidak dijumpai Ekstremitas :
Hepar : Teraba 2-3 cm di bawah arcus S/L : a.r genu Dextra
costae, kenyal, permukaan rata I: deformitas (+), swelling (+)
Lien : Tidak teraba F : nyeri (+)
Ginjal : Ballotement (-/-) M: ROM terbatas
Perkusi : Timpani Edema (-/-)
Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal Sianosis (-/-)
Genitalia
Clubbing finger (-/-)
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
Laboratorium
Tanggal 10/3/2015
Hb 13,2 g/dl
Leukosit 6,2 x 103/mm3
Ht 37%
Trombosit 283x103 /mm3
Eritrosit 4,6 x 106/mm3
Hitung jenis 10/51/35/7
CT/BT 7/2
Na 143 mmol/L
K 4,1 mmol/L
Cl 105 mmol/L
Ureum 17 mg/dL
Creatinin 0,57 mg/dL
LED 55 mg/dL
Foto Thorax PA

• Kesan
normal
Foto Genue Dextra AP/Lat

• Soft tissue sweeling dengan emfisema subkutis


regio genue dextra, tibial plateu sklerotik
Foto MRI
Diagnosa Sementara Ruptur Patella Tendon

Rekonstruksi + Repair
Planing
Patella tendon

1.Bed rest
Terapi 2. Imobilisasi
3.Diet MB
4.IVFD RL 20 gtt/i
5. Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
6.Inj Paracetamol 1fls/ 8 jam
7. Inj Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Durante Operasi
Foto Genue Dextra Post
operatif
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad
REHABILITASI POST
bonam
OPERASI
Quo ad fungsionam : dubia
Mobilisasi menggunakan
ad bonam
walker
Quo ad sanactionam : dubia
ad bonam
Pembahasan
Kasus Pembahasan

• Pada Anamnesis didapatkan • Hal ini sesuia dengan teori yang menyebutkan
keluhan terasa nyeri pada lutut bahwa gejala dari Ruptur patella tendon adalah
kanan. Pasien juga nyeri pada daerah ruptur tendon, bengkak,
mengeluhkan kesulitan dalam keram, memar, kesulitan dalam meluruskan dan
meluruskan kaki. Pasien juga kesulitan dalam berjalan
mengeluhkan kesulitan berjalan • Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
setelah kejadian kecelakaan. teraba lekukan pada bagian bawah dari patella,
• Pada pemeriksaan Fisik patella berubah posisi keatas dari semula atau
didapatkan adanya I: deformitas deformitas, nyeri pada daerah ruptur, kesulitan
(+), Swelling (+), F: Nyeri (+) , dalam meluruskan lutut
M: ROM terbatas
Pemeriksaan Penunjang
Kasus Pembahasan

Pada foto genue tampak tertarik dari patella ke arah • Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
atas. ruptur patella tendon dapat terlihat pada foto
genue tampak patella tertarik ke arah atas.
Kasus Pembahasan

Pada kasus terlihat: • Pada gambaran MRI ruptur patella tendon


terlihat pada antara anak panah
Terapi
Kasus Pembahasan

• Penatalaksaan pada pasien • Ceftriaxon merupakan golongan antibiotik


diberikan terapi berupa Bedrest, sefalosporin generasi ke 3 yang merupakan
imobilisasi kaki kanan, IVFD RL spektrum luas meliputi bakteri bakteri gram postif
20 gtt/i, inj. Ceftriaxon 1gr/ 12 dan negatif. Ranitidin merupakan H2 Blocker
jam, inj. Paracetamol 1 fls/8 jam, yang menempati reseptor histamin H2 secara
inj. Ranitidin 1 amp/8jam. selektif di permukaan sel-sel parietal sehingga
Setelah operasi akan dilakukan sekresi asam lambung dan pepsin sangat
rehabilitasi medik. dikurangi. Sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa rehabilitasi medik sangat
diperlukan sesuai dengan Marder dan temerman
menyusun sebuah presedur untuk memudahkan
dalam melakukan manajemen pasien dengan
standard postoperatif dan rehabilitation protokol.

Anda mungkin juga menyukai