http://ardi-rockn.blogspot.co.id/2010/04/artikel-tentang-korupsi.html
H
ARTIKEL TENTANG KORUPSI
Diposkan oleh Ardi Hermawan Selasa, 06 April 2010 di 08.02
Dalam masalah perkorupsian ini, dari dokumen-dokumen HAM yang ada, yaitu Universal Declaration
of Human Right, The International Covenant on Civil and Political Right (ICCPR) dan The
International Covenant on Economic, Social dan Cultural Right (ICESCR), menyebutkan bahwa
korupsi sesungguhnya merupakan suatu bentuk dari pelanggaran HAM. Tetapi Islam sendiri sejak
kehidupan Imam Syatibi sendiri (500 tahun sebelum deklarasi HAM di Jenewa) telah menggaris
bawahi dalam kitabnya al-Muwafaqot I, hal 15, bahwa maqosid tasyri' dalam Islam minimal telah
memperjuangkan hak-hak yang selama ini digembor-gemborkan orang. Hak itu antara lain:
hak kebebasan praktek dan kepercayaan budaya (ICCPR Pasal 27, ICESCR Pasal 15)
Pelanggaran atas hak-hak tersebut bilamana korupsi terjadi pada kebijakan yang diambil pemerintah
yang menyebabkan kerusakan lingkungan, menguntungkan perusahaan besar dan meminggirkan
masyarakat adat yang telah menghuni kawasan tersebut turun temurun.
Salah satu contoh dari pelanggaran ini adalah impor limbah berbahaya dari Singapura. Bagaimana
mungkin limbah berbahaya yang mengancam kelestarian lingkungan hidup (termasuk di dalamnya
manusia), bisa masuk ke Indonesia? Penyebabnya tiada lain adalah korupsi yang melibatkan banyak
pihak.
Contoh lain yang dapat dikemukakan adalah penyiksaan yang dilakukan oleh aparat TNI
menggunakan fasilitas Freeport di Papua. Dengan tuduhan terlibat Organisasi Papua Merdeka, aparat
TNI yang mendapat dana "keamanan" dari PT Freeport melakukan penyiksaan terhadap tokoh-tokoh
masyarakat yang menentang kehadiran Freeport.
Kebebasan berekspresi termasuk hak untuk mendapatkan informasi dalam berbagai bentuk.
Pelanggaran atas hak kebebasan berekspresi dapat dilihat pada gugatan pencemaran nama baik
yang dilakukan terhadap media dan aktivis anti korupsi. Demikian juga berbagai praktek money
politics dalam pemilihan umum dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak untuk memilih.
Dengan adanya money politics, pilihan yang diberikan oleh para pemilih bukan atas kehendak pribadi
tetapi karena motivasi uang sehingga pemilihan umum tidak memiliki integritas lagi.
Kedua hak ini dapat dilanggar melalui alokasi anggaran yang tidak adil. Seperti dapat kita saksikan
pada APBN, sebagian besar alokasinya untuk pembayaran utang dalam negeri dan luar negeri.
Anggaran pendidikan hanya mendapat kurang dari 10%. Apalagi anggaran kesehatan yang jauh
dibawahnya. Jelas dalam kategori ini, negara telah melakukan pelanggaran HAM.
Dari uraian di atas, para koruptor dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan pelanggaran HAM,
tergantung di segmen mana dia melakukan korupsi, sehingga mereka dapat dijerat atas dua tuduhan,
yakni pencurian dan pelanggaran HAM.