PRIORITIES
Pada bab 3 kita sudah membahas tujuan dan proses mengubah strategi bisnis
menjadi prioritas HR menggunakan diagnosis organisasi. Dalam bab ini kita akan
membahas proses bagaimana mengubah strategi bisnis menjadi plan HR. Menurut
eksekutif HR ini adalah tantangan utama sebagai HR.
Ada 2 cara untuk mengubah strategi bisnis menjadi plan HR, yaitu: strategy
formulation dan strategy implementation.
1. Strategy formulation without implementation: Unfulfilled promises
Strategi ini memberikan 3 maksud, yaitu:
1. Membicarakan arah yang baru untuk perusahaan. Arahan ini bisa disebut visi,
misi, atau bahkan tujuan. Arahan ini akan membantu lingkungan bisnis
perusahaan yang mencakup pelanggan, regulasi, perubahan teknologi, dan
investor.
2. Formulasi strategi dengan mengalokasikan sumber daya. Organisasi memiliki
sumber daya yang fokus pada berbagai tujuan, sepertiL mengurangi biaya,
servis pelanggan, meningkatkan kualitas, dan lain lain). Dengan adanya
strategi ini akan membantu organisasi menentukan prioritas yang harus segera
dipenuhi dan dimana sumber daya harus ditempatkan.
3. Formulasi strategi ini memberikan janji yang menggambarkan komitmen.
Janji kepada pegawai, seperti: peluang bekerja, penugasan, dan lain lain.
Janji untuk pelanggan, seperti: berhubungan dengan produk, pelayanan, nilai
yang diciptakan. Sedangan janji untuk investor, seperti: profit atau performa.
Selesai membuat strategi, eksekutif akan mengembangkan visi untuk masa depan,
mengalokasikan sumber daya untuk mewujudkan visi tersebut dan berjanji kepada
shareholders untuk mencapainya.
Semakin banyaknya strategi yang diformulasikan tanpa diimplementasi, membuat
visi dan misi, di publikasikan namun tidak mengubah kebiasaan organisasi tersebut.
Banyak aspirasi yang diberikan namun tidak pernah direalisasikan.
2. Stategic HR and fulfillment of strategic promises: Defining Capabilities
Step paling penting yang harus ditambahkan adalah kapabilitas organisasi. Strategi
HR jarang berhubungan dengan strategi bisnis untuk. Kasus perusahaan kodak akan
tahun.
World Class Leadership: Kodak akan dikenal sebagai perusahaan pemimpin di
Trinova HR Architecture
The HR architecture was established to advance Trinovas vision for its HR function,
to define how the HR function added value to the business, to reveal any gap between
the present and the desired state for each of deliverables, and to set priorities for
effective allocation of HR resources.
The four deliverables become definitive results for which the HR function strives, and
the architecture sets the priorities that help HR professionals accomplish the
deriverables.
See Table 7 3 in Human Resources Champions, Dave Ulrich, page 198 199
Hallmarks Organization and People Strategy and HR Division Plan
The Table 7 4 shows different purposes of and audiences for the two planning
efforts.
Both plans were necessary, because they served different purposes. Ralph
Christiansen, VP of HR
See Table 7 4 in Human Resources Champions, Dave Ulrich, page 200
Issue of Building an HR Point of View
Variety of approaches to HR strategy :
Selama ini, HR kebanyakan yang ada perusahaan hanya berperan sebagai support
department yang selalu melayani kebutuhan departemen lainnya pada perusahan.
Bahkan terkadang, HR sendiri terlupa untuk melayani kebutuhan departemennya
sendiri. Padahal, kalau HR dapat memenuhi kebutuhannya sendiri terlebih dahulu,
maka HR akan dapat melayani departemen lainnya dengan lebih maksimal. Salah satu
cara untuk memaksimalkan kembali fungsi dari HR itu sendiri adalah dengan
mengaplikasikan fungsi dari Organization Diagnosis di dalam tubuh HR sendiri.
Organization
Diagnosis
adalah
sebuah
usaha
yang
dilakukan
untuk
Shared Mindset
Competence
Consequence
Governance
Working Process / Capacity for Change
Leadership
Untuk melaksanakan Organization Diagnosis, ada empat tahap yang harus dilakukan
yaitu;
1.
2.
3.
4.
No one can predict about the future. Thinking about it, however, helps us to prepare it.
Thinking about future may lead to innovative insights and may help to change todays
HR practices in positive ways. Steve Kerr (GE) addressing three questions: Whats
so? So what? and Now what? that the answers to these question should help to
predict whats next in the development of HR issues and the HR profession.
WHATS SO?
In many cases, HR issues are the next venue for corporations seeking to create
value and deliver results. Business theorists have proposed a number of foci for
conducting the ongoing search of competitiveness: Manufacturing, Business
Strategy,
Marketing
and
Service,
Financial
Management,
Technology,
Ignoring the present and future world of human resources in the quest to build
competitive organizations is like an architect ignoring the basic systems necessary in a
modern house, such as Heating, Lighting, and Plumbing systems. It may result in a
house that appeals on the outside, but not function well on the inside.
HR policies and practices should be able to execute strategy, operate
efficiently, engage employee, and manage change. This process requires HR
Champions, who can create value and deliver results. Whats so? The answer is: HR
matters.
SO WHAT?
If HR matters more to competitiveness than ever before, then both line
managers and HR professionals must become HR champions. They must not only
appreciate HR issues, but master the techniques for creating value through HR
practices.
The Emerging Human-Resource Community
HR is no longer the sole responsibility of the HR departments, but involves a
firms broader human-resource community. The membership and balance of the HR
community can vary. Its may be anchored by HR professionals. Its may be sponsored
by the operating managers. Its may extend to other staff groups who use HR practices
both within the group. Itsmay be further supported by consultants or vendors who
provide fresh insight and technical expertise. HR professionals or line managers must
be a HR champions.
Implications for HR Professionals as HR Champions
HR professionals of the future will think more about results than program.
They Focus and guarantee deliverables from deployment of HR practices, developing
and using organizational architecture. They perform organizational diagnoses using
organizational architecture Reengineer HR works through use of technology, process
reengineering teams, and quality improvements. They will be the employees voice.
They will be the catalysts, facilitators, and designers of both culture change and
capacity for change.
Implications for Line Managers as HR Champions
Line managers are primarily responsible for the HR practices within a firm.
They are accountable to shareholders for delivering economic value, to customers for
product or service value, and to employees for work place value. They must ensure
every business plan has an organizational action plan for implementation. They must
ensure strategic promises to customers, employees, and investors are kept. They must
create staff-shared services organizations. They need to articulate a new employee
contract for all employees both stretch goals an the resources to reach those goals.
They need to align the internal culture to achieve the desired market identity. They
must require HR department set high goals, review, monitor, and hold its accountable.
Implication of the Partnership Between Line Managers and HR Professionals
HR professionals and Line managers must form a partnership to perform
ultimately. The benefit of partnership are: Partnerships break down the traditional
barriers: line and staff, Partnerships ensure the combined skills are more than the sum
of their parts, Partnerships imply mutual respect, Partnerships encourage debate and
differences.
1. Line managers: bring authority, power, and sponsorship and have overall
responsibility
2. HR professionals: Technical expertise
2. When HR Matters?
Sebuahteori, apapun itu pasti menjurus kepada contingent thinking. Contingent
thinking sendiri didasari oleh pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk ifthen? atau
jika.maka?. Di saat bagaimana sebuah perusahaan menanggapi segala hal yang
mungkin terjadi di dalam operasional perusahaan tersebut adalah saat dimana HR
pasti juga dibutuhkan.
Dalam merumuskan praktik HR mana yang akan dijalankan oleh suatu
perusahaan, biasanya perusahaan tersebut menggunakan jasa HR professional untuk
melakukan benchmarking terlebih dahulu terhadap perusahaan lain yang sudah
melaksanakan praktik HR di perusahaannya dengan baik.
Seperti contoh pada perusahaan General Electric. Saat sebuah perusahaan melakukan
benchmarking mengenai praktik HR yang diberlakukan di General Electric, dan
akhirnya mengimplementasikan hasil dari benchmarking tersebut di perusahaannya
sendiri. Maka dari itu bukan menjadi jaminan bahwa praktik HR yang diadopsi dari
General Electric akan berhasil juga dilaksanakan di perusahaan tersebut.
Hal ini kadang terjadi dikarenakan faktor-faktor eksternal yang biasanya
kurang diperhatikan oleh professional HR. Dan jika dikaitkan dengan teori, ini adalah
saat di mana professional HR lebih berfokus kepada then dibandingkandengan if.
Jadi professional HR bisa saja kurang concern terhadap latar belakang, budaya, dan
jugahal-hal yang memang biasanya terjadi di perusahaan tersebut yang ternyata
berada di dalam kondisi berbeda dibandingkan dengan di General Electric, sehingga
konep-konsep praktik HR yang diimplementasikan di General Electric kurang bisadi
implementasikan di perusahaan lain.
CHALLENGE TWO: HR TOOLS
Global HR
Global HR memiliki dua bentuk implikasi:
1. Basic HR Issues Global Business Strategy berfokus pada bagaimana cara
perusahaan dapat masuk dan memulai bisnis di suatu negara. Agar strategi ini
bisa sukses, makaada Basic HR Issues yang harus dihadapi. Contohnya,
"bagaimana cara perusahaan untuk merekrut orang untuk melakukan
operasional?, bagaimana caranya memastikan karyawan yang bekerja di
negara tersebut bisa mengikuti budaya perusahaan? dan lain sebagainya.
2. Unique Country Conditions Perusahaan harus bisa menyadari dan sensitif
terhadap kondisi negara yang sifatnya unik. Contohnya seperti kebijakan
mengenai upah minimum, bervariasinya asuransi kesehatan yang diharapkan
oleh karyawan di tiap-tiapnegara, dan lain sebagainya.
Leadership Depth
Diperkirakan, karakteristik dari pemimpin di masa sekarang akan berbeda dengan
karakteristik pemimpin di masa depan. Berikut ini adalah contoh perbedaan
karakteristik antara pemimpin di masa sekarang dan di masa depan:
Leaders of Today
Charisma is important
Individual leadership
Team leadership
Give answers
Ask questions
Knowledge Transfer
Dua faktor utama yang menjadi karakteristik dari learning organization adalah
kemampuan menciptakan ide yang berpengaruh dan juga kemampuan untuk
menggeneralisasikan ide tersebut agar dapat dimengerti oleh semua komponen dari
perusahaan.
Tantangandari proses pembelajaran di dalam organisasi sendiri adalah lebih kepada
menggeneralisasikan ide. Bagaimana caranya supaya sebuah ide dibagikan tanpa
batas melintasi dimensi waktu, tempat, geografi, danjuga fungsi.
Sebuah alat yang sifatnya kritis di dalam HR adalah sistem yang berfungsi sebagai
media untuk transfer informasi dan pengetahuan di dalam suatu perusahaan. Mengapa
hal ini sangat penting? Karena dapat mengurangi jumlah siklus waktu; sebab
informasi yang ada dapat beredar dengan mudah antar lokasi, meningkatkan inovasi
melalui proses penciptaan pengalaman, pengambilan keputusan yang lebih baik
karena informasi bisa didapatkan dari berbagai sumber.
Transfer pengetahuandaninformasi yang efektif dapat memberikan implikasi dalam
beberapa hal di dalam perusahaan, diantaranya adalah:
Siapa yang dipekerjakan
Bagaimana berlangsungnya suatu perkembangan
Bagaimana insentif diciptakan
Bagaimana komunikasi dilakukan
Bagaimana sebuah organisasi diatur
Culture Change
Tahap-tahap untuk mencapai perubahan dari suatu budaya di dalam perusahaan:
Memiliki komitmen terhadap perubahan budaya
Mendefinisikan keadaan budaya di masa sekarang
Mendefinisikan keadaan budaya yang diinginkan di masa depan
Mengekspos kesenjangan budaya
Menyiapkandan mengimplementasikan culture action-plans
Mengkoordinasikan usaha-usaha untuk perubahan budaya
Mengukurhasilnya
CHALLENGE THREE: HR CAPABILITIES
Selain dari pada kemampuan pada umumnya, HR pada masa kini harus memiliki
kapabilitas-kapabilitas yang sifatnyabaru, contohnya:
Speed: Secepat apakah pekerjaan HR dapat dilaksanakan tanpa mengorbankan
kualitasnya sedikitpun
Implementation: Sebaikapa ide-ide tersebut dapat langsung diubah menjadi
actions yang hasilnya dapat terlihat di dalam kelakuan para pegawai dan yang
langsung memberikan manfaat pada perusahaan?
Innovation: Semampu apakah HR untuk berpikir secara kreatif dalam
memecahkan masalah yang sudah lama maupundalam mencari solusi untuk
masalah yang bahkankemunculannya belum dapat diperkirakan?
Integration: Sebaik apakah pekerjaan HR dalam berintegrasi dengan strategic
plans, customer goals, kebutuhan para pegawai, dan staff function plan?
HR
PRACTICES
HR VALUE
PROPOSITION
Information &
Relationship
New Organizational forms berubah bentuk dari pyramid menjadi bentuk networks
Tahapan karir berubah menjadi bentuk horizontal
Kompensasi posisinya tidak seketat kompetensi
Budaya akan melintasi batas batasan internal
Kerja tim sudah sama pentingnya dengan memiliki kekuasaan