Pemahaman Terhadap Agama
Pemahaman Terhadap Agama
Ada 3 hal penting yang sering disebut diperlukan oleh setiap seorang
Mukmin yaitu iman, ilmu dan amal. Ketiga hal tersebut saling berkaitan
dan harus dimiliki untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk
dapat beramal dengan benar, maka seseorang harus memiliki ilmu.
Beramal tanpa ilmu akan menimbulkan banyak kerusakan. Sebagai
contoh, seseorang yang tidak mengetahui hakikat puasa, maka dia
berpuasa hanya menahan haus dan lapar saja, tidak menahan ucapan
atau perbuatan keji yang dapat merusak ibadah puasa.
Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: Barang siapa yang beramal tanpa
didasari
ilmu,
maka
unsur
merusaknya
lebih
banyak
daripada
Al
Quran,
tetapi
tidak
melampaui
kerongkongan
dilaksanakan
hanya
sebagai
rutinitas,
tanpa
pemahaman
pelaksanaan
ibadah
dibuat
untuk
rutinitas
saja.
Ada
lembar kertas. Dan cara ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Tentu saja
sangat disayangkan jamaah yang sholat Jumat di masjid tersebut. Tidak
ada nasehat atau taujih yang dapat dipahami dan amal yang dapat
dilaksanakan. Terdapat cerita nyata pada suatu perumahan dimana
beberapa ibu rumah tangga terjerat hutang dengan rentenir yang
memberikan pinjaman uang dengan bunga yang mencekik. Ternyata para
rentenir terebut adalah ibu-ibu yang terlibat aktif dalam pengajian
pekanan. Kisah ini menunjukkan bahwa kegiatan pengajian rutin yang
dilaksanakan tidak memberikan dampak positif pada aktifitas muamalah
yang dilakukan.
Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya ilmu, hafalan
atau amalan, akan tetapi dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman
terhadap agama Islam secara menyeluruh. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW
pernah bersabda, Satu orang faqih itu lebih berat bagi setan daripada
seribu ahli ibadah. HR. Tirmidzi.
Sahabat Umar bin Khathab ra juga pernah berkata, Kematian seribu ahli
ibadah yang selalu sholat di waktu malam dan berpuasa di siang hari itu
lebih ringan daripada kematian orang cerdas yang mengetahui halhal
yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah.
Bagusnya
lainnya.
pemahaman
Sebagai
terhadap
contoh,
agama
khalifah
Umar
mengalahkan
bin
Khathab
faktor
ra
yang
pernah
mengangkat sahabat Ibnu Abbas ra yang pada saat itu masih berusia 15
tahun untuk menjadi anggota majelis syuro. Umar bin Khathab ra
menjulukinya sebagai pemuda tua karena ketinggian pemahamannya
pada usia yang sangat muda.
Oleh karena itu berusahalah kita mendapatkan pemahaman yang benar
terhadap Islam yaitu pemahaman yang jernih, murni, integral dan
universal. Hal ini akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan
akhirat. Ibnul Qayyim pernah berkata, Benarnya kepahaman dan baiknya
tujuan merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hambaNya. Tiada nikmat yang lebih utama setelah nikmat Islam melebihi kedua
nikmat tersebut. Karena nikmat itulah seseorang memahami Islam dan
komitmen pada Islam. Dengannya seorang hamba dapat terhindar dari
jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu orang yang buruk tujuannya. Juga
terhindar dari jalan orang-orang yang sesat, yaitu orang yang buruk
pemahamannya, serta akan menjadi orang-orang yang baik tujuan dan
pemahamannya.
Wallahu alam.