Anda di halaman 1dari 5

2.2.

ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti

susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biscuit, atau bubur tim. (WHO, 1991)
Pada tahun 2001 World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan
bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan
demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi. ASI hendaknya diberikan sesegera mungkin setelah bayi lahir, kerena volume ASI
terbanyak adalah 5 menit pertama setelah lahir.
ASI sebagai makanan bayi yang mengandung laktosa didalam usus laktosa akan dipermentasi
menjadi asam laktat yang bermanfaat sebagai zat antibodi, menghambat pertumbuhan bakteri
yang bersifat pathogen, ASI tidak mengandung beta lactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi (Arifin, 2004).
Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun survei yang dilaksanakan pada tahun
2002 oleh Nutrition dan Health Surveillance System (NSS) kerja sama dengan Balitbangkes dan
Helen Keller International di 4 perkotaan dan 8 pedesaan menunjukan bahwa cakupan ASI
ekslusif 4-5 bulan di perkotaan antara 4% - 12 %, sedangkan dipedesaan 4% - 25 % pencapaian
ASI ekslusif, pencapaian ASI ekslusif 5-6 bulan diperkotaan berkisar antara 1% - 13%,
sedangkan dipedesaan 2% - 13 %.
Berdasarkan data dari NSS yang bekerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller
International permasalahan yang mengakibatkan masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia
adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu
bekerja (Judarwanto, 2006).
2.2.2

Faktor faktor yang mempengaruhi pemberian Asi Eksklusif


Banyak hal yang menyebabkan ASI Eksklusif tidak diberikan oleh ibu kepada bayinya, hal

ini bisa dipengaruhi oleh :


1. Faktor sosial budaya ekonomi
a. Pendidikan formal ibu
b. Pendapatan keluarga
c. Status kerja ibu
2. Faktor psikologis
a. Takut kehilangan daya tarik sebagai wanita

b. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
c. Tekanan batin
3. Faktor fisik ibu
4. Faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau
dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif (Soetjiningsih).
5. Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu
seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya
menyusu.
6. Luka pada puting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada puting susu dan
adanya penyakit tertentu seperti tuberkulosis, malaria yang merupakan alasan untuk tidak
menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan
menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan
gizinya baik.
7. Kurangnya pengertian dan pengertahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui
menyebabkan ibuibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu formula.
2.2.3 Manfaat ASI eksklusif
1. Menurut Roesli, (2005) beberapa manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu :
a. Bagi bayi
a. Meningkatkan daya tahan tubuh pada bayi
b. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara
c. Membentuk rahang yang bagus
d. Diduga mengurangi resiko kencing manis, kanker, dan jantung pada bayi
e. Menunjang perkembangan motorik sehingga anak lebih cepat berjalan
b. Bagi ibu
a. Mengurangi terjadinya anemia
b. Menjarangkan kehamilan
c. Lebih cepat langsing kembali
d. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
e. lebih ekonomis dan murah
f. memberikan kepuasan bagi ibu
c. Bagi lingkungan
Dengan hanya memberikan ASI eksklusif saja maka tidak memerlukan kaleng susu, karton
dan kertas pembungkus, botol plastic serta dot karet, sehingga akan mengurangi pencemaran
lingkungan.
2. Menurut Suririnah, (2007) manfaat ASI ekslusif adalah :
a. Manfaat bagi bayi
a. Jarang menyebabkan konstipasi
b. Nutrisi yang terkandung didalam ASI sangat mudah diserap oleh bayi

c. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif
sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena
ASI mengandung DHA/AA.
d. Bayi yang diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan akan menurunkan resiko terkena penyakit
jantung bila mereka dewasa.
e. Membina kasih sayang antara ibu dan bayi.
b. Manfaat untuk ibu
a. Membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
b. Membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
c. Mengurangi terjadinya kanker payudara pada ibu.
2.2.4 Cara pemberian ASI ekslusif
Berikut cara pemberian ASI eksklusif :
1. Memberikan ASI peras menggunakan alternatif cara pemberian minum
a. Apabila bayi tidak dapat menyusu (misalnya bayi kecil atau sakit, atau ibu sakit berat),
anjurkan ibu memeras asi dan berikan dengan salah satu alternative cara pemberian
minum yang lain.
b. Ajarkan ibu cara memeras ASI. Bila perlu jelaskan jelaskan bahwa ia
dapat menyusui lagi setelah bayi dan ibu sembuh.
c. Nilai kemampuan menyusu dua kali sehari dan anjurkan menyusui
langsung apabila bayi menunjukkan tanda siap untuk menyusu.
2. Memeras ASI langsung ke mulut bayi
a. Cara ini dapat digunakan untuk bayi kecil sebagai alternative pemberaian dengan
cangkir/sendok. Beri dukungan setiap cara pemberian minum yang dipilih ibu.
b. Pastikan ibu dapat memeras asi dengan benar.
c. Mintalah Ibu:
a. Memeras payudara sampai keluar beberapa tetes ASI pada putting.
b. Tunggu sampai bayi bangun dan membuka mulut dan matanya, atau
c.
d.
e.
f.
g.

berangsangan lembut.
Biarkan bayi mencium bau ASI pada puting dan mencoba mengisap.
Teteskan beberapa tetes ASI langsung ke mulut bayi.
Tunggu sampai bayi menelan sebelum meneteskan ASI lagi.
Apabila bayi telah kenyang ia akan menutup mulutnya.
Ulangi proses ini setiap 1 sampai 2 jam apabila berat bayi < 1500 gr, atau setiap

2-3 jam apabila berat bayi 1500 gr atau lebih.


h. Pastikan bayi mendapat cukup minum dengan menimbang berat badan setiap hari.
3. Memberikan ASI Peras Dengan Pipa Lambung
Apabila bayi tidak dapat menggunakan cara yang disebutkan diatas atau memerlukan pipa
lambung untuk masalah tertentu, masukkan pipa lambung. Jangan memberi cairan melalui pipa

lambung pada bayi dengan dehidrasi berat, tidak sadar, kejang atau sakit berat lainya atau
terdapat disertai abdomen.
Setiap kali sebelum memberi minum, pastikan pipa lambung terpasang dengan benar :
1. Anjurkan ibu untuk berpartisipasi pada pemberian minum.
2. Sambungkan pangkal pipa lambung dengan semprit steril (tanpa jarum dan
penyedot).
3. Bila tidak tersedia semprit seteril, cuci semprit dengan air panas dan sabun
kemudian keringkan, serta cuci setiap kali selesai memberikan minum.
4. Alat lain berbentuk corong dapat juga digunakan bila bias dihubungkan
secara pas ke pipa lambung.
5. Tuangkan ASI peras yang di hubungkan ke dalam semprit dengan ujung
semprit menghadap kebawah.
6. Minta ibu memegang semprit setinggi 5 - 10 cm. Diatas bayi dan biarkan
ASI peras mengalir ke bayi sesuai daya tarik bumi, jangan terlalu tinggi
karena mengakibatkan aliran terlalu keras.
7. Dengan menggunakan cara ini setiap pemberian minum memakan waktu
10 - 15 menit. Bila aliran terlalu cepat semprit dapat di turunkan atau pipa dapat dilipat agar
aliranya terhambat.
8. Bila pemberian minum selesai, lepaskan dan cuci semprit dan tutup ujung
pipa lambung.
9. Ganti pipa lambung dan semprit sekali sehari.
Adapun cara lain dalam memberikan ASI kepada bayi yaitu :
10. Anjurkan ibu untuk menyusui tanpa jadwal siang dan malam setiap kali
bayi menginginkan.
11. Bila bayi melepaskan isapanya dari satu payudara berikan payudara lainya.
12. Nasihati agar tidak memaksakan bayi untuk menyusu bila bayi mau/ tidak
melepaskan isapan bayi sebelum bayi selesai menyusu dan tidak memberikan minuman lain
selain ASI, atau menggunakan dot.
13. Anjurkan ibu hanya memberikan asi untuk 4 - 6 bulan pertama.
14. Tujukkan kepada ibu cara melekatkan bayi, katakan kepada ibu agar

menyentuhkan putting pada bibir bayi, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Mulut bayi
digerakkan ke arah putting ibu sehingga bibir bawah bayi terletak jauh dibelakang putting
pada areola.
15. Nilai perlekatan mulut bayi pada puting susu ibu dan reflek mengisap bayi.

Anda mungkin juga menyukai