Anda di halaman 1dari 13

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap

: Ny. S.T.

Umur

: 62 tahun 11 bulan

Agama

: Islam

Alamat

: Gondosari 02/07, Gebog

Pekerjaan

:-

Pernikahan

: Menikah

Pendidikan

: SLTA

Suku

: Jawa

No. RM

: 4536443

Tanggal Pemeriksaan : 19 Oktober 2016


II. ANAMNESIS
Autoanamnesis langsung dengan pasien pada tanggal 19 Oktober 2016
Keluhan Utama :
Penglihatan seperti ada kabut, silau dan pada mata kiri terasa berair, gatal, blereng.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan terdapat bayangan seperti kabut pada pengelihatannya, kabut semakin
jelas apabila mata sebelah kiri ditutup. Pengelihatannya juga silau apabila ada cahaya. Pada
mata kiri dirasakan berair, gatal dan pengelihatannya blereng sejak 4 bulan lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Kelainan pada mata sejak lahir disangkal


Riwayat trauma pada mata disangkal
Riwayat DM (-)
Riwayat HT (+)
Riwayat operasi katarak 6 bulan lalu pada mata kiri
Pengunaan obat dalam waktu lama disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluhan serupa sebelumnya di keluarga

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 1

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tidak bekerja dan pengobatan ditanggung BPJS

PEMERIKSAAN FISIK
A. Vital Sign

Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah
:
110/80 mmHg
Nadi
:
80 kali/ menit
Suhu
:
36,50C
Respiration Rate (RR)
:
20 x / menit
Status Gizi
: Cukup

B. STATUS OFTALMOLOGI
Gambar: OD

OS

Keruh
OCULI DEXTRA(OD)
6/24
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi

OCULI SINISTRA(OS)
6/18
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal, enoftalmus

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Bulbus okuli

(-), eksoftalmus (-),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-), nyeri

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-), nyeri tekan

tekan (-), blefarospasme (-),

(-),

lagoftalmus (-), ektropion (-),

Palpebra

entropion (-)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

blefarospasme (-), lagoftalmus (-),


ektropion (-), entropion (-)

Page 2

Edema (-),

Edema (-),

injeksi silier (-),

injeksi cilier (-),

injeksi konjungtiva (-),

Konjungtiva

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)
Putih
Bulat, jernih,

hiperemis (-)
Putih
Bulat, jernih,

Sklera

edema (-),

edema (-),

arkus senilis (+)

Kornea

arkus senilis (+)

keratik presipitat (-), infiltrat

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

( -), sikatriks (-)


Jernih, kedalaman cukup,

Camera Oculi

sikatriks (-)
Jernih, kedalaman cukup

hipopion (-), hifema (-)

Anterior

hipopion (-), hifema (-)

(COA)
Edema (-),

Edema(-),

synekia (-)

Iris

synekia (-)

Kripta (-)
Bulat,

Kripta (-)
Bulat,

Diameter 3mm

Pupil

Diameter 3mm

refleks pupil L/TL: -/Keruh merata

Lensa

refleks pupil L/TL: +/+


Jernih

Shadow test (-)


Jernih
Tidak dapat dinilai

Vitreus
Retina

Jernih
AVR 2:3,
crossing sign (-),
flame shaped (-),
perdarahan retina (-)

Tidak dapat dinilai


N0

Fundus Refleks
TIO

(+) cemerlang
N0

IV.RESUME
A. Subjektif:
Terdapat bayangan seperti kabut pada pengelihatannya, kabut semakin

jelas apabila mata sebelah kiri ditutup.


Pasien merasa silau apabila ada cahaya.
Pada mata kiri dirasakan berair, gatal dan pengelihatannya blereng sejak 4
bulan lalu.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 3

Menyangkal adanya keluahan pusing, dan melihat benda hitam melayang,

bintik hitam, dan pelangi


B. Obyektif
6/24
Bulat,

Visus

6/18
Bulat,

Diameter 3mm

Pupil

Diameter 3mm

refleks pupil L/TL: -/Keruh merata

Lensa

refleks pupil L/TL: +/+


Jernih

Shadow test (-)


Tidak dapat dinilai

Retina

AVR 2:3,
crossing sign (-),
flame shaped (-),
perdarahan retina (-)

Tidak dapat dinilai


N0

Fundus Refleks
TIO

(+) cemerlang
N0

DIAGNOSA DIFFERENSIAL
OD

Mata tenang visus turun perlahan :


Katarak Hipertmatur
Glaukoma Sekunder Sudut terbuka
Retinopati
Leukoma

DIAGNOSA KERJA
1. OD Katarak senilis matur
2. OS Pseudofakia
DASAR DIAGNOSIS
1. OD Katarak Senilis Matur
Subjektif :
Terdapat bayangan seperti kabut pada pengelihatannya, kabut semakin

jelas apabila mata sebelah kiri ditutup.


Pasien merasa silau apabila ada cahaya.
Menyangkal adanya keluahan mata merah, gatal, berair, pusing, dan
melihat benda hitam melayang, bintik hitam, dan pelangi

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 4

Objektif :

PEMERIKSAAN

OD

Visus

6/24
Bulat,

Pupil

Diameter 3mm

Lensa

refleks pupil L/TL: -/Keruh merata

Retina

Shadow test (-)


Tidak dapat dinilai

Fundus Refleks

Tidak dapat dinilai

2. OS Pseudofakia
Subjektif :
Riwayat operasi katarak 6 bulan lalu pada mata kiri
Pada mata kiri dirasakan berair, gatal dan pengelihatannya blereng
sejak 4 bulan lalu.
Menyangkal adanya keluahan pusing,

dan melihat benda hitam

melayang, bintik hitam, dan pelangi


Objektif :

PEMERIKSAAN

OS

Visus

6/18
Bulat,

Pupil

Diameter 3mm

Lensa
Retina

refleks pupil L/TL: +/+


Jernih
AVR 2:3,
crossing sign (-),
flame shaped (-),
perdarahan retina (-)

Fundus Refleks

(+) cemerlang

VIII. TERAPI
1. OD Katarak Senilis Matur
a. Operatif
EKEK ( Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular ) + IOL

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 5

EKIK (Ekstraksi Katarak Intrakapsular)


Phaco + IOL
SICS (Small Incision Cataract Surgery)
2. OS Pseudofakia
Inmatrol 4 ed gtt 2
C liters 4 ed gtt 2
IX. PROGNOSIS

Quo Ad Vitam
Quo Ad functionam
Quo Ad Kosmetikam
Quo Ad Sanam

OKULI DEKSTRA

OKULISINISTRA(OS)

(OD)
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Dubia ad malam
Dubia ad Bonam

Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Dubia ad malam
Dubia ad Bonam

X. USUL DAN SARAN


Usul :
-

Operasi katarak untuk mendapatkan visus yang lebih baik

Saran:
-

Kontrol tekanan darah secara rutin

Gunakan tetes mata secara teratur

Kontrol secara teratur

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 6

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Katarak berasal dari Yunani katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin cataracta yang
berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup
air terjun.katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan ketajaman visual
dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.
GEJALA
Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa
mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara
mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur,
stadium matur, dan stadium hipermatur . Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan
lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada
saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya,
sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus
berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita
katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 7

kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang
dialami oleh penderita katarak, seperti :
- Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.
- Warna terlihat pudar.
- Sulit melihat saat malam hari.
- Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak
bertambah luas.
STADIUM
Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks
anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai
terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi
jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipient.
2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum
mengenai seluruh lapis lensa.Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik
bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan
hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini
bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan,
maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi
kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak
matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat
bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut,
dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul
lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.Pada pemeriksaan terlihat
bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa.Kadang pengkerutan berjalan terus
sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai
dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka
korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang
terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak
morgagni.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 8

5. Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan
mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi
DIAGNOSIS
Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata.Sebagian besar katarak
tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur)
dan menimbulkan kebutaan.Namun, katarak, pada stadium perkembangannya yang paling
dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi maksimum dengan ophtalmoskop, kaca
pembesar, atau slitlamp.
Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa,
sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya telah matang dan
pupil mungkin tampak putih.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slitlamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada pemeriksaan
prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva,
karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.
PENATALAKSANAAN
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak
tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti
kacamata.Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.
Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat menghambat konversi glukosa menjadi
sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada
hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan
kadar sorbitol, aspirin, agen glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari
bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno
hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi.Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang
digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada
integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi
(ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara
umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu
ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 9

1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)


Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh
lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui
incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan
lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan
merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.
ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun
yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.
Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,
endoftalmitis, dan perdarahan.
2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa
dapat keluar melalui robekan.
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,
bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi
sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan
prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap
badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema,
pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak
seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.
3. Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa.
Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran
ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan
menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang
dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak
diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan
cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak
senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus
yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 10

sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil
seperti itu.
4. SICS
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik
pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan
murah .

PROGNOSIS
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.
Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan
jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau
fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis
pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 11

PSEUDOPHAKIA
Pseudophakia adalah penanaman lensa intraokuler (IOL) untuk menggantikan lensa
asli yang telah mengalami defek anatomis atau fisiologis di dalam bola mata.
Objektif
i) menggantikan fungsi lensa kristalin asli
ii)mengembalikan ketajaman visus kepada keadaan sebelum terjadi penyakitnya
Lensa-Intraokular (IOL)
Bisa primary/secondary implantation
Indikasi: semua jenis katarak kecuali ada kontra-indikasi
Kontra-Indikasi relatif pemakaian IOL :
Inflamasi rekuren segment anterior atau posterior dengan etiology yang tidak
di ketahui

Dystrofi korneo-endothelial

Glaukoma tidak terkontrol

Retinopati diabetik proliferatif

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 12

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, H.S., 2009,Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta.
2. PERDAMI, 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, Sagung Seto: Jakarta.
3. Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta
4. Wijana, N., 1993, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
18 Oktober - 12 November 2016

Page 13

Anda mungkin juga menyukai