Kasus Dan Penjelasannya
Kasus Dan Penjelasannya
pabrik Bangkoknya Adidas mengatakan bahwa dia dibayar kurang dari 1 euro
per hari dan dia bekerja selama 12 jam setiap harinya. Wanita ini juga berkata
bahwa kondisi pabrik di Thailand sangatlah buruk dan manajement
bertingkah brutal demi memenuhi permintaan dalam waktu yang sangat
terbatas, mereka juga sering menolak permintaan pegawai untuk libur dan
hari sakit. Masalah ini sangat similar dengan apa yang dilaporkan oleh para
pekerja Indonesia.
sekitar 900 pekerja dipecat karena mogok dan menuntut pembayaran, ujar
juru bicara Adidas di Jerman. Adidas mengatakan perusahaan itu tidak akan
mengijinkan pembuatan pesanan oleh subkontraktor tersebut sampai masalah
terselesaikan.
2.7.3. Eksploitasi Adidas
Artikel yang dikeluarkan oleh www.media.waronwant.org berjudul
Adidias Exploitation: The Truth Behind The Brand menjelaskan hasil
pengamatan yang dlakukan oleh peneliti Playfair tentang kondisi pegawai
atau pekerja Adidas. Artikel ini menjelaskan bahwa pada hampir setiap pabrik
yang mereka kunjungi para pekerja mengalami masalah yang sama yaitu:
pembayaran gaji yang rendah, kondisi tempat kerja yang buruk dan ancaman,
hukuman apabila mereka mencoba untuk mengorganisir serikat buruh untuk
membela hak-hak mereka.
Artikel tersebut mengatakan bahwa Adidas telah menghabiskan 100
juta mengamankan posisi mereka sebagai mitra olahraga resmi Olimpiade
London 2012 dan Tim GB, namun jauh dari sorotan Olympic para pekerja
yang membuat pakaian mereka berjuang untuk mendapatkan oleh pada upah
yang bahkan tidak menutupi kebutuhan dasar mereka.
Di Indonesia, pekerja dibayar sesedikit 34p satu jam, bahkan beberapa
pabrik memberikan upah yang tidak mencapai upah minimum legal.
Akibatnya,
pekerja
mengatakan
mereka
melewatkan
makan
untuk
menghemat uang dan bahwa setiap hari seseorang di pabrik mereka pingsan
karena mereka lelah atau kurang sehat. Di Filipina, pekerja mengatakan
bahwa upah dasar mereka tidak memenuhi kebutuhan minimum keluarga
mereka; lebih dari setengah orang-orang yang diwawancarai mengatakan
bahwa mereka terpaksa menggadaikan kartu ATM ke rentenir untuk pinjaman
berbunga tinggi.
Tak satu pun dari para pekerja yang diwawancarai peneliti Playfair di
Cina, Indonesia, Sri Lanka atau Filipina dibayar dengan upah yang dapat
mencakup biaya kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, pakaian,
kesehatan dan pendidikan. Tidak harus seperti ini. Adidas dapat memastikan
bahwa semua pemasok membayar upah layak, melalui praktek-praktek