Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,..
Segala Puji bagi ALLAH, Tuhan Semesta Alam yang senantiasa mencurahkan
rahmat-Nya dan Karunia-Nya, Shalawat serta Salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad S.A.W., keluarganya, para sahabat, dan seluruh umatnya. Kami
bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga Makalah yang berjudul: Akhlak Terhadap Sesama Manusia
dapat terselesaikan.
Materi dalam Makalah ini disusun berdasarkan Studi Pustaka dan Referensireferensi yang sesuai dengan tujuan, agar pada umumnya dapat lebih memahami
tentang Akhlak Manusia terhadap sesama makhluk yang ada di bumi. Kami
menyadari, bahwa dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan.
Oleh karena itu kepada para pembaca khususnya, kami mengharapkan Saran dan
Kritik demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini benar-benar bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada
umumnya.Amin.

makassar, 7 mei 2016

Penulis

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban
menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan
akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas
keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang
syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari
perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari
kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu
dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari
mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan
apa yang diterima.
Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat
Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai
keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau
sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan,
agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia.
Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan
larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran
(makruh).
Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak diantara kita kurang
memperhatikan masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang
memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan
mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan,
sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari
kalangan awam, seperti ungkapan, wahudah ngerti agama kok kurang ajar
sama orang tua, Seharusnya, ucapan-ucapan seperti ini atau pun semisal dengan
ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak Islam,
MAKALAH AQIDAH AKHLAK

bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan Islam mementingkan akhlak.


Yang perlu diingat, bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti, Islam yang memang
seharusnya

kita

utamakan,

namun

tidak

berarti

mengabaikan

perkara

penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid


merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap ALLAH, dan ini merupakan
pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya,
berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang, maka
semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seseorang mywahhid memiliki akhlak
yang buruk berarti lemah tauhidnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
pembahasan akan dititikberatkan pada Akhlak Terhadap Sesama Manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Makalah ini terdiri dari :
a. Apa definisi dari Akhlak ?
b. Apa saja Akhlak terhadap rasulullah ?
c. Apa saja Akhlak terhadap orang tua ?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui definisi Akhlak
b. Untuk mengetahui Akhlak terhadap rasulullah
c. Untuk mengetahui Akhlak terhadap orang tua

BAB II
PEMBAHASAN

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

2.1. Definisi Akhlak


Kata Akhlak berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari Khuluq, yang artinya tabiat,
budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata Akhlak ialah tata krama,
kesusilaan, sopan santun (Bahasa Indonesia), moral, ethic (Bahasa Inggris), ethos,
ethikos (Bahasa Yunani). Untuk mengetahui definisi Akhlak menurut istilah, dibawah
ini terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
a. Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy mendefinisikan, Akhlak adalah
suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan
baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain);
b. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy mendefinisikan, Akhlak adalah bentuk
kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan
baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja;
c. Imam Al-Ghazali mendefinisikan Akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan
yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih
lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji
menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik.
Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan
akhlak yang buruk. Al-Qurthuby menekankan bahwa akhlak itu
merupakan bagian dari kejadian manusia. Oleh karena itu, kata al-khuluk
tidak dapat dipisahkan pengertiannya dengan kata al-khiiqah, yaitu fitrah
yang dapat mempengaruhi perbuatan setiap manusia. Imam Al-Ghazaly
menekankan, bahwa Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia, yang dapat dinilai baik atau buruk, dengan menggunakan ukuran
ilmu pengetahuan dan norma agama. Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy,
Ibnu Maskawaih dan Abu Bakar Jabir Al-Jazairy menekankan, bahwa
Akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu menimbulkan perbuatan yang
gampang dilakukan. Meskipun ketiganya menekankan keadaan jiwa
MAKALAH AQIDAH AKHLAK

sebagai sumber timbulnya akhlak, namun dari sisi lain mereka berbeda
pendapat, yaitu:
1. Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy menekankan hanya perbuatan
baik saja yang disebutnya akhlak;
2. Ibnu Maskawaih menekankan seluruh perbuatan manusia yang
disebutnya akhlak;
3. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy menjelaskan perbuatan baik dan buruk
yang disebutnya akhlak.

2.2 Akhlak Terhadap Sesama Manusia


A. Akhlak Terhadap Rasulullah Saw
1. Mencintai rasulullah dengan tulus
Ahlus Sunnah wal Jamaah sepakat tentang wajibnya mencintai dan
mengagungkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melebihi
kecintaan dan pengagungan terhadap seluruh makhluk Allah Subhanahu wa
Taala. Akan tetapi dalam mencintai dan mengagungkan beliau Shallallahu
alaihi wa sallam tidak boleh melebihi apa yang telah ditentukan syariat, karena
bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam seluruh perkara agama akan
menyebabkan kebinasaan.
a. Wajibnya Mencintai Dan Mengagungkan Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wa Sallam.
Pertama-tama, wajib bagi setiap hamba mencintai Allah dan ini merupakan
bentuk ibadah yang paling agung.
mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah wajib dan harus
didahulukan daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaan kepada
Allah, sebab mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah
mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah. Mencintai Rasulullah
MAKALAH AQIDAH AKHLAK

adalah cinta karena Allah. Ia bertambah dengan bertambahnya kecintaan kepada


Allah dalam hati seorang mukmin, dan berkurang dengan berkurangnya
kecintaan kepada Allah.
Mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengharuskan adanya
penghormatan, ketundukan dan ket1eladanan kepada beliau serta mendahulukan
sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk, serta
mengagungkan Sunnah-sunnahnya.
b. Konsekuensi Dan Tanda-Tanda Cinta Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wa Sallam.
1. Mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengharuskan adanya
pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda
beliau Shallallahu alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk serta
mengagungkan Sunnah-sunnahnya.
2. Mentaati apa yang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam perintahkan.
Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, karena dengan taat kepada beliau
menjadi sebab seseorang masuk Surga.
3. Membenarkan apa yang beliau Shallallahu alaihi wa sallam sampaikan.
Karena
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak berkata menurut hawa
nafsunya.
4. Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh beliau Shallallahu
alaihi wa sallam.

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

5. Beribadah sesuai dengan apa yang beliau Shallallahu alaihi wa sallam


syariatkan, atau dengan kata lain ittiba kepada beliau Shallallahu alaihi wa
sallam.
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh
dikurangi. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa
Taala untuk mengajarkan ummat Islam tentang bagaimana cara yang benar dalam
beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu alaihi wa sallam telah
menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, ummat Islam wajib ittiba kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar mereka mendapatkan kecintaan Allah
Subhanahu wa Taala, kejayaan dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya.
Ittiba kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam hukumnya adalah wajib, dan
ittiba menunjukkan kecintaan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla.
Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah dengan
mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk
mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang
mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bidah,
karena setiap bidah adalah sesat.
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan menjelaskan dalam kitabnya:
Termasuk

mengagungkan

beliau

Shallallahu

alaihi

wa

sallam

adalah

mengagungkan Sunnahnya dan berkeyakinan tentang wajibnya mengamalkan


Sunnah tersebut, dan meyakini bahwa Sunnah beliau Shallallahu alaihi wa sallam
telah menduduki kedudukan kedua setelah Al-Qur-anul Karim dalam hal kewajiban
mengagungkan dan mengamalkannya, sebab As-Sunnah merupakan wahyu dari
Allah.

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

Karena itu tidak boleh membuat keragu-raguan di dalamnya, apalagi


melecehkannya. Dan tidak boleh membicarakan keshahihan dan kedhaifannya, baik
dari segi jalan, sanad atau penjelasan makna-maknanya kecuali berdasarkan ilmu
dan kehati-hatian. Pada zaman ini banyak orang-orang bodoh yang melecehkan
Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, terutama dari kalangan anak-anak muda
yang baru dalam tahap awal belajar. Mereka dengan mudahnya menshahihkan atau
mendhaifkan hadits-hadits, dan menilai cacat para perawi tanpa ilmu kecuali dari
membaca beberapa buku. Sungguh hal tersebut berbahaya bagi mereka dan ummat.
Karena itu hendaknya mereka bertaqwa kepada Allah dan menahan diri pada
batasannya.

2. Menjadikan rasulullah sebagai idola


Salah satu watak bawaan manusia sejak diciptakan Allah Taala adalah
kecenderungan untuk selalu meniru dan mengikuti orang lain yang dikaguminya, baik
dalam kebaikan maupun keburukan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Ruh-ruh manusia adalah kelompok yang selalu bersama, maka yang saling
bersesuaian di antara mereka akan saling dekat, dan yang tidak bersesuaian akan
saling berselisih
Dalam banyak ayat al-Quran, Allah Taala menceritakan kisah-kisah keteladanan
para Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk menjadi panutan bagi orang-orang
yang beriman dalam meneguhkan keimanan mereka. Allah Taala berfirman,
{
}

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman (QS
Huud:120).
Allah Taala berfirman,
{} { { { { { {
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS al-Ahzaab:21).
Dalam ayat yang mulia ini, Allah Taala sendiri yang menamakan semua
perbuatan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai teladan yang baik,
yang ini menunjukkan bahwa orang yang meneladani sunnah Rasulullahshallallahu
alaihi wa sallam berarti dia telah menempuh ash-shirathal mustaqim (jalan yang
lurus) yang akan membawanya mendapatkan kemuliaan dan rahmat Allah Azza wa
jalla.
Kemudian setelah itu, idola yang utama bagi seorang mukmin adalah orangorang yang teguh dalam menegakkan tauhid dan keimanan mereka, sehingga
Allah Taala sendiri yang memuji perbuatan mereka sebagai suri teladan yang baik
dalam firman-Nya,
} { { { {
{ { {
{ {{ {
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri (nabi) Ibrahim
dan orang-orang yang bersamanya (yang mengikuti petunjuknya); ketika mereka
berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari
MAKALAH AQIDAH AKHLAK

apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kamu beriman kepada Allah semata (QS al-Mumtahanah:4).
Sang Idola. Begitulah masarakat sekarang melihat bintang film, atlit, atau
tokoh-tokoh muda yang terkenal lewat layar kaca. Biasanya faktor yang paling
menarik perhatian para remaja dan masarakat secara umum ketika mengidolakan
seseorang adalah fisiknya. Ganteng atau Cantik. Baru talent atau bakat yang dimiliki
seperti kemampuannya berakting, bernyanyi, atau prestasi di bidang-bidang lainnya.
Jarang ditemukan orang yang secara fisik biasa-biasa saja, tetapi menjadi idola para
remaja kebanyakan. Begitu juga kepribadian atau karakter yang dimiliki, merupakan
nomor kesekian yang dijadikan bahan pertimbangan ketika seseorang remaja
mengidolakan seorang bintang.
Hasil dari pengidolaan ini bermacam-macam, dari mulai mengikuti apa yang
dikenakan sang idola, mengunjungi tempat-tempat yang sering dikunjungi sang idola,
sampai meniru segala sesuatu yang dilakukan oleh sang idola. Sampai ada suatu
kejadian tragis, ketika seorang bintang idola meninggal, beberapa orang fansnya rela
ikut membunuh dirinya karena kesetiaan yang di luar akal sehat.
Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa 144, Allah melarang orang-orang
beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja dengan
mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya. Firman Allah:
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu). (Q.S. Al-Nisaa.
144).

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

Bila kita memperhatikan fenomena memasyarakat saat ini di dalam mencari


panutan atau sang idola, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan
apa yang terjadi pada abad-abad terdahulu.
Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan
berakhlaq mulia di kalangan mereka seperti para ulama dan orang-orang yang shalih.
Maka, kondisi itu sekarang sudah berubah. Orang-orang sekarang cenderung
menjadikan manusia-manusia yang tidak karuan dari segala aspeknya sebagai idola.
Mereka mengidolakan para pemain sepakbola, kaum selebritis, paranormal dan
tokoh-tokoh maksiat pada umumnya. Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga
bahkan diberi spirit sedemikian rupa agar anaknya kelak bisa menjadi si fulanah yang
artis, atau si fulan yang pemain sepakbola dan seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa
mereka berbangga-bangga dengan hal itu.
Keliru idola bisa jadi musyrik
Dalam Islam, bentuk pengidolaan sampai mengikuti seluruh sepak terjang
sang idola selain kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, bisa dikategorikan
sebagai salah satu dosa besar. Dan bahkan bisa menjadikan seseorang terjerumus
pada kemurkaan Allah Taala dan kesyirikan. Ada beberapa hal yang bisa menjadikan
seseorang terjerumus diantaranya ;
Pertama, jika seseorang mengikuti segala perilaku sang idola dalam hal-hal
yang dimurkai Allah. Misalnya, bila sang idola menganggap dugem itu adalah sesuatu
yang cool, maka para remaja ikut-ikutan menyenangi tempat dugem seperti yang
diidolakan. Contoh lain, bila sang idola memakai baju seksi, yang memperlihatkan
seluruh bentuk tubuhnya. Dengan serta merta para fans mengikuti gaya berpakaian
sang idola tersebut.

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

Inilah yang disebut dengan tasyabbuh, yaitu meniru-niru kebiasaan orangorang kafir. islam sangat melarang hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam :

- { - { {.
Dari Ibnu Umar berkata, bersabda rasulullah sallallahu alaihi wasallam : Barangsiapa
meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka. [ HR. Abu Daud ].
Kedua, jika seseorang mencintai sang idola melebihi cintanya kepada Allah
dan Rasul-Nya. Sehingga mereka rela melakukan apa pun untuk hanya sekedar
bertemu sang idola. Bahkan sampai mengorbankan nyawa dan harta untuk bertemu
sang idola. Bila tingkat kecintaan seseorang kepada sang idola melebihi cintanya
kepada Allah, sampai-sampai bersedia melakukan apa pun agar bisa diperhatikan
sang idola, maka jatuhlah ia kepada syirik yang dimurkai Allah. Allah Taala
berfirman :
{ { {{ { { { { {
{{ { { {{
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [ QS. Al Baqarah : 165 ].
Rambu-rambu dalam memilih idola :
Ada beberapa rambu-rambu yang harus diketahui setiap muslim dalam menjadikan

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

seseorang sebagai idola. Karena menjadikan seseorang idola itu diperbolehkan


dengan beberapa catatan di bawah ini.
Pertama, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam harus kita jadikan idola sebelum
yang lainnya. Karena memang beliau adalah sebaik-baik idola. Apa pun yang
dilakukan oleh Rasulullah, selalu berdampak baik untuk kita. Lebih dari itu,
mengikuti

setiap

gerak-gerik

Rasulullah

sallallahu

alaihi

wasallam

akan

mendatangkan pahala bagi kita. Hal ini tidak akan terwujud kecuali dengan
mendalami kehidupan beliau lewat kitab-kitab sirah.
Kedua, bila kita mengidolakan seseorang, semuanya karena ingin mencari ridho
Allah Taala. Artinya, jika mengidolakan seseorang pasti idola tersebut seseorang
yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah para ulama dan sholihin.
Bukan para bintang film dan senetron yang dibenci Allah karena banyak melanggar
aturan-aturan Islam.
Ketiga, meskipun kita mengidolakan seorang ulama, kita harus tetap mengingat,
bahwa ia juga manusia. Tentu banyak sekali kekurangan-kekurangan yang
dimilikinya. Bisa saja orang tersebut terkenal lewat berbagai media. Padahal mungkin
banyak kekurangan yang tersembunyi, yang kita tidak mengetahuinya. Islam telah
menetapkan bahwa tidak ada yang masum kecuali rasulullah sallallahu alaihi
wasallam.

Keempat, menyadari bahwa kelebihan yang dimiliki sang idola, berupa ilmu yang
banyak serta hikmah merupakan anugerah dari Allah Taala. Semua itu sebagai ujian
baik untuk diri sang idola sendiri, maupun orang-orang yang mengidolakannya.
3. Taqwa

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata:taqwa itu disini, seraya menunjuk


ke dadanya sebanyak tiga kali
Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: Taqwa kepada Allah taala itu
letaknya di hati, jika hatinya bertaqwa maka anggota badannya juga.
Perintah Bertaqwa Hingga Maut Menjemput
Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenarbenarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim. (QS. Ali imron: 102)

B. AKHLAK TERHADAP ORANG TUA


Peranan orang tua dalam kehidupan seorang anak. Tidak dapat dipungkiri,
bahwa manusia lahir ke dunia ini adalah melalui ibu-bapak. Susah dan payah dialami
oleh ibu dan bapak untuk memelihara anaknya, baik ketika masih dalam kandungan,
maupun setelah lahir ke dunia. Pertama-tama ibu harus mengandung kita selama
kurang lebih 9 bulan. Selama dalam kandungan, ibu menanggung kepayahan,
keletikan dan kesakitan. Sementara agar beban yang ditanggung oleh ibu-bapak
jangan terlalu berat, maka tiap sebulan sekali atau setengah bulan sekali diperiksa ke
dokter. Hal ini dilakukan demi keselamatan bayi yang ada dalam kandungan.
Demikian pula ketika hendak melahirkan, perasaan gelisah, takut, sakit menjadi satu,
dan nyawa ibulah sebagai taruhannya. Bersamaan itu pula bapak berdoa agar istrinya
melahirkan dengan selamat, dan anak yang lahir ke dunia juga dalam keadaan selamat
dan sehat. Setelah bayi lahir ke dunia, lalu dipelihara dan dijaganya dengan penuh
perhatian, disusui, disuapi makanan, dimandikan, diayun dan dibuai ketika menangis,
agar cepat diam dan tidur. Kalau bayi sakit, ibu dan bapak gelisah pula, mereka
mencarikan obat agar cepat pulih kembali kesehatannya. Selanjutnya, ibu dan bapak
MAKALAH AQIDAH AKHLAK

mengajarkan kita duduk, berdiri, berjalan, bercakap-cakap, bermain-main dan


menjaga agar kesehatan kita tetap baik dan pertumbuhan fisik dan rohaninya tetap
normal.
Ibu-bapak kita benar-benar berjasa, dan jasanya tidak bias dibeli sama sekali dan tak
dapat diukur oleh apapun juga. Merekalah yang mengusahakan agar kita dapat makan
dan membelikan pakaian untuk kita. Selanjutnya kita dimasukkan ke lembaga
pendidikan, mulai dari sekolah pendidikan dasar sampai menengah dan mungkin
sampai ke perguruan tinggi, agar kita berakhlak baik, teguh mengamalkan ajaranajaran agama dan mempunyai masa depan yang gemilang.
Cara berbuata baik kepada ibu-bapak diantaranya:
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lain
Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang
Berkomunikasi dengan penuh hikmad (kata-kata dengan lemah lembut)
Berbuat baik kepada keduanya
Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka

Membiasakan diri berbuat baik kepada kedua orang tua. Membiasakan diri
berbuat baik kepada kedua orang tua adalah perbuatan yang amat mulia. Bahkan
dianjurkan setiap setelah shalat mendoakan kedua orang tua. Apabila kedua orang tua
itu telah meninggal misalanya, maka kita sebagai anaknya berkewajiban berbakti
kepada mereka seperti:
a. Menyembahyangkan jenazahnya;
b. Memintakan ampunan kepada Allah;
c. Menyempurnakan janjinya;

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

d. Memuliakan sahabatnya;
e. Menghubungi anak keluarganya yang bertalian dengan keduanya.
Allah SWT berfirman:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S Luqman : 14)
Surat Al-Isra ayat 24 menjelaskan lebih dalam juga
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.S. Al-Isra : 24)

DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3220-wajibnya-mencintai-dan-mengagungkan-nabimuhammad-wajibnya-mentaati-dan-meneladani-nabi.html
https://annajahsolo.wordpress.com/2013/02/27/menjadikan-rasulullah-sebagai-idola/
http://www.dakwatuna.com/2015/01/29/63244/menjadikan-rasulullah-sebagaiteladan-hidup/#axzz47GNwWtEy

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

http://www.khasanah-islam.com/2012/05/keyakinan-kepada-allah.html?m=1
http://ibnzainel-tuvanzy.blogspot.co.id/2009/12/keesaan-allah-dalam-zat-sifatdan.html?m=1
http://www.ydsf.org/blog/untaian-hikmah/meng-esa-kan-allah-dalam-keyakinansekaligus-perbuatan

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

Anda mungkin juga menyukai