Anda di halaman 1dari 3

8. kenapa Tn. A perutnya terasa tegang dan kembung ?

perut tegang

Perut terasa tegang terjadi karena defans muscular. Defans adalah suatu kondisi yang
dilakukan manusia untuk mengurangi cedera. Cedera disini dimaksudkan nyeri perut dimana
otot perut menjadi kaku sebagai perwujudan pertahanan tubuh. Nyeri perut yang diseluruh
lapang pandang abdomen merupakan rangsangan dari peritoneum parietal yang mempunyai
komponen somatic dan visceral yang memungkinkan lokalisasi yang berbahaya dan
menimbulkan defans muscular dan nyeri lepas. Pada Infeksi peritoneum otot otot perut akan
ikut berkontraksi sehingga terjadi proses penegangan m. Rectus Abdominis, m. Obliquus
Abdominis Externus et Interus dan m. Transversus Abdominis dan hal ini mengakibatkan
perut menjadi tegang.6

Dinding perut terasa tegang biasanya karena iritasi peritoneum atau bisa juga karena
mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk menghindari palpasi yang
menyakitkan. Dapat juga terjadi karena organ di abdomen terisi massa atau terjadi obstruksi
dan dan karena spasme otot yang mengakibatkan tegang.

Price, Sylvia A, dkk. 2003. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi VI
Volume I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Perut kembung

Ada 3 hal yang dapat menyebabkan membesarnya ukuran perut dan harus dibedakan, yaitu
air, udara, dan jaringan dalam perut. Kembung dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:

a. Berkelanjutan, biasanya akibat adanya massa atau pembesaran organdalam


perut seperti tumor, cairan (asites), atau jaringan lemak (kegemukan)
b. Sementara/hilang timbul, yang berhubungan dengan peningkatan gas atau
cairan dalam lambung, usus halus maupun usus besar.(Kurt,1999)

Kurt j. isselbacher et al.. Ahmad h. asdie. HarrisonPrinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam

16. Komplikasi dari penyakit Tn. A ?

a. Pendarahan. Ulkus peptikum merupakan penyebab yang paling sering dari

perdarahan hebat gastrointestinal bagian atas. Pada perdarahan ringan

gejalanya hanya feses yang berwarna kehitaman dan terjadi defisiensi zat

besi.
b. Obstruksi Pilorus. Dapat disebabkan oleh edema jaringan disekitar ulkus

Setiati, Siti, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II. Jakarta: Interna
Publishing

Diagnosa Banding

Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan peritoneum ( membran serosa yang melapisi rongga


abdomen dan menutupi visera abdomen ) merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi
dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi
dari organ abdomen, perforasi saluran cerna, atau dari luka tembus abdomen. Organisme
yang sering menginfeksi adalah organisme yang hidup dalam kolon (pada kasus ruptura
appendik) yang mencakup Eschericia coli atau Bacteroides. Sedangkan stafilokokus dan
streptokokus sering kali masuk dari luar.

Manifestasi Klinis

Adanya darah atau cairan dalam rongga peritonium akan memberikan tanda – tanda
rangsangan peritonium. Rangsangan peritonium menimbulkan nyeri tekan dan defans
muskular, pekak hati bisa menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma. Peristaltik
usus menurun sampai hilang akibat kelumpuhan sementara usus.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, pasien dengan peritonitis, keadaan umumnya tidak baik.
Demam dengan temperatur >380C biasanya terjadi. Pasien dengan sepsis hebat akan muncul
gejala hipotermia. Takikardia disebabkan karena dilepaskannya mediator inflamasi dan
hipovolemia intravaskuler yang disebabkan karena mual dan muntah, demam, kehilangan
cairan yang banyak dari rongga abdomen.

Inspeksi : Pada peritonitis biasanya akan ditemukan perut yang membuncit dan tegang atau
distended.

Auskultasi : pada peritonitis lokal bising usus dapat terdengar normal.

Palpasi : ditemukan nyeri tekan setempat.

Perkusi : pekak hepar akan menghilang, dan perkusi abdomen hipertimpani


Pemeriksaan Laboratorium

1. Darah Lengkap, biasanya ditemukan leukositosis, hematokrit yang meningkat


2. BGA, menunjukan asidosis metabolic, dimana terdapat kadar karbondioksida yang
disebabkan oleh hiperventilasi.
3. Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal mengandung banyak protein (lebih dari
3 gram/100 ml) dan banyak limfosit; basil tuberkel diidentifikasi dengan kultur.
Biopsi peritoneum per kutan atau secara laparoskopi memperlihatkan granuloma
tuberkuloma yang khas, dan merupakan dasar diagnosa sebelum hasil pembiakan
didapat.

Penatalaksanaan

a. observativ

1. Pemberian oksigen

2. Resusitasi cairan

3. Analgetik

4. Antibiotik

b. Definitif

1. Laparotomi

2. Laparoskopi

3. Drain

Anda mungkin juga menyukai