I.
Semester
(G0011008)
2. Aulia Nadhiasari
(G0011046)
(G0011072)
4. Firdausul Marifah
(G0011094)
(G0011116)
6. Lauraine W Sinuraya
(G0011126)
(G0011188)
(G0011212)
:V
II.
tentang
OA
selanjutnya.
B. Manfaat Praktis :
Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai pengaruh berat
badan pada usia lanjut terhadap OA sehingga dapat menjadibahan
pertimbangan dalam pencegahan maupun penatalaksanaan OA.
2
VIII.
Tinjauan Pustaka
A. Osteoartritis
1. Pengertian Osteoartritis
Osteoarthritis (OA) adalah gangguan degeneratif kronis
dengan etiologi multifaktorial yang ditandai dengan hilangnya
tulang rawan artikular, hipertrofi tulang pada margin, sklerosis
subchondral dan berbagai perubahan biokimia dan morfologi pada
membran sinovial dan kapsul sendi. OA juga dikenal sebagai
artritis degeneratif yang biasanya mempengaruhi tangan, kaki,
tulang belakang, dan sendi-sendi yang menahan beban besar,
seperti pinggul dan lutut (Mahajan et al., 2005).
2. Patogenesis Osteoarthritis
Peradangan
mempunyai
kontribusi
terhadap
gejala
(Soeroso, 2011)
3. Faktor Risiko Osteoarthritis
Faktor risiko osteoarthritis terbagi menjadi 2 yaitu:
a.
Faktor Risiko Sistemik:
1) Umur
Umur adalah salah satu faktor risiko terkuat untuk
OA pada semua sendi. Peningkatanprevalensi dan insiden
OA dengan usia mungkin merupakan konsekuensi dari
pajanan kumulatifberbagai faktor risiko dan perubahan
biologis yang terjadi dengan penuaan yang mungkin
membuat persendian kurang mampu mengatasi kesulitan,
seperti tulang rawan menipis, kekuatan otot lemah,
rendahnya proprioception, dan kerusakan oksidatif.
Klasifikasi lansia berdasarkan Depkes RI (2003)
terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang
berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih, lansia risiko tinggi ialah seseorang
yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan, lansia potensial
ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak
potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
2) Jenis Kelamin dan Hormon
Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun
50
tahun
prevalensi
wanita
lebih
tinggi
kemungkinan
lebih
untuk
terkena
OA
Kaukasia.Suatu
studi
lainmenyimpulkan
Legg-Calv-Perthes
capital
femoral
5
misalnyacongenital
disease,
danslipped
epiphysis,
dilaporkanberhubungandengankejadian
Namun,
OA
panggul.
karenakelainankongenitalinitidakumumterjadi,
mungkinhalinihanyaterjadipadaproporsikecilkejadian
panggul
di
populasi.Lane
jugamelaporkanbahwaabnormal
and
OA
colleagues
center-edge
angleataudisplasiaacetabularmasingmasingdikaitkandengankuranglebihtiga
kali
yang
signifikanuntukpengembangan
Klasifikasi
trans-artikular,
meniscectomy,
atau
meniscal
cedera
tear
ligamen
membutuhkan
anterior,
dapat
dengan
peningkatan
risiko
OA.
Risiko
untuk
terjadinya
kelainanradiografi
risiko
OA
Gejalainiumumdijumpaipadapasien
OA
lutut.
5. Diagnosis Osteoarthritis
Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi
pada sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu
gambaran diagnostik (Soeroso, 2006). Gambaran radiografi sendi
yang menyokong diagnosis OA adalah :
a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat
b.
c.
d.
e.
Dan
orang-orang
dengan
OA pada
medio
IX.
Kerangka Pemikiran
Berat badan meningkatatauobesitas
Usia
Jeniskelamin
Ras/ etnik
Genetik
Kongenital
Diet
Kerusakan sendi
Cedera/
pembedahan
Osteoarthritis
Okupasi
Aktivitasfisik
/ olahraga
Faktormekani
k
Keselarasanse
ndi
Kelemahansen
di
14
Peradangansendi
X.
Hipotesis
Ada hubungan antara beratbadanberlebih/ obesitas denganmeningkatnya
prevalensi osteoartritis pada pasien usia lanjut.
XI.
Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
rancangan Cross Sectional.
b. Lokasi Penelitian
Divisi Geriatri Penyakit Dalam RSUD Dr Moewardi Surakarta.
c. Subjek Penelitian
1) Populasi penelitian
: Penderita usia lanjut
dengan kriteria inklusi berusia lebih dari 60
tahun baik laki-laki maupun perempuan, dan
kriteria eksklusi penderita dengan riwayat
cedera/operasi sendi.
2) Sampel :Besar sampel dalam penelitian ini
adalah
40
sampel.
Analisis
penelitian
alat
pengukur
tinggi
badan
dikategorikan
menjadi
dua:
Osteoarthritis
dan
tidak
osteoarthritis.
b) Cara Pengukuran : Dengan keadaan klinis dan radiologis.
c) Skala Pengukuran: Nominal.
g. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Timbangan berat
badan dan alat pengukur tinggi badan, kuesioner untuk memandu
peneliti dalam mencatat identitas dan faktor-faktor risiko osteoarthritis
pada subjek penelitian, serta rekam medis untuk melihat hasil
diagnosis yang didasarkan pada pemeriksaan klinis dan radiologis.
h. Cara Kerja
Peneliti menggunakan sampel laki-laki maupun perempuan yang
berusia lebih dari 60 tahun. Peneliti pergi ke RSUD Dr Moewardi
Divisi Geriatri untuk mencari sampel. Di poliklinik Geriatri peneliti
menunggu pasien yang datang lalu melakukan wawancara untuk
mengetahui identitas dan faktor-faktor risiko osteoarthritis pada
pasien. Kemudian peneliti melakukan penimbangan berat badan dan
tinggi badan pasien dan melihat hasil diagnosis pasien yang
ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan radiologis. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik.
i. Alur Penelitian
Sampel
Berat badan
berlebih
2
(IMT
Tidak
OA 23 kg/m
OA
Timbang Berat
Badan
Hitung
IMT
Berat badan tidak
berlebih
2
(IMT
OA < 23 kg/m
Tidak
OA
Uji Chi-Square
17
DAFTAR PUSTAKA
Felson DT(2008)Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A. dkk. HARRISON's Principles of
Internal Medicine Seventeenth Edition. New
Haq, I., Murphy, E., & Dacre, J. (2003). Osteoarthritis. Postgrad Med J;
79:377-83
Hassanali, S.H and Oyoo, G.O (2011). Osteoarthritis : a Look at Pathophysiology
and Approach to New Treatments.East African Orthopaedic Journal,
Nairobi.
Hugle T, Geurts J, Nuesch C, Muller-Gerbl M, Valderrabano V (2012). Aging and
osteoarthritis: An inevitable encounter?. Journal of Aging Research.
2012: 1.
Mahajan A, Verma S, Tandon V (2005). Osteoarthritis. JAPI. 53: 1.
Murti, B. (2006). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada
UniversityPress.
Setiyohadi Bambang. Osteoartritis Selayang Pandang. Dalam Temu
Ilmiah Reumatologi. Jakarta, 2003 : 27 31.
Soeroso, Joewono (2011). Patogenesis Osteoartritis : Proses Degeneratif atau
Inflamatif. Ilmu Penyakit Dalam FK UNAIR, Surabaya.
Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis (2006).
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.
(eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. p. 1195-1201.
Teichtahl A, Wluka A, Cicuttini FM (2003). Abnormal biomechanics: a precursor
or result of knee osteoarthritis?.Br J Sports Med. 37(4): 289-290.
The National Collaborating Centre for Chronic Conditions of United Kingdom
(2008). Osteoarthritis: National clinical guideline for care and
management in adults. London: Royal College of Physicians, p: 3.
Zhang Y, Jordan JM (2010). Epidemiology of osteoarthritis.Clin Geriatr Med.
26(3): 357-359.
19
20