Buku Evaluasi Paruh Waktu RPJMN - Bappenas PDF
Buku Evaluasi Paruh Waktu RPJMN - Bappenas PDF
ii
KATA PENGANTAR
samping
itu, pelaksanaan
juga
diamanatkan
dalamPresiden
Undang-Undang
Wakil
RPJMN 2010-2014
merupakanevaluasi
penjabaran
Visi,
Misi, dan Program
dan Waki!
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sisten
Perencanaan
Pembangunan
Presiden dan telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun Nasional
2010. Saatdan
ini,
dijabarkan
dalam telah
Peraturan
Pemerintah
Nomor
39 Tahun 2006
tentang
Tata
RPJMN 2010-2014
melewati
separuh waktu
pelaksanaannya.
Untuk
itu, evaluasi
paruhPengendalian
waktu RPJMN dan
2010-2014
untukRencana
mengetahui
tingkat pencapaian hasil,
Cara
Evaluasidilakukan
Pelaksanaan
Pembangunan.
dan kesesuaian arah pencapaian visi, misi, dan sasaran prioritas pembangunan nasional.
Pelaksanaan
RPJMN 2010-2014 sampai saat ini telah memberikan hasil
adalah bukti keberhasilan Indonesia dalam pembangunan bidang politik.
pembangunan yang cukup baik. Dibandingkan dengan kondisi awal pada 2009,
Secaraini
umum,
kesejahteraan
demokratisasi
telah mengalami
saat
Indonesia
telahmasyarakat
menjadi dan
negara
yang lebih
sejahtera peningkatan,
dan lebih
tetapi upaya sungguh-sungguh perlu terus dilakukan dalam perumusan kebijakan dan
demokratis. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh
program pembangunan yang inklusif disertai dengan kerja keras dalam pelaksanaan
meningkatnya
Indeks Pembangunan Manusia, penurunan angka kemiskinan dan
program-program prioritas nasional. Dengan demikian, keberhasilan dalam peningkatan
peningkatan
aksesdinikmati
dan kualitas
pendidikan.
Pencapaian
kesejahteraan dapat
oleh seluruh
masyarakat
Indonesia. itu didukung oleh
pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan di tengah kondisi ekonomi
dunia yang melemah. Pengakuan dunia internasional yang menempatkan
Maret
2013 negara terbesar ketiga - setelah India dan Amerika Serikat Jakarta, Maret2013
Indonesia
sebagai
dalam
demokrasiPembangunan
adalah buktiNasional/
keberhasilan Indonesia dalam pembangunan
Menterihal
Perencanaan
bidang
politik,
yang
merupakan
pilar
demokrasi.
Badan Perencanaan Pembangunanpenting
Kepala BadarfPerencanaan
Nasional
Armida S. Alisjahbana
EVALUASI PARUH WAKTU-RPJMN 2010-2014
iii
iv
DAFTAR ISI
iii
vii
ix
xi
PENDAHULUAN ............................................................................
BAB II
31
49
49
56
65
76
83
90
BAB III
BAB IV
IV.7 Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi Dan Iklim Usaha .................. 100
IV.8 Prioritas Nasional 8: Energi .......................................................... 107
IV.9 Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup Dan Pengelolaan
Bencana ........................................................................................ 112
IV.10 Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, Dan
PascaKonflik ................................................................................. 120
IV.11 Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, Dan Inovasi
Teknologi ..................................................................................... 129
IV.12 Prioritas Nasional 12: Politik, Hukum, Dan Keamanan ................ 126
IV.13 Prioritas Nasional 13 : Perekonomian .......................................... 136
IV.14 Prioritas Nasional 14 : Bidang Kesejahteraan Rakyat .................. 142
BAB V
vi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
12
Tabel II.2
21
Tabel II.3
24
Tabel II.4
25
Tabel II.5
23
Tabel II.6
30
Tabel III.1
33
Tabel IV.1
50
Tabel IV.2
56
Tabel IV.3
60
Tabel IV.4
66
Tabel IV.5
77
Tabel IV.6
75
Tabel IV.7
85
Tabel IV.8
92
Tabel IV.9
94
Tabel IV.10
Tabel IV.11
Tabel IV.12
Capaian Prioritas Nasional Iklim Investasi dan Iklim Usaha ...... 101
Tabel IV.13
Tabel IV.14
Tabel IV.15
Tabel IV.16
Tabel IV.17
96
vii
Tabel IV.18
Tabel IV.19
Tabel IV.20
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
10
Gambar II.2
10
Gambar II.3
13
Gambar II.4
14
Gambar II.5
21
Gambar III.1
32
Gambar IV.1
58
Gambar IV.2
58
Gambar IV.3
58
Gambar IV.4
58
Gambar IV.5
59
Gambar IV.6
59
Gambar IV.7
60
Gambar IV.8
60
Gambar IV.9
61
68
69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
xi
xii
DAFTAR SINGKATAN
A
ACFTA
AIDS
AJCEP
AKB
AKFTA
AKI
Alkom
Alpalhankam
Alutsista
APBD
APBN
APEC
APG
API
APK
APM
APS
ARAM
ARG
ARV
ASEAN
Askes
AWOS
AWS
B
B3
Bappenas
BBG
BBM
Bimtek
BKPM
BLU
BMKG
BNPB
BNPT
BOK
BOS
BOS SM
xiii
BP3TI
BPBD
BPHN
BPJS
BPK
BPR
BPS
BPTA
BRIC
BRIK
BRT
BSM
BUMN
C
CAT
CEDAW
CIVITS
COD
CPI
CPR
CTBT
CTTF
D
D4
DAS
DBD
DHAM PBB
DIPA
DK PBB
DMO
DO
DOTS
DPO
DPR
DPRD
DPT
DTPK
: Diploma 4
: Daerah Aliran Sungai
: Demam Berdarah Dengue
: Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa
: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
: Destination Management Organization
: Drop Out
: Directly Observed Treatment, Short-Course
: Daftar Pencarian Orang
: Dewan Perwakilan Rakyat
: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
: Daftar Pemilih Tetap
: Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan
xiv
E
e-KTP
EOR
F
FKPT
FKUB
FTA
G
GCI
GCTF
GDP
GEMARIKAN
GKG
GNB
GP3K
GPS
GRK
GT
H
HAM
HD
HIV
HKI
HKm
HLC
HRK
I
IA-CEPA
ICH
ICT
IDI
IFX
IIPP
IKU
IPK
IPM
IPPKH
xv
IPTEK
IT
ITB
IUD
IUU
J
Jamkesmas
Jampersal
Jamsostek
JAT
JIDES
JITUT
K
K/L
KA
KB
KEK
Kemdikbud
Kemenkeu
KemenPP dan
PA
Kemhan
Kemlu
KESDM
KFX
KKIP
KKKS
KN1
KPDT
KPHL
KPHP
KPJM
KPK
KPS
KPU
KSK
KSM
KSPN
KtA
KTKLN
: Kementerian/Lembaga
: Kereta Api
: Keluarga Berencana
: Kawasan Ekonomi Khusus
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
: Kementerian Keuangan
: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia
: Kementerian Luar Negeri
: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
: Korea Fighter Xperiment
: Komite Kebijakan Industri Pertahanan
: Kontraktor Kontrak Kerja Sama
: Kunjungan Neonatal Pertama
: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
: Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung
: Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
: Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
: Komisi Pemberantasan Korupsi
: Kerjasama Pemerintah dan Swasta
: Komisi Pemilihan Umum
: Kawasan Strategis Kabupaten
: Kelompok Swadaya Masyarakat
: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
: Kekerasan terhadap Anak
: Kartu Tanda Kerja ke Luar Negeri
xvi
KtP
KUHAP
KUHP
KUR
KUR-TKI
KUT
KVH
KY
L
LDR
Litbang
LKM
LPSE
LPTK
M
MA
MA
MDGs
MEF
MI
MIH
MK
MKJP
MoU
MP3EI
MPA
MRA
MRT
MTEF
MTs
MW
: Madrasah Aliyah
: Mahkamah Agung
: Millenium Development Goals
: Minimum Essential Force
: Madrasah Ibtidaiyah
: Menuju Indonesia Hijau
: Mahkamah Konstitusi
: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
: Memorandum of Understanding
: Masterplan Percepatan Pembangunan Perekonomian
Indonesia
: Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Kemiskinan
: Masyarakat Peduli Api
: Mutual Recognitian Arrangement
: Mass Rapid Transit
: Medium-Term Expenditure Framework
: Madrasah Tsanawiyah
: Megawatt
N
NAD
NAPZA
NIK
NKRI
NLP
MP3KI
xvii
Non-PNS
NPT
NSW
NTP
NTT
O
ODHA
P
P2DTK
P2TP2A
PA
PAMSIMAS
Parpol
PB
PBB
PDB
PDN
Pemda
Pemilu
Pemilukada
Permen
Perpres
Persero
PHK
Pilkada
PJPK
PKH
PKN
PKO
PKT
PLIK
PLIK
PLTMH
PLTS
PMA
PMDN
PMTB
PN
PNG
PNPM
xviii
PNPM-DTK
PNS
Polda
Polres
POLRI
PONED
PONEK
PPLS
PPRG
PPT
PRIMA
Prolegnas
PROPER
PT
PT
PTA
PTN
PTSP
PTT
PUAP
PUG
PUG&A
PUMP
Puskesmas
Q
QS
: Quacquarelli Symond
R
RAD GRK
RAN
RAN API
RAN GRK
RAN PRB
RANHAM
RAPBN
RB
PNPM-LMP
PNPM-PISEW
PNPM-PUAP
xix
RENAS PB
Renja
RHL
RI
Riskesdas
RKA K/L
RKB
RKP
RPJMN
RPTC
RS
RSPA
RSUD
RTRW
RTS
RTSM
RUNK
RUU
S
SAR
SBI
SBN
SBSN
SCR-PB
SD
SDKI
SDM
SEA
SEA Games
SIAK
SIM-TKI
SIN
SINAS
Sisdiknas
SKB
SKPD
SLI
SLPTT
SM
SMA
SMART
SMK
xx
SMP
SOP
SPO
SP
SPBG
SPIP
SPIPISE
SPM
SPPN
STBM
Stranas PPK
Susenas
T
TA
TAM
TB
TESA
TEWS
TFR
TI
TI
TIK
TIPIKOR
TKI
TKP
TMII
TMMD
TNI
ToT
TPS
Traktat
TT
: Tahun Anggaran
: Tata Air Mikro
: Tuberculosis
: Telepon Sahabat Anak
: Tsunami Early Warning System
: Total Fertility Rate
: Transparency International
: Teknologi Informasi
: Teknologi Informasi dan Komunikasi
: Tindak Pidana Korupsi
: Tenaga Kerja Indonesia
: Tempat Kejadian Perkara
: Taman Mini Indonesia Indah
: TNI Manunggal Membangun Desa
: Tentara Nasional Indonesia
: Training of Trainer
: Tempat Pemungutan Suara
: Traning dan Perekrutan Anggota
: Tempat Tidur
U
UAV
UGM
UHH
UI
UKM
UKGM
UMKM
xxi
UN
UN PKO
UNCAC
UNDP
UNESCO
UPPA
UPR
UPTD
USB
USO
UU
: Ujian Nasional
: United Nations Peacekeeping Operation
: United Nation Framework Convention on Climate Change
: United Nations Development Programme
: United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization
: Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
: Universal Periodic Review
: Unit Pelaksana Teknis Daerah
: Unit Sekolah Baru
: Universal Service Obligation
: Undang-Undang
V
V/C Ratio
W
WB
WEF
WNI
WP3WT
WPP
WTP
xxii
: World Bank
: World Economic Forum
: Warga Negara Indonesia
: Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu
: Wilayah Pengelolaan Perikanan
: Wajar Tanpa Pengecualian
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I
PENDAHULUAN
Bab I
BAB II
PENCAPAIAN VISI, MISI, DAN
AGENDA PEMBANGUNAN
Indonesia menjadi
lebih sejahtera,
demokratis dan
berkeadilan
dibandingkan
kondisi awal
pelaksanaan
RPJMN 2010-2014.
Bab II
Agenda I:
Pembangunan Ekonomi
dan Peningkatan
Kesejahteran Rakyat
Agenda V:
Pembangunan yang
Inklusif dan Berkeadilan
10
Bab II
Usia Harapan
Hidup (UHH)
sedikit meningkat
dari 70,7 pada
tahun 2009
menjadi 71,1 pada
2012, namun
pencapaian Angka
Kematian Ibu (AKI)
dan Angka
Kematian Bayi
(AKB) masih perlu
kerja keras.
11
Program PKH
bukan hanya
membantu
distribusi
pendapatan tetapi
juga akan
membantu
penurunan AKI dan
AKB
Berkurangnya
lahan kritis akan
berdampak pada
penurunan emisi
gas rumah kaca
12
Agenda III:
Penegakan Pilar
Demokrasi
Agenda IV:
Penegakan Hukum
dan
Pemberantasan
Korupsi
Bab II
Agenda II:
Perbaikan Tata
Kelola
Pemerintahan
Indonesia diakui
oleh dunia
Internasional
sebagai negara
terbesar ketiga di
dunia dalam hal
demokrasi setelah
India dan Amerika
Serikat.
Pemerintah perlu
kerja keras untuk
mencapai Misi 2
karena masih
banyaknya
hambatan yang
dihadapi terutama
dalam perbaikan
kinerja aparatur,
penegakan hukum,
dan pemberantasan
korupsi.
13
Agenda IV:
Penegakan Hukum dan
Pemberantasan Korupsi
Agenda V:
Pembangunan yang
Inklusif dan Berkeadilan
14
Untuk menjamin
hak berpolitik
masyarakat,
pemerintah telah
melaksanakan
Program e-KTP.
Dengan e-KTP
diharapkan
kekisruhan DPT
yang
menyebabkan
sebagian
masyarakat
kehilangan hak
suara bisa
diminimalisir.
15
Bab II
Indikator
Satuan
Pertumbuhan
Ekonomi
4,6
6,2
6,5
6,3
2,8
3,5 5,5
7,0
3,8
3,5
Inflasi
16
Capaian
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
1)
2)
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Satuan
Target
2014
2010
2011
2012
6,6
5,5 6,5
6,6
5,0
4,2
14,15
8-10
13,33
12,49
11,96
Suku Bunga
(SBI 3 Bulan)
Tingkat
Kemiskinan
Tingkat
Pengagguran
Terbuka
7,87
5-6
7,14
6,56
6,32
Rata-Rata
Lama Sekolah
Penduduk
Berusia 15
Tahun ke Atas
tahun
7,72
8,14
7,92
7,92
n.a
Angka Buta
Aksara
Penduduk
Usia 15 Tahun
ke Atas
5,30
4,18
4,79
4,43
na
Usia Harapan
Hidup (UHH)
tahun
70.7
72
70.9
71.1
71.1
Angka
Kematian Ibu
(AKI)
per
seratus
ribu
kelahir
an
118
n.a
n.a
n.a
34
24
34
34
7)
32
101,20
115120
102,80
105,75
105,76
Angka
Perseri
Kematian Bayi bu
(AKB)
kelahir
an
Nilai Tukar
Petani (NTP)
n.a
5)
228
5)
7)
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
3)
Bab II
Indikator
Capaian
Status
Awal
(2009)
4)
6)
8)
Keterangan:
1) Angka Triwulan 2 tahun 2012
2) Inflasi s/d September 2012, sedangkan inflasi tahun 2012 sebesar 4,3
3) Angka Maret 2012, sementara angka September 2012 sebesar 11,66
4) Angka bulan Februari 2012, sedangkan angka bulan Agustus 2012 adalah 6,14
5) Menggunakan angka status awal 2008
6) Perhitungan hasil SDKI 2012 belum selesai
7) Data SP tahun 2010
8) Hasil sementara SDKI 2012
Sudah tercapai/on track/on-trend
17
Pemerintah perlu
mengatasi kendala
kendala inefisiensi
yang menurunkan
daya saing produk
Indonesia.
18
dan
akan
berdampak
pada
Pembangunan
bidang pendidikan
telah menunjukkan
perkembangan
yang sesuai
dengan arah
pencapaian target
RPJMN.
Hidup (UHH)
sebagai salah satu
indikator
kesejahteraan
masyarakat
mengalami
peningkatan.
Perkembangan
Angka Kematian
Bayi kurang
memuaskan.
19
Bab II
membebani pengusaha
pemutusan kerja.
20
Satuan
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
1)
32
77
Bab II
Indikator
Status
Awal
2009
16
6,86
6,32
129
21
Iklim investasi
masih mengalami
hambatan berupa
inefisiensi
birokrasi, korupsi,
infrastruktur yang
tidak memadai,
peraturan buruh
yang membatasi
dll.
22
Bab II
23
Indikator
Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI)
Institusi Demokrasi
Tingkat Partisipasi
Politik Rakyat dalam
Pemilu Legislatif
Tingkat Partisipasi
Politik Rakyat dalam
Pemilu Pemilu Presiden
/ Wakil Presiden
Keterangan:
Capaian
Satuan
Status
Awal
2009
Target
2014
n.a
67,3
73
63,17 65,48
n.a
62,72
n.a
63,11 74,72
70,99
75
72,56
75
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
24
Bab II
Gambar II.5 Peta Status Kebebasan (Freedom Status)
Sumber: Freedom House
2010
2011
2012
Partly Free
Partly Free
Partly Free
Partly Free
54
52
53
49
Legal Environment
18
18
18
16
Political Environment
21
19
20
18
Economic Environment
15
15
15
15
Press Status
25
26
Indikator
Penegakan Hukum
Jumlah
Penyelesaian
Perkara di Tingkat
1)
MA :
a. Perkara yang
ditangani (Pkr)
b. Perkara yang
putus (Pkr)
Jumlah
penyelesaian
administrasi
perkara (yang
sederhana &
tepat waktu) di
lingkungan
Peradilan Umum
Status
Awal
2009
22.315
Target
2014
10.500
13.891
3) :
Tingkat Pertama:
a. Perkara yang
ditangani (Pkr)
b. Perkara yang
putus (Pkr)
Capaian
2010
2011
22.315
21.414
13.891
13.719
2.742.1
69
4.854.1
11
2.703.2
65
4.808.8
81
13.488
13.577
10.795
10.911
2012
Bab II
4.885
2)
n.a
153.100
Tingkat Banding:
a. Perkara yang
ditangani (Pkr)
b. Perkara yang
putus (Pkr)
1)
39
54
78
45
**
62
66
50
**
55
45
41
**
38
33
16
**
27
Indikator
Status
Awal
2009
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
1)
28
Sistem hukum
yang ada membuat
aparat penegak
hukum di
Indonesia tidak
bisa bekerja secara
maksimal
29
Bab II
Status
Awal
(2009)
Target
2014
Persent
ase
17.86%
25%
Jumlah
masyarakat yang
memiliki jaminan
untuk
menggunakan hak
ikut pemilu
melalui
perekaman sidik
jari e-KTP dalam
rangka
keakuratan DPT
Jutajiwa
n.a
172
n.a
n.a
147,4
Jumlah RT peserta
PKH
Ribu
RTSM
726
1.170
774
1052
1.492
Persentase
penduduk
(termasuk seluruh
penduduk miskin)
yang memiliki
jaminan
kesehatan
48
100
59,07
63,1
64,58
PNPM Perdesaan
Jumlah
desa
4.334
5100
4.791
4.978
5.070
PNPM Perkotaan
*)
Jumlah
Kelurah
an
11.014
10,948
10,930
10,999
10,948
Angka Kemiskinan
daerah tertinggal
20,19
14.2
19,86
19,15
18,43
Indikator
Satuan
Persentase
anggota DPR
perempuan
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Keterangan:
*)Status awal yang lebih besar dari target 2014 adalah akibat penyesuaian data jumlah
kelurahan.
Sudah tercapai/on track/on-trend
30
Bab II
31
32
Bab II
33
34
35
BAB III
EVALUASI PENCAPAIAN
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
DAN PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN
36
Bab III
Tahun 2011,
tumbuh melebihi
target, mencapai
6,5 persen.
37
Inflasi (%)
7.0
7.0
6.2
persen
6.0
5.0
4.0
7
6.3
4.6
4.5
3.8
3.0
2.0
6.5
3.7
2.8
1.0
0.0
2009
2010
2011
2012 1)
2013
2014
38
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Pertumbuhan
Ekonomi
4,6
7,0
6,2
6,5
6,3
1)
Inflasi
2,8
3,5 5,5
7,0
3,8
3,5
2)
PMTB
3,3
n.a
8,5
8,8
10,0
Suku Bunga
(SBI 3 Bulan)
6,6
5,5 6,5
6,6
5,0
4,2
Defisit APBN
-1,6
-1,2
-0,7
-1,1
n.a
Cadangan
Devisa
US$
Miliar
66,1
101,4 105,5
96,2
110,1
Perdagangan
Luar Negeri
(neto)
US$
Miliar
30,9
n.a
30,6
34,8
7,7
Penganggura
n
7,87
5,0 6,0
7,14
6,56
6,32
14,15
8,0 10,0
13,3
12,49
Kemiskinan
5)
2010
2011
1)
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
3)
106,5
Bab III
Target
2014
4)
1)
5)
11,96
6)
2)
Catatan: Laju pertumbuhan s/d Triwulan II tahun 2012, Inflasi s/d bulan September
3)
2012, sedangkan inflasi tahun 2012 sebesar 4,3, Laju pertumbuhan s/d Triwulan II
4)
tahun 2012, Keadaan Semester I tahun 2012, 5) Angka bulan Februari 2012,
6)
sedangkan angka bulan Agustus 2012 adalah 6,14, Angka bulan Maret 2012, sementara
angka bulan September adalah 2012 adalah 11,66.
na: data belum/tidak tersedia
Sudah tercapai/on track/ on-trend
Sangat sulit tercapai
39
40
Bab III
41
Pinjaman luar
negeri dan hibah
dimanfaatkan
untuk membiayai
kegiatan-kegiatan
yang memberikan
manfaat dalam
mengungkit,
mendorong
transfer iptek dan
meningkatkan
kerjasama
internasional
42
1.
2.
Pengembangan
Kerangka
Pengeluaran
Jangka
Menengah (KPJM) atau Medium-Term Expenditure
Framework (MTEF), antara lain melalui peningkatan
kualitas baseline dan forward estimates, serta
penerapan mekanisme Inisiatif Baru berbasis kompetisi
pada penyusunan RKP sehingga memungkinkan untuk
melakukan penyesuaian pada baseline.
3.
4.
Bab III
Peningkatkan
efektivitas
belanja
Pemerintah
dan
pelaksanaan percepatan penyerapan anggaran dilakukan
melalui upaya-upaya, antara lain:
Krisis di kawasan
Eropa dan AS
berpotensi
menurunkan
permintaan ekspor
nasional yang
mungkin
berdampak tidak
menguntungkan
terhadap neraca
perdagangan
43
44
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bab III
45
46
47
BAB IV
EVALUASI PENCAPAIAN
PRIORITAS NASIONAL
48
Bab IV
49
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
50
*)
Skor
0-10
2.8
5.0
2.8
3.0
32
41
100
56
63
77
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Persentase
Pemda dengan
Opini WTP atas
Laporan
Keuangan
Pemda (Daerah)
2,68
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
60
16
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
2.
Skor Integritas
Pelayanan
2
Publik (Pusat)
Skor
0-10
6,64
8,0
6,16
7,07
6,86
Skor Integritas
Pelayanan
Publik (Daerah)
Skor
0-10
6,46
8,0
5,26
6,00
6,32
75
115
126
129
Peringkat
0-183
Peringkat
Kemudahan
3
Berusaha
**)
122
Indeks
Efektifitas
Pemerintahan
Skor
-2,5 s.d
2,5
-0,29
0,5
-0,19
-0,24
n.a
Persentase K/L
5
yang Akuntabel
47,37
100
63,29
82,93
95,06
Persentase
Provinsi yang
5
Akuntabel
3,76
80
31,03
63,33
75,76
Persentase
Kab/Kota yang
5
Akuntabel
5,08
60
8,77
12,78
n.a
Bab IV
Keterangan : *) Pada 2012 ada perubahan metodologi dan skala menjadi (0-100); **) Doing
Bussiness Report 2010
Sumber:1) BPK, 2) KPK, 3) IFC/WB, 4) WB, dan 5) KemenPAN dan RB
Sudah tercapai/on track/on-trend
51
Banyak kendala
yang dihadapi
untuk mencapai
target peringkat 75
pada Kemudahan
Berusaha.
52
Perlu upaya
akselerasi untuk
mengejar target 60
persen Instansi
Kab/Kota yang
akuntabel.
Capaian strategis
lainnya: Stranas
PPK, SPIP, LPSE,
PTSP, SPM,
Evaluasi Perda,
dan e-KTP.
53
Bab IV
54
Bab IV
55
56
Indikator
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
7,72
8,25
7,92
7,92
7,85
5,30
4,18
4,79
4,43
4,84
Capaian
1)
(Notifikasi)
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
APM SD/SDLB/MI/
Paket A
95,23
96,00
95,41
95,55
95,69
APM
SMP/SMPLB/MTs/
Paket B
74,52
76,00
75,64
77,71
75,4
APK SMA/SMK/MA/
Paket C
69,60
85,00
70,53
76,50
79
21,57
30,00
26,34
27,09
27,4
Indikator
2)
Capaian
1)
(Notifikasi)
Keterangan:
1) Data belum tersedia pada bulan Juni 2012. Sesuai siklus pendataan, data capaian dari hasil
Susenas BPS (indikator no. 1) dan data capaian dari hasil pengolahan K/L (indikator no. 2
s.d. 6) baru tersedia pada triwulan kedua tahun berikutnya (tahun 2013)
2) Merupakan target yang telah disesuaikan dengan capaian tahun 2011. Target awal RPJMN
pada tahun 2014 adalah 76,0% yang sudah tercapai pada tahun 2011
Perlu kerja keras
Sangat sulit
Proporsi buta
aksara dan ratarata lama sekolah
tahun 2010,2011
dan 2012 telah
melampaui target
tahunan dan
diperkirakan target
2014 akan
tercapai.
57
Bab IV
8,40
8,40
8,20
8,20
7,72
7,72
7,60
7,60
7,40
7,40
7,20
7,20
7,00
7,00
7,52
7,52
8,01
8,01
7,92
7,92
7,92
7,92
8,00
8,00
7,80
7,80
7,60
7,60
77
8,25
8,25 66
8,10
8,10
55
7,75
7,75
5,44
5,44
5,30
5,30
44
33
7,85
7,85
4,79
4,79
5,17
5,17
4,84
4,84
4,52
4,52
4,42
4,42
4,43
4,43
4,40
4,40
4,18
4,18
4,18
4,18
22
11
2008
2008 2009
2009 2010
2010 2011
2011 2012
2012 2013
2013 2014
2014
Capaian
Capaian
5,97
5,97
00
2008
2008
2009
2009
2010
2010
Target
TargetRPJMN
RPJMN
2011
2011
Capaian
Capaian
2012
2012
2013
2013
2014
2014
Target
TargetRPJMN
RPJMN
96,2
96,2
96,0
96,0
95,8
95,8
95,6
95,6
95,4
95,4
95,2
95,2
95,0
95,0
94,8
94,8
94,6
94,6
94,4
94,4
94,2
94,2
94,0
94,0
95,23
95,14
95,14 95,23
95,41
95,41
95,20
95,20
95,55
95,55
96,00
95,80 96,00
95,70
95,70 95,80 96,00
96,00
95,80
95,80
95,70
95,70
95,30
95,30
2008
2008 2009
2009 2010
2010 2011
2011 2012
2012 2013
2013 2014
2014
Capaian
Capaian
Target
TargetRPJMN
RPJMN
58
84
84
82
82
80
80
78
78
76
76
74
74
72
72
70
70
68
68
66
66
74,52
74,52
72,28
72,28
2008
2008
2009
2009
75,64
75,64
74,00
74,00
2010
2010
Capaian
Capaian
77,71
77,71
74,70
74,70
2011
2011
78,9
78,9
81,9
81,9
80,1
80,1
76,00
75,70 76,00
75,40
75,40 75,70
2012
2012
2013
2013
2014
2014
Target
TargetRPJMN
RPJMN
69,60
69,60
64,28
64,28
85,00
85,00 35
82,00
35
76,50 79,00
79,00 82,00 85,00
73,00
73,00 76,50
85,00 30
82,00
30
82,00
79,00
79,00
76,00
70,53
25
70,53 76,00
25
20
20
15
15
10
10
2008
2008
2009
2009
2010
2010
Capaian
Capaian
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2014
2014
Target
TargetRPJMN
RPJMN
55
00
26,3
26,3
21,3
21,6
21,3 21,6
27,09
27,09
26,10
24,80
24,80 26,10
30,00
28,70
28,70 30,00
27,40
27,40 28,70 30,00
30,00
28,70
27,40
27,40
2008
2008 2009
2009 2010
2010 2011
2011 2012
2012 2013
2013 2014
2014
Capaian
Capaian
Target
TargetRPJMN
RPJMN
Bab IV
90
90
80
80
70
70
60
60
50
50
40
40
30
30
20
20
10
10
00
59
Putus Sekolah
2010
SD/MI
1,5%
SMP/MTs
1,8%
SMA/SMK/MA 4,3%
Sumber: Kemdikbud
2011
1,3%
1,6%
4,0%
Tidak
Melanjutkan
2010
2011
8,6%
7,2%
24,0%
10,9%
51,7%
48,4%
Penurunan
kesenjangan APK SMA/SMK/MA/Paket C
antarprovinsi juga terjadi, yaitu ditunjukkan pada sebaran
60
120
100
80
70.5
69.6
60
40
20
Lampung
Sulbar
Jabar
Banten
Riau
Papua Barat
Kalbar
Sumsel
Kalteng
Papua
Kalsel
Jateng
Sulsel
NTT
NTB
INDONESIA
Jambi
Jatim
Maluku Utara
Aceh
Sultra
Sulteng
Gorontalo
Bengkulu
Babel
Sumbar
Sulut
Sumut
Kep.Riau
Bali
Kaltim
Maluku
DIY
DKI
2010/11
Bab IV
2009/10
Pemerintah
menyediakan
layanan
pendidikan bagi
seluruh warga
negara termasuk
meningkatkan
jumlah dan
kualitas sekolah.
61
62
Bab IV
Pemberian BOS
untuk seluruh
siswa tingkat
menengah negeri
dan swasta, dan
bantuan untuk 1,1
juta siswa miskin.
63
64
Bab IV
65
Satuan
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
tahun
70,7
72
70,9
1)
71.1
71.1
per
100.000
kelahiran
hidup
228
118
n.a
n.a
n.a
84,3
90
79,82
81,25
88,64
per 1000
kelahiran
hidup
34
24
34
34
32
59
90
53,8
84,7
86,8
Prevalensi kekurangan
gizi
18.4
<15
17,9
n.a
n.a
Persentase balita
ditimbang berat
badannya (D/S)
63.9
85
67.87
71.4
75,10
2,6
2,1
2,4
2)
n.a
2,6
326
224
224
289
281
Indikator
66
per 1000
wanita
persen
mil
(pcm)
4)
3)
3)
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Capaian
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
66,2
95
57,5
n.a
79,5
%-permil
1,85
1,96
1,75
1,69
47,7
68
44,19
55,04
n.a
Menurunnya kasus
malaria (Annual
Parasite Index- API)
Persentase jangkauan
akses sumber air bersih
Target
2014
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Sumber:1)Hasil SP tahun 2010, BPS (AKB sebesar 26, TFR sebesar 2,4); 2)Perhitungan SDKI 2012
belum selesai; 3) Berdasarkan hasil sementara SDKI 2012; 4) Riskesdes 2010
Sudah tercapai/on track/on-trend
UHH meningkat
dari 70,7 tahun
(2009) menjadi
70,9 tahun (2010)
dan terus
diupayakan
mencapai target
72 tahun (2014)
Disparitas
pertolongan
persalinan antarprovinsi menjadi
salah satu kendala
masih tingginya
Angka Kematian
Ibu (AKI)
67
Bab IV
2010
DKI Jakarta
Kepulauan
Jawa Timur
Sumatera
Kalimanta
Sulawesi
Riau
Kalimanta
INDONESIA
Lampung
Sulawesi
Jambi
Kalimanta
Kalimanta
Gorontalo
Nusa
Maluku
Sulawesi
100
80
60
40
20
0
79.82
81.25
2011
68
Bab IV
Pencapaian AKB
masih cukup jauh
dari target 2014
meskipun terjadi
peningkatan pada
cakupan imunisasi,
kunjungan
neonatal pertama
dan program KB
69
tahun 2012, namun angka ini masih kurang dari target 90%
pada tahun 2014. Capaian cakupan imunisasi ini masih
terkendala dengan kondisi disparitas antarprovinsi yang
cukup lebar, sebagaimana ditunjukkan pada Grafik IV.11,
terdapat 20 provinsi dengan cakupan imunisasi campak di
bawah rata-rata nasional seperti provinsi Papua, Papua
Barat, NTT, Kalimantan Timur, dan Maluku. Selanjutnya,
cakupan KN1 terus mengalami peningkatan, yaitu dari 84,0
pada tahun 2010 menjadi 91,8% pada tahun 2012 dan telah
melebihi target tahun 2014 sebesar 90%. Walaupun telah
terjadi perbaikan pada cakupan imunisasi dan kunjungan
neonatal pertama, namun capaian tersebut masih perlu terus
ditingkatkan untuk terus mendukung penurunan AKB.
Prevalensi Kekurangan Gizi Mengalami Perbaikan
Capaian prevalensi
kekurangan gizi
terus mengalami
perbaikan, namun
masih diperlukan
upaya lebih keras
dalam pencapaian
target 2014,
diantaranya
mendorong
gerakan sadar gizi
nasional pada
1.000 hari pertama
kehidupan.
Capaian
pengendalian
penyakit
cenderung
mengalami
perbaikan dari
tahun ke tahun
70
Bab IV
71
72
Bab IV
73
74
Bab IV
75
IV.4
Kemiskinan
menurun namun
penurunannya
cenderung
melambat
76
Indikator
Satuan
RTSM
726,38
1.170
772,83
Jumlah RTS
penerima Raskin
(dengan 15 kg per
RTS selama 12
bulan)(ribu)
RTS
18.497,3
17.488
18.497,3
PNPM Inti
(Kecamatan)
Kec.
4.334
5.100
4.791
4.978
n.a
100
100
100
100
48
80,10
59,07
63,1
64,58
Dukungan
penjaminan Kredit
Usaha Rakyat (KUR)
Persentase
penduduk
(termasuk seluruh
penduduk miskin)
yang memiliki
jaminan kesehatan
Target
2014
2010
2011
2012
1.052
1.516
18.497,3
17.488
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Bab IV
Capaian
Status
Awal
(2009)
5.020
77
Untuk mendorong
masyarakat miskin
memenuhi hak
dasarnya,
pemerintah
memberikan
Bantuan Tunai
Bersyarat (PKH)
dan penyaluran
Raskin.
78
Bab IV
79
80
Bab IV
81
82
Kebijakan
pembangunan
bidang ketahanan
pangan diarahkan
untuk pencapaian
surplus beras,
peningkatan
komoditas pangan
utama lainnya,
peningkatan PDB
sektor pertanian
dan NTP
Bab IV
Satuan
Status
Awal
(2009)
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
3,73,9
2,99
3,35
3,97
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
3,96
1)
83
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
6,75
3,93
2)
3,22
-1,07
Jagung
8.04
10,02
3,96
-3,73
9,83
Kedelai
25,63
20,05
-6,92
-6,15
0,04
Gula
-2.96
12,55
7,02
-17,30
16,75
Daging Sapi
16,15
7,30
6,65
11,18
4,16
Juta
ton
10,82
21,09
18,80
6,20
19,98
Perikanan
3)
3)
3)
4)
4)
Kesejahteraan Petani
Nilai Tukar
Petani
Indeks
101,20
115120
102,8
0
105,7
5
105,87
Luas layanan
jaringan
irigasi yang
direhabilitasi
Ha
(ribu)
623,91
1.340
293,0
4
284,1
4
98
Sangat sulit
84
per tahun, yaitu dari 66,47 juta ton GKG pada tahun 2010
menjadi 69,04 juta ton GKG pada tahun 2012 (ASEM 2012).
Namun, peningkatan padi ini masih di bawah target RPJMN
sebesar 3,93% per tahun. Berdasarkan ASEM 2012, produksi
padi pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 69,04 juta ton
atau meningkat 5% dari tahun 2011 yang mencapai 65,76
juta ton.
Tabel IV.7 Perkembangan Pencapaian Surplus Beras Periode 2010-2012
Tahun
Gabah
(ton)
(juta)
Produksi
Pertumbuhan (%)
Beras
(ton)
(juta)
Populasi
(juta)
Konsumsi
/kapita/
tahun (kg)
Total
Konsumsi
(ton)
(juta)
Surplus
Beras
(ton)
(juta)
(1)
2010
2011
(2)
66,47
65,76
(3)
3,22
(1,07)
(4)
37,37
36,97
(5)
237,64
241,18
(6)
139,15
137,06
(7)
33,07
33,06
(8)
4,3
3,91
2012
69,04
38,82
244,78
135,01
33,05
5,77
1)
Perluasan areal
sawah serta
optimasi,
konservasi dan
rehabilitasi lahan
mendukung dalam
peningkatan
produksi padi
85
Bab IV
Produksi daging
sapi dan perikanan
selama periode
2010-2012
mengalami
peningkatan,
bahkan
peningkatan
produksi daging
sapi melebihi
target yang
ditetapkan dalam
RPJMN
86
Selanjutnya, produksi jagung dan gula selama periode 20102012 rata-rata meningkat masing-masing sebesar 3,35% dan
2,16 %, namun tingkat pertumbuhannya masih dibawah
target rata-rata per tahun yang ditetapkan dalam RPJMN
2010-2014 yaitu masing-masing sebesar 10,02 % dan 12,55
%. Sedangkan untuk produksi kedelai mengalami penurunan
rata-rata sebesar -4,34% selama periode yang sama.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya
luas panen karena petani lebih memilih menanam padi atau
jagung yang harganya lebih menarik. Dengan perkembangan
produksi tersebut, produksi kedelai tersebut tidak akan
mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014.
Sehubungan dengan itu, pada saat ini pemerintah sedang
merumuskan kebijakan untuk mendorong peningkatan
produksi kedelai dan sekaligus menjaga stabilitas harga
kedelai di dalam negeri.
Untuk komoditas pangan utama lainnya terutama sumber
pangan protein hewani, yaitu produksi daging sapi dan
perikanan selama periode 2010-2012
mengalami
peningkatan. Selama periode tersebut, produksi daging
meningkat rata-rata sebesar 7,33% per tahun, sedikit lebih
tinggi dari target RPJMN 2010-2014 sebesar 7,30 % per
tahun. Peningkatan produksi daging sapi tersebut terjadi
disebabkan karena peningkatan populasi sapi potong.
Selanjutnya produksi perikanan meningkat sebesar 14,97 %
per tahun selama periode 2010-2012, terutama dari produksi
perikanan budidaya yang didukung oleh kegiatan
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan
Budidaya. Konsumsi ikan per kapita nasional yang pada
tahun 2011 adalah sebesar 31,64 kg/kapita/tahun,
meningkat sebesar 3,81 % dibandingkan tahun 2010, yaitu
sebesar 30,48 kg/kapita/tahun. Peningkatan tersebut
menggambarkan ketersediaan produk perikanan yang
mencukupi kebutuhan dan keberhasilan pelaksanaan
kebijakan dan kampanye Gemar Makan Ikan (Gemarikan).
Bab IV
Permasalahan
utama dalam
pelaksanaan
pembangunan
bidang pangan
diantaranya lahan
dan tata ruang,
infrastruktur
pertanian, dan
tidak ada
perubahannya
NTP.
87
88
Bab IV
89
90
Pembiayaan
Infrastruktur
semakin memadai
dengan
diterapkannya
skema KPS.
Bab IV
Ruang
pemanfaatan jalan
nasional (V/C
ratio) masih
memadai, namun
pengembangan
jalan tol masih
terhambat
pembebasan
lahan.
91
Indikator
Satuan
92
Status
Awal
(2009)
n.a
Capaian
Target
2014
2010
2012
33
Provinsi
2.443
19.370*
2.808
87,3
90,0
379
85
2011
33
33
33
Provinsi Provinsi Provinsi
3.292
12.097*
87,0
87,7
90,5
1.377,94*
274
302
1.504*
1.296*
135
53
296*
1)
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Indikator
Perhubungan
Panjang jalur KA baru
yang dibangun
Jumlah Bandara yang
dikembangkan dan
direhabilitasi
Pangsa angkutan laut
domestik (D) dan
ekspor-impor (E-I)
untuk armada
pelayaran nasional
Jumlah fasilitas
pelabuhan utama,
pengumpul dan
pengumpan yang
dibangun dan
ditingkatkan
Capaian
Satuan
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
Km
135,2
954*
81
135
319*
paket
170
205
65
150
275*
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
90,2 (D) 100,0 (D) 98,1 (D) 98,8 (D) 98,8 (D)
9,0 (E-I) 10,0 (E-I) 9,0 (E-I) 9,5 (E-I) 9,9 (E-I)
60
300
157
205
607
106
650
89
70
435*
Paket
22-29
Paket
30-31
beroper
asi
Jumlah Rusunawa
1)
Terbangun
Pengendalian banjir
Diselesaikannya
pembangunan Kanal
Banjir Timur paket 22
s/d 29
Telekomunikasi
Ibukota Kab/Kota
yang terhubung
secara broadband
Desa yang dilayani
akses telekomunikasi
Twin
Block
(TB)
paket
Selesai
Konstruk
sebelum
si
2012
kab/kota
(%)
311
(63)
437
(88)
311
(63)
328
(66)
343
(69)
desa
(%)
24.051
(72,5)
33.184
(100,0)
27.670
(83,4)
30.413
(91,6)
30.441
(91,7)
Bab IV
Perumahan Rakyat
Keterangan:
1)
Terdapat penambahan panjang jalan nasional dari 34.628,83 Km menjadi 38.569,82 Km.
*) Kumulatif
Sudah tercapai/on track/on-trend
93
Persentase
Kondisi Mantap
Persentase
Kondisi Tidak
Mantap
Nasional
38.570
87.38
12.62
Provinsi
48.984
56.48
43.52
Kab/Kota
376.405
55.15
44.85
6.266
64.00
36.00
742
96.00
4.00
470.967
58.11
41.89
Jenis Jalan
Jakarta
Jalan Tol
TOTAL
94
Bab IV
95
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Indonesia
3,66
3,82
4,38
4,81
4,95
7,06
8,20
Singapore
12,42 14,69
14,88
16,44 16,48
17,37
18,69
Malaysia
6,05
5,45
6,28
7,40
7,71
8,78
9,32
Thailand
2,58
2,74
2,49
3,52
3,50
3,01
3,47
Philipina
3,95
4,05
2,02
Vietnam
2,54
3,19
3,62
4,56
4,72
Sumber : Review of Maritime Transport, UNCTAD Tahun 2005 s.d 2011 (Vessels
of 1.000 and above)
96
Peningkatan akses
terhadap hunian
yang layak telah
berhasil
mengurangi
jumlah rumah
tangga kumuh di
perkotaan, namun
di perdesaan
belum sesuai
harapan.
97
Bab IV
2010 (R)
PLIK (desa)
2011 (R)
Jaringan backbone
broadband (provinsi)
2012 (R Juni)
2013 (T)
Jaringan ekstensi
broadband (kab/kota)
2014 (T)
Penyediaan Pusat
Layanan Internet
Kecamatan (PLIK)
telah berhasil
melampaui target
RPJMN.
98
Bab IV
99
IV. 7
Kebijakan
peningkatan iklim
investasi dan iklim
usaha telah
mendorong
peningkatan
investasi dan
peringkat investasi
menjadi
investment rating)
menjadi
investment grade
100
Jumlah PTSP di
Daerah
Jumlah provinsi
dan Kab/Kota
yang telah
menerapkan
SPIPISE
Rata-rata
koefisien variasi
harga bahan
pokok utama
Rata-rata rasio
koefisien variasi
harga provinsi
dan nasional
Waktu
penyelesaian
perijinan dan
nonperijinan
dibidang
pembinaan pasar
dan distribusi
Jumlah pasar
percontohan
Jumlah pengguna
perijinan ekspor/
impor online
melalui
INATRADE
2010
2011
2012
Target
2014
prov/
kab/
kota
prov/
360
394
420
444
530
n.a
kab/
kota
n.a
33 Prov
dan 50
kab/
kota
33 Prov
dan 50
kab/
kota
33 Prov
dan 50
kab/
kota
n.a
33
Prov
dan 40
kab/ko
ta
4,5
3,5
2,2
5-9
n.a
1,8
1,9
2,1
1,5 - 2,5
hari
n.a
unit
10
12 dan
-
15 dan
1
20 dan 1
26 dan 5
perusaha
an
n.a
1.536
2.064
2.618
7.500
Satuan
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Bab IV
Indikator
Capaian
Status
Awal
(2009)
101
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Capaian
2010
2011
2012
Target
2014
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Tersusunnya
Permen
Peraturan
Masuk
Naskah Penun
peraturan
akertran
dalam
Akade
daan
tentang
s No. 13
Prolegn
mis
revisi
kompensasi
tahun
as
dan
dan penetapan
2012
dikelua
PHK, hubungan
dan No.
rkan
kerja (kontrak
19
dari
dan
Tahun
Proleg
1)
2)
outsourcing)
2012
nas
serta
pengupahan
Jumlah
12.115
13.246 13.912
14.339
15.000
lembaga
kerjasama
bipartit di
perusahaan
dalam rangka
pencapaian
kesepakatan
hubungan kerja
Keterangan:
1)
Karena belum adanya kesepahaman antara serikat pekerja dengan pengusaha, maka oleh
DPR dilakukan penundaan.
2)
Peraturan tentang komponen dan pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kehidupan Layak dan syaratsyarat Penyerahan Sebagian pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain.
Sudah tercapai/on track/on-trend
102
Pembangunan
sistem Logistik
Nasional
mendukung
stabilitas harga
kebutuhan pokok
dan variasi harga
antarwilayah,
meskipun masih
terjadi fluktuasi
harga musiman
pada komoditi dan
waktu tertentu
seperti hari raya.
Bab IV
Pengembangan Sistem Logistik Nasional yang mengintegrasikan sistem transportasi dan pembangunan daerah menjadi
sebuah konektivitas nasional dalam jalur distribusi intra
pulau, antarpulau, dan jalur perdagangan internasional
sangat strategis dalam menunjang daya saing usaha,
mengurangi disparitas antarwilayah, dan menjaga kestabilan
harga bahan pokok.
Salah satu peningkatan pelayanan perizinan dan nonperizinan adalah dibangunnya sistem perizinan secara
elektronik (e-licensing) yang disebut INATRADE, sejalan
dengan Inpres No. 5/2008 tentang Fokus Program Ekonomi
Tahun 2008-2009, Perpres No. 10/2008 tentang Penggunaan
Sistem Elektronik dalam Kerangka National Single Window
(NSW). Pada INATRADE diterapkan prinsip single entry dan
single exit point sehingga tidak perlu dilakukan tatap muka
103
Semakin banyak
jenis perizinan
perdagangan
dalam negeri dan
ekspor/impor
sudah dapat
dilayani secara
online tetapi
jumlah perusahaan
yang
menggunakannya
masih relatif
belum banyak.
Peringkat
Indonesia dalam
pilar efisiensi pasar
tenaga kerja
menurun.
104
2008
No.
Indikator
(dari 134
negara
Efisiensi pasar
43
tenaga kerja
Kerjasama
hubungan
19
2
karyawan
pengusaha
Fleksibilitas
3
79
penentuan upah
Kekakuan
4
87
lapangan kerja
Praktek
5
penerimaan dan
19
pemutusan kerja
6
Biaya redundansi
117
Sumber: Global Competitiveness
Report, 2008-2012
1
2009
(dari
133
negara)
2010
(dari
139
negara)
2011
(dari
142
negara)
2012
(dari
144
negara)
75
84
94
120
42
47
68
61
92
98
113
114
82
100
104
34
38
51
52
119
127
131
137
Penyempurnaan
UU No. 13/2003
ditangguhkan
pembahasannya
oleh DPR dan
dikeluarkannya
dari prolegnas
tahun 2011.
105
Bab IV
Tabel IV.13 Peringkat Pilar Efisiensi Pasar Kerja Indonesia dalam Global
Competitiveness Report
106
Fokus
Pembangunan
Energi mencakup
kapasitas energi,
pemanfaatan
energi alternatif,
dan konversi gas.
107
Bab IV
IV.8
Rasio
Elektrifikasi
Kapasitas
PLTP
Pembangunan
Jaringan Gas
Kota
Satuan
Ribu
Barrel/Hari
Tambahan
(MW)
Terpasang
(Kumulatif
MW)
%
Terpasang
(Kumulatif
MW)
Kota/
Sambungan
Rumah
(Kumulatif)
Unit
(Kumulatif)
Status
Awal
(2009)
Target
(2014)
949
1.010
31.959
3.000
MW/
Tahun
*)
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
945
902
877
2.024
5.916
2.940
33.983
39.899
42.839
65,79
80
67,15
72,95
75,90
1.179
5.000
1.189
1.226
1.231
2/
6.210
19/
80.000
6/
19.376
9/
45.576
14/
61.576
Perkiraan
Capaian
2014
(notifikasi)
Pembangunan
***)
4
8
n.a**)
21
FEED
SPBG
Keterangan:
*) 1,01 juta adalah target Renstra KESDM yang diperkirakan dapat dilaksanakan, sedangkan target
kinerja Presiden adalah 1,2 juta;
**) Belum ada pembangunan melalui APBN;
***) Front End Engineering Design.
Sudah tercapai/on track/on-trend
108
Penggunaan
Gas
Pemanfaatan
panas bumi belum
berjalan sesuai
dengan yang
diharapkan, karena
harganya yang
belum kompetitif
dan biaya investasi
yang besar
Diperkirakan
109
Bab IV
110
Bab IV
111
IV.9
Kebijakan di
bidang Lingkungan
Hidup dan
Pengelolaan
Bencana
dimaksudkan
sebagai upaya
untuk
mewujudkan
kestabilan
lingkungan
112
Indikator
Satuan
Fasilitasi
rehabilitasi hutan
dan lahan kritis
pada DAS
Prioritas (ribu)
Ha
(ribu)
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
703,05
1.600
229,22
742,36
1.251,88
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi
)
Capaian
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
Satuan
Fasilitasi penetapan
areal kerja
pengelolaan Hutan
Kemasyarakatan dan
Hutan Desa
(ribu)
Ha
(ribu)
78,24
2.500
528,51
1.036,68
1.537,01
Fasilitasi
pembangunan hutan
rakyat kemitraan
untuk bahan baku
105ndustry
pertukangan (ribu)
Ha
(ribu)
n.a
250
51,51
102,07
158,42
Jumlah industri
pertambangan, energi
dan migas,
agroindustri dan
manufaktur yang
dipantau dan diawasi
(industri)
Jumlah
industri
627
680
705
996
1312
Persentase capaian
indeks kualitas
Lingkungan Hidup
Nasional (terhadap
IKLH maksimal =
100%)
Persent
ase (%)
59,79
70
61,07
60,25
n.a
Penurunan jumlah
hotspot di Pulau
Kalimantan, Sumatera
dan Sulawesi
berkurang 20 % per
tahun dari rerata
2005-2009
58.890
titik
(rerata
20052009)
67,2
83,42
51,65
45,11
Rencana Pengelolaan
DAS Terpadu (DAS)
unit
n.a
108
22
58
95
Kesinambungan
sistem analisa data di
bidang gempabumi
dan tsunami
75
90
90
100
100
Bab IV
Indikator
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
113
Capaian
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Persentase tingkat
kemampuan
pelayanan data dan
informasi
meteorologi publik
dan cuaca ekstrim
45
80
50
66,67
78,78
Persentase
pengguna
informasi
perubahan iklim
dan kualitas udara
75
90
39
68
80
Terlaksanannya
pemenuhan
kebutuhan logistik
dan peralatan
kebencanaan
(Prov/Kota)
lokasi
77
16
265
160
Terbentuknya
satuan reaksi
cepat/SRC-PB
lokasi
Target
2014
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Keterangan:
Sudah tercapai/on track/on-trend
114
Bab IV
Penurunan tingkat
pencemaran atau
beban
pencemaran air
telah mencapai
lebih dari 11 ton
BOD5 per hari
115
Informasi
mengenai
kegempaan
menjadi lebih
cepat, yakni
kurang dari 5
menit setelah
gempa
116
Bab IV
117
118
Bab IV
119
120
Indikator
Satuan
Status
Awal
(2009)
Rata-rata
pertumbuhan
ekonomi di
daerah
tertinggal
5,84
7,1
6,00
6,08
6,16
Tingkat
kemiskinan di
daerah
tertinggal
20,19
14,2
19,86
19,15
18,31
65,77
72,2
66,51
66,99
67,48
199
133
183
142
Jumlah
kabupaten
daerah
tertinggal
Kabupate
n
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
1)
Bab IV
Indeks
pembangunan
manusia (IPM)
di daerah
tertinggal
Target
2014
121
122
Program-program
penanggulangan
kemiskinan yang
ada masih berjalan
secara parsial, dan
belum menjawab
permasalahan
utama yang sesuai
dengan
karakteristik
ketertinggalan
daerah.
Bab IV
Rendahnya
kualitas SDM di
daerah tertinggal
disebabkan oleh
permasalahan
pendidikan,
kesehatan, dan
pelayanan dasar
123
124
Bab IV
125
126
Bab IV
127
128
Arah kebijakan
untuk mendukung
pengembangan
dan perlindungan
terhadap
kebhinekaan
budaya, karya seni,
dan ilmu serta
apresiasinya
difokuskan pada
bidang
Kebudayaan,
Kreativitas, dan
Inovasi Teknologi
Bab IV
IV.11
129
Indikator
Satuan
Status
awal
1)
(2009)
Capaian
Target
(2014)
2010
2011
2)
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
PERAWATAN:
Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi
museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011
Jumlah penetapan
Kesepak
n.a
3
1
2
3
dan pembentukan
atan/
pengelolaan terpadu
Peratur
cagar budaya
an
Jumlah museum yang Unit
n.a
30
6
30
6
direvitalisasi
Museu
m
Jumlah perpustakaan
Unit
n.a
33
33
33
33
provinsi yang
Perpust
memiliki perangkat
akaan
perpustakaan digital
(e-library)
130
Satuan
Capaian
Target
(2014)
2010
2011
2)
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
SARANA:
Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni
budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambat-lambatnya Oktober 2012
Jumlah daerah yang Provi
n.a
14
5
14
25
mendapatkan
nsi
sarana seni budaya. Kab/K
n.a
238
15
247
399
- Provinsi
ota
- Kab/Kota
PENCIPTAAN:
Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan
memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas
3)
Jumlah penelitian
Peneliti
n.a
22
13
21
n.a
dan pengembangan an
bidang kebudayaan
INOVASI TEKNOLOGI:
Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup
pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan
iklim; dan pengembangan penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda
3)
Jumlah paket riset
Paket
n.a
35
54
38
n.a
dasar dan terapan
60
144
155
3)
Jumlah paket
Paket
n.a
100
109
78
n.a
peningkatan
kapasitas Iptek
Sistem Produksi
Keterangan:
1)
Kegiatan baru ada pada tahun 2010
2)
Untuk capaian tahun 2012 adalah hingga bulan Juni 2012
3)
Data capaian baru dapat diperoleh pada akhir tahun 2012
Sudah tercapai/on track/on-trend
tercapai
Sangat sulit
131
Bab IV
Indikator
Status
awal
1)
(2009)
Pelaksanaan riset
diberbagai bidang
dan peningkatan
kapasitas serta
kreativitas pemuda
telah banyak
dilakukan untuk
mendukung
peningkatan dan
pengelolaan
Sumber Daya di
Indonesia.
132
Bab IV
Meskipun sebagian besar sasaran dan target RPJMN 20102014 telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan
umum yang dihadapi pada pembangunan bidang
kebudayaan yang perlu diupayakan pemecahannya yaitu: (1)
penyelesaian penyusunan peraturan pelaksanaan tentang
pengelolaan terpadu cagar budaya sesuai dengan UU No.
11/2010 tentang Cagar Budaya, mengingat keberadaan
situs/kawasan cagar budaya yang tersebar secara luas di
seluruh wilayah Indonesia; (2) peningkatan koordinasi dan
sinergi antar pemangku kepentingan secara berkelanjutan,
sehubungan dengan pengelolaan cagar budaya yang bersifat
lintas sektor, program dan wilayah; (3) peningkatan kualitas
pelayanan museum di seluruh provinsi; (4) peningkatan
pemahaman dan apresiasi terhadap seni dan budaya disertai
dengan pelindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual
(HKI); dan (5) peningkatan kapasitas sumber daya
pembangunan kebudayaan sesuai dengan dinamika
perkembangan kebudayaan.
Sedangkan dalam hal inovasi teknologi, tantangan yang
masih ditemui diantaranya adalah: (1) peningkatan sinergi
kegiatan inovasi iptek (integrasi program, koordinasi,
kolaborasi, kerjasama, dan harmonisasi kegiatan) diantara
sesama pelaku riset iptek; (2) pengembangan sistem
intermediasi yang efektif menghubungkan sisi penyedia dan
pengguna teknologi, mengakibatkan rendahnya kemampuan
sisi pengguna dalam menyerap teknologi baru hasil invensi
teknologi yang tersedia; dan (3) peningkatan apresiasi, kreasi
dan budaya iptek di masyarakat.
Langkah Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang diperlukan dalam pembangunan
kebudayaan adalah: (1) meningkatkan kualitas pengelolaan,
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar
budaya secara terpadu, berkualitas dan berkelanjutan; (2)
meningkatkan manajemen pelayanan dan pengelolaan
museum, termasuk naskah kuno; (3) menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai untuk peningkatan layanan
jasa perpustakaan dan informasi; (4) menyediakan sarana
133
134
program
Bab IV
adalah
135
Penanggulangan Terorisme
Di bidang penindakan terorisme, secara akumulatif sejak
tahun 2000-2012 sebanyak 775 tersangka teroris telah
ditangkap, dan 597 orang telah diadili, dengan 586 orang
sudah mendapatkan vonis pengadilan, dan diantaranya telah
bebas 279 orang. Pada bidang pencegahan, perlindungan
dan deradikalisasi; telah dilakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk membuat Standard Operating Procedures (SOP)
pengawasan terhadap orang, barang, dan lain-lain yang
potensial dimanfaatkan kelompok teroris. Selain itu, telah
dilakukan pula kegiatan kontra propaganda intelijen
terhadap komunitas peretas dunia maya. Koordinasi bersama
instansi terkait dilakukan pula dalam menyusun dan
merumuskan SOP tentang Sistem Pengamanan terkait
pencegahan terorisme pada Bandar Udara, Pelabuhan Laut,
Hotel, Mal, dan Obyek Vital. Pada bidang deradikalisasi, telah
dibentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT)
daerah di 15 provinsi yang akan menjadi mitra strategis dan
perpanjangan tangan BNPT di daerah.
Berbagai upaya
penanggulangan
terorisme telah
berhasil dilakukan,
termasuk
penindakan
terhadap teroris
yang
menggunakan
cyber space untuk
menghimpun
dana.
Indonesia
dipercaya menjadi
ketua APEC CTTF,
Adviser strategi
penanggulangan
teroris kawasan
ASEAN, dan Chairs
Working Group
dalam Forum
GCTF.
136
Indikator
Status
Satuan Awal
(2009)
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
n.a
148
93
89***)
388
22
26
Terbentuknya Badan
Nasional
Penanggula
ngan
Terorisme.
Terungkapnya jaringan
latihan
kelompok
teroris di
NAD
12 kali
kegiatan
Terbentuknya Forum
Koordinasi
Pencegahan
Terorisme
(FKPT) daerah
pada 5
provinsi dari
15 provinsi
yang
direncana-kan
26 *
12 (target
10)*
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Jumlah
terduga
teroris yang
ditangkap
orang
Jumlah
terduga
teroris yang
sudah diadili/
di proses
pengadilan
orang
Terlaksananya
dukungan
operasi
penegakan
1
intelijen
501
n.a
n.a
Bab IV
Penanggulangan Terorisme
posisi
n.a
n.a
Jumlah prakarsa
Indonesia untuk
mendorong
reformasi
Dewan
2
Keamanan PBB
prakar
sa
n.a
n.a
12*
3*
5*
5
(target 4)
137
Indikator
Status
Satuan Awal
(2009)
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
Surat Men
PPN/Ka
Bappenas
No. 223
perihal
PDN TA
2010
Untuk
Polri
Kepmen
PPN/Ka.
Bappenas
No:Kep.10
/M.PPN/H
K/01/201
1 ttg
DKPDN
Tahun
2010
2014
Kepmen
PPN/Ka
Bappenas
No:Kep.86
/M.PPN/H
K/09/201
1 ttg
Daftar
Kegiatan
PDN
Tahun
2012
n.a
n.a
Surat Men
PPN/Ka
Bappenas
No. 223
perihal
PDN TA
2010
Untuk
Kemhan/T
NI
Tersedianya
badan
Clearing
House lintas
bidang dan
4
lintas K/L
Meningkatnya
produksi
Alutsista
Industri darat
dalam negeri
Surat Men
PPN/Ka.
Bappenas
No.0065/
M.PPN/03
/2011 Ttg
DKPPDN
Tahun
2011
n.a
n.a
Perpres
No.
42/2010
tentang
Komite
Kebijakan
Industri
Pertahana
n (KKIP)
n.a
Tersusunn
ya konsep
awal KKIP
baru
n.a
17,571
12,65
13,61
15,86
2.8
3.0
32
n.a
n.a
30
138
2.8
n.a
5.0
80
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Indikator
Status
Satuan Awal
(2009)
Indeks Sistem
Integritas
Nasional (SIN)
Indeks
Perilaku Anti
Korupsi
Meningkatnya
produksi
Alutsista
Industri darat
dalam negeri
Capaian
Target
2014
2010
2011
2012
n.a
5%
(kenaik
an
Indeks)
n.a
n.a
Penyusun
an awal
baseline
SIN
n.a
n.a
n.a
n.a
Penetapa
n
baseline
n.a
17,571
13,61
15,86
12,65
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Sangat sulit
Indonesia telah
berpartisipasi aktif
dalam upaya
mewujudkan
perdamaian dunia
melalui PBB
(reformasi DK PBB,
UN PKO), Gerakan
Non Blok dan
gerakan
perdamaian
lainnya.
139
Bab IV
140
Bab IV
141
142
Bab IV
Dalam
upaya
mengatasi
permasalahan
dalam
penanggulangan terorisme, langkah ke depan yang harus
dilakukan adalah membuat kebijakan negara dalam bidang
penegakan hukum yang diikuti dengan pelaksanaan program
nasional deradikalisasi dan kontra radikalisasi untuk
mencegah penyebaran ideologi radikal. Sementara itu, untuk
mengatasi permasalahan dalam pemberantasan korupsi
perlu dilakukan peningkatan aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi yang terukur dan konkrit pada K/L
dan pemda. Untuk target 30 % kesesuaian regulasi dengan
UNCAC masih membutuhkan koordinasi yang intensif
khususnya di internal pemerintah dan dengan DPR dalam
proses penetapan RUU menjadi UU. Selain RUU Tipikor,
pemerintah tengah berupaya melakukan penyesuaian
berbagai regulasi yang berkaitan dengan upaya
pemberantasan korupsi dengan UNCAC diantaranya yaitu
RUU KUHP, RUU KUHAP dan RUU Perampasan Aset.
Dalam rangka meningkatkan pendayagunaan industri
pertahanan dalam negeri Pemerintah diharapkan segera
menyusun sejumlah peraturan dan kebijakan terkait dengan:
Perencanaan
pemenuhan
kebutuhan
alpalhankam;
Perencanaan pembangunan dan pengembangan industri
pertahanan; Penentuan teknologi dan produk yang akan
dikuasai dan dikembangkan; Standarisasi serta kelaikan
produk; Pembinaan, registrasi; dan sertifikasi industri
pertahanan; sumber pendanaan; dan Pengendalian dan
pengawasan teknologi.
Ke depan, dalam upaya berpartisipasi mewujudkan
perdamaian dunia, Reformasi DK PBB perlu selalu menjadi
prioritas utama Indonesia, selain itu Indonesia harus
konsisten menyampaikan inisiatif mengenai intermediate
approach yang dapat menyediakan jalan tengah. Mengingat
sensitivitas isu enlargement, Indonesia perlu berupaya
mendorong reformasi melalui jalur working methods
143
IV.13
Kebijakan bidang
perekonomian
diarahkan pada
pengembangan
industri,
peningkatan peran
dan kemampuan
diplomasi
perdagangan
internasional serta
peningkatan
pelayanan dan
perlindungan TKI
Krisis ekonomi
global menjadi
tantangan sektor
industri
144
Sasaran
pertumbuhan
industri hingga
Triwulan III Tahun
2012 telah
tercapai baik untuk
industri secara
keseluruhan
maupun industri
nonmigas, namun
krisis ekonomi
global masih
memberikan
dampak yang
signifikan
Multitrack strategy
di forum
multilateral,
regional, dan
bilateral dilakukan
untuk
meningkatkan
akses pasar produk
ekspor
145
Bab IV
Indikator
Satuan
Capaian
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan
Industri
n.a
7,07,3
4,48
6,22
6,10
Pertumbuhan
Industri Nonmigas
n.a
7,37,8
5,09
6,83
6,60
146
Jumlah partisipasi
aktif dalam
perundingan
perdagangan
internasional
55
41
55
19
Jumlah posisi
runding yang
disusun
55
41
55
19
Jumlah
penyelenggaraan
sidang
internasional di
dalam negeri
17
29
Jumlah hasil
perundingan
internasional
34
34
37
13
Indikator
Satuan
Capaian
Status
Awal
(2009)
Target
2014
2010
2011
2012
Jumlah sosialisasi
hasil perundingan
internasional
Perkiraan
Capaian
2014
(Notifikasi)
Ratifikasi konvensi
buruh migran
Ratifikasi
konvensi
buruh
migran
Ratifikas
i
konvens
i buruh
migran
(UU
6/2012)
Amandemen UU
39/2004
Amandemen UU
RUU
Revisi UU
39/2004
atas
inisiatif
DPR
Menyel
e-saikan
rancang
-an
revisi
sesuai
Ampres
Pusat layanan
pengaduan TKI
Hotline
service
Penyelesaian kasus
pengaduan TKI
Persen
kasus
83,68
100
21,42
7,69
76,84
100
100
100
100
TKI yang
memanfaatkan
fasilitas KUR-TKI
orang
35.000
1.698
Persentase
rekomendasi
kebijakan
koordinasi
pembiayaan kredit
yang
diimplementasikan
80
60
65
70
Jumlah WNI/TKI
yang memperoleh
fasilitas di
penampungan
orang
14.998
15.766
24.567
16.051
Bab IV
147
Indonesia sebagai
ketua dan tuan
rumah ASEAN
memberikan
peluang strategis
Peningkatan
pelayanan dan
perlindungan TKI
sesuai target 2014,
sementara itu
pemanfaatan KURTKI masih bekum
sesuai target
148
Bab IV
149
IV.14
150
Landasan
Kesetaraan gender
difokuskan pada
perumusan
kebijakan dan
pedoman bagi
penerapan
pengarusutamaan
Gender dan Anak
(PUG&A)
Utama
151
Bab IV
Salah satu
pencapaian
pembangunan
agama ditunjukkan
dengan
peningkatan
pelayanan bagi
jemaah haji
Indonesia
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
didukung melalui
pengembangan
pariwisata daerah
152
Pencapaian
pembangunan
pariwisata
didukung melalui
kegiatan promosi
pariwisata, dan
perbaikan serta
peningkatan
kualitas pariwisata.
Status
awal
(2009)
Perkembangan capaian
Target
(2014)
Penyelenggaraan Haji
Pelaksanaan
210
Jemaah
211
Ibadah Haji serta
(ribu)
Pengawasan Haji
yang tertib dan
lancar
Pelayanan
Jemaah
211
210
kesehatan kepada
(ribu)
jemaah haji
Pembangunan Kepariwisataan
Jumlah wisatawan Juta
6,32
8,6
mancanegara
orang
Jumlah
Juta
229,73
276
pergerakan
perjalanan
wisatawan
Nusantara
Pembangunan Kepemudaan dan Keolahragaan
Prestasi olahraga
Peringkat
3
1
pada SEA Games
2011
Jumlah
Orang
520
olahragawan
andalan nasional
Jumlah pemuda
Orang
11,5
kader
(ribu)
kepemimpinan
2010
1)
221
2011
1)
221
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(notifikasi)
2)
211
Bab IV
Indikator
221
221
211
7,00
7,65
3,88
234,3
8
236,7
5
53,87
520
520
4,5
10,0
3)
153
Indikator
Satuan
Status
awal
(2009)
Perkembangan capaian
Target
(2014)
2010
2011
2012
Perkiraan
Capaian
2014
(notifikasi)
Jumlah pemuda
Orang
3,5
3,18
10,0
yang difasilitasi
(ribu)
sebagai
kader
kewirausahaan
Jumlah pemuda
Orang
5.600
1.000
4.850
yang difasilitasi
dalam
pendidikan
kepramukaan
PUG dan Perlindungan bagi Perempuan dan Anak terhadap Berbagai Tindak Kekerasan
4)
Jumlah kebijakan
kebijaka
49
8
12
pelaksanaan PUG
n
4)
28 K/L
Jumlah K/L dan
K/L
7 K/L
10 prov
Pemda yang
Prov
16 K/L
11 K/L
ujicoba
(dana
difasilitasi dalam
dekon)
penerapan ARG
4)
Jumlah K/L dan
K/L
Pemda yang
Prov
difasilitasi dalam
4 K/L
penerapan
8 K/L
1 K/L
dan 8
kebijakan
provinsi
penerapan sistem
data terpilah
gender
4)
Pelatihan analisis
K/L
39 K/L
39 K/L
39 K/L
gender di K/L dan
Prov
33 Prov
33 Prov
33 Prov
Provinsi
Permen
Kebijakan dan
Perme Kurang Semakin
Permen
Disahkan
pedoman tentang
n
lengkap lengkap
PPPA
PPPA
UU no
No. 1
No.
perlindungan
UU
dan
dan
11/2012;
surat
perempuan dan
Surat kurang harmonis dan 2
2,6,dan
edaran
tahun
7 tahun
anak terhadap
Edaran harmon
MA no
berbagai tindak
is
2010
2011
6/2012
kekerasan
Jumlah Pusat
Prov
Belum Meningka
20 prov
26 prov
Pelayanan Terpadu Kab/Ko tersed t
117
163
Perempuan dan
ta
ia
kab/kota kab/kota
Anak (P2TP2A)
Sumber: Susenas, KemenPP dan PA, Kemendikbud
Keterangan:
1) Kenaikan disebabkan karena adanya tambahan kuota haji dari pemerintah Arab Saudi
2) Penurunan disebabkan karena tidak mendapatkan kuota tambahan dari pemerintah Arab Saudi
3) Data sampai dengan Juni 2012
4) Terjadi restrukturisasi program dan kegiatan yang sama sekali berbeda antara RKP 2010 dengan
RKP tahun sebelumnya, sehingga tidak dapat diisi/dibandingkan
Sudah tercapai/on track/on-trend
154
Pencapaian PUG
didukung dengan
adanya efektifitas
kelembagaan, dan
menguatkan
komitmen dan
pemahaman K/L
terhadap
pentingnya isu
gender
Bab IV
155
156
Bab IV
157
158
159
BAB V
TINDAK LANJUT
160
TINDAK LANJUT
Upaya
mewujudkan
kesejahteraan
rakyat yang
berkeadilan
dilakukan melalui
perumusan visi
dan misi
pembangunan
2010-2014 yang
kemudian
dijabarkan dalam
lima agenda
pembangunan
yang ditopang oleh
14 prioritas
pembangunan
nasional
Bab V
Dalam Bab ini dijabarkan tindak lanjut yang perlu dan akan
dilakukan guna mencapai tujuan masing-masing agenda
RPJMN 2010-2014. Uraian dibahas atas dasar capaian
masing-masing kegiatan fokus prioritas pembangunan,
seperti telah diuraikan dalam Bab IV. Diharapkan struktur
diskusi yang demikian dapat menunjukkan kinerja dan
capaian masing-masing agenda pembangunan, dan sekaligus
dapat mengenali kelemahan dan kekurangan yang harus
segera diatasi, guna mencapai tujuan dan target akhir RPJMN
2010-2014 di tahun 2014.
161
Perlu adanya
proses checks dan
balances guna
menjamin
tercapainya
kesejahteraan
rakyat
162
Kondisi politik
yang stabil dan
kondusif,
penegakan dan
kepastian hukum,
serta ketertiban
dan keamanan
yang terjamin
diperlukan dalam
pembangunan
ekonomi
Investasi, ekspor
dan inovasi
teknologi
merupakan fondasi
bagi pembangunan
yang berkelanjutan
dan berkeadilan
Bab V
163
Kemajuan
peradaban umat
manusia
ditentukan oleh
perkembangan
ilmu pengetahuan
dan teknologi
164
Bab V
165
Kinerja birokrasi
belum efektif dan
efisien
166
Reformasi
birokrasi dilakukan
secara
komprehensif,
baku, terintegrasi
dan ditekankan
pada pendekatan
fungsi
Bab V
Rakyat Indonesia
mempunyai
kewajiban dan hak
yang sama
terhadap negara,
tanpa melihat
perbedaan
167
Keamanan
pertahanan dapat
mengatasi,
mengantisipasi
dan mendeteksi
dini berbagai
ancaman
168
Bab V
169
Pembangunan
yang inklusif dan
berkeadilan
mensyaratkan
stabilitas dan
dukungan negara
yang kuat serta
diwujudkan
dengan
menerapkan
strategi
pembangunan progrowth, pro-poor,
pro-job dan proenvironment
170
SDM yang
berkualitas
merupakan pelaku
sekaligus key
enabler dalam
proses
pembangunan
Kesejahteraan
rakyat yang lebih
merata dapat
dicapai dengan
mengintensifkan
pembangunan
pada wilayah
perdesaan
Bab V
171
Pembangunan
demokrasi yang
bertujuan
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat merupakan
tantangan terbesar
172
LAMPIRAN
L-1
No.
Lamp. 1
Tabel LAMPIRAN 1
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 1:
Reformasi Birokrasi dan Tata KelolaTahun 2010-2012
L-2
2.
(1)
No.
Penyusunan dan
pelaksanaan
kebijakan
reformasi
birokrasi
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1. Pemantapan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
(3)
SASARAN
2. Jumlah
instansi
pemerintah
yang telah
melaksana-
(4)
telah tertata
kelembagaan
nya
3. Persentase
LNS yang
telah tertata
organisasi
dan tata
kerjanya
1. Jumlah
kebijakan
pelaksanaan
reformasi
birokrasi yang
diterbitkan
(grand design
RBN dan
kebijakan
pelaksanaann
ya)
INDIKATOR
K/L dan
Pemda
Kemen
PAN dan
RB
5 K/L
n.a
Kemen
PAN dan
RB
Permen
PAN &
RB
n.a
Kemen
PAN dan
RB
100%
(7)
2009
(6)
K/L
(5)
SATUAN
9 K/L
1 Perpres,
1 Keppres,
1 Permen
PAN & RB,
2 Kepmen
PAN & RB.
20%
(8)
2010
30%
(9)
2011
22 K/L
(catatan: 20
K/L sudah
disetujui
dan
9 Permen
PAN & RB
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
RB.
CAPAIAN
40 K/L (25
K/L sdh
mengajukan
usulan,
3 Permen
PAN & RB
yg mengatur
penilaian
mandiri
RB dan
perluasan
RB di
daerah.
75%
(10)
2012
100% KL
60%
Pemda
100%
100%
(11)
Target 2014
- Persepsi keliru
bahwa reformasi
birokrasi
disamakan dengan
perbaikan
remunerasi.
- Komitmen
pimpinan instansi
belum
sepenuhynya
konsisten
mendukung RB
- Dampak RB belum
dirasakan secara
nyata oleh
masyarakat
(12)
Permasalahan
- Pemantapan
kebijakan dan
perluasan RB di
pusat dan
daerah
- Meningkatkan
kualitas
pelaksanaan RB
- Monitoring dan
evaluasi
pelaksanaan RB
- Sinergi RB
dengan aspek
perbaikan
manajemen
pemerintahan
- Mendorong
quick wins
nasional
pelayanan
publik.
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-3
Pembinaan dan
koordinasi
penyiapan
produk hukum
dan penataan
organisasi KKP
Terselenggaranya pemenuhan
peraturan
perundangundangan serta
organisasi dan
tata laksana
(3)
SASARAN
Persentase
pemenuhan
peraturan
perundangundangan serta
efektivitas dan
kemutakhiran
hukum laut,
perjanjian,
prizinan,
organisasi dan
tata laksana
sesuai
kebutuhan
nasional dan
tantangan
global serta
pelayanan
hukum yang
akuntabel
(4)
kan reformasi
birokrasi
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Kemen
Kelautan dan
Perikan
an (KKP)
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
2011
115%
(9)
menunggu
persetujuan
Presiden/
Perpres).
CAPAIAN
(10)
dan 15
K/L dlm
persiapan
pelaksana
an)
62,36%
(sd TWIII)
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
Lamp. 1
OTONOMI DAERAH
Penataan Otonomi Daerah melalui: 1) Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah; 2) Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah; dan 3) Penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala
daerah
1.
Penghentian/Pe
1. Terlaksananya Jumlah Strategi DeserTerlaksananya
Kemen
Desertadasu Desertadasu Penyelasai Penyelesai beberapa daerah
mbatasan
seluruh
Desain Besar
Dasar Penataan tada
dagri
dah disusun dah disusun an RUU
an penyu- masih diperlukan
Pemekaran
mekanisme
Penataan Daerah
Daerah
(Desain
namun
namun
tentang
sunan
pembinaan lebih
pengusulan
Wilayah
Besar
belum
belum
Pembentu peraturan intensif dalam rangka (Desartada) untuk
pemekaran
dijadikan
Penatadisahkan
disahkan
kan DOB
perundan penyelenggaraan
dan
an
oleh DPR RI oleh DPR RI berdasar- gan
pemerintahan daerah pedoman dalam
penggabungan
penyusunan
Daerah)
kan
derivatif
3.
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
L-4
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
daerah sesuai
dengan PP No
78 tahun 2007,
dalam rangka
penghentian/
pembatasan
pemekaran
wilayah/pembentukan
daerah
otonom baru
SASARAN
Persentase
evaluasi setiap
usulan
pemekaran,
penggabungan,
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Kemendagri
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
33 usulan
pembentukan provinsi,
123 usulan
pembentuk
CAPAIAN
33 usulan
pembentu
kan
provinsi,
123
(10)
usulan
inisiatif
DPR RI
2012
(11)
UU
tentang
Pemda,
UU Pemilu
kada dan
UU Keistimewaan
DIY, serta
UU yang
meng atur
daerah
berkarakter khusus
dan
istimewa
(Aceh, DKI
Jakarta,
Papua &
Papua
Barat
Target 2014
(12)
Permasalahan
(13)
kebijakan
penataan daerah
sampai dengan
tahun 2005, yang
mencakup 4
(empat) kebijakan
pokok yakni:
Pertama
Pembentukan
Daerah Otonom
Baru melalui fase
daerah persiapan;
Kedua
Penghapusan,
pengganbungan
dan penyesuaian
daerah otonom;
Ketiga,
Pengaturan
Daerah otonom
Kawasan yang
meiliki
karateristik
khusus dan
Keempat :
Estimasi jumlah
maksimal daerah
otonom di
Indonesia tahun
2010 - 2015
Pemerintah tetap
berpegang pada
kebijakan
moratorium
pemekaran
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-5
2.
(1)
No.
Pembinaan
Fasilitasi Dana
Perimbangan
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1. Peningkatan
efektifitas
pemanfaatan
DAK sesuai
Petunjuk
Pelaksanaan
(juklak)
(3)
SASARAN
*Catatan: di
tahun 2012,
indikator
berubah
menjadi:
Persentase
daerah yang
telah
memanfaatkan
DAK sesuai
Petunjuk
Daerah
Jumlah daerah
otonom baru
yang terbentuk
berdasarkan
usulan
Pemerintah
Persentase
Provinsi,
Kab/Kota yang
telah
memanfaatkan
DAK sesuai
Juklak
(5)
SATUAN
(4)
dan
penghapusan
sesuai dengan
PP No.78 tahun
2007
INDIKATOR
Kemendagri
Kemen
dagri
(6)
K/L
(7)
2009
70%
(8)
2010
2011
75%
(9)
an Kabupaten, 14
usulan
pemben
tukan Kota
CAPAIAN
95%
(10)
usulan
pembentu
kan
Kabupaten, 14
usulan
pembentu
kan Kota
2012
90%
(11)
Target 2014
- Pada prinsipnya
daerah yang di
ukur sebagian
besar patuh pada
juknis yang telah
ditetapkan
sehingga dapat
dilaksanakan
sesuai kebijakan
dan apabila tidak
mengikuti
(12)
kota. Pada tahun
2012 sedang dibahas
19DOB inisiatif DPRIRI.
Permasalahan
Lamp. 1
- Bagi daerah
yang
bermasalah
akan
dikoordinasikan
didalam acara
Rapat
Koordinasi
Sekretariat
Bersama Dana
Perimbangan
khususnya DAK
(19 bidang).
- Usulan:
Indikator ini
untuk
dipertimbangkan kembali
ditahun depan
Penyelesaian RUU
tentang
Pembentukan
DOB berdasarkan
usulan inisiatif
DPR RI
(13)
sampai dengan
ada ketentuan
peraturan
perundangundangan
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-6
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Persentase
daerah yang
telah Optimal
(100%)
menyerap DAK
Jumlah
rekomendasi
kebijakan untuk
dukungan
materi sebagai
3. Terwujudnya
tertib
administrasi
pengelolaan
keuangan
(4)
Pelaksanaan/
Petunjuk Teknis
INDIKATOR
2. Optimalisasi
penyerapan
DAK oleh
daerah
(3)
SASARAN
(5)
SATUAN
Kemen
dagri
Kemendagri
(6)
K/L
(7)
2009
1 Paket
(100%)
80%
(8)
2010
(9)
2011
75%
CAPAIAN
40,24 %
(10)
2012
90 %
(11)
Target 2014
- Selanjutnya terkait
dengan
pelaksanaan
kegitan dimaksud
keberhasilannya
merupakan
pertimbangan
untuk syarat
mendapatkan DAK
di tahun-tahun
berikutnya.
- Progres
penyerapan ini
merupakan data
posisi pada
triwulan III, data
realisasi yang
sebenarnya masih
akan berubah
sesuai dengan
penyerapan yang
dilakukan oleh
daerah pada
triwulan
(12)
juknisnya maka
program dan
kegiatan dimaksud
tidak dapat
dicairkan.
Permasalahan
Tidak ada
(13)
apakah masih
relevan
mengingat
setiap program
dan kegiatan
dalam DAK
pasti akan
mengikuti
juknisnya.
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-7
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
4. Tersusunnya
kebijakan/
regulasi di
bidang
fasilitasi dana
perimbangan
yang dapat
diterapkan di
daerah
(3)
daerah yang
akuntabel dan
tranparan
SASARAN
*Catatan: di
tahun 2012,
indikator
berubah
menjadi: Jumlah
kebijakan
/regulasi/pedo
man di bidang
dana
perimbangan
dan dana
transfer lainnya
(4)
masukan
terhadap revisi
UU No. 32
Tahun 2004
tentang
Pemerintahan
Daerah dan UU
No. 33 Tahun
2004 tentang
Perimbangan
Keuangan
antara
Pemerintah dan
Pemerintahan
Daerah.
Jumlah
Permendagri
INDIKATOR
(6)
Kemendagri
Permen
K/L
(5)
SATUAN
(7)
2009
1 Permendagri
tentang
Juknis DAK
(8)
2010
(9)
2011
3 Permen
CAPAIAN
2 (dua)
permen
2 Permen
dagri
dimaksud
adalah :
1) Permen
dagri
berkaitan
dengan
Dana
Transfer
Daerah;
dan
2)
Permen
dagri
berkaitan
dengan
Dana Bagi
(10)
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
Lamp. 1
Dalam proses
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-8
3.
(1)
No.
Pembinaan
Administrasi
Anggaran Daerah
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1. Peningkatan
kualitas belanja
daerah dalam
APBD
(3)
SASARAN
Persentase
daerah yang
proporsi belanja
langsungnya
lebih besar dari
belanja tidak
langsung
Jumlah Surat
Edaran
Mendagri
(4)
INDIKATOR
SE
(5)
SATUAN
Kemendagri
Kemendagri
(6)
K/L
(7)
2009
31%
1 SE
(8)
2010
CAPAIAN
57%
1 SE
(9)
2011
54,55 %
(18
provinsi)
(10)
hasil, yang
akan
difinalisasi
kan pada
akhir
Tahun
2012
80 %
2012
60 %
1 SE
(11)
Target 2014
Sehubungan dengan
adanya kebijakan
nasional maka mulai
TA. 2012, untuk
mengukur prosentase
belanja langsung
pada APBD provinsi
perlu dikurangi
alokasi dana BOS dan
bantuan Keuangan
dengan
pertimbangan:
Prosentase belanja
langsung provinsi TA.
2012 adalah (54,55)
(18 daerah provinsi).
2 permendagri ttg
Dana Bagi Hasil dan
Dana Transfer ke
Daerah
(12)
Permasalahan
Bulan Desember
2012 selesai
sesuai dgn target
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-9
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
(11)
Target 2014
(12)
menganggarkan
20% dari APBD
untuk sektor
pendidikan.
2. Selanjutnya, sesuai
dengan PP No. 38
Tahun 2007
tentang Pembagian
Urusan,
pemerintah
provinsi mengalami
kesulitan untuk
menganggarakan
20% dari APBD-nya
untuk sektor
pendidikan,
mengingat urusan
bidang Pendidikan
lebih banyak
menjadi
kewenangan
kab/kota.
3. Untuk itu, untuk
memenuhi
ketentuan amanat
UUD 1945, maka
dilakukan
perubahan
mekanisme
penganggaran dana
BOS melalui
terbitnya
Permendagri No.
62 Tahun 2011
tentang
Permasalahan
Lamp. 1
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-10
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
(11)
Target 2014
(12)
Pengelolaan Dana
BOS.
4. Melalui
Permendagri No.
62 Tahun 2011
tentang
Pengelolaan Dana
BOS, dana BOS
yang sebelumnya
ada dalam APBD
kab/kota, pada
Tahun 2012
dialihkan menjadi
belanja hibah pada
APBD provinsi.
Dengan perubahan
mekanisme ini,
berdampak pada
bertambahnya
porsi belanja tidak
langsung akibat
penambahan
belanja hibah dana
BOS. Dengan
demikian
berdampak pada
semakin
menurunnya porsi
belanja langsung
pada APBD
provinsi.
5. Disamping itu pula,
Program Kegiatan
Prov yg tidak sesuai
dengan
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-11
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
*Catatan: di
tahun 2012,
indikator
berubah
menjadi:
Persentase
belanja modal
terhadap total
belanja APBD
Provinsi
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Kemendagri
(6)
K/L
(7)
2009
23%
(8)
2010
(9)
2011
21%
CAPAIAN
18,28 %
(10)
2012
30 %
(11)
Target 2014
(12)
kewenangannya
sebagaimana diatur
dalam PP 38 Tahun
2007 dialihkan
menjadi Belanja
Bantuan Keuangan
ke Kab/Kota
sehingga terjadi
pengalihan Belanja
Langsung menjadi
Belanja Tidak
Langsung. Dengan
demikian
berdampak pada
semakin
menurunnya porsi
belanja langsung
pada APBD
provinsi.
Adanya perubahan
kebijakan tentang
mekanisme hibah dan
bansos, dengan
Permendagri No. 32
Tahun 2011 yang
awalnya provinsi
menganggarkan
barang-barang yang
akan dihibahkan pada
jenis belanja modal
tetapi sekarang hal
tersebut dialihkan
menjadi jenis belanja
barang dan jasa.
Permasalahan
Lamp. 1
Pada akhirnya
indikator
dimaksud untuk
kedepan sulit
untuk menjadi
target ukuran
apabila
kebijakannya
tidak
menyesuaikan
dengan kebijakan
dalam rangka
meningkatkan
belanja modal.
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-12
4.
(1)
No.
Pembinaan dan
fasilitasi
pertanggungjawa
ban dan
pengawasan
keuangan daerah
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1. Provinsi dan
kabupaten/
kota memiliki
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah (LKPD)
berstatus
Wajar Tanpa
Pengecualian
(WTP).
2. Penetapan
APBD secara
tepat waktu
(3)
SASARAN
*Catatan: di
tahun 2012,
indikator
berubah
menjadi:
APBD yang
disahkan tepat
waktu.
Persentase
daerah provinsi,
Kab/Kota berLKPD dengan
status WTP.
Persentase
jumlah APBD
yang disahkan
secara tepat
waktu.
(4)
(Provinsi)
INDIKATOR
15%
70%
(5)
SATUAN
Kemendagri
Kemendagri
(6)
K/L
2,68
(7)
2009
91%
60
(8)
2010
(9)
2011
84%
CAPAIAN
0%
(10)
2012
16
90 %
(11)
Target 2014
Dalam rangka
Pelaksanaan
pembinaan daerah
provinsi untuk
menuju Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) yang
memenuhi indikator
kedisiplinan anggaran
yang akan bermuara
kepada peningkatan
status
pertanggungjawaban
menuju WTP telah
dilaksanakan
pembinaan di 10
provinsi agar lebih
baik dari segi
Masih menunggu
jadwal evaluasi APBD
TA. 2013 yang
dilaksanakan pada
bulan pertengahan
oktober sampai
dengan 31 Desember
2012. Sementara
untuk kegiatan ini
baru dilakukan rapatrapat persiapan
dalam rangka evaluasi
APBD TA. 2013.
(12)
Permasalahan
Masih dalam
rangka proses
pembinaan agar
provinsi memiliki
LKPD yang
memenuhi
indikator
kedisiplinan
anggaran yang
akan bermuara
kepada
peningkatan
status
pertanggungjawa
ban menuju WTP.
Proses menunggu
evaluasi
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-13
5.
(1)
No.
Perumusan
kebijakan,
bimbingan teknis,
dan pengelolaan
transfer ke
daerah
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1. Peningkatan
Efektifitas dan
Efisiensi
Pengelolaan
Dana Transfer
Persentase
penetapan dan
penyampaian
Raperda
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD yang
disahkan secara
tepat waktu.
2. Penetapan dan
penyampaian
Raperda
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD secara
tepat waktu
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
60%
(5)
SATUAN
Kemenkeu
Kemendagri
(6)
K/L
(7)
2009
100%
63%
(8)
2010
CAPAIAN
100,18%
90%
(9)
2011
50,18%
78,79 %
(10)
2012
100%
90 %
(11)
Target 2014
(12)
akuntabilitasnya.
Dimungkinkan adanya
perubahaan data
pada akhir tahun
Permasalahan
Lamp. 1
Masih dalam
proses evaluasi
pertanggungjawaban APBD
propinsi
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-14
6.
(1)
No.
Penyempurnaan
pelaksanaan
pemilihan kepala
daerah
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
2. Terciptanya
Tata Kelola
yang Tertib
Sesuai
Peraturan
Perundangundangan,
Transparan,
adil,
proporsional,
Kredibel,
Akuntabel, dan
Profesional
dalam
Pelaksanaan
Transfer ke
Daerah
1. Tersusunnya
UU tentang
PEMILU Kepala
Daerah dan
Wakil Kepala
Daerah dan
terselenggaranya Pilkada
yang efisien
SASARAN
100%
2. Jumlah UU
tentang
PEMILU
Kepala
Daerah dan
(5)
100%
(4 hari)
SATUAN
1. Persentase
revisi
terbatas UU
No. 32 tahun
2004 terkait
dengan
efisiensi
pelaksanaan
Pilkada
(4)
Ketepatan
waktu
penyelesaian
dokumen
pelaksanaan
penyaluran
dana transfer ke
daerah
INDIKATOR
Kemendagri
Kemendagri
(6)
Kemenkeu
K/L
(7)
2009
Dalam
proses
penyusunan
Naskah
Akademik
Masih
menunggu
pembahasan dengan
DPR
(8)
100%
(4 hari)
2010
(9)
100%
(4 hari)
2011
1 RUU
(Draft RUU
Pilkada
telah
disampai-
Masih
menunggu
pembahasan dengan
DPR
CAPAIAN
(10)
100%
(4 hari)
2012
(11)
3 hari
Target 2014
Keterbatasan
sumberdaya,
sehingga belum
seluruhnya Pejabat
Negara didaerah dan
DPRD difasilitasi
peningkatan
kapasitasnya melalui
orientasi bagi
peningkatan
kemampuan dalam
menjalankan fungsifungsi kepemimpinan
Luasnya diskresi
kewenangan Kepala
Daerah dalam proses
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
(12)
Permasalahan
Fasilitasi
penyelenggaraan
Pemilukada bagi
KDH dan Wakil
KDH yang
Melakukan
fasilitasi terhadap
penyelesaian
Personil,
Perlengkapan,
Pembiayaan dan
Dokumen (P3D)
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-15
(3)
SASARAN
(4)
Wakil Kepala
Daerah
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
2011
(9)
kan kepada
Presiden RI
melalui
Setneg yg
selanjutnya
menunggu
Ampres
untuk
pembahasan antara
Pemerintah
dengan
DPR-RI)
CAPAIAN
(10)
2012
(11)
Target 2014
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
- Komposisi PNS
belum ideal
(jabatan,
pendidikan dan
distribusi antar
instansi)
- perlu
ditingkatkannya
disiplin dan kinerja
pegawai;
- belum
diterapkannya
sistem remunerasi
(12)
cenderung
menimbulkan
penyalahgunaan
wewenang, sehingga
cukup banyak pejabat
publik di daerah
berurusan dengan
aparat penegak
hukum. Dalam kurun
waktu 2004-2012
sebanyak 275 kepala
daerah/wakil kepala
daerah
(20 gubernur, 7 wakil
gubernur, 148 bupati,
45 wakil bupati, 37
walikota dan 18 wakil
walikota) berurusan
dengan aparat
penegak hukum
Permasalahan
Lamp. 1
- Menyempurnakan kebijakan
berupa
peraturan
perundangundangan di
bidang SDM
Aparatur,
khususnya
penyelesaian
RUU Aparatur
Sipil Negara
(ASN)
(13)
berakhir masa
jabatannya pada
tahun 2013
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-16
2.
(1)
No.
Penyusunan
kebijakan
perencanaan SDM
aparatur
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
2. Tersusunnya
kebijakan (PP)
Jumlah PP
Jumlah PP
Terbit PP
tentang
pengangkatan
PNS dalam
jabatan
struktural
1PP
1PP
1PP
1 PP
Terbit PP
tentang diklat
dalam jabatan
5.Tersusunnya
kebijakan
tentang
pengangkatan
PNS dalam
jabatan
struktural
1. Tersusunnya
kebijakan (PP)
tentang sistem
pengadaan
/rekruitmen
dan Seleksi PNS
1
Perpres
Terbit Perpres
tentang pola
dasar karir PNS
3.Tersusunnya
kebijakan
tentang pola
dasar karir PNS
4.Tersusunnya
kebijakan
tentang diklat
dalam jabatan
(5)
SATUAN
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
Kemen
PAN dan
Kemen
PAN dan
RB
Kemen
PAN dan
RB
Kemen
PAN dan
RB
Kemen
PAN dan
RB
(6)
K/L
(7)
2009
1 RPP
1 RPP
(8)
2010
(9)
2011
1 RPP
1 RPP
1 RPP
1 RPP
1 RPerpres
CAPAIAN
1 RPerpres
tentang
Pola Dasar
Karir PNS
1 RPP
tentang
diklat
dalam
jabatan
(Revis PP
101/2000)
1 RPP
tentang
pengangka
tan PNS
dalam
jabatan
struktural
1 RPP
tentang
sistem
pengadaan
/rekruitmen dan
Seleksi PNS
1 RPP
tentang
(10)
(SKP) (RPP
sudah
disampaikan kepada
Presiden
melalui
Setneg).
2012
(11)
Target 2014
(12)
yang berbasis
kinerja;
- belum sepenuhnya
diterapkan sistem
karier berdasarkan
kinerja;
- penerimaan CPNS
belum sepenuhnya
berdasarkan pada
kompetensi yang
diperlukan
- diklat belum
sepenuhnya dapat
meningkatkan
kinerja.
Permasalahan
(13)
- mengendalikan
jumlah,
distribusi dan
komposisi PNS
- melakukan
penataan
pegawai, guna
menjamin
jumlah dan
kualifikasi
pegawai di
masing-2 unit
kerja dan
instansi sesuai
dengan
kebutuhan
- mengembang
kan sistem
manajemen
kepegawaian
yang
berorientasi
pada prestasi
kerja (kinerja)
- Menyempurnakan sistem
remunerasi
agar memenuhi
prinsip adil,
layak dan
transparan
sesuai dengan
beban kerja
dan
tanggungjawab
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-17
3.
(1)
No.
Pengembangan
Kebijakan
Kesejahteraan
SDM aparatur
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
6.Tersusunnya
kebijakan (UU/
PP) ttg
remunerasi dan
tunjangan
kinerja Pegawai
Negeri
(3)
tentang
Kebutuhan
Pegawai
SASARAN
Jumlah PP
(4)
INDIKATOR
5 PP
(5)
SATUAN
(6)
Kemen
PAN dan
RB
RB
K/L
(7)
2009
1 RPP
(8)
2010
(9)
2011
1 RPP
CAPAIAN
1 RPP ttg
remunerasi
dan
tunjangan
kinerja
Pegawai
Negeri
(dalam
pembahasan dengan
Kementeri
an
Keuangan
dan BKN).
(10)
Kebutuhan
Pegawai
(dalam
pembahasan
interdep)
dan telah
terbit Per.
Men. PAN
dan RB No.
26 Tahun
2011
Tentang
Pedoman
Penyusunan Jumlah
Kebutuhan
PNS untuk
Daerah
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
Lamp. 1
(13)
nya
- Mengembangan sistem Diklat
yang berbasis
kompetensi
dan kinerja
- meningkatkan
netralitas, etika
dan disiplin
serta
perlindungan
hukum PNS
- mengembangkan sistem
informasi
manajemen
kepegawaian
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-18
(3)
7.Tersusunnya
kebijakan ttg
sistem
pengelolaan
dana pensiun
PNS
SASARAN
(4)
Jumlah PP
INDIKATOR
(5)
1PP
SATUAN
(6)
Kemen
PAN dan
RB
K/L
(7)
2009
1 RPP
(8)
2010
2011
(9)
1 RPP
CAPAIAN
(10)
1 RPP ttg
sistem
pengelola
an dana
pensiun
PNS
(dalam
pembahas
an dengan
Kemen.
Keuangan
dan BKN).
- Sudah
ditetapkan
PP46
Tahun
2011
tentang
Penilaian
Prestasi
Kerja
Pegawai
Negeri
Sipil.
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
REGULASI
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, di antaranya penyelesaian kajian 12.000 peraturan
daerah selambat-lambatnya 2011
1.
Penataan produk Percepatan
Jumlah perda
9.000
Kemen3.000 perda 7650 Perda Terkajinya
Banyak daerah yang
Telah dikeluarkan
hukum dan
harmonisasi dan
yang dikaji
perda
dagri
yg telah
2250
belum
SE MDN No.
pelayanan
sinkronisasi
dikaji dan
Perda
menyampaikan
188.34/3385/Sj
peraturan
bantuan hukum
dari hasil
respon atas
tgl 4 sept 2012
(75%)
departemen
perundangkajian
klarfifikasi MDN
undangan di
tersebut
tingkat pusat dan
sebanyak
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
L-19
2.
(1)
No.
Perumusan
Kebijakan
bimbingan teknis,
monitoring dan
evaluasi di bidang
PDRD
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
pajak daerah
dan retribusi
daerah
2. Mewujudkan
kebijakan
daerah dan
retribusi
daerah yang
mendukung
perimbangan
keuangan pusat
dan daerah
1. Optimalisasi
(3)
daerah hingga
tercapai
keselarasan arah
dalam
implementasi
pembangunan
SASARAN
Evaluasi dan
rekomendasi
Perda dan
Raperda
PDRD
bermasalah
Persentase
jumlah
kebijakan Pajak
Daerah dan
Retribusi
Daerah yang
dapat
diimplementasi
kan
Realisasi janji
pelayanan
evaluasi Perda/
Raperda PDRD
ke pihak
eksternal dalam
bentuk
rekomendasi
Menteri
Keuangan
(4)
INDIKATOR
Kemenkeu
Kemendagri
Hari
Kemenkeu
(6)
K/L
(5)
SATUAN
(7)
2009
106%
125%
100%
(8)
2010
2011
154%
84%
(9)
239 Perda
yang
bermasalah
(data sd
September
2011
/laporan
triwulan III)
100%
CAPAIAN
100%
(10)
2012
12 hari
85%
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
Lamp. 1
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-20
(3)
SASARAN
(4)
Program
transisi/pengalihan PBB
menjadi Pajak
Daerah
Pengalihan
BPHTB menjadi
Pajak Daerah
Penerapan
Pajak Rokok
menjadi Pajak
Daerah
RPP tentang
sistem
pemungutan
pajak daerah
RPMK
pemberian
sanksi terhadap
daerah yang
melanggar
ketentuan
PDRD
Mengkaji
penerapan
PBBKB di
daerah
berkaitan
dengan harga
dan subsidi
BBM
INDIKATOR
Kemenkeu
Kemenkeu
Kemenkeu
Kemenkeu
(6)
Kemenkeu
Kemenkeu
(5)
K/L
SATUAN
(7)
2009
100%
100%
100%
100%
100%
(8)
100%
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(10)
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-21
(1)
1.
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Penerapan
Indikator Utama
Pelayanan Publik
di Daerah
(3)
1. Meningkatnya
Implementasi
Urusan
Pemerintahan
Daerah dan
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM)
di Daerah
SASARAN
(5)
15 SPM
10 SPM
2. Jumlah
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM) yang
telah
diterapkan
oleh Daerah
SATUAN
(4)
1. Jumlah SPM
yang
ditetapkan
INDIKATOR
Kemendagri
(6)
Kemendagri
K/L
(7)
2009
Fasilitasi
Penerapan
atas 5 SPM
(8)
13 SPM
2010
2011
(9)
Secara
keseluruhan
telah
ditetapkan
14 SPM
yakni antara
lain : SPM
Bidang
Kesehatan,
SPM bidang
Lingkungan
Hidup
Daerah
Provinsi dan
daerah
Kabupaten/
Kota
Hingga saat
ini terakumulasi 10
SPM yg
telah
diterapkan
di daerah
yakni : SPM
bidang
Kesehatan,
SPM bidang
Lingkungan
Hidup, SPM
bidang
Sosial, SPM
bidang
BKKBN, SPM
bidang
CAPAIAN
15 SPM
(10)
15 SPM
2012
(11)
Target 2014
Penerapan SPM di
daerah belum optimal
karena keterbatasan
sumberdaya dan
regulasi pendukung
(12)
Untuk Penerapan
SPM di daerah, masih
diperlukan
pengembangan
kapasitas terhadap
sumber daya
manusia, optimalisasi
sumber-sumber
pendanaan, serta
implementasi regulasi
pendukung bagi
daerah.
Permasalahan
Lamp. 1
Pengawasan dan
percepatan
penerapan 15
SPM di daerah
(13)
Pengawasan dan
percepatan
penerapan 15
SPM di daerah
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-22
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Penerapan
indikator utama
pelayanan
publik di daerah
lingkup urusan
pemerintah
daerah I
diterapkan oleh
Daerah
Untuk tahun
2012 indikator
berubah
menjadi:
1a. Meningkatnya
Implementasi
urusan
pemerintahan
daerah I dan
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM) di
daerah.
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
(5)
SATUAN
Kemendagri
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
2011
(9)
Pemberdayaan
Perempuan,
SPM bidang
Ketahanan
pangan,
SPM bidang
Pendidikan,
SPM bidang
Ketenagakerjaan.
SPM Bidang
Pekerjaan
Umum dan
Perumahan
Rakyat
CAPAIAN
(10)
2012
(11)
Target 2014
Penerapan SPM di
daerah belum optimal
karena keterbatasan
sumberdaya dan
regulasi pendukung
(12)
Permasalahan
Kemendagri
secara kontinyu
berkoordinasi dgn
sektor terkait
memfasilitasi
Pemerintah
Daerah dan
Memantau
perkembangan
penerapan SPM di
daerah
(13)
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-23
Peningkatan
koordinasi dan
evaluasi program
pelayanan publik
Koordinasi
perencanaan dan
evaluasi program
pelayanan publik
2.
3.
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1. Tersusunnya
peraturan
pelaksanaan
dari UU No. 25
Tahun 2009
tentang
Pelayanan
Publik
Persentase
Pemda yang
menerapkan
OSS (pelayanan
terpadu satu
pintu)
Jumlah PP
tentang
peraturan
pelaksanaan UU
No. 25 Tahun
2009 tentang
Pelayanan
Publik
(PP tentang
Pelaksanaan UU
ttg Pelayanan
Publik, dan
Perpres ttg
Mekanisme dan
Ketentuan
pembayaran
ganti rugi dalam
pelayanan
Penerapan
indikator utama
pelayanan
publik di daerah
lingkup urusan
pemerintahan
daerah II
1b. Meningkatnya
Implementasi
urusan
pemerintahan
daerah II dan
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM) di
daerah.
1. Terlaksananya
asistensi untuk
mendorong
penerapan
OSS/PTSP
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
1 PP
dan 1
Perpres
(PP ttg
Pelaksanaan UU
tentang
Pelayanan
Publik
dan
Perpres
ttg
mekanis
me dan
ketentu
an
pemba-
75%
(5)
SATUAN
Kemen
PAN dan
RB
Kemen
PAN dan
RB
(6)
Kemendagri
K/L
(7)
2009
1 RPP dan 1
R-Perpres
78%
(417) OSS
(8)
2010
(9)
2011
1 RPP dan 1
R-Perpres
79%
(420 OSS)
CAPAIAN
1 RPP dan
1 RPerpres
(RPP
tentang
Pelaksana
an UU ttg
Pelayanan
Publik,
dan
Rancangan
Perpres
ttg
Mekanisme dan
Ketentuan
pembaya-
(10)
2012
(11)
Target 2014
- Kualitas pelayanan
publik belum dapat
memenuhi harapan
masyarakat
- Pemanfaatan TIK
dalam pelayanan
publik masih
terbatas
- Kapasitas dan
perilaku SDM
pelayanan publik
belum sepenuhnya
profesional, ramah
dan kinerjanya
optimal
(12)
Penerapan SPM di
daerah belum optimal
karena keterbatasan
sumberdaya dan
regulasi pendukung
Permasalahan
Lamp. 1
- Implementasi
UU 25/2009
dalam
penyelenggaraan pelayanan
publik
- Perbaikan
manajemen
pelayanan
secara
profesional
- Pengembangan
manajemen
pengaduan
- Meningkatkan
kapasitas SDM
pelaksana
- Evaluasi kinerja
(13)
Kemendagri
secara kontinyu
berkoordinasi dgn
sektor terkait
memfasilitasi
Pemerintah
Daerah dan
Memantau
perkembangan
penerapan SPM di
daerah
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-24
Peningkatan
Koordinasi dan
evaluasi program
pelayanan di
bidang
kesejahteraan
sosial
1.Tersusunnya
kebijakan
percepatan
peningkatan
kualitas
pelayanan
publik
(3)
SASARAN
Jumlah
PermenPAN &
RB
(4)
publik)
INDIKATOR
(5)
yaran
ganti
rugi
dalam
pelayan
an
publik
Permen
PAN &
RB
tentang
Juknis
Standar
Pelayan
an
Publik
SATUAN
Kemen
PAN dan
RB
(6)
K/L
(7)
2009
(9)
2011
0 (menung- 1 Rancangan
gu diselesai- PermenPAN
kannya PP
& RB
pelaksanaan
UU no. 25
tahun
2009).
(8)
2010
CAPAIAN
1 Ranc.
Permen
PAN & RB
tentang
percepatan
peningkat
an
kualitas
pelayanan
publik
(10)
ran ganti
rugi dalam
pelayanan
publik)
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
(13)
pelayanan
Tindak Lanjut
1.
Pengembangan
sistem
Administrasi
Kependudukan
(SAK) terpadu
Terlaksananya
tertib administrasi
kependudukan
dengan
tersedianya data
dan informasi
penduduk yang
akurat dan
terpadu.
kabupaten/
kota yang
memberikan
Nomor Induk
Kependudukan (NIK)
kepada setiap
penduduk
1. Jumlah
497
Kab/
Kota
Kemendagri
330 kab/
kota
167 Kab/
Kota
DATA KEPENDUDUKAN
Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambat-lambatnya pada 2011
*Catatan: substansi inti di tahun 2012 berubah menjadi:
Pengembangan Sistem Adminstrasi Kependudukan (SAK) Terpadu
4.
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(14)
Status
L-25
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
penduduk
yang
menerima eKTP berbasis
NIK dengan
perekaman
sidik jari
2. Jumlah
(4)
INDIKATOR
(5)
24,75
juta jiwa
di 75
kabupaten/
kota
SATUAN
(6)
Kemendagri
K/L
(7)
2009
(8)
masih di
dalam
proses
persiapan
(proses
lelang)
2010
2011
(9)
Perekaman
e-KTP untuk
34,5 juta
penduduk
CAPAIAN
(10)
Hasil
pelayanan
perekaman
E-KTP
secara
massal
telah
mencapai
147.411.96
9 jiwa.
Perkembangan
penyediaan
blangko EKTP yg
sudah
dicetak dan
dilengkapi
dgn chip
telah
mencapai
112 juta
keping,
personalisasi sejumlah 68,55
juta keping
dan telah
didistribusi
kan
sejumlah
49,6 keping
2012
(11)
Target 2014
(12)
Penyelsaian sisa
pekerjaan tahun 2011
sebanyak 65 juta
keping diusulkan
untuk ditampung
pada APBN 2013
Permasalahan
Lamp. 1
(13)
Telah diusulkan
kpd DPR RI,
Menkeu dan
Men PPN
(Bappensa)
agar sisa
pekerjaan 2011
dapat
ditampung
dalam APBN
2013
Mengevaluasi
secara berkala
setiap minggu
perkembangan
persiapan
maupun
pelaksanaan
kegiatan yang
menjadi
kewajiban
Konsorsium
PNRI berkaitan
dengan e-KTP;
Memberikan
teguran kepada
Konsorsium
apabila pada
saat yang telah
ditentukan
belum bisa
menyelesaikan
pekerjaannya,
baik secara
lisan maupun
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-26
(1)
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
(11)
Target 2014
(12)
Permasalahan
(13)
tertulis
Memfasilitasi
bahkan ikut
membantu
kelancaran
pelaksanaan
apabila
kondisinya
sudah sangat
mendesak
seperti
menyurati
pihak Bea dan
Cukai di
bandara, ikut
membantu
penginstalan
peralatan dan
jaringan
komunikasi
data melalui
Tim Teknis dan
Tim Supervisi
Tindak Lanjut
(14)
Status
L-27
No.
CAPAIAN
Lamp. 2
d)
e)
Substansi inti /
K/L
Target 2014
Permasalahan
Tindak Lanjut
Status
a)
b)
b)
c)
Kegiatan /
Sasaran
Indikator
Satuan
2009
2010
2011
2012
Prioritas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1 AKSES PENDIDIKAN DASAR-MENENGAH:
Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikan setingkat SMP dari 73% menjadi 76% dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan setingkat SMA
dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS, penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 dan penyediaan sambungan
internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar.
)
%
Kemen
95,23
95,41
95,55
95,69*
a
Penjaminan
Meningkatnya
APM SD/SDLB/
96,00
Angka Partisipasi MI/Paket A
Dikbud
Kepastian
dan
Layanan
Murni (APM)
Kemenag
Pendidikan SD
pendidikan dasar
dari 95% di 2009
Peningkatan
menjadi 96% di
Akses dan Mutu
2014.
Madrasah
Ibtidaiyah
)
b
Penjaminan
Meningkatnya
APM
%
Kemen
74,52
75,64
77,71
75,40*
76,00
Kepastian
APM pendidikan
SMP/SMPLB/
Dikbud
Layanan
setingkat SMP
MTs/ Paket B
dan
Pendidikan SMP
dari 73% di 2009
Kemenag
menjadi 76% di
Peningkatan
2014
Akses dan Mutu
Madrasah
Tsanawiyah
)
c
Penjaminan
Meningkatnya
85,00
APK SMA/SMK/
%
Kemen
69,60
70,53
76,50
79,0*
Kepastian
APK pendidikan
SMLB/MA/
Dikbud
Layanan
setingkat SMA
Paket C
dan
Pendidikan SMK
dari 69% menjadi
Kemenag
85% di 2014.
Penyediaan dan
Pening-katan
Pendidikan
SMA/SMLB
Peningkatan
Akses dan Mutu
Madrasah Aliyah
LAMPIRAN 2
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 2: PENDIDIKAN
Tahun 2010-2012
L-28
(1)
d
No.
Substansi inti /
Kegiatan /
Prioritas
(2)
Penyediaan
subsidi
Pendidikan
SD/SDLB
berkualitas
(3)
Memantapkan
implementasi
BOS.
Sasaran
Indikator
(4)
Jumlah siswa
penerima dana
BOS:
SD/SDLB
SMP/SMPLB
MI/Salafiyah
Ula/MTs/
Salafiyah
Wustha
(6)
Kemen
Dikbud
dan
Kemenag
(5)
siswa
Satuan
K/L
27.130.96
8
9.465.836
5.946.329
(7)
a)
2009
26.630.889
9.387.670
6.184.150
(8)
b)
2010
b)
27.150.000*
)
9.430.000*
6.368.538
26.701.267
9.364.983
6.078.338
(10)
c)
2012
(9)
2011
CAPAIAN
28.211.000
10.870.000
7.245.976
(11)
Target 2014
(13)
Tindak Lanjut
e)
(12)
d)
Permasalahan
(14)
Status
L-29
Penyediaan dan
Peningkatan
Pendidikan SMK
Substansi inti /
Kegiatan /
Prioritas
(2)
Penyediaan Buku
Ajar yang
Bermutu dan
Murah
serta Pembinaan,
Pengembangan,
Kegrafikaan dan
Pendidikan
Menyediakan
sambungan
internet bercontent
pendidikan ke
sekolah tingkat
menengah
selambatlambatnya 2012
dan terus
diperluas ke
tingkat sekolah
dasar.
Meningkatnya
APK pendidikan
tinggi menjadi
25% di 2014
(3)
Menurunkan
harga buku
standar di tingkat
sekolah dasar
melalui
pembelian dan
pengalihan hak
cipta buku teks
pelajaran.
Sasaran
Indikator
(4)
Pengalihan Hak
Cipta sejumlah
judul buku teks
pelajaran :
SD /
sederajat
SMP /
sederajat
SMA /
sederajat
SMK /
sederajat
Jumlah satuan
pendidikan
jenjang SMP
dan SMA yang
menerapkan
pembelajaran
berbasis TIK
sekolah
judul
judul
judul
judul
(5)
judul
Satuan
Kemen
Dikbud
(6)
Kemen
Dikbud
K/L
n.a
507
219
284
222
(7)
1.232
a)
2009
9.352
179
47
49
30
(8)
301
b)
2010
b)
12.087
65,0*
80,0%
30
53
189
59
96
45
154
9
30*
)
54*
)
187*
)
59*
(11)
331
Target 2014
(10)
330
c)
2012
(9)
301
2011
CAPAIAN
(12)
d)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
e)
(14)
Status
Lamp. 2
AKSES
30,0
APK pendidikan
%
Kemen
21,57
26,34
27,09
28,3*
PENDIDIKAN
tinggi
Dikbud
TINGGI:
Peningkatan APK
pendidikan tinggi
menjadi 25% di
2014
3. METODOLOGI:
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan
terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011; dan Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012
2.
(1)
e
No.
L-30
Indikator
(4)
Kesesuaian
Sistem Ujian
Akhir Nasional
dengan
memperhatikan
kemampuan
sosial, watak,
budi pekerti,
kecintaan
terhadap
budaya-bahasa
Indonesia
Persentase
sekolah yang
menerapkan
kurikulum yang
telah
disempurnakan
Sasaran
(3)
Diterapkannya
metodologi
pendidikan
menyeluruh yang
memperhatikan
kemampuan
sosial, watak,
budi pekerti,
kecintaan
terhadap budayabahasa Indonesia
(6)
Kemen
Dikbud
(5)
%
Satuan
K/L
n.a
(7)
a)
2009
80
(8)
b)
2010
b)
100
(9)
2011
CAPAIAN
100*
(10)
c)
2012
100
(11)
Target 2014
(12)
d)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
e)
(14)
Status
Penyediaan
100
Tersedianya
%
Kemen
n.a
10
15
25*
Sistem
Model Kurikulum
Dikbud
Pembelajaran,
dan Pembelajaran
Penyempurnaan
Jenjang
Kurikulum
Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar danMenengah
dan Menengah
4. PENGELOLAAN:
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance, mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin
keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten.
)
Kemen
n.a
15,23
19,65
15,51*
a.
Penyediaan
Meningkatnya
Persentase
%
100,0
(47.306
Tenaga
kapasitas kepala
kepala sekolah
(setara Dikbud
(36.662
Kependidikan
sekolah semua
TK/SD, SMP,
dengan
orang)
orang)
dan SMA/SMK
jumlah
Formal untuk
jenjang
orang)
Seluruh Jenjang
pendidikan
yang sudah
Pendidikan
sehingga mampu
mengikuti
berperan sebagai pelatihan
manajer sistem
kepala Sekolah
pendidikan yang
terakreditasi
unggul
yang berkualifikasi menurut
kabupaten/kota
b.
Substansi inti /
Kegiatan /
Prioritas
(1)
(2)
dan 100% pada 2014
a.
Penyediaan
Informasi Hasil
Penilaian
Pendidikan
No.
L-31
Substansi inti /
Kegiatan /
Prioritas
(2)
Penyediaan
Tenaga
Kependidikan
Formal untuk
Seluruh Jenjang
Pendidikan
(3)
Meningkatnya
kapasitas
pengawas sekolah
untuk
memperkuat
perannya sebagai
entitas quality
assurance
Sasaran
Indikator
(4)
Persentase
pengawas
TK/SD, SMP,
dan SMA/SMK
yang sudah
mengikuti
pelatihan
pengawas
terakreditasi
yang
berkualifikasi
menurut
kabupaten/kota
(5)
%
(setara
dengan
jumlah
orang)
Satuan
(6)
Kemen
Dikbud
K/L
(7)
n.a
a)
2009
(8)
14,78
(21.558
orang)
b)
2010
b)
(9)
21,96
(32.030
orang)
2011
CAPAIAN
(10)
)
50,0*
c)
2012
(11)
90,0
Target 2014
(12)
d)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
e)
(14)
Status
Lamp. 2
KURIKULUM:
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
)
)
5.
Penyediaan
161*
Tesusunnya
Jumlah PT yang
T
Kemen
n.a
110
161
161*
kurikulum sekolah mengembangDikbud
Sistem
Pembelajaran,
kan pendidikan
dengan
memasukkan
berbasis
Penyempurnaan
Kurikulum
pendidikan
entrepreneurkewirausahaan
ship
)
Jumlah model
dokumen Kemen
n.a
4
4
4*
15
kurikulum yang
Dikbud
disusun:
)
SD/MI
dokumen
n.a
1
1
1*
4
)
1*
SMP/MTs
dokumen
n.a
1
1
3
)
SMA/MA
dokumen
n.a
1
1
1*
3
)
1*
SMK
dokumen
n.a
1
1
5
KUALITAS:
Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) sertifikasi ISO 9001:2008 di
100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikan perbandingan guru:murid
di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di setiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat tahun 2013.
)
a.
Pendidikan dan
100
Meningkatnya
Persentase guru
%
Kemen
110.494
20
40
57,58*
Pelatihan
kualitas guru,
yang mengikuti
Dikbud
orang
Pendidik dan
pengelolaan dan peningkatan
(1)
b.
No.
L-32
d.
c.
b.
(1)
No.
Peningkatan
Mutu dan
Kesejahteraan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Madrasah
Peningkatan mutu
dan Pembinaan
lembaga diklat
dan penjaminan
mutu pendidikan
Peningkatan
Mutu dan
Kesejahteraan
Pendidik &Tenaga
Kependidikan
Madrasah
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas
Teknis Lainnya
Ditjen Dikti
Penyediaan dan
Peningkatan
Pendidikan SMK
Penyediaan
Layanan
Kelembagaan
Peningkatan
Akses dan Mutu
Substansi inti /
Kegiatan /
Prioritas
(2)
Tenaga
Kependidikan
Membuka luas
kerjasama PTN
dengan lembaga
pendidikan
internasional;
Sertifikasi ISO
9001:2008 di
100% PTN, 50%
PTS, 100% SMK
sebelum 2014;
Penerapan sistem
evaluasi kinerja
profesional
tenaga pengajar;
(3)
layanan sekolah
melalui: Program
remediasi
kemampuan
mengajar guru;
Sasaran
Indikator
(5)
Satuan
Jumlah PT
mengembangkan Kerjasama
Kelembagaan
Dalam dan Luar
Persentase
sertifikasi ISO
9001:2008
- PTN
- PTS
- SMK
%
%
%
Jumlah
Dokumen
pengembangan
standar, sistem,
program, bahan
dan model
diklat bagi guru
per tahun
(4)
kompetensi dan
profesionalisme
Kemen
Dikbud
Kemen
Dikbud
Kemen
Dikbud
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
(7)
a)
2009
40
29
18
26
(8)
b)
2010
b)
48
70
10
24,41
20
(9)
2011
CAPAIAN
56*
74*
)
38*
)
30,0*
10*
(10)
c)
2012
72
100
50
100
20
(11)
Target 2014
(12)
d)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
e)
(14)
Status
L-33
g.
Memastikan
tercapainya
Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
bagi Pendidikan
Agama dan
Keagamaan paling
lambat tahun
2013.
Memastikan
perbandingan
guru:murid di
setiap SD & MI
sebesar 1:32 dan
di setiap SMP &
MTs 1:40
Mendorong 11 PT
masuk Top 500
THES pada 2014;
(3)
Sasaran
Penyusunan
dan penerapan
Standar
Nasional
Pendidikan
(SNP) untuk
pendidikan
agama dan
keagamaan
Jumlah PT
masuk 500
terbaik versi
Lembaga
Pemeringkatan
Independen
Internasional
Persentase
kab/kota yang
memiliki
perbandingan
guru dan murid:
- 1:32 untuk
SD/MI
- 1:40 untuk
SMP/MTs
(4)
Indikator
Negeri
Tersusunnya 100%
Draft SNP
Kemenag
(8)
n.a
(7)
b)
2010
48,0
47,4
Kemen
Dikbud
Kemen
Dikbud
(6)
a)
2009
%
%
PT
(5)
Satuan
K/L
b)
100%
tersosialisasikan ke
seluruh
Kantor
Kemenag
Kab./Kota
51,2
50,5
(9)
2011
CAPAIAN
Penerapan
secara
)
bertahap*
75,0*
)
53,7*
(10)
c)
2012
Penerapan
secara
bertahap
100,0
60,0
11
(11)
Target 2014
(12)
d)
Permasalahan
Lamp. 2
Keterangan:
a) Capaian tahun 2009 yang masih kosong karena indikator belum dipantau dalam RPJMN 2009-2014
b) Capaian tahun 2010 dan 2011 sesuai dengan Laporan Evaluasi 1 Tahun RPJN 2010-2014 dan Laporan Evaluasi 2 Tahun RPJMN 2010-2014
c) Sampai dengan Juni 2012
d) Permasalahan pelaksanaan dalam periode 2010-2012
e) Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam tahun 2012-2014 untuk mencapai target 2014
*) Data sementara, sesuai dengan target tahun 2012.
Penyediaan Guru
untuk Seluruh
Jenjang Pendidikan
Peningkatan
Mutu & Kesejahteraan Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
Madrasah
Peningkatan
Akses dan Mutu
Pendidikan
Agama Islam pada
Sekolah
f.
e.
(1)
Substansi inti /
Kegiatan /
Prioritas
(2)
Pendidikan Tinggi
Islam
Penyediaan
Layanan
Akademik
Program Studi
No.
(13)
Tindak Lanjut
e)
(14)
Status
L-34
L-35
Lamp. 3
RPJMN 2010-2014
TARGET
PERMASALAHAN
SUBSTANSI
3)
NO.
K/L
TINDAK LANJUT
Status
2)
1)
2014
INTI/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
2009
2010
2011
2012
PRIORITAS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1. KESEHATAN MASYARAKAT
Pelaksanaan upaya kesehatan preventif terpadu yang meliputi: penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014); penurunan tingkat kematian bayi
dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014); pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap
sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014
1.
Pembinaan
Penurunan
Angka Kematian persen- Kemenkes
228
n.a
n.a
n.a
118
Akses
Peningkatan
Pelayanan
tingkat kematian
Ibu (AKI)
mil
masyarakat ke
cakupan dan
(pcm)
Kesehatan ibu
ibu saat
fasilitas
kualitas
dan Anak
melahirkan dari
pelayanan
pelayanan
Persentase ibu
persen
84,3
79,82
81,25
88,64
90
228 (2007)
kesehatan sudah
kesehatan ibu;
bersalin yang
(%)
menjadi 118 per
membaik,
Peningkatan
ditolong oleh
100.000 kelahiran tenaga
namun kualitas
peran
hidup (2014)
pelayanan masih
pemerintah
kesehatan
belum optimal;
daerah dan
terlatih
Terbatasnya
swasta dalam
(cakupan
ketersediaan
upaya
persalinanoleh
sumber daya
kesehatan ibu;
tenaga
strategis untuk
serta
kesehatan (PN))
kesehatan ibu;
Pemberdaya-an
Persentase ibu
Persen
83,32
85,56
88,27
90,18
95
serta
keluarga dan
hamil
(%)
Masih
masyarakat.
mendapatkan
rendahnya
pelayanan
pengetahuan
antenatal (K4)
dan kesadaran
Persentase
Persen
n.a
n.a
40,85
76,36
100
masyarakat
fasilitas
(%)
tentang
pelayanan
kesehatan ibu.
kesehatan yang
memberikan
pelayanan KB
sesuai standar
Kemenkes
2
Pembinaan
Penurunan
Angka Kematian
permil
34
34
34
32
24
Masih
Mendorong
()
Pelayanan
tingkat kematian
Bayi (AKB)
rendahnya akses
persalinan di
LAMPIRAN 3
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 3:Kesehatan
Tahun 20102012
CAPAIAN
L-36
Pembinaan
Imunisasi dan
Karantina
Kesehatan
Bantuan
Operasional
Kesehatan
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Kesehatan Anak
Tersedianya
Bantuan
Operasional (BOK)
untuk puskesmas
Pemberian
imunisasi dasar
kepada 90% bayi
pada tahun 2014
(3)
bayi dari 34
(2007) menjadi 24
per 1.000
kelahiran hidup
(2014)
SASARAN
INDIKATOR
Jumlah
puskesmas yang
mendapatkan
BOK dan
menyelenggarakan lokakarya
mini untuk
menunjang
pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM)
(4)
Cakupan
kunjungan
neonatal
pertama (KN1)
Cakupan
pelayanan
kesehatan bayi
Cakupan
pelayanan
kesehatan
balita
Persentase bayi
0-11 bulan yang
mendapat
imunisasi dasar
lengkap
RPJMN 2010-2014
Puskes
mas
Kemenkes
n.a
n.a
persen
(%)
Kemenkes
52,05
persen
(%)
(7)
80,6
2009
81,36
(6)
K/L
persen
(%)
(5)
persen
(%)
SATUAN
n.a
53,8
78,11
84,04
(8)
84,01
2010
8.740
84,7
80,95
85,16
(9)
90,51
2011
CAPAIAN
1)
9.323
86,8
70,26
88,07
(10)
33,59
2012
9.000
90
85
90
(11)
90
TARGET
2014
(12)
masyarakat
terhadap
fasilitas
pelayanan
kesehatan;
Masih lemahnya
sistem
pencatatan dan
pelaporan;
Koordinasi dan
integrasi lintas
program masih
belum optimal;
Pemberdayaan
keluarga/
masyarakat
terhadap
penggunaan
buku KIA yang
belum optimal;
serta
Masihrendahnya
cakupanpelayan
an antenatal.
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
fasilitaskesehata
n;
Mendorong
pemanfaatan
Bantuan
Operasional
Kesehatan
untuk
meningkatkanku
njungan;
Memperbaiki
sistem
pencatatan dan
pelaporan;
Meningkatkank
oordinasi dan
integrasi lintas
program;
Memperluas
jejaring
kesehatan ibu
dan anak (KIA);
Meningkatkank
omitmen
pemerintah
daerah terhadap
ketersediaan
dan distribu-si
tenaga
kesehatan yang
merata;
Meningkatkanp
engetahuan dan
keterampilan
tenaga
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-37
(1)
NO.
Penyehatan
lingkungan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Penyediaan akses
sumber air bersih
yang menjangkau
67% penduduk
dan akses
terhadap sanitasi
dasar berkualitas
yang menjangkau
75% penduduk
sebelum tahun
2014
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Persentase
penduduk yang
memiliki akses
terhadap air
minum
berkualitas
Persentase
kualitas air
minum yang
memenuhi
syarat
RPJMN 2010-2014
persen
(%)
persen
(%)
(5)
SATUAN
Kemenkes
(6)
K/L
86,46
45,7
(7)
2009
86,46
45,7
(8)
2010
6)
7)
Lamp. 3
90,8
95,39
6)
1)
41,66
(10)
2012
7)
43,37
(9)
2011
CAPAIAN
100
67
(11)
TARGET
2014
- Masih
rendahnya
kualitas
kesehatan
lingkungan,
yang ditandai
dengan masih
rendahnya
akses
penduduk
terhadap air
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
kesehatan;
Meningkatkanp
enggunaan
Form MTBM
pada kunjungan
neonatus (KN);
Memasukan
komponen KN
pada buku KIA;
Sosialisasi
pelayanan KN
standar;
Memperbaiki
dan
meningkatkansu
rvailans
kesehatan anak;
serta
Pemberdaya-an
masyarakat
melalui
pemanfaatan
Buku KIA.
Penyediaan akses
penduduk
terhadap air
minum dan
sanitasidasar
berkualitas dan
perubahan
perilaku hygiene
dan sanitasi,
melalui
peningkatan
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-38
(1)
NO.
Pengaturan,
pembangunan,
pegawasan, dan
pelaksanaan
pengembangan
sistem
penyediaan air
minum
Pengaturan,
pembangunan,
pegawasan, dan
pelaksanaan
pengembangan
sanitasi dan
persampahan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
38*) kawasan*)
bukan target
kumulatif
1.063 kawasan
dan 4.650 desa
(3)
SASARAN
INDIKATOR
Jumlah kawasan
dan kab/kota
yang terfasilitasi
pembangunan
sanitasi (air
limbah dan
drainase) dan
persampahan
(4)
Persentase
penduduk yang
menggunakan
jamban sehat
Jumlah kawasan
dan desa yang
terfasilitasi
pembangunan
air minum
RPJMN 2010-2014
Kawasan,
kab/kot
a
Kawasan dan
desa
(5)
persen
(%)
SATUAN
Kemen PU
(6)
K/L
n.a
n.a
(7)
55,5
2009
93 kawasan,
87 kab/kota
90 kawasan,
170 IKK,
2807 desa
(8)
55,5
2010
203
kawasan,
156
kab/kota
234
kawasan,
157 IKK,
1449 desa
(9)
7)
55,17
2011
CAPAIAN
1)
449
kawasan,
160
kab/kota
579
kawasan,
196 IKK,
2314 desa
(10)
6)
56,24
2012
250
kawasan,
481
kab/kota
677
kawasan,
820 IKK,
4650 desa
(11)
75
TARGET
2014
(12)
minum dan
sanitasi layak.
Masih
rendahnya
prioritas
pembangunan
air minum dan
sanitasi di
Pemda
Belum
memadainya
pendampingan
dan fasilitasi
dari
pemerintah
pusat & daerah
kepada
masyarakat
desa;
Masih
rendahnya
partisipasi dan
kesadaran
masyarakat dlm
pembangunan
air minum dan
sanitasi; serta
Masih perlunya
peningkatan
kualitas
rencana
pembangunan
air minum dan
sanitasi
kab/kota
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
pelayanan air
minum di
pembangunan
sistem
penyediaan air
minum di 275
kawasan MBR
perkotaan, 157
ibu Kota
Kecamatan
(KAPET,
Pemekaran,
Perbatasan,
Pelabuhan
Perikanan, MP3EI,
kawasan nelayan
pulau terpencil,
dan terluar), 3
kawasan regional,
dan 1.610 desa
rawan
air/tertinggal;
serta peningkatan
pelayanan
infrastruktur
sanitasi yang
mencakup
infrastruktur air
limbah sistem onsite di 567
kab/kota,
infrastruktur air
limbah sistem off
site di 13
kab/kota,
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-39
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
drainase di 58
kab/kota dan
tempat
pemrosesan akhir
sampah 70
kab/kota serta
tempat pengolah
sampah
terpadu/3R di 112
Kab/kota
TINDAK LANJUT
Lamp. 3
2. SARANA KESEHATAN
Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014
1
Pembinaan Upaya Meningkatnya
Pembinaan dan
Jumlah kota di
kota
Kemenkes
n.a
2
2
4
5
Masih
Kesehatan
kualitas layanan
pendampingan RS
Indonesia yang
rendahnya
Rujukan
rumah sakit
untuk
memiliki RS
kualitas
berakreditasi
meningkatkan
standar kelas
pelayanan
internasional di
kualitas
Dunia (world
kesehatan;
minimal 5 kota
pelayanan
class)
serta
besar di Indonesia
fasilitas
Fokus program
dengan target 3
kesehatan hingga
untuk
kota pada tahun
memenuhi
meningkatkan
2012 dan 5 kota
standar bertaraf
akses
pada tahun 2014
internasional.
masyarakat di
kawasan daerah
terpencil,
perbatasan, dan
kepulauan
(DTPK)
terhadap
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas.
3. OBAT
Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada tahun 2010
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(14)
Status
L-40
(3)
Diberlakukannya
DOEN dan HET
dalam pengadaan
obat generik
SASARAN
INDIKATOR
(4)
Persentase
ketersediaan
obat dan vaksin
RPJMN 2010-2014
(5)
persen
(%)
SATUAN
(6)
Kemenkes
K/L
(7)
n.a
2009
(8)
82
2010
(9)
87
2011
CAPAIAN
1)
(10)
92,85
2012
(11)
100
TARGET
2014
(12)
Proses
pengawasan obat
dan makanan di
lapangan yang
masih perlu
ditingkatkan.
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan,
mutu, dan
penggunaan obat.
TINDAK LANJUT
(1)
1
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Peningkatan
ketersediaan
Obat Publik dan
Perbekalan
Kesehatan
(14)
Status
L-41
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
klinik KB
pemerintah dan
swasta
SASARAN
INDIKATOR
(4)
kan jaminan
ketersediaan
alat
kontrasepsi
gratis (juta)*)
2. Jumlah
peserta KB
aktif KPS dan
KSI yang
mendapatkan
jaminan
ketersediaan
alat
kontrasepsi
gratis (juta) *)
RPJMN 2010-2014
(6)
BKKBN
juta jiwa
K/L
(5)
SATUAN
13,10
(7)
2009
14,26
(8)
2010
Lamp. 3
14,60
(9)
2011
CAPAIAN
1)
14,57
(10)
2012
13,10
(11)
TARGET
2014
(12)
pil (metode
kontrasepsi
jangka pendek);
Belum
meratanya
promosi dan
konseling KB
dan Kesehatan
reproduksi di
23.500 klinik KB;
Masih lemahnya
kontrol data
dan informasi
ketersediaan
alat dan obat
kontrasepsi di
fasilitas
kesehatan;
serta
Belum optimal
dan sinerginya
pemanfaatan
Jamkesmas,
Jampersal dan
Jamkesda dalam
pelayanan KB di
fasilitas
kesehatan
Pemerintah dan
Swasta.
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
kontrasepsi
jangka panjang/
MKJP serta
penyediaan
dukungan
sarana
peralatan untuk
klinik KB dan
Rumah Sakit
bagi
peningkatan
pelayanan
MKJP;
Meningkatan
penggerakan
pada pelayanan
statis bagi KPS
dan KS I,
dengan lebih
banyak
melibatkan
kader, toga dan
toma serta
kegiatankegiatan sosial;
Mendorong
optimalisasi
sistem distribusi
alat kontrasepsi
dari SKPD KB ke
fasilitas
pelayanan
kesehatan
melalui
koordinasi dan
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-42
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
menyediakan
dukungan
operasional;
Penguatan
peran
Puskesmas
dalam
pelayanan KB
MKJP
berkoordinasi
dengan Dinkes
dan Pemda;
serta
Meningkat-kan
sosialisasi
mengenai KB
dalam
Jampersal.
TINDAK LANJUT
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(14)
Status
L-43
7)
6)
5)
4)
3)
2)
1)
Pengendalian
penyakit
bersumber
binatang
Keterangan :
(1)
NO.
Lamp. 3
1,75
(9)
2011
1,85
1,96
Meningkatnya
Permil Kemenkes
(%)
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
bersumber
binatang
Data capaian sampai dengan Bulan Juni 2012
Permasalahan pelaksanaan dalam periode 2010-2012
Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam tahun 2012-2014 untuk mencapai target 2014
Data bersumber dari SDKI, 2012
Data bersumber dari laporan kemenkes, 2011
Data bersumber dari laporan kemenkes, 2012
Data bersumber dari profil Kesehatan, 2011
2010
n.a
2009
57,5
Persen
(%)
Persentase
penduduk 15
tahun ke atas
menurut
pengetahuan
tentang HIV dan
AIDS
Annual Parasite
Index (API)
(6)
K/L
66,2
(5)
SATUAN
(4)
disembuhkan
INDIKATOR
CAPAIAN
(8)
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(7)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
1,69
95
79,5
a)
TARGET
2014
(11)
1)
(10)
2012
(12)
optimal.
2)
PERMASALAHAN
(13)
petugas
kesehatan di
daerah; serta
Penajaman
sasaran
program.
TINDAK LANJUT
3)
(14)
Status
L-44
L-45
NO.
Lamp. 4
RPJMN 2010-2014
CAPAIAN
TARGET
PERMASALAHAN
SUBSTANSI
3)
K/L
TINDAK LANJUT
Status
2)
1)
2014
INTI/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
2009
2010
2011
2012
PRIORITAS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1. BANTUAN SOSIAL TERPADU:
Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga yang mencakup program Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik yang bersifat insidensial atau kepada kelompok marginal, program keluarga harapan, bantuan
pangan, jaminan sosial bidang kesehatan, beasiswa bagi anak keluarga berpendapatan rendah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Parenting Education mulai 2010 dan diperluas menjadi program nasional mulai
2011-2012
%
Kemenkes
48,00
59,07
63,1
64,58
100,00
Cakupan jaminan Peningkatan
1
Pembinaan,
Terumuskannya
Persentase
perlindungan
jaminan
Pengembangan
kebijakan
penduduk
pembiayaan
(termasuk
kesehatan untuk
Pembiayaan dan
pembiayaan dan
seluruh
kesehatan,
Jaminan
jaminan
seluruh
penduduk
masyarakat masih melalui: (1)
Kesehatan
kesehatan
Penerapan
terbatas,
miskin) yang
asuransi
memiliki
terutama bagi
jaminan
penduduk miskin
kesehatan
dan pekerja
nasional untuk
kesehatan
sektor informal
masyarakat
miskin dan
diperluas secara
bertahap; (2)
Perluasan
cakupan jaminan
kesehatan melalui
jaminan kesehatan kelas III di
rumah sakit; dan
(3) Penyediaan
pembiayaan
jaminan
persalinan
(Jampersal) yang
mencakup
pelayanan
antenatal,
LAMPIRAN 4
Pencapaian Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan
Tahun 20102012
L-46
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Bagi Masyarakat
Miskin
(Jamkesmas)
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan Bagi
Masyarakat
Miskin
(Jamkesmas)
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan
rujukan bagi
penduduk miskin
di RS
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan dasar
bagi penduduk
miskin di
puskesmas
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah
puskesmas yang
memberikan
pelayanan
kesehatan dasar
bagi penduduk
miskin
Persentase RS
yang melayani
pasien
penduduk
miskin peserta
program
Jamkesmas
RPJMN 2010-2014
Persen
Unit
(5)
SATUAN
Kemenkes
Kemenkes
(6)
K/L
62,00
8.541
(7)
2009
75,00
8.737
(8)
2010
80,60
9.125
(9)
2011
CAPAIAN
1)
85,00
9.510
(10)
2012
95,00
9.000
(11)
TARGET
2014
Belum semua RS
bekerjasama
(MoU) untuk
Program
Jamkesmas
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
Advokasi dan
sosialisasi
program
Jamkesmas
(13)
persalinan, nifas,
dan KB, didukung
dengan
penyelesaian
rancangan
perundangundangan SJSN
merujuk pada
Undang-Undang
BPJS,
implementasi
transformasi
BPJS, dan
implementasi
kebijakan
roadmap
kepesertaan
menyeluruh
jaminan
kesehatan.
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-47
(1)
4
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Peningkatan
Pembinaan
Kesertaan Ber-KB
Jalur Pemerintah
(3)
Meningkatnya
pembinaan,
kemandirian dan
kesertaan KB
melalui 23.500
klinik KB (20.203
klinikKB
pemerintah)
SASARAN
INDIKATOR
(4)
Jumlah peserta
KB baru KPS dan
KSI yang
mendapatkan
jaminan
ketersediaan
alat kontrasepsi
gratis (juta) *)
Jumlah peserta
KB aktif KPS dan
KSI yang
mendapatkan
jaminan
ketersediaan
alat kontrasepsi
gratis (juta) *)
RPJMN 2010-2014
BKKBN
Juta
jiwa
13,10
(7)
2,95
2009
Lamp. 4
(6)
BKKBN
K/L
(5)
Juta
jiwa
SATUAN
14,26
(8)
3,77
2010
14,60
(9)
4,29
2011
CAPAIAN
1)
17,33
(10)
2,15 dari
target 3,97
2012
13,10
(11)
4,05
TARGET
2014
(12)
(1) Penggunaan
alat kontrasepsi
masih didominasi
oleh jenis suntik
dan pil (metode
kontrasepsi
jangka pendek);
(2) Masih
rendahnya
pengetahuan PUS
KPS dan KS I
mengenai KB dan
kespro akibat
belum meratanya
promosi, KIE, dan
konseling KB dan
Kesehatan
reproduksi; (3)
Masih lemahnya
kontrol data dan
informasi
ketersediaan alat
dan obat
kontrasepsi di
fasilitas
kesehatan; dan
(4) Belum optimal
dan sinerginya
pemanfaatan
Jamkesmas,
Jampersal dan
Jamkesda dalam
pelayanan KB di
fasilitas
kesehatan
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
(1) Meningkatkan
advokasi dan KIE
mengenai KB,
khususnya
metode
kontrasepsi
jangka
panjang/MKJP
serta penyediaan
dukungan sarana
peralatan untuk
klinik KB dan
Rumah Sakit bagi
peningkatan
pelayanan MKJP;
(2) Mendekatkan
pelayanan KB
kepada sasaran
PUS miskin
dengan
menggunakan
pelayanan mobile
secara berkala
dan
meningkatkan
kualitas
pelayanan KB
melalui
pemberian
informed choice;
(3) Meningkatan
penggerakan
pada pelayanan
statis bagi KPS
dan KS I, dengan
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-48
(1)
NO.
Peningkatan
Kesertaan KB
Galciltas, Wilayah
Khusus, dan
Sasaran Khusus
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
pembinaan dan
kesertaan KB di
daerah galciltas,
wilayah khusus
dan sasaran
khusus
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah mitra
kerja yang telah
mendapatkan
fasilitasi
pembinaan
kesertaan KB
galciltas,
RPJMN 2010-2014
Mitra
Kerja
(5)
SATUAN
BKKBN
(6)
K/L
n.a
(7)
2009
n.a
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
Belum optimalnya
penggarapan KB
di wilayah dan
sasaran khusus
(kepulauan,
Galciltas dan
kumuh miskin
(12)
Pemerintah dan
Swasta
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
lebih banyak
melibatkan kader,
toga dan toma
serta kegiatankegiatan sosial;
(4) Mendorong
optimalisasi
sistem distribusi
alat kontrasepsi
dari SKPD KB ke
fasilitas
pelayanan
kesehatan melalui
koordinasi dan
menyediakan
dukungan
operasional; (5)
Penguatan peran
Puskesmas dalam
pelayanan KB
MKJP
berkoordinasi
dengan Dinkes
dan Pemda; dan
(6) Meningkatkan
sosialisasi
mengenai KB
dalam Jampersal
Melaksanakan
promosi dan
penggerakan
masyarakat guna
meningkatkan
komitmen
stakeholder
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-49
Pengelolaan
Pembangunan
Kependudukan
dan Keluarga
Berencana
Provinsi
Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
pembinaan dan
kemandirian berKB keluarga Pra-S
dan KS-1
Terlaksananya
pengelolaan
pembangunan
kependudukan
dan keluarga
berencana
provinsi
(3)
SASARAN
INDIKATOR
Persentase PUS
KPS dan KS I
anggota
Kelompok
UPPKS yang
menjadi peserta
KB *)
Jumlah mitra
kerja yang
memberikan
bantuan modal
dan pembinaan
kewirausahaan
*)
Jumlah
frekuensi
pelayanan KB
mobile di
Wilayah khusus
dan Galcitas (6
dan 12 kali
dalam 1 tahun)
**)
(4)
wilayah khusus,
dan sasaran
khusus **)
RPJMN 2010-2014
Unit
Persen
Frekuen
si
(kegiata
n)
(5)
SATUAN
34
(1
Nasional
dan 33
provinsi)
n.a
n.a
(7)
2009
Lamp. 4
BKKBN
BKKBN
(6)
K/L
34
(1 Nasional
dan 33
provinsi)
90,02 ***)
612
(8)
2010
90,4 ***)
612
(9)
2011
CAPAIAN
1)
90,59 ***)
36
(10)
2012
n.a
612
(11)
TARGET
2014
Masih lemahnya
ketahanan dan
kesejahteraan
keluarga
Belum optimalnya
penggarapan KB
di wilayah dan
sasaran khusus
(kepulauan,
Galciltas dan
kumuh miskin
perkotaan)
(12)
perkotaan)
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
(pemangku
kepentingan) dan
meningkatkan
peran serta mitra
kerja
(1) meningkatkan
akses dan kualitas
pelayanan KB di
daerah kepulauan
melalui kerjasama
dengan TNI dan
Pelni;
(2) meningkatkan
pelayanan
operasional
Mobil Unit
Pelayanan KB di
wilayah
khusus/kumuh
miskin perkotaan
Meningkatkan
upaya
pembinaan,
pemberdayaan
dan ketahanan
keluarga peserta
KB, khususnya
KPS dan KS I yang
merupakan
kelompok UPPKS
untuk
mewujudkan
kemandirian
dalam membantu
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-50
Kegiatan
Penyediaan dan
Peningkatan
Pendidikan
SD/SDLB,
SMP/SMPLB,
SMA, SMK, dan
PTN/PTS
Penyediaan
Beasiswa
Pendidikan
Madrasah
Bermutu dan
Pendidikan Tinggi
Islam
Bantuan Tunai
Bersyarat
10
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Terlaksananya
pemberian
Bantuan Tunai
Tersalurkannya
subsidi
pendidikan bagi
siswa MI, MTs,
MA, dan PTA
Tersalurkannya
beasiswa
pendidikan bagi
siswa SD/SDLB,
SMP/SMPLB,
SMA, SMK, dan
mahasiswa
(3)
SASARAN
Siswa
Mahasis
wa
RTSM
MA
PTA
Jumlah RTSM
yang
mendapatkan
Siswa
Mahasis
wa
PTN/PTS
MTs
Siswa
SMK
Siswa
Siswa
SMA
Jumlah siswa
penerima
beasiswa
miskin:
MI
Siswa
SMP/SMPLB
(5)
Unit
SATUAN
Siswa
INDIKATOR
(4)
Jumlah mitra
kerja yang
melakukan
pendampingan
kepada
kelompok
UPPKS *)
Jumlah siswa
penerima
beasiswa
miskin:
SD/SDLB
RPJMN 2010-2014
Kemensos
Kemen
Agama
Kemen
Diknas
(6)
K/L
726.376
65.000
320.000
540.000
640.000
65.000
329.000
248.124
751.193
1.796.800
(7)
n.a
2009
772.830
65.000
320.000
540.000
640.000
65.000
305.950
248.800
871.193
2.246.800
(8)
3
2010
1.052.000
58.254
397.620
592.015
745.759
269.251
137.778
647.296
1.532.642
3.807.845
(9)
3
2011
CAPAIAN
1)
1.516.000
26.374
66.579
88.514
115.838
80.000
619.882
561.832
1.295.450
3.530.305
(10)
2012
***
1.170.000
59.538
320.000
540.000
640.000
70.000
645.298
800.000
1.195.700
3.103.210
(11)
3
TARGET
2014
RTSM peserta
PKH kohor 2007
akan memasuki
Keterlambatan
penyaluran antara
lain disebabkan
karena alokasi
tersebar di DIPA
masing-masing
satker
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
Penyusunan
konsep exit
strategy yang
Koordinasi satker
pusat dan daerah
untuk
mempercepat
penyaluran BSM
(13)
memenuhi
kebutuhan
keluarga, melalui
kegiatan usaha
ekonomi
produktif
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-51
11
(1)
NO.
Penyediaan
Subsidi Beras
untuk Masyarakat
Miskin (RASKIN)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Penyediaan beras
untuk seluruh
Rumah Tangga
Sasarn (RTS)
dengan jumlah
yang memadai
dalam satu tahun
(3)
Bersyarat bagi
RTSM (PKH)
SASARAN
INDIKATOR
Jumlah RTS
penerima
Raskin (dengan
15 kg per RTS
selama 12
bulan)
(4)
Bantuan Tunai
Bersyarat PKH
(RTSM)
RPJMN 2010-2014
RTS
(5)
SATUAN
18.497.30
2
(7)
2009
Lamp. 4
Kemenko
Kesra/
Perum
Bulog
(6)
K/L
18.497.302
(8)
2010
18.497.302
(9)
2011
CAPAIAN
1)
17.488.007
(10)
2012
17.488.007
(11)
TARGET
2014
(1) Penetapan
sasaran penerima
manfaat
(2) Kapasitas
Pemerintah
Daerah dalam
pengambilan
kebijakan terkait
dengan tahap
distribusi
(3) Kondisi sarana
dan prasarana
moda dan
angkutan jalan
yang
menyebabkan
(12)
periode graduasi
pada tahun 2013
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
meliputi: 1)
rencana
resertifikasi, yaitu
konsep penilaian
terhadap
perkembangan
kondisi sosial dan
ekonomi peserta
PKH ; dan 2)
rencana transisi,
yaitu konsep
fasilitasi dan
keterkaitan
program-program
yang ada ,
skenario
pendampingan,
dan pedoman
operasionalnya
(1) Pemanfaatan
data PPLS 2011
didukung
peningkatan
koordinasi agar
terjadi
komplementaritas
antar program
(2) Peningkatan
mekanisme
monitoring dan
evaluasi sistem
penyaluran pada
tingkat Divre dan
Nasional
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-52
Pengelolaan
Tanah provinsi
Peningkatan
Perlindungan
Pekerja
Perempuan dan
Penghapusan
Pekerja Anak
12
13
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Memfasilitasi
pekerja anak
untuk kembali ke
dunia pendidikan
atau memperoleh
pelatihan
keterampilan
Terwujudnya
redistribusi tanah
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah pekerja
anak yang
ditarik dari
BPTA
Terlaksananya
redistribusi
tanah
RPJMN 2010-2014
Orang
Bidang
(5)
SATUAN
Kemen
Nakertrans
BPN
(6)
K/L
n.a
422.535
(7)
2009
3.000
203.161
(8)
2010
3.360
140.365
(9)
2011
CAPAIAN
1)
10.750
69.499
(10)
2012
8.400
210.000
(11)
TARGET
2014
Kelangkaan
sumber tanah
untuk redistribusi
sehingga saat ini
sebagian besar
sumber tanah
TORA tinggal yang
berasal dari tanah
negara berupa
tanah hutan dan
tanah terlantar
yang juga
semakin langka
dan sulit
didapatkan
sehingga target
akumulatif 2014
sebesar 1.050.000
bidang akan sulit
tercapai
Masih ditemukan
ketidaksinkronan
data, antara data
verifikasi pekerja
anak dari pusat
dengan kondisi di
lapangan, seperti
perpindahan
tempat tinggal
anak . Beberapa
pekerja anak yang
ditarik juga tidak
(12)
variabilitas biaya
angkutan
2)
PERMASALAHAN
3)
Untuk mengatasi
akurasi data dan
validasi data,
maka petugas
pendamping yang
melakukan
kunjungan ke
tempat tinggal
pekerja anak
berkoordinasi
dengan UP PKH di
masing-masing
2. Melakukan
koordinasi yang
intensif dengan
kementerian
kehutanan untuk
pelepasan
kawasan hutan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-53
14
(1)
NO.
Pengembangan
dan Peningkatan
Perluasan
Kesempatan Kerja
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Jumlah
penganggur
yang
mempunyai
pekerjaan
sementara
Persentase
pekerja anak
yang ditarik dari
BPTA yang
dikembali-kan
ke dunia
pendidikan
dan/atau
memperoleh
pelatihan
keterampilan
Berkurangnya
jumlah anak yang
bekerja pada
bentuk-bentuk
pekerjaan
terburuk untuk
anak
Tersedianya
pekerjaan untuk
sementara waktu
bagi penganggur
dan terbangunnya
sarana fisik yang
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Orang
Persen
(5)
SATUAN
85.712
n.a
(7)
2009
Lamp. 4
Kemen
Nakertrans
Kemen
Nakertrans
(6)
K/L
34.320
75
(8)
2010
91.520
100
(9)
2011
CAPAIAN
1)
105.000
100
(10)
2012
90.000
100
(11)
TARGET
2014
(12)
memiliki kartu
jamkesmas
sehingga ketika
sakit sulit
mengakses
fasilitas
kesehatan.
Kurangnya
koordinasi antara
instansi terkait
(seperti Dinas
Tenaga Kerja,
Dinas Pendidikan,
dan Dinas
Kesehatan) untuk
memastikan
pekerja anak yang
ditarik masuk ke
dunia pendidikan
serta beberapa
pekerja anak tidak
memiliki kartu
Jamkesmas
sehingga sulit
untuk mengakses
fasilitas
kesehatan jika
mereka
menderita sakit.
Masih terjadinya
keterlambatan
pelaksanaan
kegiatan yang
tidak sesuai
dengan jadwal
2)
PERMASALAHAN
3)
Meningkatkan
kualitas
perencanaan
kegiatan
termasuk
menyempurnakan
Meningkatkan
koordinasi antara
Dinas Tenaga
Kerja dengan
Dinas Kesehatan,
dan Dinas
Pendidikan sejak
awal perencanaan
sampai dengan
pelaksanaan dan
monitoring
pelaksanaan
fasilitasi anak
kembali ke dunia
pendidikan,
pemeriksaan awal
kesehatan anak,
dan kepemilikan
kartu Jamkesmas
(13)
kabupaten/kota
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-54
(3)
dibutuhkan
masyarakat
SASARAN
INDIKATOR
(4)
Jumlah
kabupaten/kota
yang
menyelenggara
kan program
pengurangan
pengangguran
sementara
RPJMN 2010-2014
(5)
Kab/
Kota
SATUAN
(6)
Kemen
Nakertrans
K/L
(7)
45
2009
(8)
231
2010
(9)
360
2011
CAPAIAN
(10)
360
2012
1)
(11)
360
TARGET
2014
(12)
rencana kegiatan,
diantaranya
disebabkan
karena
permasalahan
teknis
administrasi
pengelolaan
kegiatan serta
lamanya waktu
dalam penentuan
penetapan lokasi
kegiatan oleh
kab/kota.
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
proses
administrasi dan
pengelolaan
kegiatan serta
meningkatkan
koordinasi
perencanaan
pengembangan
dan peningkatan
perluasan
kesempatan kerja
diantara
pemerintah
pusat, provinsi
dan kab/kota.
TINDAK LANJUT
(14)
Status
2. PNPM MANDIRI:
Penambahan anggaran PNPM Mandiri dari Rp 10,3 trilyun pada 2009 menjadi Rp 12,1 trilyun pada 2010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30% kecamatan
termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung
1.
Pengaturan,
Pemberdayaan
Keswadayaan
Desa/
Kemen PU
11.014
10.948
10.930
10.999
10.948
(1) Belum sinergi
(1) Meningkatdan
Pembinaan,
masyarakat dan
masyarakat
Kelurah
kan keberpihakterintegrasinya
Pengawasan
percepatan
(kelurahan)
an
an sektor dan
program
dalam Penataan
penanggulangan
daerah dalam
pemberdayaan
Bangunan dan
kemiskinan dan
penyediaan
pemerintah dan
Lingkungan
pengangguran di
sarana pra-sarana
non pemerintah
termasuk
kelurahan/
dasar, dan sarana
Pengelolaan
kecamatan
dengan
prasarana properencanaan
Gedung dan
(PNPM
duktif untuk
Rumah Negara
Perkotaan)
pembangunan
pengairan/ iridesa;
serta
gasi, jalan,
Penyelenggaraan
(2) Minimnya
jembatan,
dukungan regulasi komunikasi,
Bangunan
Gedung dan
bagi
informatika, dan
pengembangan
Penataan
transportasi;
Kawasan/
desa dan
(2) MengemLingkungan
perdesaan;
bangkan kewira-
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
L-55
2.
(1)
NO.
Peningkatan
Kemandirian
Masyarakat
Perdesaan
(PNPM-MP)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Permukiman
Pemberdayaan
masyarakat dan
percepatan
penanggulangan
kemiskinan dan
pengangguran di
kecamatan dan
desa (PNPM
Perdesaan)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
Lamp. 4
RPJMN 2010-2014
4.791
(8)
2010
4.978
(9)
2011
CAPAIAN
1)
5.020
(10)
2012
5.100
(11)
TARGET
2014
(1) Beberapa
Kabupaten
telambat/tidak
menyediakan
DDUB; (2) Adanya
Kekosongan
Fasilitator
(khususnya
Teknik) di
beberapa Lokasi
(3) Kualitas
pendampingan
belum optimal
(12)
(3) Belum
memadainya
pendampingan
dan fasilitasi dari
pemerintah pusat
dan daerah
kepada
masyarakat desa;
dan
(4) Belum
memadainya
kapasitas sumber
daya manusia,
baik pemerintah
desa, lembaga
desa dan lembaga
kemasyarakatan.
2)
PERMASALAHAN
3)
(1) Penundaan
pelaksanaan
PNPM-MPd
dilokasi yang
tidak
menyediakan
DDUB; (2)
Rekruitmen
fasilitator secara
berkala; (3)
Peningkatan
kapasitas
fasiltator melalui
pelatihan, rakor,
workshop;(4)
Monitoring dan
Evaluasi
(13)
usahaan dan
produk lokal,
memantapkan
lembaga keuangan mikro
perdesaan, serta
peningkatan
akses terhadap
lahan dan
permodalan;
(3) Meningkatkan
kapasitas/
penguatan
pemerintahan
daerah.
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-56
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
10
40
Kabupat
en
164
- PNPM
Integrasi SPPSPPN
2010
212
2009
Kecama
tan
K/L
- PNPM
Generasi
SATUAN
(8)
INDIKATOR
(4)
(5)
(6)
(7)
PNPM Penguatan (termasuk di dalam lokasi PNPM Inti) :
RPJMN 2010-2014
75
290
(9)
2011
CAPAIAN
83
369
(10)
2012
1)
90
500
(11)
TARGET
2014
(1) Terlambatnya
pengisian Grant
TF yang berakibat
pada
keterlambatan
progres kegiatan
baik di tingkat
pusat, provinsi
(penggajian) dan
lapangan karena
menunggu proses
revisi DIPA;
(2) Penetapan
pagu anggaran
yang tidak sesuai
dengan
kebutuhan
sehingga harus
menunggu proses
revisi DIPA.
(1) Beberapa
Kabupaten
telambat/tidak
menyediakan
DDUB; (2)
Kooodinasi Lintas
SKPD masih
lemah; (3)
Pendampingan
oleh Setrawan
dan Fasilitator
belum optimal
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
(1) Penetapan
lokasi sedini
mungkin dan
tidak ada
penambahan
lokasi di
pertengahan
tahun;
(2) Antisipasi
pengisian grant TF
sesuai dengan
jadwal
penyusunan
anggaran.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-57
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
SASARAN
Cakupan PNPMLMP
Kecama
tan
Kab/
Kota
Kecama
tan
Cakupan
wilayah
kegiatan
rekonstruksi
dan rehabilitasi
pasca bencana
krisis di Kab.
Nias dan Nias
Selatan
Jumlah cakupan
lokasi garapan
PAMSIMAS
SATUAN
(5)
Kecama
tan
INDIKATOR
(4)
- PNPM
Perbatasan
RPJMN 2010-2014
78
110
(7)
80
2009
Lamp. 4
Kemen
dagri
(6)
K/L
78
110
(8)
80
2010
78
110
n.a
(9)
80
2011
CAPAIAN
78
108
n.a
(10)
80
2012
1)
108
n.a
(11)
80
TARGET
2014
(1) Kurangnya
dukungan
pengadministrasian keuangan
terhadap
implementasi di
lapangan; (2)
Keterlibatan antar
pelaku PNPM
LMP belum
sinkron; (3) Belum
optimalnya
Target replikasi
belum sesuai
yang diharapkan
karena bidang air
minum dan
sanitasi bukan
urusan wajib
daerah
Tidak terdapat
permasalahan
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
Perlunya
advokasi,
sosialisasi dan
penguatan
kapasitas daerah
untuk
membentuk
komitmen daerah
dalam mengelola
urusan air minum
dan sanitasi
(1) perlu diadakan
penguatan
administrasi
keuangan; (2)
keterlibatan antar
pelaku dituangkan dalam SOP;
(3) menambah
asisten PLTMH
untuk mendukung
penyelesaian
PLTMH
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-58
3.
(1)
NO.
Pengaturan,
Pembinaan,
Pengawasan dan
Pelaksanaan
Pengembangan
Permukiman
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Pemberdayaan
masyarakat dan
percepatan
penanggulangan
kemiskinan dan
pengangguran di
kecamatan dan
desa
(3)
SASARAN
3.624
1.570
I/det
1.339.854
Jiwa
Desa
237
(7)
2009
Desa
(6)
K/L
Infrastruktur
Perdesaan
(PPIP)
Jumlah SPAM
Perdesaan
(PAMSIMAS)
(5)
SATUAN
Kecama
tan
(4)
INDIKATOR
Infrastruktur
pendukung
kegiatan
ekonomi dan
sosial (RISE)
RPJMN 2010-2014
2.807
3.900
237
(kecamatan
lokasi
berulang)
(8)
2010
1.449
5.862
237
(kecamatan
lokasi
berulang)
(9)
2011
CAPAIAN
1)
2.314
5.600
237
(kecamatan
lokasi
berulang)
(10)
2012
4.650
8.803
237
(kecamatan
lokasi
berulang)
(11)
TARGET
2014
(1)Keberlanjutan
sarana yang
masih belum
optimal, (2)Masih
rendahnya
prosentasi alokasi
anggaran
Pemerintah
Daerah untuk
pemeliharaan
sarana dan
perluasan
(12)
dukungan teknis
terhadap
pelaksanaan
kegiatan PLTMH
Dalam
pelaksanaan
PNPM-PISEW TA.
2013 masih
terdapat
permasalahan
terkait
keberlanjutan
pendanaan
Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM)
untuk Kecamatan
dikarenakan
Pemda belum
memiliki kapasitas
penyediaan BLM
2)
PERMASALAHAN
3)
(1) Konsentrasi
wilayah
penanganan
hanya pada
administrasi
Kabupaten, (2)
Penyempurnaan
pendekatan pola
pendampingan
masyarakat oleh
fasilitator dan
bantuan
Sekretariat
Nasional dan PIU
Ditjen Cipta Karya
sepakat untuk
mengoptimalkan
sumber
pendanaan baru
untuk membiayai
BLM di 237
Kecamatan lokasi
PNPM-PISEW
dengan besaran
masing-masing
kecamatan adalah
sebesar Rp. 400,
Milyar
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-59
4.
(1)
NO.
Pengembangan
Kebijakan,
Koordinasi dan
Fasilitasi
Penguatan
Kelembagaan
Pemerintah
Daerah
Tertinggal,
Terdepan,
Terluar, dan Pasca
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Pemberdayaan
masyarakat dan
percepatan
penanggulangan
kemiskinan dan
pengangguran di
kecamatan dan
desa (PNPMP2DTK)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah
kabupaten
tertinggal yang
mengembangkan mekanisme
pengarusutamaan kegiatan
dalam
pengembangan
kawasan
perdesaan.
RPJMN 2010-2014
Kabupaten
(5)
SATUAN
51
(7)
2009
Lamp. 4
(6)
K/L
51
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(1) Keterlambatan
pelaksanaan
optimalisasi
P2DTK di 7
kabupaten Tahun
2011 yang
disebabkan
persetujuan dari
pihak donor yang
memerlukan
waktu.
(12)
approach, (3)
Kurangnya
monitoring
fasilitator
keberlanjutan
terhadap desa
pasca konstruksi,
(4) Belum
optimalnya
promosi sanitasi
dalam strategi
Sanitasi Total
Berbasis
Masyarakat
(STBM) dalam
Pamsimas, (5)
Penyediaan
bantuan yang
tidak sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
manajemen
konsultan, (3)
Penyesuaian pola
pemanfaatan
bantuan langsung
masyarakat dari
yang semula Rp.
275 juta per desa
disesuaikan
menjadi sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat
dengan yang
dialokasikan pada
tingkat
Kabupaten, (4)
Pengembangan
pola desa
replikasi sebagai
'sharing program'
bukan 'sharing
budget' pada
tingkat desa.
(1) Koordinasi
dengan KPDT
terkait
penyusunan
Study Output
sebagai bahan
Project
Completion
Report (PCR)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-60
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Konflik
(3)
SASARAN
INDIKATOR
(4)
Jumlah
kabupaten
tertinggal yang
mendapatkan
bantuan
stimulan dalam
pembangunan
infrastruktur
untuk
percepatan
pembangunan
daerah
tertinggal.
Jumlah
kabupaten
tertinggal yang
medapatkan
bantuan
stimulan untuk
meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
perencanaan
(PNPM-P2DTK).
RPJMN 2010-2014
Kabupaten
(5)
Kabupaten
SATUAN
(6)
KPDT
K/L
51
(7)
51
2009
51
(8)
51
2010
(9)
7
2011
CAPAIAN
(10)
-
2012
1)
(11)
-
TARGET
2014
(12)
(2) Keterlambatan
pelaksanaan
study output
disebabkan
keterlambatan
proses
pengadaan.
(3) PNPM-DTK
Tahap I sampai
dengan Juni 2012
sudah memasuki
masa pengakhiran
program closing
date (31
Desember 2012),
kegiatan lapangan
berakhir pada 31
Desember 2011
dan sudah
dilaksanakan
Serah Terima
serta Alih Kelola
Hasil Pelaksanaan
kepada
Pemerintah
Daerah
(4) Dalam rangka
pengakhiran
program saat ini
sedang disusun
Study Output
sebagai bahan
Project
Completion
Report (PCR).
2)
PERMASALAHAN
(13)
(2) Perbaikan
terhadap RKP
2014
TINDAK LANJUT
3)
(14)
Status
L-61
5.
(1)
NO.
Pelayanan
Pembiayaan
Pertanian,
Pengembangan
Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP)
(Prioritas Nasional
dan Bidang)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
akses
petani/peternak
pada skim kredit
bersubsidi,
system bagi hasil,
komersial,
bantuan langsung
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Tersusunnya
model
pembiayaan
bersubsidi
RPJMN 2010-2014
Model
(5)
SATUAN
n.a
(7)
2009
Lamp. 4
(6)
K/L
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
n.a
(11)
TARGET
2014
(12)
(5) dalam
perkembangannya perencanaan
untuk kegiatan
PNPM DTK II yang
masuk dalam RKP
2013 dibatalkan.
Hal tersebut
sesuai dengan
hasil rapat
koordinasi
terbatas Menko
Perekonomian
tanggal 2 Oktober
2012 tentang
penyusunan
Revisi Daftar
Rencana
Pinjaman Luar
Negeri Jangka
Menengah
(DRPLN-JM/Blue
Book) 2011-2014,
sehingga tidak
terdapat target
capaian untuk
2014
(1) Belum ada
model
pembiayaan yang
benar-benar
cocok dengan
karakteristik
sektor pertanian
yang resiko
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-62
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(3)
dan penumbuhan
kelembagaan
keuangan mikro
untuk mendukung
peningkatan
produksi
pertanian
SASARAN
Kementan
Kementan
Gapok
tan
Unit
(6)
K/L
Penguatan
modal
Gapoktan PUAP
(Gapoktan)
Tersusunnya
kebijakan
pembiayaan
pertanian
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
n.a
9.884
(7)
2009
8.587
(8)
2010
9.910
(9)
2011
CAPAIAN
1)
3.045
(10)
2012
n.a
10.000
(11)
TARGET
2014
(12)
kegagalannya
tinggi; (2)
Pembiayaan
pertanian saat ini
murni
menggunakan
dana perbankan
yang mekanisme
penyalurannya
sangat ketat
sehingga masih
sedikit petani
yang bisa
memanfaatkannya
(1) Usulan
Gapoktan
penerima BLM
PUAP saat ini
harus
mencantumkan
nama pengurus
Gapoktan yang
menyulitkan
dalam proses
pemberkasan
karena susunan
pengurus
Gapoktan di
lapangan sangat
dinamis (sering
berubah); (2)
Adanya
pemekaran
wilayah/desa
2)
PERMASALAHAN
3)
(1) Sebaiknya
usulan desa calon
penerima BLM
PUAP cukup
mencantumkan
nama Gapoktan
saja karena nama
Gapoktan beserta
pengurus sudah
ditetapkan oleh
kepala daerah; (2)
Perlunya
database nama
desa yang terkini
untuk menhindari
terjadinya
penyaluran ganda
untuk 1 desa; (3)
Penggunaan dana
BLM PUAP harus
(13)
kapasitas petani
agar lebih
bankable
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-63
6.
(1)
NO.
Pengembangan
Usaha Ekonomi
Masyarakat
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Pemberdayaan
masyarakat
danpercepatan
penanggulangan
kemiskinan dan
pengangguran di
kecamatan dan
desa (PNPMPISEW)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah fasilitasi
Pemda dalam
pengembangan
usaha ekonomi
masyarakat
tertinggal
termasuk
PNPM-PISEW
RPJMN 2010-2014
Kabupaten
(5)
SATUAN
32
(7)
2009
Lamp. 4
(6)
K/L
34
(8)
2010
34
(9)
2011
CAPAIAN
34
(10)
2012
1)
34
(11)
TARGET
2014
(12)
menyulitkan
penyaluran dana
BLM PUAP karena
dana PUAP hanya
diberikan satu kali
untuk setiap desa;
(3) Pemanfaatan
BLM PUAP belum
sepenuhnya
digunakan untuk
pengembangan
usaha agribisnis;
(4) Tidak
tersedianya
dukungan
anggaran
menyebabkan
kurangnya
koordinasi
Pemerintah
Provinsi dengan
Kabupaten
Pelaksanaan
kredit mikro
PNPM-PISEW
yang dituangkan
dalam MOD tidak
sesuai dengan
Perpres Nomor 15
Tahun 2010 dan
Permendagri
Nomor 42 Tahun
2010, dimana
setiap kegiatan
dibawah kluster II
2)
PERMASALAHAN
3)
Menunggu hasil
review dari JICA
(13)
mengacu pada
pedum PUAP dan
dimonitor dengan
baik
pelaksanaannya;
(4) Perlunya
disediakan dana
pendukung untuk
operasional
kegiatan PUAP di
masing-masing
instansi terkait
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-64
7.
(1)
NO.
Peningkatan
PNPM Mandiri
Kelautan dan
Perikanan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Pemberdayaan
masyarakat dan
percepatan
penanggulangan
kemiskinan &
pengangguran di
kecamatan dan
desa (PNPM
Mandiri Kelautan
dan Perikanan)
(3)
SASARAN
- PUGAR
PNPM Mandiri
Kelautan dan
Perikanan
Kab/
Kota
Persen
Persentase
Pemda yang
mengimplementasikan
kebijakan
terkait dengan
PNPM-PISEW (9
provinsi, 34
kabupaten)
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
Kemen
Kelautan
dan
Perikanan
(6)
K/L
n.a
120
Kab/Kota
100
(7)
2009
n.a
120
Kab/Kota
100
(8)
2010
40 kab/kota
(750
kelompok)
n.a
100
(9)
2011
CAPAIAN
1)
1000
kelompok
n.a
100
(10)
2012
3500
kelompok
n.a
100
(11)
TARGET
2014
(12)
(PNPM) yaitu
berprinsip
pemberdayaan
masyarakat,
sementara mikro
kredit PNPMPISEW tidak
mengikuti kluster
II tetapi kluster III;
Pelaksanaan kedit
mikro baik berupa
pengadaan jasa
konsultan/fasilitator maupun
pemberian kredit
melalui Bantuan
Langsung
Masyarakat (BLM)
sampai dengan
saat ini belum
mendapatkan
persetujuan dari
JICA;
Kesiapan
kelompok
penerima PNPM
Mandiri Kelautan
dan Perikanan
2)
PERMASALAHAN
3)
Peningkatan
koordinasi antara
pemerintah pusat
(KKP) dan
pemerintah
daerah (Dinas
Kelautan dan
Perikanan,
Pemda, dll)
Menunggu hasil
review dari JICA
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-65
Peningkatan
PNPM Mandiri
Bidang Pariwisata
Meningkatnya
jumlah desa
wisata melalui
PNPM bidang
pariwisata
(3)
SASARAN
INDIKATOR
Jumlah desa
wisata
Desa
Kemen
Budpar
104
n.a
(7)
n.a
2009
- PUMP
Pengolahan dan
pemasaran
(6)
K/L
n.a
(5)
SATUAN
- PUMP
Perikanan
Budidaya
(4)
- PUMP
Perikanan
Tangkap
RPJMN 2010-2014
200
n.a
n.a
(8)
n.a
2010
(9)
132
kab/kota
(1106
kelompok)
300
kab/kota
(2070
kelompok)
53 kab/kota
(408
kelompok)
569
2011
CAPAIAN
1)
200
1500
kelompok
3600
kelompok
(10)
3700
kelompok
2012
350
2000
kelompok
5000
kelompok
(11)
2000
kelompok
TARGET
2014
Pengusulan yang
belum sesuai
dengan kriteria
dan ketentuan;
dan masih
lemahnya
kerjasama lintas
sektor dan pelaku
(12)
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 4
3)
Pelaksanaan
sosialisasi dan
pendampingan
sejak dini; dan
peningkatan
koordinasi lintas
sektor dan pelaku
(13)
TINDAK LANJUT
8.
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(14)
Status
L-66
12.
(1)
11.
NO.
Pengembangan
dan pemantapan
program
pendanaan bagi
koperasi dan
UMKM
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Pengembangan
keanggotaan
koperasi melalui
peningkatan
kerjasama
koperasi dan
penyuluhan
dalam rangka
gerakan
masyarakat sadar
koperasi
(GEMASKOP)
Meningkatnya
kapasitas
pembiayaan
KSP/KJKS bagi
UMKM
(3)
Menyebarluaskan
dan
meningkatkan
pemahaman
masyarakat
umum mengenai
koperasi dan
praktek
berkoperasi yang
benar sesuai
prinsip dan jati
diri koperasi
SASARAN
INDIKATOR
(4)
Jumlah
pelaksanaan
sosialisasi
program
Gemaskop
kepada tokoh
masyarakat/
kelompok
strategis,kelom
pok ekonomi
produktif, dan
gerakan
koperasi
Jumlah petugas
lapangan
koperasi yang
direkrut, dilatih,
dan melaksanakan tugas
penyuluhan
perkoperasian
bagi masyarakat
Jumlah lembaga
keuangan
bukan bank
yang ditingkatkan kapasitas
dan jangkauan
layanannya
untuk
menyediakan
pembiayaan
usaha
RPJMN 2010-2014
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Orang
KSP/KJK
S
(6)
Kem.
KUKM
K/L
(5)
Event/
Provinsi
SATUAN
n.a
n.a
(7)
n.a
2009
80
c)
(8)
c)
2010
360
d)
(9)
d)
2011
CAPAIAN
120
425
(10)
3
2012
1)
100
500
(11)
4
TARGET
2014
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
Perluasan
cakupan kegiatan
yang mendukung
peningkatan
kapasitas dan
layanan
pembiayaan
melalui diklat,
fasilitasi
pembiayaan dan
kerja sama
pembiayaan.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-67
Pengembangan,
pengendalian dan
pengawasan
KSP/USPKoperasi,
KJKS/UJKSKoperasi dan LKM
Peningkatan dan
perluasan akses
permodalan bagi
koperasi, usaha
mikro, kecil dan
menengah
13.
14.
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
kapasitas dan
jangkauan
penyediaan
modal bagi
koperasi dan
UMKM
Meningkatnya
kualitas
kelembagaan
KSP/USPKoperasi/KJKS/
UJKS- Koperasi
dan LKM
(3)
SASARAN
KUMKM
Koperasi
Jumlah koperasi
dan UMKM
yang dapat
mengakses
kredit/
pembiayaan
bank melalui
linkage
Jumlah koperasi
perkotaan dan
perdesaan yang
LKM
Skim
Fasilitas
pendayagunaan
skim pendanaan
bagi usaha
mikro
Jumlah LKM
yang terdaftar
dan berbadan
hukum
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
n.a
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
Lamp. 4
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
(6)
K/L
2.586
c)
100
c)
(8)
2010
1.370
500
100
d)
(9)
2011
CAPAIAN
1)
1.099
200
131
(10)
2012
1.450
500
100
(11)
TARGET
2014
(1) Akuntabilitas
koperasi menurut
penilaian bank
masih kurang
baik; dan (2)
Business plan
yang diajukan
oleh koperasi ke
bank kurang
prospektif
Kesadaran LKM
tentang aspek
legalitas/badan
hukum dalam
penyediaan
layanan keuangan
bagi masyarakat.
(12)
memper-oleh
informasi
mengenai respon
lembaga keuangan pasca
pelaksanaan
kegiatan (BRI,
LPDB, Bank
Andara, LPEI)
2)
PERMASALAHAN
3)
Peningkatan
kualitas dan
cakupan sosialisasi badan hukum bagi LKM yang akan diselesaikan pada triwulan
III dan IV 2012.
Kerja sama
dengan unit
terkait untuk
perkuatan UMKM
untuk penguatan
kapasitas UMKM.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-68
15.
(1)
NO.
Pengembangan
asuransi, jasa
keuangan, dan
perpajakan bagi
koperasi dan
UMKM
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
kapasitas koperasi
dan UMKM dalam
pemanfaatan
asuransi dan jasa
keuangan, serta
administrasi
perpajakan
(3)
SASARAN
LKM
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Koperasi
Jumlah lembaga
keuangan mikro
(bank, LKBB dan
LKM) yang
memberikan
kredit/
pembiayaan
bagi Koperasi
dan UMKM
Kem.
KUKM
KKMB
(6)
K/L
Jumlah KKMB
yang
ditingkatkan
kapasitasnya
Jumlah koperasi
dan UMK yang
memanfaatkan
jasa
pendampingan
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
menerima
bantuan dana
RPJMN 2010-2014
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
100
c)
c)
(8)
2010
100
d)
d)
(9)
2011
CAPAIAN
50
n.a
n.a
(10)
2012
1)
100
50
150
(11)
TARGET
2014
Pengalihan sub
kegiatan ke unit
lain (lembaga
pengembangan
bisnis/LPB)
menyebabkan
data terpilah
belum dapat
diperoleh.
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
Pelaksanaan
penguatan
lembaga pengembangan bisnis,
termasuk di
bidang keuangan
(KKMB) pada
tahun 2012 telah
dilaksanakan
dalam bentuk
pelatihan bagi
426 konsultan LPB
dari 24 provinsi,
untuk selanjutnya
diharapkan
konsultan LPB
mampu memberikan bimbingan dan pendampingan kepada 3.000
koperasi & UKM.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-69
(1)
16.
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Pengembangan
pembiayaan,
penjaminan kredit
dan pengembangan sektor
strategis bagi
koperasi dan
UMKM
(3)
Meningkatnya
kapasitas
penjaminan kredit
dan pengembangan sektor
startegis bagi
koperasi dan
UMKM
SASARAN
Provinsi,
PPKD
Jumlah provinsi
yang difasilitasi
untuk proses
pembentukkan
PPKD untuk
mengembangkan coguarantee
dengan
Lembaga
Penjaminan
Kredit Nasional
SATUAN
(5)
Provinsi,
PPKD
INDIKATOR
(4)
Jumlah provinsi
yang difasilitasi
untuk proses
pembentukkan
Perusahaan
Penjaminan
Kredit Daerah
(PPKD)
RPJMN 2010-2014
n.a
(7)
n.a
2009
Lamp. 4
(6)
Kem.
KUKM
K/L
(8)
2
2010
(9)
2
2011
CAPAIAN
(10)
1
2012
1)
(11)
2
TARGET
2014
(12)
Fasilitasi telah
diberikan untuk 1
provinsi, namun
PPKD belum
terbentuk
sehingga skema
co-guarantee
tidak dapat
dikembangkan.
(1) Kurangnya
keberpihakan
stakeholders
terkait, termasuk
eksekutif dan
legislatif, karena
minimnya
pengetahuan
bahwa bisnis PPK
di daerah
merupakan social
cost; dan (3)
Keterbatasan
SDM yang
memiliki keahlian
dan pengalaman
di bidang usaha
penjaminan.
2)
PERMASALAHAN
3)
(1) Peningkatan
sosialisasi kepada
berbagai stakeholder di daerah
yang melibatkan
K/L terkait
(KemenKUKM,
KemenKeu,
Bapepam,
Kemenko Perekonomian,
Kemendagri, BI,
Askrindo,
Jamkrindo) untuk
menyamakan
persepsi tentang
perlunya pendirian PPKD di
daerah; dan (2)
Bekerjasama
dengan lembaga
penjaminan
seperti PT.
Askrindo dan PT.
Jamkrindo dalam
memberikan
(13)
Akan diselesaikan
pada triwulan III
dan IV.
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-70
Pengembangan
sarana usaha
pemasaran
KUMKM
Pemasyarakatan
dan
pengembangan
kewirausahaan
Revitalisasi sistem
pendidikan,
pelatihan dan
penyuluhan
perkoperasian
Peningkatan
Kapasitas dan
kompetensi SDM
pengelola
LKM/KSP/USP
17.
18.
19.
20.
(1)
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Tersusunnya
sistem
pendidikan,
pelatihan dan
penyuluhan
perkoperasian
Meningkatnya
kapasitas dan
kompetensi SDM
pengelola
LKM/KSP/USP
Meningkatnya
motivasi dan
budaya
berwirausaha
serta berkembangnya
kewirausahaan
Berkembangnya
sarana usaha
pemasaran
KUMKM
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Diklat pengelola
LKM
Jumlah peserta
peningkatan
pemahaman
perkoperasian
Jumlah
dukungan
revitalisasi
sarana
pemasaran di
daerah
tertinggal/
perbatasan
melalui koperasi
Jumlah peserta
pemasyarakatan kewirausahaan
Jumlah peserta
diklat
kewirausahaan
RPJMN 2010-2014
Orang
Orang
Orang
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Kem.
KUKM
Unit
Orang
(6)
K/L
(5)
SATUAN
n.a
c)
1.000
c)
n.a
n.a
c)
(8)
2010
n.a
3075
b)
KUMKM
(7)
2009
100
756
d)
d)
(9)
2011
CAPAIAN
1)
270
600
393
1.250
(10)
2012
300
600
1.700
3.000
34
(11)
TARGET
2014
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
bantuan teknis
dan pendampingan dalam penyusunan
business plan PPK
di daerah.
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-71
(3)
Meningkatnya
penyaluran KUR
SASARAN
UMKM
Jumlah KUMKM
yang
didampingi
untuk
mengakses KUR
SATUAN
(5)
Provinsi
INDIKATOR
(4)
Jumlah provinsi
yang mendapat
sosialisasi
program KUR
RPJMN 2010-2014
Kem.
KUKM
(6)
Kem.
KUKM
K/L
(7)
n.a
2009
c)
(8)
33
2010
d)
(9)
33
2011
CAPAIAN
1)
1.200
(10)
15
2012
27.520
(11)
33
TARGET
2014
(12)
Masih terdapat
kesenjangan
pemahaman
mengenai KUR
antara
pemerintah dan
masyarakat.
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
Peningkatan
cakupan,
jangkauan dan
kualitas sosialisasi
KUR bagi
masyarakat
dengan
meningkatkan
partisipasi
berbagai pihak
baik instansi
terkait,
pemerintah
daerah maupun
dunia usaha.
TINDAK LANJUT
Lamp. 4
(1)
21.
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Perluasan KUR
(14)
Status
L-72
2.
(1)
NO.
Sekretariat
Koordinasi
kebijakan
penguatan
kelembagaan
penanggulangan
kemiskinan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
jumlah
koordinasi,
sinkronisasi,
kajian serta
pemantauan dan
evaluasi kebijakan
penanggulangan
kemiskinan di
bidang penguatan
kelembagaan
TKPK
(3)
anggaran
SASARAN
INDIKATOR
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
kebijakan
penanggulangan kemiskinan
di bidang
pengarusutama
an anggaran
Tingkat (indeks)
koordinasi
kebijakan dan
anggaran
penanggulangan kemiskinan
dan peraturan
perundangannya
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
kebijakan
kelembagaan
TKPK
Jumlah usulan
rekomendasi
kebijakan
penguatan
(4)
an kebijakan
RPJMN 2010-2014
Kegiatan
Kegiatan
100,00
Persen
(7)
2009
(6)
K/L
Kegiatan
(5)
SATUAN
100,00
(8)
2010
100,00
(9)
2011
CAPAIAN
1)
100,00
(10)
2012
100,00
(11)
TARGET
2014
TKPK Daerah
telah terbentuk
hampir di seluruh
Kab/kota, namun
kapasitas dan
aktivitas TKPKD
belum seperti
diharapkan,
khususnya dalam
mengkoordinasikan program/
kegiatan
(12)
2)
PERMASALAHAN
3)
Perlu
dikembangkan
skema kebijakan
tentang:
(1) skema alokasi
pembiayaan
Daerah Bidang
Pemberdayaan
Masyarakat dan
penetapan pagu
indikatif
kecamatan,
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-73
3.
(1)
NO.
Koordinasi
penguatan
masyarakat dan
kawasan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
jumlah
koordinasi,
sinkronisasi,
kajian serta
pemantauan dan
evaluasi kebijakan
penanggulangan
kemiskinan di
bidang penguatan
masyarakat dan
kawasan
(3)
SASARAN
10
Kegiatan
Kegiatan
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
pelaksanaan
kebijakan
pemberdayaan
masyarakat
dalam
penguatan
masyarakat dan
kawasan
perkotaan
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
pelaksanaan
kebijakan
Lamp. 4
100,00
(7)
2009
Persen
(6)
K/L
Tingkat (indeks)
usulan
rekomendasi
kebijakan yang
menjadi
kebijakan
formal
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
kelembagaan
TKPK
RPJMN 2010-2014
10
100,00
(8)
2010
10
100,00
(9)
2011
CAPAIAN
10
10
100
(11)
TARGET
2014
1)
100
(10)
2012
Penguatan
lembaga
pemberdayaan
masyarakat ini
diperlukan guna
menghindari
resiko gagalnya
investasi modal
sosial yang telah
dicurahkan
selama ini. Hal ini
menjadi catatan
permasalahan
yang masih harus
ditangani untuk
penyiapan
keberlanjutan
program
(12)
penanggulangan
kemiskinan
2)
PERMASALAHAN
3)
(13)
(2) Pedoman yang
menegaskan
peran dan tugas
pemerintah pusat
dan pemerintah
daerah.
(3) penetapan
sistem dan
mekanisme pro
poor budgeting
dan
(4) penerapan
mekanisme
tanggung jawab
Penguatan
kelembagaan
masyarakat yang
mencakup
kegiatan untuk:
(1) merumuskan
dasar hukum bagi
eksistensi
lembaga
pemberdayaan
masyarakat dan
perannya dalam
pelaksanaan
program
pemberdayaan
masyarakat.
(2) penetapan
kebijakan
kelembagaan
dana bergulir
masyarakat,
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-74
4.
(1)
NO.
Koordinasi
kebijakan
kelembagaan dan
kemitraan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
jumlah
koordinasi,
sinkronisasi,
kajian serta
pemantauan dan
evaluasi kebijakan
penanggulangan
kemiskinan di
bidang
kelembagaan dan
kemitraan
(3)
SASARAN
INDIKATOR
(4)
pemberdayaan
masyarakat
dalam
penguatan
masyarakat dan
kawasan
perdesaan
Tingkat (indeks)
koordinasi dan
sinkronisasi
kebijakan
pemberdayaan
masyarakat
dalam
penguatan
masyarakat dan
kawasan
perkotaan dan
perdesaan
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
penguatan
kelembagaan
penanggulangan kemiskinan
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
pelaksanaan
kemitraan
RPJMN 2010-2014
Kegiatan
100,00
(7)
2009
(6)
K/L
Kegiatan
Persen
(5)
SATUAN
100,00
(8)
2010
100,00
(9)
2011
CAPAIAN
100
100
TARGET
2014
(11)
1)
(10)
2012
Pola kemitraan
dengan dunia
usaha dan BUMN,
yaitu dengan
program
penyaluran dana
tanggung jawab
sosial (SCR dan
PKBL) untuk
membantu
mengembangkan
daerah miskin
masih terbatas
(12)
pemberdayaan
masyarakat
2)
PERMASALAHAN
3)
Pengembangan
kerjasama
kemitraan dalam
percepatan
pencapaian target
MDGs yang
terintegrasi
dengan kebijakan
dan program
pembangunan
daerah berbasis
pemberdayaan
masyarakat
(13)
termasuk
prosedur dan
mekanisme
pengelolaannya
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-75
5.
(1)
NO.
Koordinasi
kebijakan
keuangan mikro
dan pemanfaatan
Teknologi Tepat
Guna (TTG)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
Meningkatnya
jumlah
koordinasi,
sinkronisasi,
kajian serta
pemantauan dan
evaluasi kebijakan
penanggulangan
(3)
SASARAN
100,00
Persen
Lamp. 4
Kegiatan
100,00
(7)
2009
(6)
K/L
Kegiatan
Persen
Tingkat (indeks)
koordinasi dan
hasil
sinkronisasi
pelaksanaan
penguatan
kelembagaan
dan kemitraan
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
persiapan LKM
dengan
kementerian/le
mbaga maupun
masyarakat
Jumlah
penyiapan
kegiatan
koordinasi dan
sinkronisasi
pengembangan
dan
pemanfaatan
Teknologi Tepat
Guna
Tingkat (indeks)
koordinasi
kebijakan
pelaksanaan
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
penanggulangan kemsikinan
RPJMN 2010-2014
100,00
100,00
(8)
2010
100,00
100,00
(9)
2011
CAPAIAN
100
100
(10)
2012
1)
100
100
(11)
TARGET
2014
Pengembangan
keuangan mikro
akan dapat
dicapai mealui
pengembangan
pembiayaan dan
penguatan
kelembagaan
keuangan mikro
(12)
2)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
3)
(14)
Status
L-76
(1)
NO.
(3)
SASARAN
INDIKATOR
(4)
LKM dan
pengembangan
Teknologi Tepat
Guna
RPJMN 2010-2014
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(12)
2)
PERMASALAHAN
Keterangan: 1) s.d. Juni 2012; 2) Permasalahan pelaksanaan dalam periode 2010-2012; 3) Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mencapai target 2014
*) indikator tahun 2011 berubah dari indikator 2010.
**) diambil dari RKA-KL BKKBN
***) Sesuai dengan Buku Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 (dengan indikator yang berbeda)
****) Data target RPJMN berubah karena adanya perubahan data sasaran
a) Pada tahun 2012, Kegiatan Redistribusi Tanah ditargetkan sebanyak 149.600 bidang. Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut meliputi beberapa tahapan,
sampai dengan Bulan Juni 2012 tahapan yang telah dilaksanakan adalah:
- Tahapan Penetapan lokasi: 149.600 bidang,
- Tahapan Penyuluhan: 145.865 bidang,
- Tahapan Penerbitan SK Penegasan Tanah Obyek Landreform: 77.310 bidang,
- Tahapan Penerbitan SK Redsitribusi tanah: 13.892 bidang, dan
- Tahapan Penerbitan sertifikat: 0 bidang.
b) Sesuai dengan Buku Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 (dengan indikator yang berbeda)
c) Tidak ada target kegiatan atau tidak termasuk dalam prioritas nasional pada RKP dan RKA-KL tahun 2010
d) Tidak ada target kegiatan atau tidak termasuk dalam prioritas nasional pada RKP dan RKA-KL tahun 2011
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
(13)
TINDAK LANJUT
3)
(14)
Status
L-77
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
Pengembangan
peraturan
perundangundangan bidang
pertanahan dan
hubungan
masyarakat
Terlaksananya
pengembangan
peraturan
perundangundangan bidang
pertahanan dan
hubungan
masyarakat
paket
Lamp. 5
Jumlah paket
rancangan
peraturan
perundangundangan dan
kebijakan di
bidang
pertanahan
dalam rangka
mendukung
pelaksanaan
Undang-undang
Perlindungan
Lahan Pertanian
Pangan
Berkelanjutan
BPN
n.a
1 paket
1 paket
1 paket
(Saat ini
(saat ini
draft
sudah
rancangan
disahkan) 4
peraturan
PP
sedang
pendukung
dalam tahap UU PLP2B
pembahasan di
1.PP No.12
Internal
thn 2012
Badan
ttg Insentif
Pertanahan
PLP2B
Nasional)
2.PP No.25
thn 2012
ttg Sistem
Informasi
PLP2B
3.PP No.30
thn 2012
ttg
Pembiayaan PLP2B
4.PP No.1
thn 2012
1 Paket
Konversi lahan
pertanian
pangan ke
penggunaan
lain, dan
semakin
sulitnya
perluasan areal
pertanian di
lahan baru,
serta mahalnya
infrastruktur
pendukung
terutama
jaringan irigasi
(1)
No.
LAMPIRAN 5
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 5:Ketahanan Pangan
Tahun 2010-2012
Mengendalikan
pengalihan
fungsi lahan
pertanian
bahan pangan
ke penggunaan
lain dengan
menerapkan
pelaksanaan
UU Nomor 41
Tahun 2009,
yang diperkuat
juga dengan
penyelesaian
dan
penyesuaian
Rencana Tata
Ruang dan
Wilayah
(RTRW) di
daerah yang
sesuai dengan
Undangundang
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-78
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
Perluasan Areal
pertanian
Meningkatnya
luasan areal baru
lahan pertanian
dalam
mendukung
peningkatan
produksi
pertanian
Luasan (Ha)
perluasan areal
tanaman
pangan (sawah
dan lahan
kering),
hortikultura,
perkebunan dan
kawasan
peternakan
(1)
No.
Ha
(5)
SATUAN
Kementan
(6)
K/L
n.a
(7)
2009
8.856
(8)
2010
51.231
(9)
2011
CAPAIAN
Target
CetakSawah
100.730
terealisasi
58.036
ttg
Penetapan
& Alih
Fungsi
PLP2B
(10)
2012
481.360
dengan
100.000
adalah
untuk cetak
sawah
(11)
TARGET
2014
Belum adanya
data tentang
luasan lahan di
seluruh wilayah
yang bisa
dimanfaatkan
untuk
memperluas
areal pertanian
Badan
Pertanahan
Nasional (BPN)
masih mengkaji
peruntukan
tanah tersebut
yang tidak saja
untuk
kepentingan
pertanian tapi
masih bisa
digunakan
untuk
kepentingan
yang lainnya.
Adanya konflik
kepentingan
(12)
PERMASALAHAN
Merealisasikan
pemanfaatan
lahan-lahan
terlantar untuk
lahan pertanian
kususnya
pertanian
pangan, serta
mendorong
untuk
merealisasikan
pengembangan
food estate
oleh BUMN
maupun swasta
terutama di
wilayah luar
Pulau Jawa.
Koordinasi
dengan BPN
dan Kehutanan
dalam bidang
ketersediaan
lahan yang
dapat
digunakan
tersebut
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-79
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Lamp. 5
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
(11)
TARGET
2014
(13)
untuk
perluasan
sawah
Koordinasi
dengan
Kementerian
Pekerjaan
Umum dalam
bidang
penyiapan
infrastruktur
dasar
(waduk/bendu
ngan, saluran
primer, saluran
sekunder, kanal
drainase dan
jalan
pemukiman)
Koordinasi
dengan
Kementerian
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
dalam bidang
penyiapan
tenaga kerja/
transmigran
yang siap untuk
mengelola
lahan sawah
baru
Koordinasi
dengan
Kementerian
Kehutanan
terkait lahan
hutan yang
akan digunakan
untuk lahan
pertanian
Besarnya biaya
investasi yang
diperlukan
untuk
membuka areal
pertanian baru
TINDAK LANJUT
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-80
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
Pengembangan
Pengelolaan
lahan Pertanian
Meningkatnya
produk-tivitas
lahan pertanian,
dan prasarana
Jalan Usaha
Tani/Jalan Produksi serta
pengendalian
lahan untuk
mendukung
peningkatan
produksi
pertanian
Luasan (Ha)
lahan yang
dioptimasi,
dikonservasi
dan
direhabilitasi,
direklamasi
(Pengembangan
rumah kompos)
(1)
No.
Ha
(5)
SATUAN
Kementan
(6)
K/L
n.a
(7)
2009
9.434
(optimasi)
235 rumah
kompos
(8)
2010
17.044 ha
(optimasi
Lahan,
sumber:
Tabel
Realisasi
Kegiatan
Direktorat
Perluasan
dan
Pengelolaan
Lahan per
November
2011); 1375
(rumah
kompos,
sumber:
Rekapitulasi
Perkembang
(9)
2011
CAPAIAN
UPPO
dengan
Target 100
SRI dengan
Target
60.300
terealisasi
43.922
Optimasi
Lahan
dengan
target
209.400
terealisasi
136.141
(10)
2012
74.648 ha
(11)
TARGET
2014
Adanya
ketidaksesuaian
lahan untuk
komoditas
pertanian yang
akan
diusahakan.
(12)
PERMASALAHAN
Kementerian
BUMN dalam
bidangPensuplai benih,
pupuk, alat dan
mesin
pertanian, dan
sarana
pertanian
lainnya serta
cetak sawah
skala luas.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-81
2.
(1)
No.
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(10)
Unit
terealisasi
85 Unit
an Kegiatan
RPPO dalam
Rangka
Percepatan
Pelaksanaan
Prioritas
Pembangun
an Nasional
per
November
2011)
2012
(9)
2011
CAPAIAN
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
Pengembangan
pengelolaan lahan
pertanian
Meningkatnya
produktivitas
lahan pertanian,
dan prasarana
Jalan Usaha
Tani/Jalan Produksi serta
pengenda-lian
lahan
Km
Lamp. 5
Tersedianya
jalan sepanjang
12.500 km
untuk Jalan
Usaha Tani
(JUT) dan jalan
produksi,
Kementan
n.a
483 (JUT)
469 (jalan
produksi)
668 km
(JUT); 785
km (Jalan
Produksi);
sumber:
Laporan
Realisasi
Direktorat
Perluasan
dan
Pengelolaan
Lahan per
November
2011
Jalan
Pertanian
dengan
target 454
Km
terealisasi
274 Km
2.600 km
Pelaksanaan
tender di
beberapa
daerah
bermasalah dan
harus diulang
sehingga
realisasi tidak
sesuai target
Peningkatan
kapasitas
panitia
pengadaan
untuk
menghindari
keterlambatan
tender
a. Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya
INFRASTRUKTUR:
Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian
demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
L-82
(1)
No.
Meningkatnya
pembangunan
dan pencapaian
standar
pelayanan prima
di pelabuhan
perikanan dengan
fasilitas
penunjang
produksi,
pengolahan,
pemasaran dan
kesyahbandaran
yang sesuai
standar.
Pengembangan
pembangunan
dan pengelolaan
pelabuhan
perikanan
Jumlah
pelabuhan
perikanan
dengan fokus
pembangunan
di lingkar luar
dan daerah
perbatasan
yang potensial
(4)
INDIKATOR
Unit
(5)
SATUAN
KKP
(6)
K/L
816
(7)
2009
816
(8)
2010
816
(9)
2011
CAPAIAN
816
(perkiraan)
(10)
2012
988
(11)
TARGET
2014
b. Pembangunan dan pemeliharaan pengairan yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi
(3)
SASARAN
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
Lemahnya
kelembagaan
dan
pengelolaan
terhadap
sarana dan
prasarana yang
telah dibangun
di berbagai
daerah seperti
pelabuhan
perikanan (PP)
Belum jelasnya
status lahan,
Kurangnya
dukungan
prasarana
daerah (Jalan,
listrik, air
bersih, dll),
Keterlambatan
proses
pelelangan
sehingga waktu
pelaksanaan
konstruksi
terbatas
(12)
PERMASALAHAN
Penguatan
kelembagaan
dan
pengelolaan
sarana dan
prasarana
dibangun
melalui
penguatan
kapasitas SDM
Meningkatkan
koordinasi dan
integrasi antara
pusat, daerah
dan instansi
lintas sektoral
secara intensif
dan
berkelanjutan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-83
(1)
No.
(3)
Meningkatnya
ketersediaan air
irigasi dalam
mendukung
Pengelolaan air
untuk pertanian
SASARAN
(2)
SUBSTANSI INTI
(4)
INDIKATOR
(6)
Kementan
Ha
K/L
(5)
SATUAN
Lamp. 5
Tersedianya
optimasi
pemanfaatan
air irigasi
melalui
perbaikan
jaringan irigasi
tingkat usaha
tani
(JITUT)/Jaringan
irigasi desa
(JIDES) dan
pengembangan
Tata Air Mikro
(TAM yang
berfungsi (ha)
RPJMN 2010-2014
n.a
(7)
2009
57.527
(jitut)
44.227
(jides)
6.030 (TAM)
(8)
2010
112.263
(JITUT);
83.845(JIDE
S); 48.701
(TAM),
sumber:
Rekapitulasi
Realisasi
Kegiatan
Jitut, Jides,
Tam Dalam
Rangka
Inpres
Nomor 14
Tahun 2011
Tentang
Percepatan
Pelaksanaan
Prioritas
Pembangun
an Nasional
Tahun 2011
(9)
2011
CAPAIAN
523.530
(10)
2012
479.080
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
Banyaknya
Percepatan
infrastruktur
rehabilitasi
irigasi yang
jaringan irigasi
rusak
pada daerah
Menurunnya
pertanian yang
debit sumber
menjadi sentra
air akibat
produksi beras
rusaknya
nasional baik
kondisi daerah
melalui anggaran
tangkapan air
Pemerintah Pusat
(watershed),
maupun
dan
optimalisasi DAK
menurunnya
Irigasi;
kualitas air
pembangunan
akibat
daerah irigasi
pencemaran
baru dengan
limbah rumah
prioritas di luar
tangga,
Pulau Jawa
industri,
terutama pada
pertanian
areal yang
menyebabkan
ketersediaan
terjadinya
airnya terjamin
penurunan
dan petani
volume air yang penggarapnya
dapat
sudah siap;
dimanfaatkan
percepatan
Turunnya DIPA
pembangunan
yang terlambat, tampungansehingga
tampungan air
berpengaruh
baru
terhadap
Diperlukan
pelaksanaan
koordinasi yang
kegiatan
lebih intens
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-84
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
antara Dinas
Pertanian, Dinas
PU Pengairan dan
Bappeda, karena
banyak kegiatan
yang saling
terkait satu sama
lain.
Melakukan
rehabilitasi
vegetasi
terhadap hulu
sungai dengan
menjalin
kerjasama
dengan
Kementerian
Kehutanan dan
melibatkan
partisipasi aktif
masyarakat
setempat.
Terbitnya DIPA
satker Daerah
agar lebih
dipercepat
mengingat
banyak kegiatan
yang tergantung
dengan kegiatan
Daerah
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-85
(1)
No.
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Meningkatnya
kualitas dan
cakupan layanan
pada 2,55 juta
hektar daerah
irigasi; 1,21 juta
daerah rawa dan
pemanfaatan air
tanah untuk
irigasi seluas
44,89 ribu hektar
Pengembangan
dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi,
Rawa dan
Jaringan
Pengairan Lainnya
Terwujudnya
kecukupan kapal
perikanan
Indonesia (yang
laik laut, laik
tangkap dan laik
simpan), alat
penangkap ikan
(sesuai SNI) dan
pengawakan yang
memenuhi
standar di setiap
WPP
Pembinaan dan
pengembangan
kapal perikanan,
alat penangkap
ikan dan
pengawakan
kapal perikanan
ha
ha
Luas layanan
jaringan irigasi
yang
direhabilitasi
Luas layanan
jaringan irigasi
yang
dioperasikan
dan dipelihara
Lamp. 5
ha
unit
Luas layanan
jaringan irigasi
yang meningkat
Jumlah
pengadaan
kapal perikanan
> 30 GT (kapal)
(6)
K/L
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
4)
4)
2.091.528
623,909
88,811
(7)
2009
2.315.000
293.044
115.000
46
(8)
2010
2.143.589
284.137
66.249
121 (111
lainnya dari
DAK)
(9)
2011
CAPAIAN
756.805
97.996
24.727
125
(125 lainnya
dari DAK)
perkiraan
(10)
2012
2.315.000
1.340.000
129.380
1000
(kumulatif,
direktif
presiden)
(11)
TARGET
2014
1. Kinerja
layanan irigasi
eksisting belum
optimal
mendukung
peningkatan
produksi
pertanian
pangan
(Surplus Beras
10 Juta Ton)
akibat kondisi
infrastruktur
yang cenderung
Perijinan,
Proses lelang
yang terlambat
(12)
PERMASALAHAN
Percepatan
rehabilitasi
jaringan irigasi
pada daerah
pertanian yang
menjadi sentra
produksi beras
nasional baik
melalui
anggaran
Pemerintah
Pusat maupun
optimalisasi
DAK Irigasi.
Menyederhana
kan birokrasi
perijinan,
Meningkatkan
koordinasi dan
integrasi antara
pusat, daerah
dan instansi
lintas sektoral
secara intensif
dan
berkelanjutan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-86
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
ha
ha
unit
unit
unit
ha
Luas layanan
jaringan rawa
yang
direhabilitasi
Luas layanan
jaringan rawa
yang
dioperasikan
dan dipelihara
Jumlah sumur
air tanah yang
dibangun/
ditingkatkan
Jumlah sumur
air tanah yang
direhabilitasi
Jumlah sumur
air tanah yang
dioperasikan
dan dipelihara
Luas layanan
jaringan tata air
tambak yang
dibangun/diting
katkan
(5)
SATUAN
ha
(4)
INDIKATOR
Luas layanan
jaringan rawa
yang meningkat
RPJMN 2010-2014
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
(6)
K/L
4)
3,000 ha
3,033 ha
2,455 ha
97
188
5)
5)
1.021
84
1.107.996
79.373
8.080
(8)
2010
5)
376.319
143.480
102,971
(7)
2009
10.706
391
385
131
1.040.005
120.810
70.510
(9)
2011
CAPAIAN
2.717
149
143
78
499.947
35.797
14.606
(10)
2012
1.000
2.192
1.875
70
1.200.000
450.000
(52%)
10.000
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
Pembangunan
daerah irigasi
baru dengan
prioritas di luar
pulau Jawa
terutama pada
areal yang
ketersediaan
airnya terjamin
dan petani
penggarapnya
sudah siap.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-87
(1)
No.
(3)
Meningkatnya
ketersediaan dan
terjaganya
kelestarian air
dengan kapasitas
12,0 miliar m3
Pengelolaan dan
Konservasi
Waduk, Embung,
Situ serta
Bangunan
Penampung Air
Lainnya
SASARAN
(2)
SUBSTANSI INTI
(4)
INDIKATOR
buah
buah
2. embung/ situ
selesai
dibangun
3. waduk dalam
pelaksanaan
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
buah
buah
buah
2. waduk dalam
pelaksanaan
rehabilitasi
3. embung/situ
selesai
direhabilitasi
Jumlah
waduk/embung
/ situ yang
Lamp. 5
buah
1. waduk selesai
direhabilitasi
(6)
K/L
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
Kemen
PU
buah
ha
(5)
SATUAN
1. waduk selesai
dibangun
Jumlah waduk
yang dibangun:
Luas layanan
jaringan tata air
tambak yang
direhabilitasi
RPJMN 2010-2014
171
11
n.a
12
(7)
2009
65
21
n.a
12
32
n.a
2.800
(8)
2010
298
41
n.a
18
105
n.a
7.297
(9)
2011
CAPAIAN
104
25
n.a
59
n.a
2.434
(10)
2012
182
298
n.a
29
158
11
175.000
(11)
TARGET
2014
1. Kapasitas
tampung waduk
eksisting masih
sangat terbatas
dan baru mampu
mensuplesi 11%
dari total daerah
irigasi di
Indonesia.
2. Pelaksanaan
pembangunan
tampungantampungan air
baru sering
terhambat proses
pembebasan
lahan seperti
terkendala izin
penggunaan
kawasan hutan,
permintaan ganti
rugi lahan yang
sulit dipenuhi
secara peraturan
perundangan dan
penolakan
masyarakat.
(12)
PERMASALAHAN
1. Percepatan
pembangunan
tampungantampungan air
baru.
2. Peningkatan
kualitas kegiatan
persiapan baik
dalam aspek
teknis maupun
aspek sosialkemasyarakat
yang diiringi
dengan upaya
koordinasi
dengan
stakeholder
terkait.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-88
(1)
No.
Kawasan
perikanan
budidaya yang
memiliki
prasarana dan
sarana sesuai
kebutuhan
(3)
SASARAN
Luas lahan
budidaya sesuai
target produksi
disertai data
potensi yang
akurat
dioperasikan
dan dipelihara
(4)
INDIKATOR
Ha
(5)
SATUAN
KKP
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
1.394 Ha
(10)
2012
1365.416 Ha
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
Benih unggul
berbasis biologi
molekuler
Pupuk organik
dari mikroba
Litbang Benih
Unggul Berbasis
Biologi Molekuler
Litbang pupuk
organik dari
Percontohan
produksi pupuk
Jumlah varietas
benih unggul
varietas
varietas
LIPI
LIPI
n.a
100 %
Aplikasi di
100 %
1 varietas
padi tahan
penggerek
batang telah
di Uji Multi
Lokasi di 10
daerah
untuk
persiapan
pelepasan
varietas
benih
unggul
tahun 2011.
n.a
364 galur
1)
n.a
n.a
4 var
(14)
Status
Pengembangan
sistem prasarana
dan sarana
pembudidayaan
ikan
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
L-89
(1)
No.
Peningkatan
upaya penelitian
dan
pengembangan
bidang pertanian
yang mampu
menciptakan
benih unggul dan
hasil peneilitian
lainnya menuju
kualitas dan
produktivitas hasil
pertanian
nasional yang
tinggi.
Pengembangan
Aplikasi Teknologi
Isotop dan Radiasi
varietas
varietas
Varietas kedelai
(jenis biji besar,
genjah,
produksi tinggi
dan jenis biji
hitam)
(5)
SATUAN
Varietas padi
(padi sawah,
padi gogo, padi
dataran tinggi
dan padi
hibrida)
organik di
pedesaan
(4)
INDIKATOR
BATAN
BATAN
(6)
K/L
n.a
n.a
(7)
2009
desa
cicurug,
sukabumi
(8)
2010
1)
1 var (gema)
1)
2 padi gogo
(9)
2011
CAPAIAN
n.a
n.a
(10)
2012
1 var
3 var
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
Pengelolaan
produksi tanaman
serealia
Meningkatnya
perluasan
penerapan budidaya tanaman
serealia yang
tepat dan berkelanjutan untuk
peningkatan
ribu ha
Lamp. 5
Kementan
2.394
2.779
2)
a. Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk sistem oleh pelaku usaha dan pemerintah
2)
1507
4.625
Penyediaan
bibit/benih
unggul dan
pupuk terletak
pada sering
terjadinya
keterlambatan
penyediaan
Merubah
sistem
penganggaran
penyediaan
benih dan
pupuk dari
sistem bantuan
langsung benih
hayati Indonesia
(3)
SASARAN
mikroba hayati
Indonesia
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
(14)
Status
L-90
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
produksi melalui
peningkatan
produktivitas per
satuan luas.
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
SLPTT Jagung
hibrida (ribu ha)
RPJMN 2010-2014
ribu ha
(5)
SATUAN
Kementan
(6)
K/L
(7)
2009
150
(8)
2010
207
(9)
2)
2011
CAPAIAN
2)
200
(10)
2012
250
(11)
TARGET
2014
karena
pengadaan
inputnyayang
sangat
tergantung
pada
mekanisme
APBN
(keterlambatan
dan lamanya
proses tender),
sehingga tidak
cocok dengan
waktu musim
tanam
CPCL terlambat
Benih yang
disalurkan tidak
sesuai dengan
keinginan
petani.
Adanya
keterlambatan
tanam
Kesulitan
mendapatkan
benih kedelai
berkualitas
Bansos SL-PTT
komoditas
serealia belum
bisa dicairkan
karena tanam
mundur 1-2
(12)
PERMASALAHAN
menjadi sistem
subsidi, yang
diharapkan
penyediaan
benih/bibit dan
pupuk dapat
tersedia secara
tepat waktu
dan dengan
jumlah yang
sesuai dengan
kebutuhan di
lapangan, serta
tepat sasaran
Melengkapi
CPCL hingga
sesuai target
Perbaikan
koordinasi
dengan
Dinpertan Prop.
Merubah
sistem
penganggaran
penyediaan
benih dan
pupuk dari
sistem bantuan
langsung benih
menjadi sistem
subsidi, yang
diharapkan
penyediaan
benih/bibit dan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-91
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Lamp. 5
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
(11)
TARGET
2014
(13)
pupuk dapat
tersedia
secaratepat
waktu dan
dengan jumlah
yang sesuai
dengan
kebutuhan di
lapangan, serta
tepat sasaran
Melanjutkan
upaya
peningkatan
produktivitas
melalui
pelaksanaan
program yang
menerapkan
paket-paket
inovasi
teknologi
seperti Sekolah
Lapang
Pengelolaan
Tanaman
Terpadu (SLPTT) dan
System Rice
Intensification
(SRI),
mendorong
penggunaan
benih unggul
dan pupuk
bulan akibat
serangan OPT
tahun 2011
Beberapa
kegiatan
bansos/PMUK
Tugas
Pembantuan
sebagian masih
dalam proses
CP/CL
Penyediaan
bibit/benih
unggul dan
pupuk terletak
pada sering
terjadinya
keterlambatan
penyediaan
karena
pengadaan
inputnyayang
sangat
tergantung
pada
mekanisme
APBN
(keterlambatan
dan lamanya
proses tender),
sehingga tidak
cocok dengan
waktu musim
tanam
TINDAK LANJUT
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-92
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
ribu ha
ekor
ekor
Capaian luas
areal (ribu
hektar)
pembinaan dan
pengembangan
tanaman tebu
untuk
mendukung
Swasembada
Gula Nasional
Pengembangan
ternak sapi
potong (ekor)
Pengembangan
(5)
SATUAN
ribu ha
(4)
INDIKATOR
SLPTT kedelai
(ribu ha)
RPJMN 2010-2014
Kementan
Kementan
Kementan
Kementan
(6)
K/L
n.a
n.a
440
n.a
(7)
2009
488.448
10)
10)
474.701
0)
14.824.373
13.581.570
10)
2)
6)
450
5)
418
300
(9)
2011
244
(8)
2010
CAPAIAN
10)
621.980
0)
16.034.430
6)
438
2)
325
(10)
2012
1.830
0)
15.995.946
641
500
(11)
TARGET
2014
(13)
secara
berimbang oleh
petani,
penelitian
untuk
menghasilkan
benih/bibit
unggul,
pendampingan
oleh petugas
penyuluh di
lapangan, dan
perluasan area
pertanian baru
Rendahnya
realisasi
peningkatan
produksi bahan
pangan utama
TINDAK LANJUT
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-93
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
klp
Unit
Pengembangan
kelompok non
unggas
Jumlah
kelembagaan
penyuluhan
pertanian yang
terbentuk
Lamp. 5
klp
(5)
SATUAN
Pengembangan
kelompok
unggas lokal
sapi perah
(ekor)
RPJMN 2010-2014
Kementan
Kementan
Kementan
(6)
K/L
132
n.a
n.a
(7)
2009
155
25
200
(8)
2010
168
44
291
(9)
2011
CAPAIAN
173
46
133
(10)
2012
458
72
470
(11)
TARGET
2014
Kurangnya
koordinasi dan
respon Pemda
terhadap
kelembagaan
Penyuluhan,
sehingga
sampai saat ini
Kelembagaan
Penyuluhan
Provinsi yang
terbentuk
sesuai UU No.
16, dari 33
provinsi, baru
terbentuk
sebanyak 22
unit (Perda &
Pergub),
campuran
sebanyak 7
unit. Sedangkan
Kelembagaan
(12)
PERMASALAHAN
Meningkatkan
koordinasi
dengan Pemda.
Sampai dengan
saat ini
sejumlah 24
kab/kota sudah
dalam bentuk
draft/
rekomendasi
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-94
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
Unit
Jumlah BPP
model
(5)
SATUAN
Unit
(4)
INDIKATOR
Jumlah
kelembagaan
petani
(gapoktan)
RPJMN 2010-2014
Kementan
Kementan
(6)
K/L
3,941
28,304
(7)
2009
336
30,636
(8)
2010
400
33,488
(9)
2011
CAPAIAN
n.a
37,013
(10)
2012
425
63.304
(11)
TARGET
2014
Untuk wilayah
timur,
kelompoktani
kesulitan untuk
mebentuk
gabungan
kelompok,
karena jarak
antar lokasi
yang sangat
berjauhan.
Selain itu ada
kesulitan dalam
menetapkan
kepengurusan
Gapoktan
Penyuluhan
Kab/Kota yang
terbentuk
sesuai UU No.
16 dari 497
kab/kota
terbentuk
sebanyak 151
unit (Perda &
Perbup/
Perwali),
campuran
sebanyak 182
unit.
(12)
PERMASALAHAN
Mencari
sumber
Melaksanakan
pengawalan
dan
pendampingan
bagi Gapoktan,
yang
dialokasikan
dengan dana
dekon
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-95
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
ribu ton
juta ton
Jumlah benih
tanaman
pangan
bersubsidi (ribu
ton)
Jumlah pupuk
bersubsidi (juta
ton)
Sistem subsidi
yang menjamin
ketersediaan
benih varietas
unggul yang
teruji, pupuk,
teknologi dan
sarana pasca
panen yang sesuai
secara tepat
waktu, tepat
jumlah, dan
terjangkau.
Lamp. 5
Kelompok
Jumlah
kelompok
potensi
perikanan yang
disuluh
Meningkatnya
kawasan potensi
perikanan yang
memiliki
kelompok pelaku
utama yang
mandiri dalam
mengembangkan
usaha perikanan
(5)
SATUAN
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Kementan
Kementan
KKP
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
7,36
76,91 (padiBLBU)
13,90
(jagungBLBU)
20,41
(kedelaiBLBU)
300
kelompok di
50 kawasan
(8)
2010
8,3
(sumber:
Laporan
Bulanan
87,19 (BLBU
padi)
7,62 (BLBU
jagung
hibrida)
12,00
(BLBU
2)
kedelai)
700
(9)
2011
CAPAIAN
8,9
75,15 (BLBU
padi) 3,96
(BLBU
Jagung
Hibrida)
12,76 (BLBU
Kedelai)
1612
(10)
2012
12,2
226,92
700
kelompok di
50 kawasan
(11)
TARGET
2014
(13)
pembiayaan
lain
habis masa
efektifnya,
sehingga tidak
ada fasilitasi
khusus untuk
BPP Model.
Saat ini jumlah
BPP sebanyak
5.016 BPP di
6.672 kec.
TINDAK LANJUT
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-96
(1)
No.
PANGAN DAN
GIZI:
Peningkatan
Kualitas Gizi dan
Keanekaragaman
Pangan Melalui
Pola Pangan
Harapan
(2)
SUBSTANSI INTI
Jumlah Desa
Mandiri Pangan
yang
dikembangkan
Lembaga
Distribusi
Pangan
Masyarakat
(LDPM)
Meningkatnya
pemantapan
distribusi dan
harga pangan.
Jumlah unit
perbenihan ikan
yang
bersertifikat
(4)
INDIKATOR
Meningkatnya
pemantapan
ketersediaan
pangan dan
penanganan
rawan pangan.
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Gapoktan
Desa
Unit
(5)
SATUAN
Kementan
Kementan
KKP
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
749 Gap.
atau 99,87%
dari target
750 Gap.
1.763 desa
atau
100,80%
dari target
1.749 desa.
57
(8)
2010
984 Gap.
atau 98,40%
dari target
1.000 Gap.
2.247 desa
atau 87,77%
dari target
2.560 desa.
115
perNovember
2011
Direktorat
Pupuk dan
Pestisida)
(9)
2011
CAPAIAN
1.248 Gap.
atau 98,66%
dari target
1.265 Gap.
2.824 desa
atau 94,48%
dari target
2.989 desa.
139 (s/d TW
III)
(10)
2012
Sering
pergantian dan
mutasi pejabat
di daerah yang
menyebabkan
pelaksanaan
kegiatan tidak
sesuai jadwal;
Masih
kurangnya
pelatihan
pemberdayaan
dan teknis
kepada
pendamping
dan kelompok.
Adanya
gapoktan yang
mengembalikan dana
bansos, baik
2.000
Mutu benih
yang tidak
seragam
(12)
PERMASALAHAN
5.000
116
(11)
TARGET
2014
Melakukan
persiapan
kegiatan lebih
awal; dan
Memberikan
pelatihan untuk
tenaga
pendamping
dan kelompok.
Penerapan Cara
Pembudidayaan Ikan yang
Baik (CPIB)
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-97
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
Desa P2KP
(Percepatan
Penganekaragaman
Konsumsi
Pangan).
Meningkatnya
pemantapan
penganekaragam
an konsumsi
pangan dan
keamanan pangan
Desa
(5)
SATUAN
Lamp. 5
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Kementan
(6)
K/L
n.a
(7)
2009
1.950 desa
atau 97,50%
dari target
2.000 desa.
(8)
2010
4.720 desa
atau 100%
dari target.
(9)
2011
CAPAIAN
6.000 desa
atau 100%
dari target.
(10)
2012
10.000
(11)
TARGET
2014
Kendala teknis
di lapangan
seperti lokasi
yang jauh,
kelengkapan
administratif
yang belum
terpenuhi, dan
seringnya
pergantian
pejabat
sehingga proses
pencairan
terhambat.
Masih
lambatnya
upaya
diversifikasi
konsumsi
pangan di
masayarakat
pada tahap
penumbuhan
atau
pengembangan
(12)
PERMASALAHAN
Koordinasi
dengan daerah,
baik propinsi
atau kab/kota
yang belum
melaporkan
untuk segera
melaporkan.
Perlu
dikembangkan
programprogram yang
lebih nyata
dimasyarakat
dengan lebih
mendorong
peranan
pemerintah
daerah dan
swasta, dan
peningaktan
penyuluhan,
serta
mendorong
industri
pengolahan
pangan yang
berbasis
sumber daya
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-98
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
Persentase
balita ditimbang
berat badannya
(D/S)
Jumlah
pelelangan ikan
dan pasar ikan
yang berfungsi
sesuai standar
Meningkatnya
jumlah desa yang
memiliki pasar
yang mampu
memfasilitasi
penjualan hasil
perikanan dan
tingkat konsumsi
(4)
INDIKATOR
Meningkatnya
kualitas
penanganan
masalah gizi
masyarakat
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
TPI,
pasar
(5)
SATUAN
KKP
Kemenkes
(6)
K/L
n.a
n.a
67,87
11
63,9
(8)
2010
(7)
2009
13
n.a
71,4
(9)
2011
CAPAIAN
5531 pasar
69,6
(10)
2012
91 TPI
7.000 pasar
85
(11)
TARGET
2014
Keterbatasan
dana
operasional
Posyandu,
sarana dan
prasarana,
pengetahuan
kader;
Kurangnya
kemampuan
petugas dalam
pemantauan
pertumbuhan
dan konseling;
serta
Kurangnya
pemahaman
akan manfaat
Posyandu serta
masih
terbatasnya
pembinaan
kader.
(12)
PERMASALAHAN
Optimalisasi
pemanfaatan
dana Bantuan
Operasional
Kesehatan
untuk kegiatan
promotif
preventif,
termasuk di
Posyandu; serta
Peningkatan
pelatihan
tenaga
kesehatan
dalam
pemantauan
pertumbuhan
dan konseling.
lokal.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-99
(1)
No.
Meningkatnya
populasi dan
produksi hasil
olahan ternak
ruminansia terkait
dengan Dampak
Perubahan Iklim
ikan
(3)
SASARAN
Pemanfaatan
kotoran ternak
menjadi pupuk
organik dan
pemberian
paket bantuan
sosial pupuk
organik (rumah
kompos)
(Dampak
Perubahan
Iklim)
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Kementan
(6)
K/L
n.a
(7)
2009
300
(8)
2010
1.391
(9)
2011
CAPAIAN
40
(kompos &
biogas)
(10)
2012
10.000
(11)
TARGET
2014
Kurangnya
bahan baku
(kotoran
ternak) yang
diolah menjadi
pupuk organik
karena tidak
terpusat dalam
satu kawasan
(12)
PERMASALAHAN
Pengembangan
pembangunan
pertanian yang
terintegrasi
berbasis
kawasan
(13)
TINDAK LANJUT
Lamp. 5
Catatan:
1. Sumber Data: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan.
2. Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, Kementan.
3. Sumber Data: Reviu Renstra Ditjen Hortikultura dan Data Produksi Tahun 2011.
4. Target 2011 Sesuai Renstra Pembangunan Perkebunan ( 2010-2014).
5. Capaian 2010 ( Sesuai Statistik Perkebunan 2010-2012).
6. Capaian Sementara Tahun 2011, Ditjen Perkebunan, Kementan.
7. Sumber Data: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.
8. Sumber Data: Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan.
9. Angka 4.720 adalah Tambahan target dari APBNP 2011: 700 desa. Sumber data berasal dari Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Pusat
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan, Kementan.
10. Angka populasi ternak (SumberdataL Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)
11. Mendapatkan tambahan alokasi dari Stimulus Fiskal TA 2009
12. Pada periode 2005-2009, satuan indikator kegiatan irigasi air tanah berupa "ha"
*)
Sumber Data: Revisi Renstra Kementerian Pertanian, 12 Februari 2012
ADAPTASI
PERUBAHAN
IKLIM:
Pengambilan
langkah-langkah
kongkrit terkait
adaptasi dan
antisipasi sistem
pangan dan
pertanian
terhadap
perubahan iklim
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
(14)
Status
L-100
L-101
(2)
(1)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
1.
Pengelolaan
Pertanahan Provinsi
Terlaksananya
pengaturan dan
penataan penguasaan dan
pemilikan tanah,
serta pemanfaatan
dan penggunaan
tanahsecara
optimal.
Kab/kota
Bidang
Neraca
Penatagunaan
Inventarisasi P4T
BPN
BPN
723.154
100
317.154
100
280.244
99
16.228
33
1.678.325
500
Terhambatnya
proses pengadaan
tanah. Hambatan
dalam proses
pengadaan tanah
ini terutama terjadi
dalam upaya
kesepakatan harga
ganti rugi
Permasalahan yang
sering terjadi dalam
upaya percepatan
pembangunan
infra-struktur
adalah terhambatnya proses pengadaan tanah.
Hambatan dalam
proses pengadaan
tanah ini terutama
terjadi dalam upaya
kesepakatan harga
ganti rugi
(12)
PERMASALAHAN
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
LAMPIRAN 6
Pencapaian Prioritas Nasional 6: Infrastruktur
Tahun 20102012
Lamp. 6
pemerintah akan
menindaklanjuti
kebijakan yang
telah diterbitkan
dalam Peraturan
Presiden diatas
dengan lebih
mengoptimalkan
peran Penilai
Independen.
Penilaian secara
Percepatan
legalisasi aset
tanah masyarakat, khususnya
bagi masyarakat
golongan ekonomi lemah,
merupakan langkah strategis
untuk membuka
akses masyarakat
ke sumbersumber produksi
dan permodalan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-102
Perencanaan,
Pemanfaatan, dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Wilayah Nasional
termasuk Melakukan
Koordinasi dan
Fasilitasi Proses
Penetapan Dokumendokumen yang
dihasilkan
(2)
(1)
2.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
Keserasian dan
Keselarasan
program pembangunan yaitu
program dalam
RTRWN, RTR Pulau,
RTR KSN, RTR PKN,
PKSN
Terwujudnya
pengembangan
infrastruktur
pertanahan
secaranasional,
regional dan
sektoral, yang
diperlukan di
seluruh Indonesia
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah rencana
tata ruang yang
telah disinkronkan
program pembangunannya
Cakupan peta
pertanahan
RPJMN 2010-2014
BPN
PU
Provinsi
(6)
Hektar
(5)
SATUAN
K/L
n.a
2.100.000
(7)
2009
33 Prov
2.100.000
(8)
2010
(9)
2011
33 Prov
2.100.000
CAPAIAN
1)
33 Prov
(10)
2012
33 Prov
10.500.000
(11)
TARGET
2014
- Masih adanya
permasalahan
alih fungsi
kawasan hutan
yang belum
selesai;
- Terbatasnya
Belum selesainya
RTRW untuk
seluruh daerah:
(12)
PERMASALAHAN
Belum selesainya
RTRW:
- Sosialisasi
peraturan dan
pedoman
bidang penataan ruang
ke daerah;
- Bimbingan
teknis penataan
ruang untuk
independen ini
dimaksudkan
untuk memberikan jaminan
rasa keadilan
kepada semua
pihak.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-103
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
Lamp. 6
kualitas SDM
meningkatkan
bidang penataan
kualitas SDM;
ruang
- Klinik
- Masih kurangnya
percepatan
data, informasi
penyelesaian
dan pedoman
RTRW di tingkat
bidang penataan
provinsi/
ruang di daerah;
kabupaten/
- Masih kurangnya
kota;
pembinaan teknis - Terobosan
bidang penataan
bidang hukum
ruang; dan
terkait alih
- Prosedur
fungsi kawasan
penetapan Perda
hutan melalui
RTRW yang tidak
implementasi
sepenuhnya
holding zone,
menjadi
sesuai amanat
kewenangan
PP 15/2010
pemerintah,
tentang Pedalam hal ini
nyelenggaraan
DPRD juga sangat
Penataan
berperan
Ruang.
- Sinkronisasi
rencana
pembangunan
dan rencana
tata ruang
- Penyusunan
panduan
sinkronisasi
- Sosialisasi
panduan
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-104
(2)
(1)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
Pelaksanaan
Preservasi dan
Peningkatan
Kapasitas Jalan dan
Jembatan Nasional
Meningkatnya
kapasitas dan
kualitas jalan
sepanjang
19.407,27 Km jalan
nasional dan
26.957,83 meter
jembatan
Terjaganya kualitas
jalan dan jembatan
sepanjang 171.695
Km
KM
KM
Jumlah jalan
Jumlah jembatan
yang dipreservasi
sepanjang
602.944,40 Meter
Jumlah jalan yang
ditingkatkan
kapasitasnya
(pelebaran)
sepanjang 19.370
Km
KM
PU
PU
PU
n.a
2.443
257.866
29.531,71
n.a
2.808
100.824
30.371,00
(9)
2011
n.a
3.292
223.734
35.357,80
CAPAIAN
2. JALAN:
Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua sepanjang 19.370 km
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
1)
n.a
5.997,17
290.036
36.757,1
3
(10)
2012
(12)
PERMASALAHAN
602.944,38 - Berlarutnya
permasalahan
pengadaan lahan
untuk pembangunan
infrastruktur
19.370
transportasi
sehingga
menghambat
percepatan
penyelesaiaan
pekerjaan;
36,65
171.695
(11)
TARGET
2014
- Sesuai amanat
UU 2/2012,
maka perlu
segera disusun
Perpres tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan
Untuk
Kepentingan
Umum
- Percepatan
pembangunan
sinkronisasi;
dan
- Pendampingan
dalam
melakukan
sinkronisasi
dengan target
utama
Pemerintah
Provinsi.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-105
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
Jumlah
PU
Keme
n PU
(6)
Jumlah jembatan
yang bangun
sepanjang
16.157,83 meter
(5)
SATUAN
Keme
n PU
(4)
INDIKATOR
K/L
lingkar/bypass
yang dibangun
sepanjang 36,65
Km
RPJMN 2010-2014
2.219,42
8.872,44
(7)
2009
3.767,00
3.904,00
(8)
2010
(9)
2011
3.464,75
9.081,83
CAPAIAN
1)
7.939,73
8.250,22
(10)
2012
10.800
16.157,83
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
Lamp. 6
- Masih rendahnya
sarana dan
tingkat keselamaprasarana
tan pelayanan
transportasi;
jasa transportasi; - Meningkatkan
- Menurunnya
kualitas dan
kualitas dan
jangkauan
kapasitas
pelayanan
Infrastruktur
dalam kondisi
transportasi di
yang terbatas;
pusat- pusat
- Kaji ulang
kegiatan nasional
untuk optimaserta di wilayah
lisasi kebijakan
terpencil,
subsidi dan
perdalaman dan
PSO.
perbatasan
sehingga
mengakibatkan
rendahnya daya
saing dan
meningkatnya
biaya logistik;
- Kurang optimalnya peran
swasta, masyarakat dan
pemerintah
daerah dalam
penyediaan
infrastruktur
transportasi.
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-106
(2)
Pembinaan
Pelaksanaan
Preservasi dan
Peningkatan
Kapasitas Jalan dan
Fasilitasi Jalan Bebas
Hambatan dan
Perkotaan
(1)
Meningkatnya
kapasitas jalan tol
sepanjang 120,35
Km
(3)
SASARAN
Jumlah jalan
strategis di lintas
Selatan Jawa,
perbatasan,
terpencil dan
terluar yang
dibangun
sepanjang
1.377,94 Km
flyover/underpass
yang dibangun
sepanjang 10.800
meter
(4)
INDIKATOR
KM
KM
(5)
SATUAN
PU
PU
(6)
K/L
85
379
(7)
2009
135
274
(8)
2010
CAPAIAN
53
302
(9)
2011
296
928
(10)
2012
1)
296
1.377,94
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
1.
Terbangunnya
terminal antarnegara
dan antarprovinsi di
15 lokasi per tahun
Terbangunnya
terminal antarnegara dan antarprovinsi
Jumlah lokasi
pembangunan
terminal antarnegara dan
lokasi
Keme
nhub
13
15
27
31
29
- Alokasi anggaran
yang terbatas
untuk Sub Sektor
Perhubungan
- Percepatan
pembangunan
sarana dan
prasarana
3. PERHUBUNGAN:
Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan
penurunan tingkatkecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50% keadaan saat ini
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
(14)
Status
L-107
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
antarprovinsi
RPJMN 2010-2014
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
Lamp. 6
Darat (terdapat
transportasi;
Backlog antara
- Meningkatkan
kebutuhan dan
kerjasama
Pagu Indikatif
dengan PemeRPJMN 2010rintah Daerah
2014 sebesar
melalui MOU
64,14%)
(Nota Kese- Permasalahan
pahaman)
lahan untuk
dalam pempembangunan
bangunan
infrastruktur
infrastruktur
transportasi
transportasi
sehingga mengdarat.
hambat per- Koordinasi
cepatan penyeantar instansi/
lesaian pekerjalintas sektor
an;
dalam pelak- Kurang
sanaan kegiaoptimalnya peran
tan.
swasta,
masyarakat dan
pemerintah
daerah dalam
penyediaan
infrastruktur
- Pembangunan
jalan akses
(penghubung)
antara lokasi
simpul menuju
jalan utama
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-108
Pembangunan Sarana
KA
4.
6.
Pembangunan,
rehabilitasi dan
pemeliharaan
prasarana bandar
udara.
Terbangunnya
Bandara Kualanamu
Pembangunan dan
Pengelolaan
prasarana KA
3.
5.
(2)
(1)
2.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
Pembangunan
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
prasarana bandar
udara
Paket
Paket
Jumlah bandara
yang
Paket
Jumlah bandara
yang
dikembangkan dan
direhabilitasi
Jumlah paket
Bandara
Kualanamu
Terbangunnya
Bandara
Paket
Paket
Jumlah paket
pekerjaan
peningkatan
pelistrikan
Jumlah unit Sarana
KA (Lokomotif,
KRDI, KRDE,
KRL, Tram,
Railbus)
km
Unit
(5)
SATUAN
Panjang km jalur
KA baru yang
dibangun
termasuk jalur
ganda
Jumlah
Pembangunan Bus
Air
(4)
INDIKATOR
Terbangunnya
sarana KA
Terbangunnya
prasarana KA
termasuk
pengelolaannya
Terbangunnya Bus
Air
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
(6)
K/L
170
20
135,2
(7)
2009
10
65
10
81
(8)
2010
CAPAIAN
10
150
61
135
(9)
2011
14
275
20
14
319
(10)
2012
1)
14
205
67
16
954
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-109
Rehabilitasi fasilitas
keselamatan
transportasi darat
Pengadaan
peralatan/fasilitas
sarana dan
keselamatan
perkeretaapian
Pengelolaan dan
penyelenggaraan
kegiatan di bidang
kenavigasian
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan
kegiatan di bidang
pelabuhan dan
pengerukan
8.
9.
10
(2)
(1)
7.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
Terbangunnya/Me
Terselenggaranya
kegiatan di bidang
Pelabuhan dan
Pengerukan
beserta
pengelolaannya
Terselenggaranya
kegiatan di bidang
kenavigasian
beserta
pengelolaannya
Terlaksananya
pengadaan
peralatan/fasilitas
sarana dan
keselamatan
perkeretaapian
Terlaksananya
rehabilitasi fasilitas
keselamatan
transportasi darat
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah fasilitas
jumlah volume
pengerukan
sedimen untuk
alur pelayaran
Jumlah sarana
bantu navigasi
pelayaran terdiri
dari menara suar;
rambu suar;
pelampung suar
Jumlah paket
pengadaan
peralatan/fasilitas
sarana dan
keselamatan
perkeretaapian
Jumlah paket
fasilitas
keselamatan
transportasi darat
dikembangkan di
daerah perbatasan
dan rawan
bencana
RPJMN 2010-2014
Lokasi
juta m3
Unit
Paket
Paket
(5)
SATUAN
Keme
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
(6)
K/L
60
2,58
2; 42; 6
32
(7)
2009
157
5; 40; 40
32
(8)
2010
CAPAIAN
205
7,67
13; 38
21
32
(9)
2011
1)
607
1,83
26; 55;
60
25
32
(10)
2012
300
13,03
20; 53; 18
17
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 6
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-110
Pesawat udara
kalibrasi termasuk
console (FIS) kalibrasi
412 unit/paket/set
peralatan navigasi
Terselenggaranya
Pesawat udara
kalibrasi termasuk
console (FIS)
kalibrasi
Terselenggaranya
peralatan navigasi
penerbangan
Jumlah Pesawat
udara kalibrasi
termasuk console
(FIS) kalibrasi
Jumlah peralatan
navigasi
penerbangan
Jumlah peralatan
keamanan
penerbangan
pelabuhan utama,
pengumpul,
pengumpan (non
strategis) beserta
lokasi
prasarananya
ningkatnya
kapasitas 275
lokasi prasarana
dan fasilitas
pelabuhan utama,
pengumpul,
pengumpan (non
strategis)
Terselenggaranya
peralatan
keamanan
penerbangan
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
unit
unit/paket
/set
paket/unit
/set
(5)
SATUAN
Keme
nhub
Keme
nhub
Keme
nhub
nhub
(6)
K/L
n.a
1628
1628
(7)
2009
81
240
(8)
2010
CAPAIAN
187
346
(9)
2011
n.a
222
104
(10)
2012
1)
n.a
27
140
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
1.
Pengaturan,
pembinaan,
pengawasan dan
penyelenggaraan
dalam pengembangan
Terbangunnya
685.000 Rumah
Sederhana Sehat
Bersubsidi, 180
Rusunami dan
TB
PU
57
40
70
48
279
- Kesiapan lahan
termasuk aspek
legalitas lahan
yang harus
disiapkan oleh
- Meningkatkan
koordinasi
diantara
pemangku
kepentingan
4. PERUMAHAN RAKYAT:
Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012
13.
12.
Paket/unit/set
peralatan keamanan
penerbangan
(2)
(1)
11.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
L-111
(2)
(1)
Pembangunan rumah
susun sederhana
sewa
Fasilitasi
pembangunan
prasarana, srana, dan
utilitas kawasan
perumahan dan
permukiman
2.
3.
permukiman
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
Terbangunnya
700.000 unit
Terbangunnya 380
Twinblock (TB)
rusunawa
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Jumlah fasilitasi
dan stimulasi
prasarana, sarana
dan utilitas
kawasan
perumahan dan
permukiman
Jumlah rusunawa
terbangun
pendukungnya
RPJMN 2010-2014
Unit
TB
(5)
SATUAN
Keme
npera
Keme
npera
(6)
K/L
n.a
99
(7)
2009
10.374
49
(8)
2010
(9)
2011
97.973
CAPAIAN
1)
80.009
217
(10)
2012
700.000
380
(11)
TARGET
2014
- Kekurangan
Anggaran Tahun
2010;
- Alokasi Anggaran
Tahun 2011 yang
tidak dapat
termanfaatkan;
- Penertiban DIPA
APBN-P 2012
terlambat;
- Kenaikan
pemerintah
daerah.
- Kelembagaan
penyelenggaraan
pembangunan
perumahan dan
permukiman
belum mantap,
dan efisiensi
- pembangunan
perumahan
masih rendah
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 6
- Refocusing dan
rasionalisasi
sasaran pembangunan
Tahun 2013
dan Tahun
2014
- Peningkatan
kualitas perencanaan program dan
termasuk
pemerintah
daerah dan
penyedia
layanan
prasarana,
sarana, dan
utilitas.
- meningkatkan
kualitas dari
pemenuhan
kriteria
kesiapan
sebelum
pelaksanaan
program
termasuk lahan
dan organisasi
pengelola.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-112
Bantuan subsidi
perumahan tahun
2010-2014
Pembayaran
tunggakan subsidi
tahun 2008-2009
7.
(2)
(1)
4.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
50.000 unit
500.000 unit
187.006 unit
Terbangunnya
1.350.000 unit
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Terbangunnya
50.000 unit
Terbangunnya
50.000 unit
Terbangunnya
50.000 unit
Jumlah bantuan
subsidi
perumahan
RPJMN 2010-2014
unit
unit
unit
Unit
(5)
SATUAN
Keme
npera
Keme
npera
Keme
npera
Keme
npera
(6)
K/L
517.586
698.711
212.783
(7)
2009
20.000
2.000
90.000
92.431
(8)
2010
(9)
2011
35.738
12.353
270.770
114.201
CAPAIAN
1)
230.000
18.159
73.923
(10)
2012
50.000
50.000
1.350.000
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
Anggaran yang
kegiatan
tidak didukung
- Pengembangan
SDM yang
Pendataan
memadai;
- Penguatan
Lemahnya
Peran Pemedukungan
rintah Daerah
kelembagaan
- Penambahan
bidang PKP di
Anggaran
Daerah;
Kemenpera
Sasaran RPJM
Nasional Tahun
2010-2014 yang
diperkirakan
tidak dapat
tercapai;
Penugasan
Khusus yang
diperkirakan
tidak dapat
tercapai;
Kapasitas Sumber
Daya yang tidak
memadai;
Inefisiensi Alokasi
Anggaran;
Terbatasnya
akses masyarakat
berpenghasilan
rendah terhadap
penguasaan dan
legalitas lahan;
Terbatasnya
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-113
(2)
(1)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
akses masyarakat
terhadap pembiayaan
perumahan;
- Belum optimal
nya dan
tersedianya
kelembagaan
penyelenggaraan
pembangunan
perumahan dan
permukiman;
- Belum mantap
nya pasar primer
dan pembiayaan
sekunder
perumahan;
- 14) Masih rendah
efisiensi dalam
pembangunan
perumahan.
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
Pengendalian banjir,
lahar gunung berapi
dan pengamanan
pantai
Terlindunginya
kawasan seluas
48,66 ribu
hektar dari bahaya
banjir dan
terlindungi-nya
kawasan pantai
Panjang
sarana/prasarana
pengendali banjir
yang dibangun
km
PU
70
4)
321
463
65
216
Peningkatan
frekuensi dan
intensitas bencana
banjir dan abrasi
pantai akibat
kecenderungan
- perubahan land-
Lamp. 6
Pengendalian dan
pengurangan
dampak banjir
dan tanah longsor
secara struktural
dan nonstruktural melalui
5. Pengendalian Banjir :
Penyelesaian pembanguna prasarana pengendalian banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum 2012 dan penanganan secara terpadu daerah aliran sungai Bengawan Solo Sebelum 2013
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
(14)
Status
L-114
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
sepanjang 80 km
dari abrasi
pantai serta
terkendalinya 16
3
juta m lahar
gunung
berapi/sedimen
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Panjang sarana/
prasarana
pengendali banjir
yang direhabilitasi
RPJMN 2010-2014
km
(5)
SATUAN
PU
(6)
K/L
4)
148
(7)
2009
171
(8)
2010
CAPAIAN
144
(9)
2011
84
(10)
2012
1)
386
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
peningkatan
kinerja sarana dan
prasarana (baik
melalui pembangunan,
rehabilitasi dan
optimalisasi
kinerja OP) serta
penerapan
pendekatan flood
management.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-115
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
buah
buah
km
Jumlah sarana
/prasarana
pengendali lahar/
sedimen yang
direhabilitasi
Jumlah sarana/
prasarana
pengendali lahar/
sedimen yang
dioperasikan dan
dipelihara
Panjang sarana/
prasarana
pengaman pantai
yang dibangun
km
buah
Jumlah sarana/
prasarana
pengendali lahar/
sedimen yang
dibangun
Panjang sarana/
prasarana
km
Panjang sarana/
prasarana
pengendali banjir
yang dioperasikan
dan dipelihara
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
PU
PU
PU
PU
PU
PU
(6)
K/L
5)
5)
31
0.3 km
10
10 km
135
(7)
2009
25
11
13
611
(8)
2010
CAPAIAN
51
18
43
648
(9)
2011
21
17
10
10
430
(10)
2012
1)
50
30
150
85
28
2.000
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 6
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-116
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
Lokasi
Waduk
Terbangunnya
prasarana
pengendali banjir
di DAS Bengawan
Solo (pompa)
Terbangunnya
waduk prasarana
pengendali banjir
Terkendalinya
bahaya banjir di
Daerah Aliran
Sungai Bengawan
6)
Solo
km
(5)
SATUAN
Diselesaikannya
pembangunan
Kanal Banjir Timur
6)
paket 22 s/d 29
Panjang sarana/
prasarana
pengaman pantai
yang dipelihara
pengaman pantai
yang direhabilitasi
(4)
INDIKATOR
Diselesaikannya
dan berfung-sinya
Kanal Banjir Timur
untuk mengurangi
daerah genangan
akibat banjir di
6)
wilayah Jakarta
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
PU
8)
n.a
PU
PU
(7)
2009
PU
(6)
K/L
8)
8 lokasi
Paket
22-29
10
(8)
2010
25
(9)
2011
9)
Paket
7)
30-31
CAPAIAN
5 Lokasi
n.a
n.a
(11)
TARGET
2014
50
1)
14
(10)
2012
Pelaksanaan
pembangunan
waduk dan prasarana pengendali
banjir di DAS
Bengawan Solo
terhambat proses
pembebasan lahan
seperti terkendala
Beroperasinya
Kanal Banjir Timur
Jakarta tidak akan
serta merta membebaskan wilayah
DKI Jakarta dari
ancaman banjir
karena sebagian
besar sungai yang
melintasi wilayah
DKI Jakarta telah
mengalami penurunan kapasitas
pengaliran.
(12)
PERMASALAHAN
Peningkatan
kualitas kegiatan
persiapan baik
dalam aspek
teknis maupun
aspek sosial
kemasyarakatan
yang diiringi
dengan upaya
Normalisasi Kali
Pesanggrahan,
Kali Angke dan
Kali Sunter
dengan tujuan
untuk mengembalikan kapasitas
pengaliran yang
saat ini telah
menurun akibat
pendangkalan.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-117
(2)
(1)
(3)
SASARAN
Waduk
Paket
2 Lokasi
Terpeliharanya
waduk di DAS
Bengawasn Solo
Terlaksananya
konservasi di DAS
Bengawan Solo (2
lokasi)
(5)
SATUAN
Terehabilitasinya
prasarana
pengendali banjir
di DAS Bengawan
Solo (8 waduk)
di DAS Bengawan
Solo
(4)
INDIKATOR
PU
PU
PU
(6)
K/L
(7)
2009
1 paket
(8)
2010
(9)
2011
1 paket
CAPAIAN
1)
1 paket
(10)
2012
2 Lokasi
1 paket
(11)
TARGET
2014
izin penggunaan
kawasan hutan,
permintaan ganti
rugi lahan yang sulit
dipenuhi secara
peraturan
perundangan dan
penolakan
masyarakat.
1.
Pelaksanaan
Pemberdayaan dan
Pemerataan
pembangunan sarana
dan prasarana
informatika
Meningkatnya
layanan akses
informasi dan
komunikasi di
wilayah non
komersial
Ibukota Provinsi
yang terhubung
dengan jaringan
backbone nasional
serat optik
%
Keme
nkomi
nfo
Pembangunan
link
MataramKupang
29 prov
29 prov
29 prov
33 prov
(12)
PERMASALAHAN
Pembangunan
jaringan broadband
baik antar pulau
(backbone) maupun
jaringan ke ibukota
kab/kota (ekstensi)
selama ini dilakukan
oleh PT Telkom
dengan menggunakan dana
6 TELEKOMUNIKASI:
Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia bagian timur sebelum 2013 dan maksimalisasi tersedianya akses komunikasi data dan suara bagi seluruh rakyat
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
Lamp. 6
Untuk
memastikan
pencapaian target
pembangunan
jaringan broadband yang
dilaksanakan oleh
PT Telkom,
Kementerian
Komunikasi dan
koordinasi
dengan stakeholder terkait.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-118
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(13)
Informatika serta
Tim Kerja
Konektivitas,
Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
Ekonomi
Indonesia perlu
melakukan
koordinasi dengan
PT Telkom dan
pemantauan
terhadap pelaksanaannya.
korporat. Adapun
komitmen pembangunannya
adalah 422 kab/
kota hingga 2014.
Pembangunan
jaringan backbone
di wilayah timur
Indonesia yang
menghubungkan
Sulawesi, Maluku
dan Papua (SMP
Cable System)
sedianya dimulai
pada Juli 2012
tetapi mengalami
penundaan terkait
penyesuaian
spesifikasi kabel
laut dengan kondisi
kebencanaan di
wilayah tersebut.
Saat ini proyek SMP
Cable System
sedang dalam
proses lelang serta
dijadwalkan untuk
dimulai pada akhir
tahun 2012 dan
selesai pada tahun
2014.
TINDAK LANJUT
(12)
PERMASALAHAN
(14)
Status
L-119
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(8)
-88%
n.a
2010
(7)
2009
CAPAIAN
-88%
(9)
2011
-88%
(10)
2012
1)
-100%
(11)
TARGET
2014
Sementara itu,
pembangunan
jaringan ekstensi ke
ibukota kab/kota
pada tahun 2011
telah mencapai
target 17 kab/kota
sehingga pada akhir
tahun 2011
terdapat 328
kab/kota. Adapun
pembangunan
tahun 2012 saat ini
masih berlangsung.
Target awal sebesar
51 kab/kota direvisi
menjadi 33
kab/kota karena
beberapa kab/kota
terhubung dengan
proyek SMP Cable
System yang belum
dimulai. Hingga
Oktober 2012,
pembangunan
jaringan sudah
dilakukan di 15
kab/kota,
sedangkan 18
kab/kota lainnya
dijadwalkan selesai
pada Desember
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 6
Adapun untuk
mempercepat
pelaksanaan
pembangunan
jaringan
broadband oleh
Pemerintah,
Kementerian
Komunikasi dan
Informatika perlu
segera mempersiapkan
pelelangan proyek
Palapa Ring agar
pembangunan
dapat dimulai
pada tahun 2013.
Sesuai surat
Menteri
Keuangan,
penggunaan ICT
Funduntuk
membiayai
proyek Palapa
Ring dilakukan
dalam bentuk
belanja modal
dengan dua tahap
pelelangan yaitu
untuk pembangunan
jaringan dan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-120
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
Ibukota Kab/Kota
yang terhubung
secara broadband
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
311
kab/kota
(7)
2009
311
kab/kota
(8)
2010
(9)
2011
328
kab/kota
CAPAIAN
1)
343
kab/kot
a
(10)
2012
437
kab/kota
(11)
TARGET
2014
2012.
(12)
PERMASALAHAN
pemilihan
pelaksana/pemeli
hara jaringan.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-121
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
NO
(1)
(3)
SASARAN
Desa ibukota
kecamatan yang
dilayani akses
internet (total
target 5.748 desa)
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
Proses
pelelangan
4.269
desa
(74,3%)
5.706
desa
(99,3%)
30.413
desa
(91,6%)
27.670
desa
(83,4%)
24.051
desa
(72,5%)
66%
63%
63%
(9)
2011
(8)
2010
(7)
2009
CAPAIAN
1)
6.694
desa
(-116,
50%)
30.441
desa
(91,7%)
69%
(10)
2012
5.748 desa
(100%)
33.184
desa
(100%)
88%
(11)
TARGET
2014
Penyediaan jasa
akses
telekomunikasi
hingga Juni 2012
sudah mencapai
30.441 desa atau
92% dari target
desa. Penyediaan
jasa di 2.743 desa
lainnya akan
diselesaikan dalam
dua tahun terakhir
sehingga target
RPJMN 2010-2014
terpenuhi.
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 6
Untuk
memastikan
penggunaan
fasilitas internet
secara optimal
termasuk
pengisian content,
perlu dilakukan
pengawasan dan
Kementerian
Komunikasi dan
Informatika
melaku-kan
pengawasan
terha-dap
pelaksanaan
proyek
sertaberkoordinas
i de-ngan
pemerintah
daerah untuk
memastikan layanan tersebut
diketahui dan
dapat digunakan
oleh pemerintah
daerah dan
masyarakat
setempat.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-122
(2)
(1)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
CAPAIAN
(9)
2011
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(13)
koordinasi secara
terpadu antara
Kementerian
Komunikasi dan
Informatika dan
Kementerian/Lem
baga sektor
pengguna.
beberapa sentra
produktif (tidak lagi
berbasis
wilayah/desa)
sesuai
denganpermintaan/
masukan
Kementerian/Lemb
aga pengguna
layanan, seperti
kelautan dan
perikanan, UKM.
TINDAK LANJUT
(12)
PERMASALAHAN
1.
Pembinaan dan
Pengembangan
Sistem Transportasi
Perkotaan
Tersusunnya 100%
rencana dan
program sistem
transportasi dan
evaluasi
pelaksanaan
program
Jumlah rencana
Induk Angkutan
Perkotaan,
Rencana Induk
Sistem Informasi
Lalu Lintas
Perkotaan,
Laporan evaluasi,
Terselenggaranya
ATCS, Jumlah
Fasilitas
Keselamatan
Transportasi
perkotaan
Paket
Keme
nhub
- Tingginya tingkat
kemacetan
transportasi
khususnya di
wilayah perkotaan
- Menurunnya
kualitas lingkungan sebagai salah
satu dampak
transportasi
darat.
- Kurang optimalnya peran
- Pengembangan
jaringan
pelayanan
transportasi
secara antarmoda dan
intermodal(teri
ntegrasi)
- Peningkatan
iklim kompetisi
secara sehat
agar dapat
meningkatkan
efesiensi dan
(14)
Status
7. Transportasi Perkotaan:
Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan) sesuai dengan Cetak Biru Transportasi Perkotaan, termasuk penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di
Jakarta (MRT danMonorail) selambat-lambatnya 2014.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
L-123
9)
8)
7)
6)
5)
4)
3)
2)
1)
Keterangan
Jumlah
Penyelenggara-an
Transportasi
Ramah Lingkungan
Terselenggaranya
Transportasi
Ramah lingkungan
Jumlah Monorail
dan MRT
Jumlah
Pengembangan
Bus Rapid Transit
(BRT),
KotaPercontohan,
Kawasan
Percontohan.
Terselenggaranya
Transportasi
Perkotaan
Terselenggaranya
angkutan kereta
listrik di Jakarta
(MRT dan
monorail)
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
Paket
Paket
Paket
(5)
SATUAN
Keme
nhub
Keme
nhub
(6)
K/L
Penyelesaian
Pembangunan
angkutan kereta
listrik di Jakarta (MRT
dan monorail)
(2)
(1)
2.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
NO
RPJMN 2010-2014
n.a
n.a
(7)
2009
n.a
n.a
(8)
2010
CAPAIAN
n.a
n.a
(9)
2011
n.a
n.a
(10)
2012
1)
n.a
n.a
(11)
TARGET
2014
swasta,
masyarakat dan
pemerintah
daerah dalam
penyediaan
infrastruktur
angkutan massal
yang handal.
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 6
memberikan
alternaif bagi
pengguna jasa
dengan tetap
mempertahankan keberpihakan
pemerintah
sebagai
regulator
terhadap
pelayanan
umum yang
terjangkau oleh
masyarakat.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
Status
L-124
L-125
(2)
(1)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
Kegiatan Perancangan
Peraturan Perundangundangan
Peningkatan
kualitas RUU dan
peraturan
perundangundangan di
bawah UU
(RanperUU) di
DPR serta tenaga
fungsional
Perancang
PerUUan
peraturan
perundangundangan
peraturan
perundangundangan
1. Persentase
yang mampu
menjawab
kebutuhan
masyarakat dan
perkembangan
2. Persentase
yang selesai di
bahas di DPR
secara tepat
waktu
Kemenkumha
m
Kemenkumha
m
n.a
n.a
Tercapai
25 %
yaitu 3
RUU
dan 3
RPP,
RUU
terdiri
dari
Perubah
-an UU
Desain
Industri,
RUU
perubah
-an UU
Paten,
RUU
perubah
-an UU
Pengadilan
Anak.
dan RPP
mengenai RPP
4 RUU
Prakarsa
Pemerintah, 4
RUU
inisiatif
DPR, 5
RUU yang
ditugas-
2 RPP, 1 R
PERPRES
dan 21
RPERMEN
2 dari 6
RUU
sudah
selesai
dibahas
di DPR
yakni
UU
tentang
7 RUU
dan 6
RPP
dalam
tahap
penyusunan
Penyusunan
Peraturan Tingkat
daerah masih masih
belum sesuai dengan
Undang-undang No.
12 Tahun 2011
Lamp. 7
100%
100%
Meningkatkan
peran kantor
wilayah dalam
pelaksanaan
tugas-tugas
pembentukan
peraturan
perundangundangan tingkat
daerah dengan
memberdayakan
tenaga-tenaga
perancang
peraturan
perundangundangan
1.KEPASTIAN HUKUM :
Reformasi regulasi secara bertahap di tingkatan nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
RPJMN 2010-2014
LAMPIRAN 7
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 7 : Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Tahun 2010-2012
L-126
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(9)
kan
Presiden
dan 1 RUU
Kumulatif
terbuka
melaksa
nakan
UU
Merek,
RPP Visa
ijin
masuk
dan ijin
keimigra
sian,
dan RPP
Pelaksanaan
Hak
cipta
2011
(8)
2010
CAPAIAN
1)
pengesa
-han
Persetujuan
antara
Pemerin
-tah
Republik
Indonesia dan
Pemerin
-tah
Daerah
Adminis
-trasi
Khusus
Hongko
ng RRC
tentang
Bantuan
Hukum
Timbal
Balik
dalam
masalah
Pidana
dan UU
Sistem
Peradilan
Pidana
Anak
(10)
2012
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-127
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
(3)
SASARAN
peraturan
perundangundangan
peraturan
perundangundangan
4. Persentase
kelengkapan
dokumentasi
dan pustaka
secara akurat
dan up to date
5. Pembenahan
Peraturan
PerUUan di
bidang
Pertanahan,
tata ruang dan
(5)
SATUAN
Orang
(4)
INDIKATOR
3. Persentase
tenaga
fungsional
perancang
peraturan perUU yang
mendapat
kualifikasi dan
promosi sesuai
standar secara
tepat waktu
dan akuntabel
RPJMN 2010-2014
Kemenk
umham
Kemenkumha
m
Kemenkumha
m
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
(8)
2010
n.a
53
Peraturan
Perundangundangan
23 dari 81
orang yag
mendapat
kan
kualifikasi
dan
promosi
secara
tepat
waktu dengan
administra
-si yang
akuntabel
selebihnya sesuai
dengan
standar.
(9)
2011
CAPAIAN
n.a
n.a
n.a
(10)
2012
1)
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 7
n.a
100%
100%
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-128
Kegiatan Harmonisasi
Peraturan Perundangundangan
(2)
(1)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
Meningkatkan
keharmonisan
rancangan
peraturan
perundangundangan tingkat
pusat bidang
politik, hukum,
(3)
SASARAN
1. Persentase di
bidang politik,
hukum dan
keamanan
peraturan
perundangundangan
peraturan
perundangundangan
7. Peraturan
PerUUan di
bidang yang
mendorong
pemberantasan
Korupsi
(5)
SATUAN
peraturan
perundangundangan
LH
(4)
INDIKATOR
6. Peraturan
PerUUan di
bidang
mekanisme
Perlindungan
Saksi dan
Pelapor
RPJMN 2010-2014
Kemenk
umham
Kemenkumha
m
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
Dari 219
permoh
onan
harmoni
sasi
Peraturan
Perunda
(8)
2010
8 RUU, 4
RPP dan 4
RPERPRES
telah diharmonisa
si
4 RUU
yakni RUU
Perampasan
Aset, RUU
Pemberantasan
Tipikor,
RUU
KUHP dan
RUU
KUHAP
1 RUU
Perlindun
gan Saksi
dan
Korban
(9)
2011
CAPAIAN
1)
6 RUU, 4
RPP dan
5
RPERPR
ES
selesai
harmoni
sasi
n.a
Direnca
nakan
untuk
masuk
dalam
Prolegnas
2013
(10)
2012
100%
100%
100%
(11)
TARGET
2014
Perancangan
peraturan Perundangundangan yang
dimintakan harmonisasi semakin meningkat.
(12)
PERMASALAHAN
Mempercepat
pengharmonisasian Rancangan
Peraturan
Perundangundangan yang
dimohonkan
peng-
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-129
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
keamanan,
keuangan,
perbankan,
industri,
perdagangan,
sumber daya
alam, riset,
teknologi,
kesejahteraan
rakyat yang
harmonis
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
2. Persentase di
bidang
keuangan dan
perbankan
RPJMN 2010-2014
peraturan
perundangundangan
(5)
SATUAN
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
ngundanga
n yang
dapat
diselesai
kan
harmoni
sasinya
adalah
140
peraturan
perundangundangan
(8)
2010
4 RUU dan
44 RPP
telah diharmonisa
si
(9)
2011
CAPAIAN
1)
4 RPP
dalam
proses
harmo
nisasi
3 RUU,
33 RPP
selesai
harmo
nisasi
5 RUU, 5
RPP dan
1
RPERPR
ES
dalam
Proses
harmoni
sasi
(10)
2012
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 7
100%
100%
100%
(11)
TARGET
2014
harmonisasian
peraturan
perundangundangan yang
diharmonisasikan
di Dirjen
Peraturan
Perundangundangan
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-130
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
(3)
SASARAN
peraturan
perundangundangan
peraturan
perundangundangan
3. Persentase di
bidang industri
yang harmonis
4. Persentase di
bidang kesra
SATUAN
(5)
INDIKATOR
(4)
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
(8)
2010
1 RUU dan
11 RPP
telah diharmonisa
si
4 RUU, 14
RPP dan 1
RPerpes
telah diharmonisa
si
(9)
2011
CAPAIAN
1)
6 RPP
dam 2
RPERPR
ES
Proses
harmoni
7 RPP
dan 5
RPERPR
ES
selesai
harmoni
sasi
4 RUU,
13 RPP
dan 2
RPERPR
ES
dalam
proses
harmoni
sasi
8 RPP
dan 1
RPERPR
ES
selesai
harmoni
sasi
(10)
2012
100%
100%
100%
100%
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-131
(2)
(1)
(3)
SASARAN
(5)
peraturan
perundangundangan
peraturan
perundangundangan
peraturan
perundangundangan
5. Pembenahan
Peraturan
PerUUan di
bidang
Pertanahan,
tata ruang dan
LH
6. Peraturan
Perundangundangan di
bidang
mekanisme
perlindungan
Saksi dan
Pelapor
7. Peraturan
PerUUan yang
mendorong
pemberantasan
korupsi.
SATUAN
(4)
INDIKATOR
(6)
K/L
n.a
n.a
n.a
(7)
2009
(8)
2010
1 RUU
telah
diharmoni
sasi
1 RUU
telah
diharmoni
sasi
6 RPP
telah
diharmoni
sasi
(9)
2011
CAPAIAN
sasi
(10)
2012
1)
100%
100%
100%
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
Penerapan Sistem
Pelayanan Informasi
dan Perizinan Investasi
Diterapkannya
SPIPISE pada PTSP
di 33 provinsi dan
Jumlah provinsi
dan Kab/Kota
yang telah
Prov/Kab/
Kota
BKPM
n.a
73
83
83
Lamp. 7
83
2. PENYEDERHANAAN PROSEDUR:
Penerapan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik (SPIPISE) pada pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah dan
pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan surat ijin usaha perdagangan (SIUP)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
RPJMN 2010-2014
(14)
NOTIF
IKASI
L-132
40
kabupaten/kota
(2)
Secara Elektronik
(SPIPISE) pada
Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) di
beberapa kota yang
dimulai di Batam,
pembatalan Perda
bermasalah dan
pengurangan biaya
untuk memulai usaha
seperti Tanda Daftar
PErusahaan (TDP) dan
Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP)
(1)
menerapkan
SPIPISE
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
Peningkatan Kelancaran
Distribusi Bahan Pokok
Terlaksananya
kebijakan dan
bimbingan teknis
dalam rangka
peningkatan
kelancaran
distribusi dan
stabilisasi harga
bahan pokok
Jenis
orang
1. Jumlah
rumusan
kebijakan dan
standar, norma,
kriteria dan
prosedur di
bidang pembinaan pasar
dan distribusi
2. Jumlah pelaku
usaha yang
mengikuti
pembinaan,
Kemend
ag
n.a
n.a
1800
n.a
n.a
3. LOGISTIK NASIONAL:
Pengembangan dan Penetapan sistem logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi
(3)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
SASARAN
RPJMN 2010-2014
3.000
(11)
TARGET
2014
6. belum optimalnya
logistik nasional
sehingga menyebabkan biaya
distribusi barang
yang cukup tinggi
dan mengganggu
ketersediaan bahan
pokok pada waktuwaktu tertentu.
7. berbagai gejolak
yang secara langsung memicu
kenaikan harga
(12)
PERMASALAHAN
1. Peningkatan
dan perluasan
sistem National
Single Window
dalam rangka
pengembangan
logistik nasional
2. Penggabungan
sistem transportasi dan
pembangunan
daerah yang
terintegrasi
menjadi sebuah
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-133
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
(3)
SASARAN
pelatihan dan
bimbingan
teknis
(4)
INDIKATOR
n.a
n.a
6. Jumlah
perijinan di
bidang
pembinaan
pasar dan
distribusi yang
dijalani secara
online
7. Waktu
penyelesaian
perijinan dan
nonperijinan
Hari
n.a
n.a
(7)
5. Rata-rata rasio
koefisien variasi
harga di dalam
dan luar negeri
(6)
2009
n.a
(5)
SATUAN
K/L
4. Rata-rata rasio
koefisien variasi
harga provinsi
dan nasional
3. Rata-rata
koefisien variasi
harga bahan
pokok utama
RPJMN 2010-2014
12
0,22
1,8
4,5
(8)
2010
15
0,3
1,9
3,5
(9)
2011
CAPAIAN
15
0,4
2,1
2,2
(10)
2012
1)
pangan dunia,
seperti: krisis
pangan dunia dan
anomali cuaca yang
terjadi di berbagai
belahan dunia
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 7
11
<1
1,5 - 2,5
5-9
(11)
TARGET
2014
konektivitas
nasional
3. Pengembangan
Early Warning
System untuk
mendukung
stabilisasi harga
dan ketersediaan bahan
pokok
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-134
Terbangunnya
sarana distribusi
dalam rangka
kelancaran
distribusi barang
pokok
(3)
SASARAN
n.a
10
(7)
Jumlah
rekomendasi
penataan sistem
distribusi
Kemend
ag
(6)
2009
n.a
Unit
(5)
SATUAN
Jumlah
pembangunan
pusat distribusi
Jumlah pasar
percontohan
dibidang
pembinaan
pasar dan
distribusi
(4)
INDIKATOR
K/L
12 dan -
(8)
2010
15 dan 1
(9)
2011
CAPAIAN
1)
n.a
20 dan 1
(10)
2012
26 dan 5
(11)
TARGET
2014
Masih kurangnya
komitmen pemerintah daerah dan
masyarakat dalam
pembangunan sarana
distribusi perdagangan
(12)
PERMASALAHAN
Penerapan suatu
penerapan sistem
yang dapat
meningkatkan
komitmen daerah
dan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
sarana distribusi
perdagangan,
termasuk jaringan
distribusinya
(13)
TINDAK LANJUT
Pengelolaan Fasilitasi
Ekspor dan Impor
Tersedianya
kebijakan,
Koordinasi,
Bimbingan Teknis,
Monitoring dan
Evaluasi di bidang
fasilitasi ekspor
dan impor
Peraturan
Kegiatan
Jumlah
penerbitan
kebijakan
fasilitasi ekspor
dan impor
Jumlah
pengembangan
sistem
elektronik
1.
2.
Kemend
ag
n.a
n.a
n.a
4 SISTEM INFORMASI:
Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap
pertama cutom advanced Trade System (CATS) di dry port cikarang
Pengembangan Sarana
Distribusi Perdagangan
(2)
(1)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
RPJMN 2010-2014
(14)
NOTIF
IKASI
L-135
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
(3)
SASARAN
Perusahaan
Kegiatan
Kegiatan
Jumlah
bimbingan
teknis bidang
fasilitasi
perdagangan
Jumlah
koordinasi
bidang fasilitasi
perdagangan
Jumlah
partisipasi
sidang-sidang
fasilitasi
perdagangan di
dalam dan luar
negeri
jumlah laporan
evaluasi
4.
5.
6.
7.
(5)
SATUAN
Jumlah
pengguna
perijinan
ekspor/impor
online melalui
INATRADE
bidang fasilitasi
pelayanan
publik
(4)
INDIKATOR
3.
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
n.a
(7)
2009
60
1.536
(8)
2010
32
12
23
87
2.064
(9)
2011
CAPAIAN
1)
12
2.618
(10)
2012
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 7
17
60
7500
(11)
TARGET
2014
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-136
(2)
(1)
(3)
SASARAN
pelaksanaan
monitoring
fasilitasi
perdagangan
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
Pengembangan KEK di 5
lokasi melalui skema
Public Private
Partnership sebelum
2012
Terlaksananya
pengembangan
KEK di 5 lokasi
melalui skema
Public Private
Partnership
sebelum 2012
Meningkatnya
peranan sektor
perdagangan di
Kawasan Ekonomi
Khusus
Peraturan
Jumlah kebijakan
perdagangan yang
dilimpahkan ke
KEK
Terlaksananya
sosialisasi dan
promosi dalam
rangka
pengembangan
investasi di
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
Peraturan
Jumlah PP
tentang Kawasan
Ekonomi Khusus
BKPM
Kemendag
(6)
K/L
Penyempurnaan
Peraturan
Ketenagakerjaan
Peraturan yang
dapat mendorong
penciptaan
Tersusunnya
peraturan
kompensasi &
Peraturan
perundanga
n
Kemena
kertrans
6 KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN:
Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
RPJMN 2010-2014
Masuk
dalam
Prolegn
(7)
2009
Naskah
Akademis
4 negara
&7
daerah
(8)
2010
Penundaan revisi
dan
3 negara
&3
daerah
(9)
2011
CAPAIAN
1)
Permen
akertran
s No. 13
2
negara
&2
daerah
(10)
2012
7 negara
&8
daerah
(11)
TARGET
2014
(12)
PERMASALAHAN
Melakukan
sosialisasi dan
konsolidasi yang
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-137
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
Tersusunnya
peraturan
ketenagakerjaan
pusat dan daerah
Dokumen
Kajian
Peraturan tentang
penyelesaian
perselisihan HI
Harmonisasi
kebijakan jaminan
sosial
Kajian
penetapan PHK,
hubungan kerja
(PKWT &
outsourcing),
pengupahan,
perlindungan
pekerja, mogok
kerja
kesempatan kerja
dan memperkuat
lembaga H
(5)
SATUAN
Peraturan tentang
organisasi
pekerja/ buruh
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
as
(7)
2009
(8)
2010
dikeluarkan dari
Proleg1)
nas
(9)
2011
CAPAIAN
1)
tahun
2012
dan No.
19
Tahun
2)
2012
(10)
2012
Masih terdapat
tuntutan serikat
pekerja/serikat buruh
soal iuran jaminan
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 7
Sosialisasi
Sosialisasi
Sosialisasi
(11)
TARGET
2014
Sosialisasi tentang
UU 40/2004
tentang Sistem
Jaminan Sosial
Nasional dan UU
24/2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial, yang akan
beroperasi paling
lambat 1 Juli
2015.
lebih menyeluruh
dengan
melibatkan
pemangku
kepentingan yang
lebih luas untuk
menyampaikan
pentingnya
amendemen UU
13/2003.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-138
Pengelolaan
Kelembagaan dan
Pemasyarakatan
Hubungan Industrial
(2)
(1)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
No
Tercapainya
kesepakatan
dalam hubungan
kerja
yang sinergis
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Naskah
LKS Bipartit
Perwakilan
Jumlah lembaga
kerjasama (LKS)
bipartit di
perusahaan
Jumlah
perwakilan
pekerja, SP/SB &
pengusaha yang
mendapat
Dokumen
(5)
SATUAN
Mekanisme
perundingan
secara bipartit,
pencatatan,
keterwakilan dan
verifikasi SP/SB
Selarasnya
peraturan bidang
HI
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
12.115
(7)
2009
130
13.246
Inventarisasi
Perda HI
(8)
2010
2. 250
13.912
Review
(9)
2011
CAPAIAN
1)
14.339
Sosialisasi
(10)
2012
1.500
15.000
Sosialisasi
dan
konsolidasi
dengan
pemda
(11)
TARGET
2014
- Masih belum
tepatnya
mekanisme
penentuan
kebutuhan hidup
Mekanisme
penerapan upah
minimum sering tidak
mencapai
kesepakatan.
Belum dipahaminya
makna hubungan
industrial dengan baik
sehingga serikat
pekerja dan
pengusaha belum
harmonis.
sosial (BPJS).
(12)
PERMASALAHAN
Menyempurnakan
mekanisme
penentuan KHL.
Menyempurnakan
kebijakan
pengupahan
sebagai payung
hukum.
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-139
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
PRIORITAS
(2)
No
(1)
Terlaksananya
pengawasan
ketenagakerjaan
yang efekt
Diterapkannya
manajemen dan
standar K3.
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
Orang
Jumlah tenaga
pengawas yang
ditingkatkan
kapasitasnya
Orang
Orang
% kenaikan
tenaga pengawas
K3 bersertifikat
kompetensi
Jumlah Pengawas
ketenagakerjaan
Perusahaan
(5)
SATUAN
Jumlah
perusahaan yang
menerapkan
manajemen K3
pendidikan teknik
bernegosiasi
RPJMN 2010-2014
(6)
K/L
1.542
orang
(7)
2009
1.821
orang
60
270
Naik
10%
(8)
2010
1.404
orang
60
750
Naik 10%
(9)
2011
CAPAIAN
1)
1.295
orang
60
Naik
10%
(10)
2012
Masih terbatasnya
mekanisme kerja
pengawasan
ketenagakerjaan
Masih terbatasnya
jumlah tenaga
pengawas
ketenagakerjaan
(12)
PERMASALAHAN
Lamp. 7
1.633
orang
Naik 50%
%
perusahaa
n Naik
10%
(11)
TARGET
2014
Merumuskan
mekanisme atau
sistem pengawasan ketenagakerjaan
Meningkatkan
jumlah tenaga
pengawas
terutama di
daerah-daerah
rawan kasus K3
(13)
TINDAK LANJUT
(14)
NOTIF
IKASI
L-140
L-141
Penetapan kebijakan
energi yang
memastikan
penanganan energi
nasional yang
terintegrasi sesuai
dengan Rencana
Induk nasional
Transformasi dan
konsolidasi BUMN
bidang energi mulai
dari PLN dan
Petamina yang selesai
selambat-lambatnya
2010 dan diikuti oleh
BUMN lainnya
Kapasitas Energi :
Peningkatan kapasitas
pembangkit listrik
sebesar rata-rata
3000MW per tahun
mulai 2010 dengan
rasio elektrifikasi yang
mencapai 62 persen
pada 2010 dan 80
persen pada 2014 dan
produksi minyak bumi
sebesar lebih dari
1.01 juta barrel per
(2)
SUBSTANSI INTI
(1)
No.
Terjaminnya
pasokan energi
dan bahan baku
domestik
(3)
SASARAN
Jumlah produksi
minyak bumi
(4)
INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
MBOPD
(5)
SATUAN
KESDM
(6)
K/L
949
(7)
2009
902
(9)
2011
Lamp. 8
945
(8)
2010
CAPAIAN
LAMPIRAN 8
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 8 : Energi
Tahun 2010-2012
877
(10)
2012
1)
1.010
(11)
TARGET
2014
(14)
TINDAK LANJUT
- Permasalah-an
off-taker
- Kehilangan
- Meningkatkan
peluang
kehandalan
produksi
peralatan operasi
karena
migas
unplanned
- Meningkatkan
shutdown
koordinasi terkait
- Keterlam-batan
dalam mengatasi
proyek/
kendala sosial
pengembangdan pembebasan
an lapangan
lahan
(13)
PERMASALAHAN
Status
L-142
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
MVA
Jumlah
Kapasitas Gardu
Induk
Jumlah Panjang
jaringan
Total Kapasitas
Gardu Induk
Total Panjang
jaringan Distribusi
KMS
KMS
Jumlah Panjang
Transmisi
Total Panjang
Transmisi
MW
(5)
SATUAN
Jumlah
Kapasitas
Pembangkit
(4)
INDIKATOR
Total Kapasitas
Pembangkit
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
KESDM
KESDM
KESDM
KESDM
(6)
K/L
639.517
63.375
34.949
31.959
(7)
2009
679.424
65.669
35.147
33.983
(8)
2010
681.762
71.615
36.720
39.899
(9)
2011
CAPAIAN
1)
728.603
72.275
37.390
42.839
(10)
2012
718.786
76.234
54.411
3.000
(11)
TARGET
2014
Pembebasan
tanah, perizinan
dan kinerja
kontraktor yang
lambat
- Kendala
subsurface (a.l.
kenaikan water
cut, problem
kepasiran)
- Perpanjangan
planned
shutdown
- Kendala
perijinan,
khususnya ijin
lokasi,
pemboran dan
trans-portasi
- Permasalah-an
sosial
(pencurian
minyak dan
demonstrasi
masyarakat)
(13)
PERMASALAHAN
Apabila perizinan
tidak dapat
diselesaikan, akan
dilakukan reroad;
pendekatan kepada
masyarakat untuk
negosiasi harga,
memberi
peringatan kepada
kontraktor
(14)
TINDAK LANJUT
Status
L-143
(1)
No.
Energi Alternatif :
Peningkatan
pemanfaatan energi
terbarukan termasuk
energi alternatif
geotermal sehingga
mencapai 2000MW
pada 2012 dan
5000MW pada 2014
dan dimulainya
produksi Coal Bed
Methane untuk
membangkitkan listrik
pada 2011 disertai
pemanfaatan potensi
tenaga surya, mikro
hidro, bio energi, dan
nuklir secara
bertahap
(2)
SUBSTANSI INTI
Jumlah produksi
CBM
Persentase
Rasio
elektrifikasi
Rasio elektrifikasi
Terjaminnya
pasokan energi
dan bahan baku
domestik
Jumlah
Kapasitas Gardu
Distribusi
Distribusi
(4)
INDIKATOR
Total Kapasitas
Gardu Distribusi
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
MMSCFD
MVA
(5)
SATUAN
KESDM
KESDM
KESDM
(6)
K/L
65,79
34.725
(7)
2009
72,95
39.277
(9)
2011
Lamp. 8
67,15
35.703
(8)
2010
CAPAIAN
1)
75,90
39.556
(10)
2012
113,21
80,00
41.833
(11)
TARGET
2014
- Fasilitas
pemboran
terbatas, saat
ini menggunakan conentional drilling
(overspec
horse-power)
sehingga cost
sewa mahal
(conventional
800 ps;
unconventional 500 psi);
- Keterbatasan
rig drilling
untuk CBM.
Dalam
pelaksanaan
bergantian
antar lokasi/
perusahaan
sehingga
menunda
(13)
PERMASALAHAN
- Koordinasi yang
lebih intensif
dengan BPMIGAS
terkait dengan
ketersediaan
peralatan operasi
CBM
- Meningkatkan
studi GGR
- Meningkatkan
koordinasi terkait
dalam proses
perijinan
(14)
TINDAK LANJUT
Status
L-144
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
(5)
SATUAN
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
pekerjaan;
- Lokasi
pengeboran
daerah rawarawa, sehingga
menghambat
mobilisasi dan
jadwal
pemboran.
Dibuat kanal2
untk mobilisasi
fasilitas driliing
ke lokasi yang
memakan
waktu yg cukup
lama;
- Permasalahan
sosial;
- Perijinan &
tumpang tindih
lahan.
- Kompleksitas
kondisi bawah
permukaan;
- Internal KKKS
(operatorship,
financial/sharin
g risk, prioritas
holding);
- Kendala teknis
pada pompa
sumur yang
digunakan
untuk
(13)
PERMASALAHAN
(14)
TINDAK LANJUT
Status
L-145
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
(4)
Kapasitas energi
alternatif
geothermal
yang termanfaatkan
Meningkatnya
pemanfaatan
energi terbarukan
termasuk energi
alternatif
geothermal
sehingga
mencapai 2.000
MW pada 2012
dan 5.000 MW
pada 2014
INDIKATOR
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
MWe
(5)
SATUAN
ESDM
(6)
K/L
1.179
(7)
2009
1.226
(9)
2011
Lamp. 8
1.189
(8)
2010
CAPAIAN
1)
1.226
(10)
2012
5.795
(11)
TARGET
2014
- Tumpang
Tindih kawasan
hutan
- Negosiasi
kontrak (PPA)
dewatering;
- Proses PJBG
dan negosiasi
harga gas yang
belum
mencapai
kesepakatan.
(13)
PERMASALAHAN
- Telah
diamandemen
UU No. 27/2003
tentang Panas
Bumi telah
sampai tahap
pembahasan
antar kementerian dan
harmonisasi RUU
di Kementerian
Hukum dan HAM
&Telah ditandatanganingan Nota
Kesepahaman
antara Kementerian ESDM dan
Kementerian
Kehutanan
terkait 28 proyek
panas bumi yang
berada di
kawasan hutan
- Diperlukannya
amandemen UU
No 5 Tahun 1990
(14)
TINDAK LANJUT
Status
L-146
(1)
No.
(2)
SUBSTANSI INTI
Meningkatnya
pemanfaatan
potensi tenaga
surya dan
mikrohidro
(3)
SASARAN
Kapasitas
terpasang
pembangkit
listrik dari
sumber energi
surya dan
mikrohidro
(4)
INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
MWp
(5)
SATUAN
ESDM
(6)
K/L
16,43
(7)
2009
17,66
(8)
2010
21,56
(9)
2011
CAPAIAN
1)
54,49
(10)
2012
385,49
(11)
TARGET
2014
- Belum ada
regulasi
penetapan
wilayah aliran
dan terjunan
air (WATA)
- Harga tidak
kompetitif
- Biaya Investasi
PLTS relatif
(13)
PERMASALAHAN
- Menetapkan
Regulasi WATA
- Penetapan feed
in tariff
- Perlu skema
kredit yang
mendukung
pembangunan
PLTS
tentang
Konservasi
Sumber Daya
Alam Hayati serta
UU No 41 Tahun
1999 Kehutanan
Telah diterbitkan
Peraturan
Menteri ESDM
Nomor 22 Tahun
2012 terkait
Feed in Tariff
Panas Bumi dan
telah
diundangkan
pada Berita
Negara RI Tahun
2012 No.850
- Pemerintah
memberikan
Jaminan
Kelayakan Usaha
kepada PT.PLN
(14)
TINDAK LANJUT
Status
L-147
(2)
Konversi menuju
penggunaan gas:
Perluasan program
konversi minyak
tanah ke gas sehingga
mencakup 42 juta
Kepala Keluarga pada
2010; penggunaan
gas alam sebagai
bahan bakar angkutan
umum perkotaan di
Palembang, Surabaya
SUBSTANSI INTI
(1)
No.
Terwujudnya
pengurangan
beban subsidi
BBM dan listrik
Jumlah
pendistribusian
paket perdana
Jaminan
pasokan gas
untuk industri,
transportasi,
pembangkit
listrik
Kapasitas
pembangkit dari
sumber energi
biomassa
Meningkatnya
pemanfaatan
potensi bioenergi
Terjaminnya
pasokan energi
dan bahan baku
domestik
(4)
INDIKATOR
(3)
SASARAN
RPJMN 2010-2014
KESDM
KESDM
Paket
(ribu)
ESDM
(6)
MW
(5)
SATUAN
K/L
24.355,4
405
(7)
2009
5.603,9
4.714,7
Lamp. 8
82,5
500
(9)
2011
70
450
(8)
2010
CAPAIAN
1)
212,96
83
550
(10)
2012
a. Faktor Internal:
- Lemahnya
koordinasi
dengan
stakeholder
terkait (PT
Pertamina
Persero)
- Terdapat
ketidaktepatan
distribusi paket
perdana
- Keterbatasan
infrastruktur
gas bumi
- Jauhnya jarak
lokasi sumber
gas dan
pengguna gas
Kebijakan harga
jual (Feed in
Tariff) untuk
sampah kota
dianggap belum
menarik
besar
(13)
PERMASALAHAN
70
700
(11)
TARGET
2014
- Meningkatkan
koordinasi
dengan
stakeholder
terkait (PT
Pertamina
Persero)
- Peningkatan
pengawasan
(baik terhadap
ketidak tepatan
pendistribusian
- Mengoptimalkan
pembangunan
infrastruktur gas
bumi
- Mendekatkan
pengguna gas
dengan sumber
gas
Revisi Permen 04
tahun 2012 untuk
pembangkit listrik
dari sampah kota
(14)
TINDAK LANJUT
Status
L-148
(1)
No.
dan Denpasar
(2)
SUBSTANSI INTI
(3)
SASARAN
- Jumlah
wilayah
penggunaan gas
alam sebagai
bahan bakar
angkutan umum
perkotaan
(4)
INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
Wilayah
(5)
SATUAN
KESDM
(6)
K/L
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(14)
TINDAK LANJUT
kepada yang
serta terhadap
tidak berhak
paket perdana
- Terdapat paket
yang dalam
perdana yang
kondisi rusak
diterima
atau tidak
masyarakat
lengkap).
dalam kondisi
- Meningkatkan
rusak atau tidak
koordinasi
lengkap
dengan Pemerintah Daerah
b. Faktor Eksternal
baik tingkat I
- Adanya ledakan
maupun tingkat II
LPG 3kg yang
- Pembentukan
diakibatkan
Satuan Tugas
oleh kebocoran
(Satgas) Sosiaselang maupun
lisasi dan Edukasi,
tabung gas
Satuan Tugas
- Kondisi
Intensifikasi
geografis yang
Pengawasan, dan
sangat luas
Satuan Tugas
yang merupaPelayanan
kan daerah
Informasi dan
terkonversi
Komunikasi
- Terlambat
Publik Pengaperijinan dari
manan Penggudaerah
naan Elpiji (LPG)
- Kurangnya
3 kg untuk
koordinasi
menanggulangi
Pemerintah
dampak negatif
Propinsi
dari kasus
dengan
ledakan pada LPG
Pemerintah
Tabung 3 kg dan
Kabupaten/
menjamin
Kota
keselamatan
(13)
PERMASALAHAN
Status
L-149
(1)
No.
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
2)
1)
(2)
SUBSTANSI INTI
RPJMN 2010-2014
(7)
2009
(8)
2010
(9)
2011
CAPAIAN
(10)
2012
1)
(11)
TARGET
2014
(14)
serta keamanan
penggunaan LPG
tabung 3 kg.
- Adanya Pilkada
(adanya
kepentingan
spesifik di
masing-masing
daerah)
TINDAK LANJUT
(13)
PERMASALAHAN
Lamp. 8
Status
L-150
L-151
Penyelenggaraan
Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, dan Reklamasi
Hutan di DAS Prioritas
Tersedianya
perangkat kebijakan
pengelolaan
kualitas ekosistem
gambut, yang
terpadu dan
bersifat lintas K/L
Berkurangnya lahan
kritis melalui
rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Fasilitasi
rehabilitasi
hutan
mangrove,
gambut dan
rawa seluas
295.000 ha
Penyelesaian
pemetaan
kesatuan
hidrologi
gambut di 8
provinsi yang
terkoordinasi
dengan K/L
terkait
Verifikasi
karakteristik
ekosistem
gambut di 5
provinsi yang
terkoordinasi
antar K/L terkait
Penyelenggaraan
Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, dan Reklamasi
Hutan di DAS Prioritas
Berkurangnya lahan
kritis melalui
rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Fasilitasi
rehabilitasi
hutan dan lahan
kritis pada DAS
No.
Lamp. 9
Kemenhut
KLH
Provinsi
ha
KLH
Kemenhut
Persen (%)
ha
229.217
10
742.364
25
10.401
1.251.883
NA
NA
(terakumu
-lasi
dalam
pencapaian RHL)
1.600.000
100
295.000
RPJMN 2010-2014
Perkembangan Pencapaian
Target
Notifika
K/L
Permasalahan
Tindak Lanjut
2014
si
Kegiatan
Sasaran
Indikator
Satuan
2010
2011
2012
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1. PERUBAHAN IKLIM:
Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut, peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500.000 ha per tahun, dan penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas
kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan, seperti Dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan (IHPH), provisi sumber daya hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi
LAMPIRAN 9
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 9 : Lingkungan Hidup dan Bencana Alam
Tahun 2010-2012
L-152
Pengembangan
Perhutanan Sosial
Kegiatan
(3)
Meningkatnya
pengelolaan hutan
melalui
pemberdayaan
masyarakat
RPJMN 2010-2014
Sasaran
Indikator
(4)
(5)
Prioritas
Satuan
(6)
(7)
K/L
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
(8)
(9)
(10)
Target
2014
(11)
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
Notifika
si
(14)
Fasilitasi
ha
Kemenhut
528.507
1.036.678 1.537.005 2.500.000
penetapan areal
kerja
pengelolaan
Hutan
Kemasyarakatan dan Hutan
Desa
Fasilitasi
ha
Kemenhut
51.506
102.067
158.421
250.000
pembangunan
hutan rakyat
kemitraan
untuk bahan
baku industri
pertukangan
c
Pengelolaan dan
Kawasan
ha
KKP
1.267.751 2.542.353 3.225.100 4.500.000
Terkelolanya 20%
Pengembangan
konservasi laut
kawasan ekosistem
Konservasi Kawasan
dan kawasan
terumbu karang,
dan Jenis
konservasi
lamun, mangrove
perairan tawar
dan 15 jenis biota
dan payau yang
perairan yang
dikelola secara
terancam punah
berkelanjutan
3. Penekanan Laju Deforestasi secara sungguh-sungguh iantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan, seperti Dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan
(IHPH), provisi sumber daya hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi
a
Penyelenggaraan
Berkurangnya lahan (capaian
ha per-tahun
Kemenhut
450.000 (periode 2009Rehabilitasi Hutan dan
kritis melalui
indikator pada
2011)
Lahan, dan Reklamasi
rehabilitasi dan
RPJMN sudah
reklamasi hutan
tercakup pada
Hutan di DAS Prioritas
sasaran
peningkatan
rehabilitasi
hutan dan
(1)
No.
L-153
Pengawasan dan
Evaluasi Pemanfaatan
Ruang
Kegiatan
(3)
Terlaksananya
pengawasan
pemanfaatan ruang
dan evaluasi
pemanfaatan ruang
berdasarkan daya
dukung dan daya
tampung
lingkungan yang
terpadu dan
bersifat lintas K/L
% penyelesaian
dokumen
pedoman
kebijakan
pengawasan
pemanfaatan
ruang
berdasarkan
daya dukung
dan daya
tampung
lingkungan [dari
5 dokumen
yang direncanakan yang
terkoordinasi
antar K/L
RPJMN 2010-2014
Sasaran
Indikator
(4)
(5)
lahan)
Satuan
(6)
KLH
(7)
K/L
NA
20
40
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
(8)
(9)
(10)
100
Target
2014
(11)
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
Notifika
si
(14)
Pengendalian
Pencemaran Air
Menurunnya beban
pencemar air dan
udara dari industri
yang dipantau dan
diawasi
Jumlah industri
pertambangan,
energi dan
migas, agroindustri dan
manufaktur
yang dipantau
dan diawasi
KLH
Lamp. 9
industri
705
996
1.312
680
1. Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa
(1)
No.
L-154
Kegiatan
(3)
Pengelolaan B3 dan
Limbah B3 Manufaktur,
Agroindustri, dan Jasa
RPJMN 2010-2014
Sasaran
Indikator
(4)
(5)
Meningkatnya
Jumlah
kebijakan dan
pengawasan
penaatan
kinerja industri
pengelolaan B3 dan yang dilakukan
limbah B3 serta
pembinaan dan
meningkatnya
pengawasan
jumlah limbah B3
yang dikelola dalam
kegiatan
pertambangan,
energi, minyak dan
gas, manufaktur,
agroindustri dan
jasa
Pengendalian
Kebakaran Hutan
Meningkatnya
sistem pencegahan
pemadaman,
penanggulangan
dampak kebakaran
hutan, dan lahan
Pengendalian
Pencemaran Air dan
Pengendalian
Pencemaran Udara
Menurunnya beban
pencemar udara
dan air dari industri
yang dipantau dan
diawasi
(capaian
indikator pada
RPJMN sudah
tercakup pada
sasaran
penurunan
beban
pencemar
lingkungan)
Hotspot di
Pulau
Kalimantan,
Sumatera dan
Sulawesi
berkurang 20%
per tahun dari
rerata 20052009
(1)
b
No.
industri
Satuan
(6)
industri
KLH
Kemenhut
(7)
KLH
K/L
705
83,42%
996
51,65%
1.312
45,11%
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
(8)
(9)
(10)
NA
NA
1.312
680
67,20%
Target
2014
(11)
795
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
Notifika
si
(14)
L-155
Kegiatan
(3)
RPJMN 2010-2014
Sasaran
Indikator
(4)
(5)
Pembinaan
Penyelenggaraan
Pengelolaan DAS
Terselenggaranya
pengelolaan DAS
secara terpadu
pada DAS Prioritas
Rencana
Pengelolaan
DAS Terpadu
DAS
Satuan
(6)
Kemenhut
(7)
K/L
22
58
95
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
(8)
(9)
(10)
108
Target
2014
(11)
(12)
Permasalahan
Pengelolaan
Metelorologi Publik
BMKG
Pengelolaan Iklim
Agroklimat dan Iklim
Maritim BMKG
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas pelayanan
data dan informasi
di bidang iklim
agroklimat dan
iklim maritim
Tersedianya
kebijakan teknis
dalam penanganan
penyediaan
informasi gempa
bumi dan tsunami
Meningkatnya
pelayanan data dan
informasi
meteorologi publik
serta peringatan
dini cuaca ekstrim
Persentase
tingkat
kemampuan
pelayanan data
dan informasi
meteorologi
publik dan
cuaca ekstrim
% pengguna
informasi
perubahan iklim
dan kualitas
udara
Kesinambungan
sistem analisa
data di bidang
gempabumi dan
tsunami
Persen (%)
BMKG
BMKG
BMKG
39
50
90
68
66,67
100
80
78,78
100
90
80
90
Notifika
si
(14)
Lamp. 9
1. Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi
4. PENANGGULANGAN BENCANA:
Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui: 1). penguatan aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi,
dan 2). Pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan Malang) yang dapat
menjangkau seluruh wilayah Indonesia
Pengelolaan Gempa
Bumi dan Tsunami
BMKG
(13)
Tindak Lanjut
(1)
No.
L-156
Kegiatan
(3)
Pengendalian
Kebakaran Hutan
RPJMN 2010-2014
Sasaran
Indikator
(4)
(5)
Meningkatkan
Peningkatan
sistem pencegahan kapasitas
pemadaman,
aparatur
penanggulangan
pemerintah dan
dampak kebakaran
masyarakat
hutan, dan lahan
dalam
penanggulanga
n bahaya
kebakaran
hutan
Pemenuhan
Terlaksanannya
kebutuhan logistik
pemenuhan
kebencanaan dan
kebutuhan
Pendistribusian
logistik dan
logistik
peralatan
kebencanaan pada
kebencanaan
derah bencana
Satuan
(6)
DAOPS
(7)
Kehutanan
K/L
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
(8)
(9)
(10)
30
32
32
Target
2014
(11)
30
(12)
Permasalahan
(13)
Tindak Lanjut
Notifika
si
(14)
Penyiapan Peralatan
dan Logistik di Kawasan
Rawan Bencana
Prov/Kota
BNPB
16
provinsi
33
provinsi/
265
kab/kota
33
provinsi/
160
kab/kota
77
kab/kota
Ketersediaan
dan distribusi
logistik yang
belum
memadai;
keterbatasan
daerah dalam
penyediaan
peralatan
kebencanaan
penyediaan logisitik
dan peningkatan
kapasitas pengelolaan
logistik kebencanaan;
dukungan penyediaan
peralatan
kebencanaan sesuai
standar minimal yang
ditetapkan dan
diprioritaskan di
kawasan rawan
bencana tinggi
2. Pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan Malang) yang dapat menjangkau
seluruh wilayah Indonesia
Terlaksananya
a
Jumlah rencana
Provinsi
BNPB
5
8
33
8
masih lemahnya dukungan
pendampingan
kontijensi yang
kapasitas dan
peningkatan kapasitas
dalam
tersusun
antisipasi
bagi pemerintah
penyusunan
pemerintah dan daerah dan
rencana kontijensi
masyarakat
masyarakat serta
dalam
fasilitas penyusunan
Kesiapsiagaan dalam
b
Terlaksananya
Terbentuknya
Lokasi
BNPB
2
2
2
2
menghadapi
rencana
Menghadapi Bencana
kesiapsiagaan
satuan reaksi
bencana
kesiapsiagaan dalam
dengan
cepat (SRC-PB)
menghadapi bencana
pembentukan
satuan reaksi cepat
penanggulangan
bencana (SRC-PB)
(1)
a
No.
L-157
(1)
c
No.
Kegiatan
(3)
Tanggap Darurat di
Daerah Terkena
Bencana
RPJMN 2010-2014
Sasaran
Indikator
(4)
(5)
Koordinasi dan
Terlaksananya
pelaksanaan
koordinasi dan
pelaksanaan
penanganan
penanganan
tanggap darurat
dipusat dan daerah tanggap darurat
dipusat dan
daerah
(7)
BNPB
K/L
Lamp. 9
Satuan
(6)
Lokasi
Perkembangan Pencapaian
2010
2011
2012
(8)
(9)
(10)
58
40
137
Target
2014
(11)
175
(12)
masih lemahnya
koordinasi
penagnaan
darurat antar
instansi baik di
pusat maupun
daerah
Permasalahan
(13)
meningkatkan
koordinasi
penanganan darurat
antar semua pihak
terkait
Tindak Lanjut
Notifika
si
(14)
L-158
L-159
No.
Lamp. 10
RPJMN 2010-2014
CAPAIAN
TARGET
SUBSTANSI INTI/
K/L
KENDALA
TINDAK LANJUT
Status
2014
KEGIATAN/
SASARAN**
INDIKATOR**
SATUAN
2009
2010
2011
2012
PRIORITAS
KEBIJAKAN :
Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik selambat-lambatnya dimulai
pada 2011
1
Pengembangan
Meningkatnya
Jumlah rencana
KPDT
2
27
27
Belum optimalnya
Meningkatkan
perumusan dan
Kebijakan,
korrdinasi antar
aksi
kualitas
koordinasi dan
sektor dalam
pengembangan
pelaksanaan
perumusan
fasilitasi daerah
pengembangan
daerah
kebijakan dan
kebijakan dan
tertinggal di
daerah tertinggal
program khusus
program khusus
kawasan
di kawasan
dan alokasi
untuk meperbatasan
perbataan
pendanaan yang
nuntaskan
belum sesuai
permasalahan
dengan kebutuhan
daerah terspesifik daerah
tinggal, tertertinggal, terdepan, terluar,
depan, terluar, dan dan pasca
pascakonflik di
konflik yang
lokasi-lokasi yang
memerlukan
sudah ditetapkan
intervensi
spesifik dalam
penanganannya
3
Pelayanan
Layanan
Jumlah desa
desa
kemenkomi
24.051
27.670
30.413
30.441
33.184
terbatasnya kualitas Meningkatkan
Pemberdayaan
komunikasi dan
berdering
nfo
dan kuantitas
sinergi
dan Pe-merataan informatika di
prasarana dan
pelaksanaan
Jumlah desa Pusat
desa
4.269
5.706
6.694
5.748
Pembangunan
wilayah nonsarana jaringan
kebikajan dan
Layanan Internet
Sarana dan
komersial
komunikasi
program antar
Kecamatan/PLIK
Prasarana
sektor
Informatika
4
Pembinaan
Meningkatnya
Jumlah
unit
Kemenkes
76
76
83
86
96
Pelayanan
kualitas pelayanpuskesmas yang
kesehatan
an kesehatan
menjadi
kepada
komunitas
puskesmas
masyarakat
perawatan di
LAMPIRAN 10
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 10:
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, Dan Pascakonflik
L-160
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Bagi Masyarakat
Miskin
(Jamkesmas)
Pembinaan
Pelayanan Medik
Spesialistik
Perencanaan dan
Pendayagunaan
SDM Kesehatan
Penyediaan dan
peningkatan
kesejahteraan
pendidik dan
tenaga pendidik
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
Tersedianya guru
yang bermutu
dan merata antar
prov, kab dan
kota
Meningkatnya
perencanaan dan
pendayagunaan
SDM Kesehatan
Meningkatnya
pelayanan medik
spesialistik
kepada
masyarakat
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan dasar
bagi masyarakat
miskin di
puskesmas
SASARAN**
perbatasan dan
pulau-pulau kecil
terluar
berpenduduk
Jumlah
puskesmas yang
melaksanakan
pelayanan
kesehatan di
perbatasan dan
pulau terluar
Jumlah kab/kota
yang dilayani oleh
RS bergerak di
daerah tertinggal,
perbatasan dan
kepulauan (DTPK)
Jumlah tenaga
kesehatan yang
didayagunakan di
DTPK dan diberi
insentif di DTPK
dan di DBK
Jumah guru
penerima
tunjangan khusus
INDIKATOR**
RPJMN 2010-2014
orang
orang
unit
unit
SATUAN
Kemendikbud
Kemenkes
Kemenkes
Kemenkes
K/L
32.500
101
2009
41.531
101
2010
46.896
1.391
24
2011
CAPAIAN
53.954
4.248
24
2012
30.000
7.020
58
101
TARGET
2014
- Kuota tunjangan
khusus masih
kecil.
- Sekolah/madrasa
h terpencil tidak
selalu berada di
daerah tertinggal
sesuai daftar dari
KPDT.
KENDALA
Memperbaiki
pendataan dan
penganggaran
tunjangan
khusus guru.
Memasukan
kriteria
sekolah/madras
ah terpencil
dalam juknis
tunjangan
khusus.
TINDAK LANJUT
Status
L-161
Pendayagunaan
pulau-pulau kecil
Meningkatnya
pemberdayaan
dan pengembangan pendidikan
tenaga
kependidikan
Terwujudnya 200
pulau kecil yang
memiliki infrastruktur
memadai,
ekosistem baik,
siap terhadap
bencana dan 25
diantaranya
terinvestasi
SASARAN**
pulau
pulau
orang
SATUAN
Tunjangan guru
non PNS
INDIKATOR**
RPJMN 2010-2014
KKP
KKP
Kemenag
K/L
12
2009
19
20
3.500
Lamp. 10
Jumlah wilayah
pengelolaan
perikanan bagian
timur
WPP
KKP
30
35
3.241
2011
CAPAIAN
2010
10
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
Peningkatan
akses, mutu
kesejahteraan
dan subsidi RA/BA
dan madrasah
120
74
3.790
2012
200
200
3.500
TARGET
2014
Aksesibilitas yang
belum memadai,
termasuk minimnya
transportasi
penghubung antarpulau
Kuota tunjangan
masih kecil
KENDALA
Peningkatan
sarana dan
prasarana
Memperbaiki
pendataan dan
penganggaran
tunjangan guru
TINDAK LANJUT
Status
L-162
Terpenuhinya
sarana dan
prasarana
pengawasan
dengan rancang
bangun dan
sistem pemantauan yang
terintegrasi dan
tepat sasaran
SASARAN**
Jumlah
pemenuhan
sarana pengawasan yang memadai
secara terintegrasi,
akuntabel dan
tepat waktu
INDIKATOR**
RPJMN 2010-2014
unit
SATUAN
KKP
K/L
-
2009
-
51
21
2011
CAPAIAN
2010
KEUTUHAN WILAYAH :
Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste dan Filipina pada 2010-2014
1
Pelaksanaan
Terlaksananya
Jumlah
perunding
Kemenlu
12
58
perundingan
perundingan
pelaksanaan
an
perbatasan RIperbatasan RIperundingan
Malaysia,
Malaysia,
perbatasan
Singapura, Timor
Singapura, Timor
maritim dan darat
Leste, Filipina,
Leste, Filipina,
Vietnam, dan
Vietnam, dan
Palau
Palau
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
Pengembangan
sarana dan
prasarana
pengawasan dan
pemantauan
kapal perikanan
10
2012
12
TARGET
2014
- Terlaksananya
perundingan
sangat
bergantung pada
kesediaan negara
tetangga
- Terbatasnya
sumber daya
manusia
pelaksana
perundingan
Belum idealnya
jumlah dan kualitas
sarana dan
prasarana pengamanan dan
pengawasan yang
tersedia untuk
menyelenggarakan
upaya pengamanan
wilayah dan sumber
daya kelautan
secara intensif
KENDALA
Meningkatkan
upaya
mempercepat
penyelesaian
delimitasi batas
negara
Pemerintah
terus mencari
peluang untuk
melanjutkan
perundingan
penetapan
batas laut dan
darat dengan
negara tetangga
yang belum
selesai dan
Mempererat
kerjasama
antarnegara
dalam upaya
pengamanan
wilayah dan
pengawasan
sumberdaya
kelautan yang
didukung oleh
upaya peningkatan
ketersediaan
sarana prasarana pengamanan dan
pengawasan
TINDAK LANJUT
Status
L-163
No.
Pemetaan batas
wilayah
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
INDIKATOR**
Lamp. 10
Tersusunnya
kebijakan
pemetaan batas
wilayah dan
meningkatnya
cakupan peta
batas wilayah
SASARAN**
RPJMN 2010-2014
Bakosurtanal / SIG
Bakosurtanal / SIG
NLP
K/L
NLP
SATUAN
2009
37
2010
89
12
2011
CAPAIAN
45
2012
72
TARGET
2014
Adanya perbedaan
pandangan
mendasar antara
Indonesia dengan
negara tetangga
mengenai batas
negara
KENDALA
mengupayakan
kemajuan
signifikan di
setiap
perundingan.
Pemerintah
terus berupaya
untuk
mengembangkan SDM
pelaksana
perundingan
penetapan
batas negara
(kecukupan
personil
kapasitas dan
regenerasinya)
Meningkatkan
koordinasi antar
instansi dalam
rangka pelaksanaan
kegiatan
pemetaan batas
wilayah dan
kecamatan
perbatasan
serta mendorong pemanfaatan hasil
pemetaan oleh
instansi terkait
di pusat dan
daerah.
TINDAK LANJUT
Status
L-164
Pengelolaan
Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan
Wilayah Tertentu
(WP3WT)
Data hasil
inventarisasi
Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan
Wilayah Tertentu
(WP3WT)
Data hasil
inventarisasi
Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan
Wilayah Tertentu
(WP3WT)
SASARAN**
Inventarisasi
Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan
Wilayah Tertentu
(WP3WT)
Inventarisasi
Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan
Wilayah Tertentu
(WP3WT)
Jumlah pemetaan
pulau-pulau
terluar
INDIKATOR**
RPJMN 2010-2014
paket
SP
pulau
SATUAN
DAERAH TERTINGGAL :
Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014
1
Pengembangan
Meningkatnya
Jumlah daerah
Kab
kebijakan
pengembangan
tertinggal yang
pengelolaan
pusat produksi di mendapatkan
komoditas
daerah tertinggal bantuan stimulan
unggulan
berbasis
dalam
komoditas
pengembangan
unggulan
produk unggulan
Pengelolaan
pertanahan
provinsi
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
KPDT
BPN
BPN
Bakosurtana
l / SIG
K/L
2009
200
2010
394
2011
CAPAIAN
64
578
94 pulau
2012
105
885
114 pulau
TARGET
2014
Belum optimalnya
pengelolaam
potensi sumberdaya lokal, belum
optimalnya
tindakan afirmatif
kepada daerah
tertinggal, masih
lemahnya
koordinasi antar
pelaku
Belum optimalnya
antar instansi dalam
pelaksanaan
pemetaan batas
wilayah dan
kecamatan
perbatasan
Sulitnya akses
transportasi ke
pulau kecil dan
terluar dan
perbatasan darat
NKRI
KENDALA
Meningkatnya
koordinasi dan
sinergitas antar
pelaku
pembangunan
termasuk
fasilitasi
kegiatan
stimulan di
daerah
tertinggal,
Berkoordinasi
dengan pemerintah
daerah
setempat
terkait
ketersediaan
transportasi
Meningkatkan
koordinasi antar
instansi dalam
rangka
pelaksanaan
kegiatan
pemetaan batas
wilayah
TINDAK LANJUT
Status
L-165
No.
Meningkatnya
koordinasi dan
fasilitasi
pembangunan
insfrastruktur
daerah tertinggal
Pengembangan
kebijakan,
koordinasi dan
fasilitasi
pembangunan
infrastruktur
transportasi
Jumlah kabupaten
di daerah
tertinggal yang
mendapatkan
bantuan stimulan
dalam rangka
percepatan
pembangunan
kawasan
perdesaan
terpadu
Jumlah kabupaten
yang mendapatkan bantuan
stimulan
pembangunan
infrastruktur
transportasi di
daerah tertinggal
INDIKATOR**
Lamp. 10
Meningkatnya
pengembangan
pusat pertumbuhan di daerah
tertinggal
SASARAN**
RPJMN 2010-2014
Pengembangan
kebijakan,
koordinasi
pengembangan
kawasan
perdesaan di
daerah tertinggal
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
Kab
kab
SATUAN
KPDT
KPDT
K/L
2009
28
2010
53
12
2011
CAPAIAN
64
40
2012
35
50
TARGET
2014
TINDAK LANJUT
terdepan,
terluar dan
pascakonflik
melalui
optimalisasi
peran KPDT dan
Badan Nasional
pengelola
Perbatasan,
maupun unit
percepatan
pembangunan
Papua dan
Papua Barat
yang baru
terbentuk
KENDALA
pembangunan
Terbatasnya sarana
dan prasarana
dasar wilayah
Status
L-166
Pembangunan
dan pengelolaan
prasarana dan
fasilitas lalu lintas
angkutan jalan
Pembangunan
sarana dan
prasarana
transportasi SDP
dan pengelolaan
prasarana lalu
lintas SDP
Pelayanan
angkutan udara
Pengelolaan dan
penyelenggaraan
kegiatan di bidang
lalu lintas dan
angkutan laut
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
Pemberdayaan
Komunitas Adat
Terpencil (KAT)
Tersedianya 580
rute perintis
Tersedianya kapal
penumpang dan
perintis 34 unit
Tersedianya
subsidi perintis
angkutan laut 76
trayek di 17
provinsi
Pelayanan
keperintisan
angkutan jalan
(577 bus perintis
dan 907 lintas
perintis)
Teredianya 510
pelayanan
keperintisan
Terpenuhinya
kebutuhan dasar,
aksesibilitas dan
pelayanan sosial
dasar bagi warga
KAT
SASARAN**
Jumlah rute
perintis yang
Jumlah lintas
rute
lintas
Lintas
trayek
Jumlah trayek
unit
unit
KK
Pemberian
jaminan hidup
Unit kapal
unit
SATUAN
Tersedianya
permukiman dan
infrastruktur
INDIKATOR**
RPJMN 2010-2014
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemenhub
Kemensos
Kemensos
K/L
2009
112
99
143
37
60
4.272
2.303
2010
130
99
147
50
61
2.353
2.431
2011
CAPAIAN
130
135
180
83
67
5.367
2.671
2012
115
120
190
170
76
34
5.671
4.250
TARGET
2014
Terbatasnya sarana
dan prasarana
pendukung
ekonomi di daerah
tertinggal
KENDALA
Diperlukan
adanya
kerjasama antar
daerah agar
pelaksanaan
pelayanan
publik dan
pembangunan
daerah dapat
berjalan dengan
lebih efisien
TINDAK LANJUT
Status
L-167
SASARAN**
terlayani
INDIKATOR**
RPJMN 2010-2014
SATUAN
Lamp. 10
Keterangan:
*) sumber data : RKP 2011, RKP 2012, BPS 2008 Data diolah, Direktorat Bappenas
**) sumber data : RPJMN, hasil penyesuaian
No.
SUBSTANSI INTI/
KEGIATAN/
PRIORITAS
perintis
K/L
2009
2010
2011
CAPAIAN
2012
TARGET
2014
KENDALA
TINDAK LANJUT
Status
L-168
L-169
K/L
CAPAIAN
TARGET
2014
PERMASALAHAN 2)
TINDAK LANJUT
3)
STATUS
Lamp. 11
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
2009
2010
2011
2012 1)
INTI
1. PERAWATAN:
Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011
Kesepak
1
2
*)
3
Jumlah
1.
Pengembangan
Terlaksananya
PP sebagai dasar - Sinergi antar
*)
atan/
penetapan dan
penetapan dan
Pengelolaan
hukum
pihak terkait
Peratura
2
1
pembentukan
Peninggalan
pembentukan
pengelolaan
perlu
pengelolaan
n
Purbakala
pengelolaan
terpadu cagar
ditingkatkan
Kajian/
terpadu cagar
terpadu untuk
budaya perlu
untuk
Model
pengelolaan cagar budaya (kawasan
diselesaikan
menyelesaiwarisan budaya
budaya, revitakan PP
Koordinasi antar
dunia yang
lisasi museum
sebagai dasar
pihak terkait
dan perpustakaan dimulai dengan
hukum dari
dalam penetapan
Candi Borobudur,
di seluruh
perpres
bentuk
Situs Manusia
Indonesia
pengelolaan
pengelolaan
ditargetkan
Purba Sangiran,
terpadu cagar
terpadu cagar
sebelum Oktober dan Candi
budaya
budaya perlu
Melakukan
Prambanan)
2011.
ditingkatkan
pengelolaan,
perlindungan,
pengembangan dan
pemanfaatan
cagar budaya
antar pihak
terkait secara
berkualitas.
2.
Pengembangan
Jumlah museum
Unit
6
30
6
30
Kerjasama SKPD
Melakukan
Pengelolaan
yang direvitalisasi Museum
yang menangani
review
Pemuseuman
kebudayaan
terhadap
dengan UPTD
seluruh
Museum dalam
rancangan
melaksanakan
museum yang
No.
RPJMN 2010-2014
LAMPIRAN 11
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi,
Sampai dengan Tahun 2012
L-170
Layanan Jasa
Perpustakaan dan
Informasi
SASARAN
Jumlah
perpustakaan
provinsi yang
memiliki
perangkat
perpustakaan
digital (e-library)
dan jumlah
perpustakaan
umum yang
dikembangkan
INDIKATOR
Unit
Perpustak
aan:
Provinsi
Kab/
Kota
Desa
Perpusta
kaan
Keliling
& Terapung
SATUAN
K/L
2009
*)
*)
*)
*)
3.102
55
2.143
91
2012 1)
33
300
2011
33
250
2010
CAPAIAN
2.300
33
33
150
TARGET
2014
menangani bidang
IT di daerah perlu
ditingkatkan agar
operasionalisasi
perpustakaan
digital dapat
berfungsi dengan
baik.
Komitmen dari
sebagian
Pemerintah Daerah
dalam
mengalokasikan
biaya operasional
perpustakaan
keliling perlu
ditingkatkan agar
frekuensi layanan
perpustakaan
keliling di
Kabupaten/kota
meningkat.
SDM yang
revitalisasi museum
perlu ditingkatkan
PERMASALAHAN 2)
2 SARANA:
Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambat-lambatnya Oktober 2012
1.
Pelestarian dan
Meningkatnya
Jumlah daerah
Provinsi
5
14
25
35
Pengembangan
penyediaan
yang
Kab/
15
247
399
60
Kesenian
sarana yang
mendapatkan
Kota
memadai bagi
sarana seni
pengembangan,
budaya.
pendalaman dan
- Propinsi
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
No.
RPJMN 2010-2014
Meningkatkan
dan mengembangkan seni
budaya yang
didukung oleh
penyediaan
diusulkan untuk
revitalisasi pada
tahun
berikutnya
Menyediakan
sarana dan
prasarana yang
memadai untuk
peningkatan
layanan jasa
perpustakaan
dan informasi
TINDAK LANJUT
3)
STATUS
L-171
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
pagelaran seni
budaya di kota
besar dan ibukota
kabupaten
selambatlambatnya
Oktober 2012
SASARAN
- Kab/Kota
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
2010
2011
CAPAIAN
2012 1)
TARGET
2014
PERMASALAHAN 2)
sarana.
TINDAK LANJUT
3)
STATUS
Lamp. 11
- PENCIPTAAN:
Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas
n.a
Kapasitas sumber
Meningkatkan
1.
Penelitian dan
Meningkatnya
Jumlah penelitian Kegiatan
daya pembangunan penelitian dan
litbang bidang
dan pengembaPenelitian
Pengembangan
ngan bidang
Bidang
13
21
*)
22
kebudayaan perlu
pengembangan
Bidang Arkeologi
kebudayaan dan
ditingkatkan.
kebudayaan
kebudayaan serta
Kebudadan Kebudayaan
bidang arkeologi
yaan
serta penelitian
dalamMendukung bidang arkeologi.
144
155
*)
148
arkeologi.
kebijakan
Bidang
pembangunan
Arkeologi
kebudayaan
- KEBIJAKAN :
Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh mayarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya
1.
Pelestarian dan
Meningkatnya
Jumlah fasilitasi
Kegiatan
20
33
*)
20
Pemahaman dan
Pemberian
Pengambangan
apresiasi,
apresiasi
insentif kepada
pergelaran,
Kesenian
kreativitas, dan
para pelaku seni
pameran, festival,
masyarakat
produktivitas para lomba, dan pawai
terhadap seni dan
dalam pengempelaku seni
budaya serta
bangan kualitas
pelindungan
seni dan
terhadap hak atas
budaya, serta
peningkatan
kekayaan
intelektual perlu
apresiasi
ditingkatkan.
terhadap
keragaman seni
dan budaya
seperti seni
rupa, seni
pertunjukan,
seni media, dan
No.
RPJMN 2010-2014
L-172
Pengembangan
perfilman
Nasional
Peningkatan
Sensor Film
2.
3.
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas
produksi film
nasional
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas layanan
lembaga sensor
film
SASARAN
Jumlah
film/video/iklan
lulus sensor
Jumlah fasilitasi
festival film dalam
dan luar negeri
INDIKATOR
Judul
Film/
Video/
Iklan
Kegiatan
SATUAN
K/L
2009
40.000
18
2010
42.200
11
2011
CAPAIAN
*)
*)
2012 1)
50.000
11
TARGET
2014
--
--
PERMASALAHAN 2)
berbagai
industri kreatif
berbasis
budaya.
Mengembangkan perfilman
nasional yang
adaptif dan
kreeatif
terhadap nilainilai budaya
baru yang
positif
TINDAK LANJUT
3)
1.
Peningkatan
kapasitas pemuda
Meningkatnya
kapasitas pemuda
kader di bidang
ilmu pengetahuan
dan teknologi,
serta iman dan
taqwa
Jumlah pemuda
kader yang
difasilitasi dalam
peningkatan
kapasitas di
bidang iptek dan
imtaq
Orang
3.180
3.180
*)
3.180
sinergi kegiatan
inovasi iptek
(integrasi
program,
koordinasi,
kolaborasi,
kerjasama, dan
harmonisasi
kegiatan) diantara
sesama pelaku
riset iptek perlu
ditingkatkan;
sistem intermediasi yang
Paket-paket
riset akan
ditingkatkan
baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya,
revitalisasi
laboratoriumlaboratorium,
peningkatan
pendidikan
peneliti hingga
jenjang
doktoral, serta
- INOVASI TEKNLOGI:
Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan iklim; dan pengembangan
penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
No.
RPJMN 2010-2014
STATUS
L-173
Meningkatnya
kreativitas
pemuda kader di
bidang seni,
budaya, dan
industri kreatif
Terselenggaranya
paket riset
insentif SINAS,
Pengembangan
kreativitas dan
kualitas pemuda
Pelaksanaan
insentif riset
dasar dan terapan
SASARAN
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
No.
Jumlah pemuda
kader yang
difasilitasi dalam
peningkatan
kapasitas di
bidang seni,
budaya, dan
industri kreatif
INDIKATOR
RPJMN 2010-2014
Paket
Orang
SATUAN
K/L
n.a
2009
54
3.180
2010
38
3.180
2011
CAPAIAN
n.a*)
*)
2012 1)
35
3.180
TARGET
2014
efektif menghubungkan sisi
penyedia dan
pengguna
teknologi, mengakibatkan rendahnya kemampuan
sisi pengguna
dalam menyerap
teknologi baru
hasil invensi
teknologi yang
tersedia perlu
dibangun; dan
- apresiasi, kreasi
dan budaya iptek
di masyarakat
perlu ditingkatkan.
Masih terbatasnya
sarana dan prasarana kepemudaan
untuk mendukung
pengembangan
kreativitas dan
kualitas pemuda
PERMASALAHAN 2)
STATUS
Lamp. 11
Peningkatan
sarana dan
prasarana
kepemudaan,
serta optimalisasi peran
organisasi
kepemudaan
dalam pengembangan kreativitas dan
kualitas
pemuda
dorongan
kepada pihak
swasta untuk
bekerja sama
dengan para
peneliti di
dalam negeri,
untuk mendorong perekonomian
berbasis
pengetahuan
dalam rangka
meningkatkan
daya saing
nasional
TINDAK LANJUT
3)
L-174
No.
INDIKATOR
SASARAN
n.a
144
78
17
155
2011
CAPAIAN
2010
Paket
n.a
2009
40
K/L
Paket
Paket
SATUAN
Keterangan :
1) Sampai dengan bulan Juni 2012
2) Permasalahan pelaksanaan dalam periode 2010-2012
3) Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mencapai target 2014
*) Data baru tersedia pada akhir tahun 2012
Pelaksanaan
insentif difusi
iptek
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
RPJMN 2010-2014
n.a*)
*)
n.a*)
2012 1)
100
75
60
TARGET
2014
PERMASALAHAN 2)
TINDAK LANJUT
3)
STATUS
L-175
NO.
Pelaksaan
program
deradikalisasi
untuk menangkal
terorisme, melalui
:
Peningkatan
Wawasan
Kebangsaan
melalui
Sosialisasi yang
Berkelanjutan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Kegiatan
Koordinasi
Penanganan
Kejahatan
Transnasional dan
Terorisme
Terlaksananya
penyusunan
kebijakan,
dukungan &
fasilitasi
pengembangan
nilai-nilai
Kebangsaan
terselenggaranya
koordinasi
kebijakan
penanganan
kejahatan
transnasional dan
terorisme
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Jumlah sosialisasi
pengembangan
nilai kebangsaan
Jumlah Rakor
Urusan Kejahatan
Transnasional dan
Terorisme
Jumlah
pemantauan dan
evaluasi
Jumlah Rakor
Urusan Terorisme
Bersama
dengan DKPT
Jumlah modul
pengembangan
nilai kebangsaan
INDIKATOR
SATUAN
Kemdagri
Kemenko
Polhukam
K/L
12
12
n.a
n.a
3 Modul
(1 modul
demokrasi
dan
pemilu, 1
modul
peraturan
perundangundangan
dan 1
modul
praktek
pemilu)
4 kali
4 kali
n.a
12
kali
2010
12
kali
2009
3 modul
(1 modul
sosialisasi
wasbang,
1 modul
peningkatan
kesadaran
bela
negara, 1
modul
Pancasila
sebagai
dasar
negara
dan
ideologi
bangsa)
20 forum
3 Modul
(1 modul
Pemuli, 1
modul
Demokras
i, 1 modul
Pendidika
n dan
Politik
15 forum
12
4 kali
12
kali
1)
2012
12
4 kali
12
kali
2011
CAPAIAN
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
25 forum
1 moduls
12 kali
4 kali
12
kali
TARGET
2014
LAMPIRAN 12
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 12: Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Tahun 2010-2012
Kegiatan ini
sangat strategis
sehingga perlu
Perlu dilakukan
updating modul
secara berkala
perlu dilakukan
suatu upaya
berskala
nasional dalam
rangka
mencegah
penyebaran
ideologi radikal
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-176
NO.
Jumlah anggaran
yang tersedia
Jumlah Forum
Kemitraan Polmas
Jumlah Perkara
dan Clearance
Rate Tindak
Pidana Terorisme
tk Nasional
kualitas dan
kuantitas operasi
Gaktib.
Meningkatnya
jumlah forum
kemitraan Polisi
dan masyarakat
Meningkatnya
penyelesaian
penanganan
perkara
Terorisme
Meningkatnya
kondisi ketertiban
di daerah rawan.
Terlaksananya
tugas OMSP
secara efektif
Operasi
Penanggulang
an Terorisme
untuk pemuda,
perempuan,
aparatur
pemerintah
Jumlah dan
cakupan wilayah
penyelenggaraan
OMSP
INDIKATOR
Terselenggaranya
dukungan
administrasi
operasi intelijen
SASARAN
RPJMN 2010-2014
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SATUAN
TNI
Polri
Polri
BIN
TNI
K/L
2009
45%
100%
41.000
30%
30%
2010
44%
100%
45.100
30%
29%
2011
CAPAIAN
45%
102%
49.600
30%
30%
1)
2012
47%
103%
60.000
32%
32%
TARGET
2014
Indeks
penyelesaian
perkara (lidik sidik)
yang belum sesuai
dengan kebutuhan
Polri
Masih terdapat
tumpang tindih
kewenangan
Forum kemitraan
Polmas yang belum
secara efektif dapat
menyelesaikan
berbagai masalah
keamanan yang ada
di masyarakat
Alokasi anggaran
operasional BIN
yang terbatas
Alokasi anggaran
pelaksanaan
operasi militer
selain perang yang
terbatas
2)
PERMASALAHAN
Perlu
didorongnya
penyelesaian
Meningkatkan
keseimbangan
pelaksanaan
operasi militer
dan operasi
militer selain
perang sesuai
dengan
keadaan
lingstra
Peningkatan
koordinasi dan
kerja sama
antara institusi
intelijen negara
Meningkatkan
ke-efektifan
sasaran
masyarakat
yang dilibatkan
dalam
pelaksanaan
polmas
Penyesuaian
indeks
penyelesaian
perkara (lidik
sidik)
di laksanakan
secara
berkelanjutan
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-177
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Kualitas dan
kuantitas data
intelijen dan
pengamanan yang
dibutuhkan
Peningkatan
Pengamanan
Personel, Material
dan Dokumen
serta Efektifitas
dan Efesiensi
Deteksi Dini
Rasio personil
daerah terhadap
jumlah
kabupaten/kota
Dapat
ditangkalnya
ATHG pertahanan
negara.
Meningkatnya
pelaksanaan
penyelidikan
beraspek dalam
negeri
Kesiapan
kekuatan dan
kemampuan
matra darat
kualitas dan
kuantitas
pembinaan
wilayah
pertahanan
nasional
INDIKATOR
Terselenggaranya
operasi wilayah
pertahanan
SASARAN
RPJMN 2010-2014
SATUAN
BIN
TNI AD
Mabes TNI
TNI
K/L
2009
30%
40%
45%
45%
2010
30%
40%
44%
44%
2011
CAPAIAN
30%
41%
45%
45%
1)
2012
Pembangunan BIN
Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota
terbatasi dengan
anggaran yang
tersedia
Terbatasnya alokasi
anggaran intelijen
untuk TNI
Terbatasnya alokasi
anggaran intelijen
untuk TNI
Masih banyak
daerah-daerah
rawan konflik dan
daerah perbatasan/
terluar yang
membutuhkan
peningkatan
pengawasan
institusi
pelaksanaan
penegakan
ketertiban
masyasrakat
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
33%
45%
47%
47%
TARGET
2014
Pelaksanaan
pembangunan
BIN Daerah
secara bertahap
dan efisien
(Tidak
membangun
peraturan
perundangan
yang mengatur
tugas dan
wewenang
institusi
keamanan
nasional
Meningkatkan
keberadaan
institusi TNI di
daerah rawan
dengan
pembangunan
pos-pos
perbatasan dan
pulau terluar
Peningkatan
koordinasi dan
kerja sama
antara institusi
intelijen negara
Peningkatan
koordinasi dan
kerja sama
antara institusi
intelijen negara
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-178
3.
NO.
Penguatan dan
pemantapan
hubungan
kelembagaan
pencegahan dan
pemberantasan
korupsi
Kegiatan
Koordinasi
Wawasan
Kebangsaaan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Penanganan
penyidikan dan
penuntutan
perkara tindak
pidana korupsi
dan tindak pidana
khusus lainnya
Jumlah
penyidikan
perkara tindak
pidana korupsi
yang diselesaikan
di Kejagung
Jumlah Rakor
Wawasan
Kebangsaaan
Jumlah
pemantauan dan
evaluasi
Draft Grand
Design Wawasan
kebangsaan
Payung hukum
Pemantapan
Wawasan
Kebangsaan
Lembaga/ wadah
pelaksana
Pemantapan
wawasan
kebangsaan
Terselenggaranya
Koordinasi
Kebijakan
Wawasan
Kebangsaaan
Tersusunnya Draft
Grand Design dan
payung hukum
Pemantapan
wawasan
kebangsaan
INDIKATOR
SASARAN
RPJMN 2010-2014
SATUAN
Kejaksaan
Kemenko
Polhukam
K/L
148
perkara
4 kali
4 kali
12 kali
2010
12 kali
2009
112
perkara
(Sumber
data :
JAMPIDSU
S,
Kejaksaan
RI)
4 kali
12 kali
2011
CAPAIAN
85
(Sumber
data :
JAMPIDSU
S,
Kejaksaan
RI)
1 dok
4 kali
12 kali
1)
2012
145
1 dok
1 dok
4 kali
12 kali
TARGET
2014
Komitmen yang
masih rendah dan
belum meratanya
kesepaham-an
dalam kerangka
pemberantasan
korupsi di internal
pemerintah di
tingkat pusat
maupun daerah
serta lembaga
2)
PERMASALAHAN
kantor BIN
Daerah dan
hanya
menyewa)
Pada tahun
2013 akan
dilaksanakan
pemantapan
draft Grand
Design
wawasan
kebangsaan
yang telah
dihasilkan
tahun 2012,
kemudian
tahun 2014
diarahkan untuk
penyiapan
payung hukum
dan
lembaga/wadah
pelaksanaan
pemantapan
wasbang.
Pelaksanaan
kegiatan yang
lebih efektif dan
efisien sesuai
dengan tugas
dan fungsi
kementerian
lembaga dalam
upaya
pencegahan dan
pemberantasan
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-179
4.
NO.
Pelaksanaan
perlindungan
saksi dan pelapor
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Peningkatan
kualitas RUU dan
peraturan
perundangundangan di
bawah UU di DPR
serta tenaga
fungsional
perancang
peraturan
perundangundangan
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Peraturan
Perundangundangan di
bidang
mekanisme
perlindungan
saksi dan
pelapor
Kemenkum
ham
Kejaksaan
Meningkatnya
penyelesaian
perkara Tipikor
yang cepat, tepat
dan akuntabel
yang dilaksanakan
di seluruh daerah
jajaran Kejaksaan
di daerah
K/L
Kejaksaan
SATUAN
Jumlah perkara
tindak pidana
korupsi yang
diselesaikan
dalam tahap
penuntutan di
Kejagung
INDIKATOR
2009
UU No. 13
Tahun 2006
tentang
Perlindung
an Saksi
dan Korban
dianggap
belum bisa
memberikan
perlindungan yang
Penyidikan :
2.315
perkara
Penuntutan : 1.706
perkara
48
perkara
2010
Penyidikan : 1.316
perkara
Penuntutan : 1435
perkara
Sumber :
Pidsus
76
Sumber
data :
JAMPIDSU
S
Kejaksaan
RI
1)
2012
RUU
- RUU
Perlindung
Perlindu
an Saksi
ngan
dan Korban Saksi
tidak dapat
dan
masuk
Pelapor
dalam
masuk
Prolegnas
dalam
2012
Prolegkarena DPR nas
hanya
tahun
menyetujui
2013
105
perkara
Sumber
data :
JAMPIDSU
S
Kejaksaan
RI
Penyidikan : 1.624
perkara
Penuntutan : 1.425
perkara
Sumber
data :
JAMPIDSU
S,
Kejaksaan
RI
2011
CAPAIAN
Koordinasi dan
kerjasama antara
lembaga penegak
hukum yang
berwenang dalam
memeriksa kasus
korupsi masih
lemah;
Penanganan kasus
korupsi juga masih
bersifat individual,
tidak bersifat
komprehensif
sampai ke akar
permasalahan
Substansi
pembahasan RUU ini
lebih menitikberatkan pada
kelembagaan LPSK
sehingga perlu
adanya tanggapan
dari Kemen PAN &
RB
maupun instansi
terkait lainnya.
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
100 %
1400
100
TARGET
2014
Akan dilakukan
harmonisasi
yang melibatkan wakil
dari K/L untuk
membahas RUU
perlindungan
saksi korban
Meningkatkan
kinerja aparat
penegak hukum
dalam pemberantasan
korupsi untuk
mencapai
target yang
telah
ditetapkan
korupsi.
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-180
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
optimal
terhadap
pelapor
utama
menyangkut
kejahatan
yang
terorganisir
, sehingga
baru pada
tahun 2011
akan
dilakukan
harmonisasi dan
diharapkan
dapat
prioritas
dalam
Prolegnas
2012
2010
1)
2012
RUU
luncuran dari
PembaProlegnas
hasan
sebelumdengan
nya
tim ahli
terhadap
telah
judul RUU
dilakubaru tidak
kan dan
mendapatpembakan
hasan
persetujudengan
an.
K/L
Namun
terkait
demikian
secara
substansi
RUU
Perlindungan Saksi
dan Korban
baik
dokumen
RUU-nya
maupun
Naskah
Akademikn
ya telah
dilakukan
harmonisasi oleh
Kementerian Hukum
dan HAM,
namun ijin
Presiden
2011
CAPAIAN
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-181
5.
NO.
Pengembalian
asset (asset
recovery)
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Peningkatan
pengembalian
aset hasil tipikor
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Meningkatnya
kegiatan
kerjasama hukum
dalam
kesepakatan MLA
dalam rangka
penelusuran dan
pengembalian
aset negara hasi
ltindak pidana
korupsi yang
disembunyikan di
luar negeri.
INDIKATOR
SATUAN
Kejaksaan
K/L
2009
2011
untuk RUU
ini belum
keluar.
Kejaksaan Kejaksaan
telah
melakukan
melaksana kerjasama
kan
dengan
kerjasama negara/
hukum
lembaga
dalam
seperti:
rangka
Vietnam,
proses
Australia,
penelusur Amerika
an dan
Serikat,
pengemba RRC,
lian asset Departme
negara
nt of
hasil
Justice
tindak
Hongkong
pidana
SAC, CPS
korupsi di (Crown
beberapa Prosecutor
negara
Service)
yaitu di
Inggris,
Singapura, AttorneyG
Belanda , enerals
Swiss,
chamber
Inggris,
Singapore,
Hongkong Bank
, Cina,
Dunia.
Amerika
Kejaksaan
Serikat,
telah
Australia
menjalin
dan
kerjasama
Kanada
dengan
instansi
2010
CAPAIAN
Melakukan
kerjasama
hukum :
1)
Penandatanganan
perjanjian
antara
kerjasama
RI dengan
kejaksaan
Malaysia.
2)
Perjanjian
kerjasama
hukum
antara
kejaksaan
RI dengan
kejaksaan
Inggris
dalam
rangka
MLA
maupun
ekstradisi
dalam
rangka
penanggulangan
kejahatan
trans-
1)
2012
Perbedaan sistem
hukum dan
peraturan
perundangundangan di
Indonesia dengan
peraturan
perundangundangan yang
berlaku di negara
tempat aset hasil
tindak pidana
korupsi berada
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
10
TARGET
2014
Penanganan
perkara
korupsi tidak
hanya
dimaksudkan
untuk
pemidanaan
terhadap
pelakunya
akan tetapi
juga
pengembalian
kerugian
Negara
Peningkatan
pembagian
peran dan
koordinasi di
antara
lembaga
penegak
hukum dalam
rangka
kerjasama
terkait
pengembalian
aset baik yang
berada dalam
satuan kerja
sesuai dengan
ketentuan
perun-dangan
yang berlaku
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-182
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
2010
nasional;
3) upaya
bentuk
kerjasama
dengan
kejaksaan
Perancis
Berpartisi
dalam
sejumlah
rancangan
peraturan
perundangundangan
yang telah
diselesaik
an tahun
2012
seperti :
1)RUU
pemberan
tasan
korupsi, 2)
RUU
tentang
bantuan
hukum
timbul
balik
lain terkait
seperti:
PPATK,
KADIN,
LSPK,
Kementeri
an Hukum
dan HAM,
Polri, KPK,
Mahkamah
Agung,
dan
Menteri
Keuangan.
Beberapa
rancangan
peraturan
perundangundangan
yang
terkait
dengan
pemberan
tasan
korupsi
untuk
menyampaikan
masukan,
saran dan
pendapat
ditinjau
dari
kewenang
1)
2012
2011
CAPAIAN
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-183
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Jmlh pelatihan
bagi Hakim/Hakim
Adhoc dan tenaga
teknis lainnya
mengenai Tipikor,
asset recovery dll
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
238 orang
untuk
hakim di
tingkat
kasasi,
tingkat
banding
dan
tingkat
pertama.
2010
1.104
hakim dan
panitera
yang
mendapat
pelatihan
berkelanju
tan,
sertifikasi
tipikor
dan
materi
an
Kejaksaan
RI.
Pembahas
-an
tersebut
antara lain
tentang
RUU
Pemberan
tasan
Tindak
Pidana
Korupsi
dan RUU
Perampas
an Aset
Tindak
Pidana
Sumber
data : Biro
Hukum
Kejaksaan
RI
Sejak
tahun
2007
telah
dilatih
1.211
orang
hakim
untuk
pembekalan terkait
masalah
1)
2012
2011
CAPAIAN
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
1.000 orang
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-184
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Peraturan
Perundangundangan di
bidang yg
mendorong
pemberantasan
korupsi
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
Telah
dilakukan
sosialisasi
RUU
tentang
Perampas
an Asset
Tindak
Pidana.
Pada
2010
Beberapa
RUU yang
berkaitan
dengan
Pemberan
tasan
Korupsi
yaitu:
1. RUU
Pembe-
Tipikor
dan telah
mempuny
ai
sertifikat
menangan
i perkara
Tipikor,
dimana
pada
tahun
2011
khusus
untuk
pelatihan
Tipikor
dilaksanak
an untuk
120 orang
hakim.
Sumber:
Bahan
Laptah
MA-RI
2011
2011
CAPAIAN
RUU KUHP
RUU
KUHAP
dan RUU
Pemberan
tasan
Tipikor
masih di
pemerinta
h dan
terkini
1)
2012
100 %
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-185
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
2011
rantasan
Tipikor
saat ini
masih
menun
ggu
surat
presiden
mengenai
penunjukan
wakil
pemerintah
untuk
pembahasan
di DPR
2. RUU
KUHP
dan
RUU
KUHAP
saat ini
persiapan
pemba
hasan
menun
ggu
arahan
Presiden.
2010
Tahun
2011 RUU
Perampas
an Asset
menjadi
prioritas
yang akan
dibahas di
DPR
bersama
dengan
RUU
KUHAP,
KUHP dan
RUU
Pemberan
tasan
Tipikor.
CAPAIAN
belum
diserahkan ke
DPR dan
direncanakan masuk
kembali
dalam
prolegnas
2012
1)
2012
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-186
6.
NO.
Peningkatan
kepastian hukum
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Peningkatan
pelayanan hukum
yang sederhana,
cepat, dan murah
bagi pencari
keadilan
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Jumlah
percepatan
penyelesaian
perkara di tingkat
MA
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
13.891
pkr
2010
Disamping itu
juga
sedang
dilakukan
kembali
review
oleh
Kemkumham
terhadap
dokumen
RUU
baik
redaksional
maupun
substan
-sinya
Perkara
yang
ditangani
(sisa
perkara
tahun
2010 dan
perkara
masuk
tahun
2011)
adalah
2011
CAPAIAN
Perkara
yang
ditangani :
21.107
pkr, putus
: 10.991
pkr (55%)
1)
2012
TARGET
2014
Rendahnya
kapasitas sumber
daya manusia yang
berupa kapasitas
dan profesionalisme
yang masih belum
akuntabel
2)
PERMASALAHAN
Peningkatan
sistem
pembatasan
perkara dan
menyeleksi
perkara-perkara
yang dapat
ditangani sampai
dengan tingkat
Mahkamah
Agung
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-187
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Jumlah
penyelesaian
administrasi
perkara (yg
sederhana, dan
tepat waktu) di
tingkat Pertama
dan Banding di
lingkungan
Peradilan Umum
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
1. Penyele
saian
Perkara
di
Lingkungan
Peradilan
Umum:
Tingkat
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni =
2.742.1
2010
Penyelesai
-an
perkara di
lingkungan
peradilan
umum di
tingkat
pertama :
Perkara
ditangani :
3.666.4
42
perkara
yang
sebanyak
21,414
perkara
Perkara
yang
putus
adalah
sebanyak
13,719
dan sisa di
tahun
2011
adalah
sebanyak
7.695
Sumber:
Bahan
Laptah
MA-RI
2011
Penyelesai
-an
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
Umum:
Tingkat
Pertama
(sisa
tahun
2010 dan
perkara
masuk
2011):
Perkara
1)
2012
2011
CAPAIAN
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-188
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Jumlah
penyelesaian
administrasi
perkara (yg
sederhana, dan
tepat waktu) di
tingkat Pertama
dan Banding di
lingkungan
Peradilan Agama
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
yang
ditanga
ni =
4.854.1
11
Putus =
4.808.8
81pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni =
13.577p
kr
Putus
=10.911
pkr
Sumber:
Bahan
Laptah
MA-RI
2011
Penyelesai
an
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
Agama
Tingkat
Pertama
(sisa
tahun
2010 dan
69 pkr
Putus =
2.703.2
65 pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni
=13.488
pkr
Putus =
10.795
pkr
1. Penyel
esaian
Perkara di
Lingku
ngan
Peradi
lan
Agama
Tingkat
Pertama :
2011
2010
CAPAIAN
Penyelesai
an Perkara
di Lingkungan
Peradilan
Agama
Tingkat
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni :
Tingkat
banding :
Perkara
yang
ditanga
ni :
11.403
Putus :
9.373
putus:
3.375.5
59
(92,06%
)
1)
2012
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-189
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Jumlah
penyelesaian
administrasi
perkara (yg
sederhana, dan
tepat waktu) di
tingkat Pertama
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
Penyelesai
-an
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
Militer:
Penyelesai
-an
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
Militer:
Penyelesai
an Perkara
di Lingkungan
Peradilan
Militer:
Tingkat
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni =
2.534
pkr
Putus
=2.253 pkr
477.126
Perkara
yang
putus :
371.457
(77.8%)
perkara
masuk
2011):
Perkara
yang
ditangani =
426.208
pkr
Putus =
353.933
pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditangani =
2.391
pkr
Putus
=2.189
pkr
Sumber:
Bahan
Laptah
MA-RI
2011
Perkara
yang
ditanga
ni:
377.382
pkr
Putus:
314.407
pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditangani: 935
pkr
Putus :
751 pkr
1)
2012
2011
2010
CAPAIAN
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-190
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
2010
Penyelesai
-an
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
TUN
Tingkat
2009
Jumlah
penyelesaian
administrasi
perkara (yg
sederhana, dan
tepat waktu) di
tingkat Pertama
dan Banding di
K/L
Tingkat
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni:
16.520
pkr
Putus:
6988
pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni: 460
pkr
Putus :
374 pkr
SATUAN
dan Banding di
lingkungan
Peradilan Militer
INDIKATOR
Tingkat
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni:
3.429
pkr
Putus:
3.000
pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni: 397
pkr
Putus
: 368
pkr
Sumb
er:
Bahan
Lapta
h MARI
2011
Penyelesai
an
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
TUN
Tingkat
2011
CAPAIAN
Penyelesai
an Perkara
di Lingkungan
Peradilan
TUN
Tingkat
Pertama :
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni:
3.251
pkr
Putus:
2.673
pkr
(82,2%)
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni: 460
pkr
Putus :
346 pkr
1)
2012
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-191
7.
NO.
Penguatan
perlindungan
HAM
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Peningkatan
perlindungan,
pemenuhan dan
penegakan HAM
di Indonesia
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Peningkatan
pelayanan
bantuan hukum
kepada
masyarakat yang
tidak mampu di
lingkungan
Peradilan Umum
lingkungan
Peradilan Tata
Usaha Negara
(TUN)
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
Tahun
2010,
anggaran
total
untuk
kegiatan
Bankum
melalui
peradilan
umum
adalah
sebesar
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni:
1.768
pkr
Putus:
1.107
pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni: 935
pkr
Putus :
751 pkr
2010
Pertama :
Perkara
yang
ditanga
ni:
1.870
pkr
Putus:
1.428
pkr
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni:
1008pkr
Putus :
832 pkr
Sumber:
Bahan
Laptah
MA-RI
2011
Untuk
tahun
2011,
Alokasi
kepada
Peradilan
Umum
adalah Rp.
33,905,79
5,000 dan
penyerap
an
2011
CAPAIAN
Pengaloka
sian dana
bankum
untuk
operasion
al
Posbanku
m di 39
Pengadila
n Negeri
kelas IA
dan IA
Perkara
yang
ditanga
ni:
1.975
pkr
Putus:
1.433
pkr
(72,5%)
Tingkat
Banding :
Perkara
yg
ditanga
ni: 935
pkr
Putus :
753 pkr
1)
2012
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-192
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Peningkatan
pelayanan
bantuan hukum
kepada
masyarakat yang
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
Tahun
2010,
anggaran
total
untuk
Pelaksana
an
kegiatan
berdasark
an SEMA
Dari
realokasi
anggaran
2012
sebesar
Rp. 24 M
terserap
9,6 M
(39,42%)
Di
lingkunga
n
pengadila
n agama
Kerjasama
bantuan
hukum
dilaksanak
an PN
dengan
228
lembaga
penyedia
jasa
advokat
dan
melayani
42.55
pancari
keadilan.
Khusus,
dan 150
PN kelas
IB dan II.
anggaran
bankum
adalah
sebesar
Rp.3,123,
913,800
Sumber:
Bagian
Perencana
an Ditjen
Badilum)
Untuk
pelaksana
an
pembebas
an biaya
perkara
dan
penyeleng
garaan
zitting
plaatz
data tidak
tersedia
Rp.
41.965.90
0.000 dan
realisasi
sepanjang
tahun
2010
adalah
sebesar
Ro.
7.532.817.
863 atau
sebesar
17,95 %.
1)
2012
2011
2010
CAPAIAN
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-193
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
tidak mampu di
lingkungan
Peradilan Agama
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
kegiatan
Bankum
melalui
pengadila
n adalah
sebesar
Rp.
41.965.90
0.000 dan
realisasi
sepanjang
tahun
2010
adalah
sebesar
Ro.
7.532.817.
863 atau
sebesar
17,95 %.
Untuk
alokasi ke
peradilan
agama
tahun
2010
adalah
sebesar
Rp.
3,996,967,
000
dimana
penyerapa
n adalah
sebesar
Rp.3,272,
2010
No. 10
Tahun
2010
tentang
Pedoman
Bantuan
Hukum :
Jumlah
pelaksa
naan
sidang
keliling
di 338
lokasi
dengan
18.882
perkara
yang
ditangani
Jumlah
perkara
yang
dibebas
kan
biaya
perkara
(prodeo)
sebanya
k 11.908
perkara
Jumlah
pelayan
an
dalam
Posba-
2011
CAPAIAN
Pelaksana
an prodeo
(pembeba
san biaya
perkara)
menangan
i 12.243
pkr.
Sidang
keliling
dilaksanak
an di 273
lokasi
dengan
23.675 pkr
yang
diajukan
oleh
masyarak
at miskin.
(359
satker)
sudah
melaksana
kan 3
kegiatan
pokok
bankum
sesuai
dengan
SEMA
3/2010
tentang
bankum.
1)
2012
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-194
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
2011
kum
kepada
35.009
orang
(masyar
akat
miskin)
di 46
lokasi
(pengadi
lan
Agama)
yang
dilayani
oleh 291
petugas
/pembe
ri jasa
advokasi
(Data
Ditjen
Badilag 19
januari
2011)
2010
422,469
Penyelesai
-an
perkara
prodeo di
pengadila
n agama
sebanyak
4.823 pkr
dengan
rincian
perkara
cerai
gugat
3.175,
perkara
cerai talak
510, dan
perkara
lain-lain
1.138
Catatan:
Prodeo=4.
906
perkara
(data
Ditjen
Badilag 11
Januari
2011
data
belum
terpilah
sesuai
jenis
perkara)
CAPAIAN
Pelayanan
bankum di
posbankum
dilaksanak
an di 69
lokasi di
seluruh
Indonesia
dan
melayani
55.860
pencari
keadilan.
Total
serapan
anggaran
adalah Rp.
9,05 M
dari 11,84
M
(76,3%).
1)
2012
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-195
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Peningkatan
pelayanan
bantuan hukum
kepada
masyarakat yang
tidak mampu di
lingkungan
Peradilan Miltun
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
Pelaksana
an
Sidkel=13.
010
perkara
Tahun
2010,
anggaran
total
untuk
kegiatan
Bankum
melalui
pengadila
n adalah
sebesar
Rp.
41.965.90
0.000 dan
realisasi
sepanjang
tahun
2010
adalah
sebesar
Ro.
7.532.817.
863 atau
sebesar
17,95 %.
2010
n.a
2011
CAPAIAN
Di
lingkunga
n Mittun,
dana
alokasi
untuk
bankum
yang
berjumlah
Rp. 475
juta tidak
terserap
di
kegiatan
pelayanan
Bankum di
lingkunga
n pradilan
militer
dan TUN
di tahun
2012,
karena
hanya
melayani
pencari
keadilan
di PTUN
Surabaya
oleh
sengketa
1)
2012
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
TARGET
2014
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-196
8.
NO.
Pemberdayaan
Industri Strategis
bidang
Pertahanan
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Tersusunnya
rencana
pengembangan &
pengadaan
alutsista TNI dan
Alut Polri 2010
2014
Tersusunnya
mekanisme
pendanaan
Industri
Pertahanan dalam
negeri yang
bersifat
multiyears
SASARAN
RPJMN 2010-2014
Kemhan/
TNI
Polri
Rumusan
pendanaan
Industri
Pertahanan
Dalam Negeri
yang bersifat
multiyears
K/L
Kemhan/
TNI
Polri
SATUAN
Dokumen rencana
pengembangan
dan pengadaan
INDIKATOR
n.a
2009
Surat Men
PPN/Ka.
Bappenas
No.0065/
M.PPN/03
/2011 Ttg
Surat Men
PPN/Ka
Bappenas
No. 223
perihal
PDN TA
kepegawai
an dan
secara
operasion
al
mengguna
kan
anggaran
rutin
operasion
al.
-
1)
2012
Kepmen Kepmen
PPN/Ka.
PPN/Ka
Bappenas Bappenas
No:Kep.10 No:Kep.86
/M.PPN/H /M.PPN/H
K/01/201 K/09/2011
1 ttg
ttg Daftar
DKPDN
Kegiatan
Tahun
PDN
2010
Tahun
2014
2012
100%
2011
Surat Men
PPN/Ka
Bappenas
No. 223
perihal
PDN TA
2010
Untuk
Polri
50%
2010
CAPAIAN
n.a
100%
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
Tidak ada
tindak lanjut
Tidak ada
tindak lanjut
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-197
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
Efisiensi dan
Efektivitas
pengadaan
Alutsista TNI dan
Alut POLRI
Jumlah model
dan/ atau
prototipe alat
peralatan
pertahanan matra
darat, laut, dan
udara yang sesuai
dengan kemajuan
Terwujudnya
model dan/atau
prototipe alat
peralatan
pertahanan matra
darat, laut, dan
udara yang sesuai
dengan kemajuan
Kemhan/
TNI
Bappenas
Kemhan/
TNI
Polri
Bappenas
Kemhan/
TNI
Polri
Jumlah item
produk alutsista
TNI dan Alut Polri
yang mampu
diproduksi oleh
Industri
Pertahanan dalam
Negeri
Tersedianya
badan Clearing
House lintas
bidang dan lintas
K/L
LKPP
Kemhan/
TNI
Polri
Ditetapkannya
Keppres
Pengadaan
barang dan jasa
K/L
Tersedianya
payung hukum
untuk mendukung
revitalisasi
industri
pertahanan
Tersedianya data
kemampuan
produksi alutsista
TNI dan Alut Polri
oleh Industri
Pertahanan dalam
Negeri
SATUAN
INDIKATOR
SASARAN
RPJMN 2010-2014
30%
Perpres
No.
42/2010
tentang
Komite
Kebijakan
Industri
Pertahana
n (KKIP)
30%
25%
n.a
DKPPDN
Tahun
2011
2010
Untuk
Kemhan/T
NI
100%
30%
n.a
25%
2011
2010
2009
CAPAIAN
30%
Tersusunn
ya konsep
awal KKIP
baru
50%
100%
1)
2012
Pendanaan yang
terpisah-pisah dan
terbatas membatasi
pelaksanaan litbang
peralatan
pertahanan yang
baik
Telah terbentuknya
KKIP melalui
Perpres 42/2010
Telah dilaksanakan
2 kali revisi melalui
Perpres 54/2010
dan Perpres
70/2012
2)
PERMASALAHAN
Lamp. 12
30%
100%
100%
100%
TARGET
2014
Sedang
dirancang
skema
pelaksanaan
litbang alat
peralatan
pertahanan
secara terpadu
Tidak ada
tindak lanjut
Tidak ada
tindak lanjut
Tidak ada
tindak lanjut
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-198
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
INDIKATOR
Jumlah hasil
pengkajian dan
pengembangan
peralatan sandi
Jumlah Prototipe
yang dihasilkan
SASARAN
Tersedianya
kajian
pengembangan
peralatan sandi
Meningkatkan
kemandirian alut
Polri produksi
dalam negeri
Meningkatkan
Kemandirian Polri
dalam
memberikan
pelayanan
masyarakat
RPJMN 2010-2014
SATUAN
Polri
Polri
Lemsaneg
Kemhan
K/L
n.a
2009
20%
12,65
2010
25%
13,61
2011
CAPAIAN
25%
15,86
1)
2012
25%
13
17,57
TARGET
2014
Kemampuan
produksi industri
pertahanan dalam
negeri yang
terbatas untuk
memenuhi
kebutuhan alat
peralatan khusus
Polri
Pelaksanaan litbang
Polri yang terbatas
Kemampuan
produksi industri
pertahanan dalam
negeri yang
terbatas untuk
memenuhi
kebutuhan alutsista
TNI
Terbatasnya
industri alat
persandian dalam
negeri sehingga
masih banyak
tergantung dari
produk luar negeri
2)
PERMASALAHAN
Meningkatkan
kerja sama
tripartit antara
Polri, Institusi
Pendidikan dan
Litbang, serta
Industri untuk
Penggunaan
alat persandian
dari luar negeri
disertai dengan
pengembangan
software atau
bahasa
persandian
secara mandiri
Melanjutkan
pelaksanaan
program
revitalisasi
industri
pertahanan
dalam negeri
Melanjutkan
pelaksanaan
program
revitalisasi
industri
pertahanan
dalam negeri
lintas K/L
TINDAK
3)
LANJUT
STATUS
L-199
NO.
SUBSTANSI
INTI/KEGIATAN
INTI
SASARAN
RPJMN 2010-2014
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
2010
2011
CAPAIAN
1)
2012
TARGET
2014
2)
PERMASALAHAN
mengembangka
n alat khusus
Polri
TINDAK
3)
LANJUT
Lamp. 12
STATUS
L-200
L-201
RPJMN 2010-2014
Pilot Project
Industri turunan
kelapa sawit
Pilot project
industri urunan
kelapa sawit
Unit
Perusaha
an
Kemen.
Perindu
strian
Kemen.
Perindu
strian
10
Peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional
4 Peningkatan peran
Meningkatnya
Jumlah partisipasi
Kemend
41
dan kemampuan
peran dan
aktif dalam
ag
diplomasi
kemampuan
perundingan
perdagangan
Indonesia di bidang perdagangan
internasional
diplomasi
internasional
perdagangan
Jumlah posisi
Kemend
41
internasional guna
runding yang
ag
pembukaan,
disusun
peningkatan dan
Jumlah
Kemend
17
pengamanan akses penyelenggaraan
ag
pasar
sidang
internasional di
Jumlah
Perusahaan
Jumlah Perusahaan
55
55
Infrastruktur pendukung
kawasan/klaster industri
antara lain pelabuhan,
jalan akses, angkutan
kereta api, listrik, dan gas
bumi belum memadai
100%
25
(11)
(10)
Lamp. 13
19 (
target
55)
7
(target
15)
55
29
19 (
target
55)
20
55
15
Substansi Inti
Sasaran
Indikator
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional
20%
40%
60%
1. Pengembangan
Fasilitasi
Provinsi Sumut,
Persen
Kemen.
klaster
Terbentuknya
Kaltim, dan Riau
Perindu
strian
industri berbasis
Kawasan Industri
pertanian,
Berbasis CPO
di 3 provinsi
oleochemical
N
o.
LAMPIRAN 13
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 13: Perekonomian
Tahun 2010 2012
Capaian
Targe
Satuan
K/L
Permasalahan**
2010 2011
2012* t 2014
(12)
Tindak Lanjut***
(13)
Status
L-202
(1)
N
o.
Sasaran
(3)
Jumlah hasil
perundingan
Perdagangan
Internasional
(MRA, MOU,
Agreement,
Agreed Minutes,
Declaration, Chair
Report)
Jumlah sosialisasi
hasil kesepakatan
perundingan
internasional
Indikator
(4)
Dalam Negeri
(5)
Satuan
Kemend
ag
(6)
K/L
37
2011
(8)
34
2010
(7)
Capaian
Keterangan:
*Capaian Tahun 2012 sampai dengan bulan Juni.
** Permasalahan pelaksanaan dalam periode 2010-2012.
*** Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam tahun 2012-2014 untuk mencapai target 2014.
Substansi Inti
(2)
RPJMN 2010-2014
5
(target
9)
13
(target
37)
2012*
(9)
34
(10)
Targe
t 2014
(11)
Permasalahan**
(12)
Tindak Lanjut***
(13)
Status
L-203
Lamp. 14
LAMPIRAN 14
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 14: Kesejahteraan Rakyat
Tahun 2010-2012
CAPAIAN
TARGET
No. SUBSTANSI INTI
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2014
2009
2010*
2011**
2012***
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010
1)
2)
1 Pelayanan Haji
Terlaksananya
Pelaksanaan
jemaah
Kemenag
211.000
221.000
221.000
210.000
211.000
dan Umrah
penyelenggaraan Ibadah Haji
ibadah haji dan serta
umrah serta
Pengawasan
pengawasan haji Haji yang tertib
dan lancar
Melanjutkan
pengembangan
Kankemenag yang
belum online sebanyak
34 Kab/Kota
Melakukan perbaikan
perhitungan secara
random untuk memilih
lokasi pemondokan
jemaah (Qurah),
jadwal
pemberangkatan, visa,
dan setoran akhir;
Antisipasi dan
koordinasi intensif
antarinstansi yang
terkait terhadap
petugas kloter/nonKloter 20% dari unsur
di luar Kemenag dan
Kementerian Lembaga,
deviasi antara kualitas
pemondokan di
Madina dan Makkah,
perbedaan layanan
kualitas makanan
katering antara kantor
pelayanan haji Arab
Saudi (Muasastadsah)
dan konsorsium
perusahaan katering
Arab Saudi
(Mutahiddin),
(13)
(12)
Masih terjadinya
permasalahan teknis baik
selama di Indonesia
maupun pada saat
pelaksanaan di Arab
Saudi, diantaranya adalah
masih terlambatnya
distribusi buku manasik
haji di daerah, belum
adanya identitas khusus
bagi petugas pada saat
operasional di Armina
sehingga menyulitkan
koordinasi di lapangan,
masih adanya keluhan
mengenai pelayanan
katering seperti
ketidaksiapan pelayanan
katering selama di
Armina, dan transportasi
selama pelaksanaan di
Arab Saudi yang dirasakan
masih jauh dari tempat
pemondokan.
TINDAK LANJUT
PERMASALAHAN
L-204
(2)
(3)
SASARAN
Pelayanan
kesehatan
kepada jemaah
haji
(4)
INDIKATOR
jemaah
(5)
SATUAN
Kemenkes
(6)
K/L
211.000
2009
(7)
221.000
CAPAIAN
2011**
(9)
221.000
2010*
(8)
211.000
2012***
(10)
Peningkatan kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
1 Pembinaan
Meningkatnya
Pembangunan
unit
Kemenag
15
15
-kerukunan hidup dan
Sekretariat
umat beragama terpeliharanya
Bersama FKUB
(FKUB)
kondisi dan
Kab/Kota
suasana yang
aman dan damai
di kalangan umat
beragama
2 Pelayanan
Terlaksananya
Kesehatan Ibadah Pelayanan
Haji
Kesehatan
Jemaah Haji
(1)
30
210.000
TARGET
2014
(11)
Kerukunan kehidupan
umat beragama belum
sepenuhnya terwujud;
Pelayanan kesehatan
(12)
PERMASALAHAN
Pemberdayaan peran
FKUB sebagai wadah
bersama antarumat
dan tokoh agama
Sosialisasi dan
penerapan peraturan
perundang-undangan
dibidang kerukunan
umat beragama
Membangun sistem
antisipasi dini dan
trauma healing di
daerah rawan konflik
Peningkatan koordinasi
dengan Pemda dan
aparat keamanan
Pemberian prioritas
kepada jemaah haji yang
beresiko tinggi, seperti
yang memiliki riwayat
kesehatan yang kurang
baik dan jemaah
berusia lanjut
Peningkatan pelayanan
dan fasilitas kesehatan
jemaah haji, baik
ditanah air mapun di
Arab Saudi
(13)
pelayanan transportasi
terutama pada saat
puncak ibadah.
TINDAK LANJUT
L-205
(2)
(3)
SASARAN
(4)
INDIKATOR
(5)
SATUAN
(6)
K/L
2009
(7)
2010*
(8)
CAPAIAN
2011**
(9)
2012***
(10)
TARGET
2014
(11)
(12)
PERMASALAHAN
terkait
(13)
TINDAK LANJUT
Lamp. 14
unit
Kemenag
33
33
-33
Operasional
unit
150
440
-473
FKUB
Tk Provinsi
Kab/Kota
Pemulihan
kegiatan
Kemenag
1
1
1
1
Pascakonflik
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20% secara bertahap dalam 5 tahun; Promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif
dan efektif; Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata; Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu
pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia
1 Pengembangan Meningkatnya
Jumlah daya
daya tarik Kemparekraf
7
29
4
29
Belum optimalnya
Penyebaran
kualitas dan
tarik wisata
kesiapan destinasi
pengembangan destinasi
Daya tarik
Pariwisata
kuantitas
alam, bahari
pariwisata yang
pariwisata di luar Jawa dan
dan budaya
disebabkan antara lain
penataan daya
Bali termasuk pulau-pulau
tarik wisata
oleh belum meratanya
kecil dan terdepan;
pembangunan
Peningkatan kemitraan
2 Peningkatan
Meningkatnya
Jumlah desa
desa
Kemparekraf
200
569
200
350
kepariwisataan
dengan sektor terkait
PNPM Mandiri
jumlah desa
wisata
antardaerah dan
dalam upaya peningkatan
Bidang Pariwisata wisata
kawasan, serta kurang
kenyamanan dan
3 Pengembangan Berkembangnya Jumlah profil
lokasi
Kemparekraf
5
14
5
7
memadainya sarana dan kemudahan akses di
Usaha, Industri
usaha, industri
investasi
prasarana menuju
destinasi wisata; dan
dan Investasi
dan investasi
pariwisata
destinasi pariwisata
Pengembangan sistem
pariwisata
Pariwisata
informasi pariwisata yang
4 Pengembangan Terlaksananya
1. Jumlah
standar
Kemparekraf
13
6
0
4
terintegrasi di pusat dan
standarisasi
penyusunan dan standar
daerah.
pariwisata
pemutakhiran
kompetensi
standard
2. Jumlah
standar
Kemparekraf
2
19
0
4
pariwisata serta standar usaha
penerapan
3. Jumlah
ribu orang Kemparekraf
10
16
9
6
standard dan
tenaga kerja
kompetensi
yang
pariwisata
disertifikasi
5 Dukungan
Terselenggaranya 1. Jumlah
lokasi
Kemparekraf
2
15
15
manajemen dan kegiatan
Organisasi
dukungan teknis perencanaan dan Pengelolaan
lainnya Direktorat evaluasi
Destinasi
Jenderal
pelaksanaan
(Destination
Pengembangan program dan
Management
(1)
L-206
(3)
kegiatan,
penyusunan
kebijakan,
peningkatan
kualitas SDM
aparatur, dan
pendukungan
teknis dalam
meningkatkan
kapasitas
pengelolaan
destinasi
pariwisata
Meningkatnya
partisipasi
pariwisata
Indonesia pada
bursa, misi
penjualan (sales
mission) dan
festival di tingkat
internasional
SASARAN
2. Jumlah
dukungan
fasilitas
pariwisata
(4)
Organization/D
MO)
INDIKATOR
(6)
K/L
Kemparekraf
Kemparekraf
2009
(7)
Kemparekraf
(5)
SATUAN
1. Jumlah
event
partisipasi pada
bursa pariwisata
internasional,
pelaksanaan
misi penjualan
(sales mission),
dan pendukungan penyelenggaraan festival
2. Jumlah
kota
perwakilan
promosi
pariwisata
Indonesia
(Indonesia
Tourism
Promotion
Representative
Officers) di luar
negeri
7 Peningkatan
Meningkatnya
Jumlah
event
promosi
jumlah event
penyelenggaraa
pariwisata dalam pariwisata dalam n promosi
(2)
Destinasi
Pariwisata
6 Peningkatan
Promosi
pariwisata luar
negeri
(1)
47
12
78
18
2010*
(8)
54
12
84
CAPAIAN
2011**
(9)
17
14
24
2012***
(10)
45
15
64
29
TARGET
2014
(11)
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
L-207
(3)
Meningkatnya
kelengkapan
informasi tujuan
pariwisata
Indonesia
negeri
9 Peningkatan
publikasi
pariwisata
(2)
Meningkatnya
pemanfaatan
informasi pasar
pariwisata
negeri
SASARAN
8 Pengembangan
informasi pasar
pariwisata
(1)
(4)
langsung (direct
promotion), dan
penyelenggaraa
n event
pariwisata
berskala
nasional dan
internasional.
1. Jumlah
penyebaran
informasi fokus
pasar pariwisata
Indonesia
2. Jumlah
permintaan
pasar untuk
berkunjung ke
Indonesia
1. Jumlah
destinasi yang
memiliki data
dan informasi
yang lengkap
2. Jumlah
bahan promosi
cetak, promosi
elektronik,
publikasi media
cetak, media
elektronik dan
media luar
ruang
3. Jumlah
bahan promosi
cetak dan
promosi
elektronik yang
INDIKATOR
ribu
Kemparekraf
eksemplar
690
776,65
13
CAPAIAN
2011**
(9)
1149,08
10
640
2010*
(8)
Lamp. 14
Kemparekraf
ribu buah
Kemparekraf
Kemparekraf
transaksi
2009
(7)
daerah
Kemparekraf
(6)
K/L
naskah
(5)
SATUAN
2012***
(10)
709
1125
10
10400
640
TARGET
2014
(11)
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
L-208
(2)
(3)
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
(4)
(5)
terdistribusikan
Jumlah daerah daerah
Meningkatnya
10 Peningkatan
penyelenggaraan yang
pertemuan,
dikembangkan
Pertemuan,
perjalanan
menjadi tujuan
insentif,
Perjalanan
wisata MICE
konferensi, dan Insentif,
pameran
Konferensi, dan
Pameran
(Meeting,
Incentive Travel, (Meeting,
Conference, and Incentive Travel,
exhibition)/MICE Conference, and
Exhibition/MICE)
nasional dan
internasional di
Indonesia
11 Dukungan
Terselenggaranya Jumlah event
event
manajemen dan kegiatan
pengembangan
dukungan teknis koordinasi
kebijakan
lainnya Direktorat perencanaan dan pemasaran dan
Jenderal
evaluasi
promosi
Pemasaran
pelaksanaan
pariwisata oleh
program dan
masyarakat dan
kegiatan,
daerah
penyusunan
kebijakan,
peningkatan
kualitas SDM
aparatur, dan
pendukungan
teknis
peningkatan
pemasaran
pariwisata
12 Pengembangan Meningkatnya
Jumlah sumber orang
SDM kebudayaan kapasitas sumber daya yang
dan pariwisata
daya manusia
dilatih di bidang
aparatur/industri kebudayaan dan
(1)
1.150
Kemparekraf
2010*
(8)
102
2009
(7)
Kemparekraf
Kemparekraf
(6)
K/L
1.270
CAPAIAN
2011**
(9)
195
2012***
(10)
1200
91
TARGET
2014
(11)
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
L-209
(2)
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
(7)
2010*
(8)
CAPAIAN
2011**
(9)
2012***
(10)
TARGET
2014
(11)
PERMASALAHAN
Lamp. 14
(3)
(4)
(5)
(6)
(12)
dan masyarakat pariwisata
(orang)
bidang
kebudayaan dan
pariwisata
13 Pengembangan Meningkatnya
Jumlah program program Kemparekraf
34
48
48
42
pendidikan tinggi profesionalisme studi
bidang pariwisata dan daya saing
SDM bidang
parwisata di
lembaga
pendidikan tinggi
pariwisata
Pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011, peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade tahun 2012
3)
Paket
Kemenpora
4
19
1 Peningkatan
Meningkatnya
1. Jumlah
Belum adanya
prasarana dan
penyediaan
fasilitasi
pemahaman tentang
penyediaan
sarana
prasarana dan
tugas dan kewenangan
keolahragaan
sarana
prasarana
pemerintah dan
keolahragaan
olahraga.
pemerintah daerah dalam
yang memenuhi 2. Jumlah
penyediaan prasarana
Paket
Kemenpora
44
44
standarkelayakan penyediaan
dan sarana olahraga.
sarana olahraga
2 Pembinaan
Meningkatnya
1. Jumlah
Orang
Kemenpora
520
520
Belum optimalnya
Olahraga Prestasi pembinaan
olahragawan
peningkatan budaya dan
olahraga
andalan
prestasi olahraga yang
prestasi
nasional
disebabkan antara lain
oleh rendahnya tingkat
2. Jumlah
Kegiatan Kemenpora
2
partisipasi masyarakat
fasilitasi
dalam kegiatan olahraga,
penyelenggaraterbatasnya ruang
an SEA
terbuka olahraga,
Games dan Para
terbatasnya jumlah dan
Games pada
kualitas SDM
tahun
keolahragaan, belum
2011
optimalnya upaya
3. Jumlah
Kegiatan Kemenpora
2
2
pembibitan atlet
fasilitasi
unggulan, serta masih
keikutsertaan
terbatasnya apresiasi dan
pada
(1)
Meningkatkan koordinasi
dengan Pemerintah
Daerah dalam hal tugas
dan kewenangan
penyediaan prasarana dan
sarana olahraga di daerah
sesuai dengan peraturan
perundangan.
Peningkatan pembinaan
olahraga prestasi
(13)
TINDAK LANJUT
L-210
(2)
(3)
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
(7)
2010*
(8)
CAPAIAN
2011**
(9)
(4)
(5)
(6)
Asian Games,
SEA Games,
Olympic
Games, Asian
Para Games,
Para
Games, dan
Paralympic
Games
Peningkatan character building melalui gerakan, revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan; RevitalisasiGerakanPramuka
1. Peningkatan
Meningkatnya
Jumlah pemuda Orang
Kemenpora
5.500
6.000
wawasan pemuda wawasan pemuda yang difasilitasi
kader di
dalam
bidang
peningkatan
kebangsaan,
wawasan
perdamaian, dan kebangsaan,
lingkungan hidup perdamaian,
dan
lingkunganhidup
,
2. Pemberdayaan
Meningkatnya
1. Jumlah
Orang
Kemenpora
6.000
7.000
Organisasi
kapasitas
pengelola
Kepemudaan
pengelolaan
organisasi
organisasikepemu kepemudaan
daan
yang difasilitasi
dalam
pelatihan
kepemimpinan,
manajemen,
danperencanaa
n program,
2. Jumlah
Organisasi Kemenpora
38
100
organisasi
Kepemukepemudaan
daan
yang
difasilitasi
dalam
(1)
TARGET
2014
(11)
7.500
10.000
140
2012***
(10)
Belum optimalnya
partisipasi dan peran aktif
pemuda dalam berbagai
bidang pembangunan,
yang disebabkan antara
lain oleh :
(i) rendahnya partisipasi
pemuda dalam
pendidikan;
(ii) Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) pemuda;
(iii) rendahnya kesadaran
pemuda terhadap bahaya
penyalahgunaan
narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif (NAPZA)
lainnya, HIV dan AIDS
sertakekerasan di
kalanganpemuda;
(iv) belum optimalnya
peran organisasi
kepemudaan dalam
pembangunan pemuda;
(v) terbatasnya prasarana
dan sarana kepemudaan
untuk mengembangkan
kapasitas, kompetensi,
(12)
pengharagaan bagi
olahragawan dan tenaga
keolahragaan yang
berprestasi
PERMASALAHAN
Peningkatan character
building melalui gerakan,
revitalisasi dan konsolidasi
gerakan kepemudaan
dilakukan melalui:
Peningkatan jumlah
pemuda yang
difasilitasi dalam
peningkatan wawasan
kebangsaan,
perdamaian dan
lingkungan hidup,
Peningkatan jumlah
pengelola organisasi
kepemudaan yang
difasilitasi dalam
pelatihan
kepemimpinan,
manajemen, dan
perencanaan program,
Peningkatan jumlah
organisasi
kepemudaaan yang
difasilitasi dalam
memenuhi kualifikasi
berdasarkan standar
(13)
TINDAK LANJUT
L-211
(2)
(3)
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
(7)
2010*
(8)
CAPAIAN
2011**
(9)
2012***
(10)
TARGET
2014
(11)
PERMASALAHAN
TINDAK LANJUT
Lamp. 14
(4)
(5)
(6)
(12)
(13)
organisasi
memenuhi
kreativitas dan inovasi
kepemudaan,
kualifikasi
pemuda;
berdasarkan
Peningkatan jumlah
standar
pemuda kader
organisasi
kepemimpinan,
kepemudaan
Peningkatan jumlah
3)
3 Pengembangan Meningkatnya
Jumlah pemuda Orang
Kemenpora
3.175
10.000
3.500
pemuda yang
kapasitas dan
yang difasilitasi
kewirausahaan
difasilitasi sebagai
pemuda
potensi
sebagai
kader kewirausahaan
kewirausahaanpe kader
muda
kewirausahaan
3)
4 Pengembangan Meningkatnya
Jumlah pemuda Orang
Kemenpora
4.500
10.000
11.500
kapasitas dan
kader
kepemimpinan
pemuda
potensi
kepemimpinan
kepemimpinanpe
muda
3)
5 Pengembangan Terlaksananya
1. Jumlah
Orang
Kemenpora
10.000
500
Kepanduan
pendidikan,
pemuda yang
pengembangan, difasilitasi
dan
dalam
pemasyarakatan pendidikan
kepramukaan
kepemudaan,
2. Jumlah
Orang
Kemenpora
1.000
4.850
5.600
Rendahnya minat
Revitalisasi Gerakan
pemuda yang
pemuda untuk berperan Pramuka dilakukan dengan
difasilitasi
serta dalam kegiatan
peningkatan jumlah
dalam
kepramukaan
pemuda yuang difasilitasi
pendidikan
dalam pendidikan
kepramukaan
kepramukaan
Perumusan Kebijakan dan Pedoman bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender (PUG) oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya, termasuk perlindungan bagi perempuan dan
anak terhadap berbagai tindak kekerasan
1 Penyusunan dan Meningkatnya
1. Jumlah
Kebijakan
KPP&PA
2
1
- Masih rendahnya
- Meningkatkan
harmonisasi
jumlah kebijakan kebijakan
kualitas hidup dan
kapasitas kelembagaan
kebijakan bidang pelaksanaan PUG pelaksanaan
peran perempuan;
PUG dan
pendidikan yang bidang pendidikan PUG dalam
- Masih rendahnya
pemberdayaan
responsif gender
rangka
perlindungan
perempuan dengan
peningkatan
terhadap perempuan
mengintegrasikan
kualitas
dari tindak kekerasan;
perspektif gender ke
(1)
L-212
3 Penyusunan dan
harmonisasi
kebijakan
partisipasi
perempuan di
bidang politik dan
pengambilan
keputusan
(2)
Meningkatnya
jumlah kebijakan
partisipasi
perempuan di
bidang politik dan
pengambilan
keputusan
(3)
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
1. Jumlah
Kebijakan
kebijakan
pelaksanaan
PUG di bidang
politik dan
pegambilan
keputusan
3. Jumlah K/L
K/L dan
dan Pemda yang Prov
difasilitasi
dalam
penerapan ARG
di bidang politik
(4)
(5)
pendidikan
2. Jumlah K/L
K/L dan
dan Pemda yang Prov
difasilitasi
dalam
penerapan ARG
di bidang
pendidikan
2 Penyusunan dan Meningkatnya
1. Jumlah
Kebijakan
harmonisasi
jumlah kebijakan kebijakan
kebijakan bidang pelaksanaan PUG pelaksanaan
kesehatan yang bidang kesehatan PUG dalam
rangka
responsif gender
peningkatan
kualitas
kesehatan
2. Jumlah K/L
K/L dan
dan Pemda yang Prov
difasilitasi
dalam
penerapan ARG
di bidang
kesehatan
(1)
KPP&PA
KPP&PA
KPP&PA
KPP&PA
2009
(7)
KPP&PA
(6)
K/L
2 K/L dan
3 Prov
2 K/L dan
4 Prov
1 K/L dan
3 Prov
1 K/L dan
4 Prov
2 K/L dan
3 Prov
CAPAIAN
2011**
(9)
2 K/L dan
3 Prov
2010*
(8)
3 K/L dan
3 Prov
1 K/L dan
4 Prov
1 K/L dan
1 Prov
2012***
(10)
3 K/L dan
7 Prov
1 K/L dan
5 Prov
1 K/L dan
5 Prov
TARGET
2014
(11)
TINDAK LANJUT
(12)
(13)
dan
dalam siklus
- Masih lemahnya
perencanaan dan
kelembagaan
penganggaran di
pengarusutamaan
seluruh kementerian
gender; termasuk
dan lembaga;
belum optimalnya
- Peningkatan koordinasi
dan kerjasama
pengintegrasian
lintasbidang, lintas
perspektif gender ke
sektor, lintas program,
dalam penyusunan
dan lintas
perencanaan dan
kementerian/Lembaga
penganggaran (PPRG),
(K/L);
serta penyediaan dan
- Penyusunan sistem
pemanfaatan data
manajemen data dan
terpilah berdasarkan
informasi gender,
jenis kelamin.
dalam rangka
mendukung
peningkatan kualitas
hidup dan peran
perempuan dalam
pembangunan;
- Peningkatan
perlindungan
perempuan terhadap
berbagai tindak
kekerasan.
- Sinkronisasi berbagai
peraturan dan produk
hukum terkait
perempuan dan terus
dilakukan koordinasi,
sosialisasi, dan fasilitasi
penyusunan kebijakan,
program dan kegiatan
terkait perlindungan
perempuan
PERMASALAHAN
L-213
Meningkatnya
jumlah kebijakan
perlindungan
perempuan dari
tindak kekerasan
Meningkatnya
jumlah kebijakan
penerapan sistem
data gender
5 Penyusunan dan
harmonisasi
kebijakan
perlindungan
perempuan dari
tindak kekerasan
6 Penyusunan dan
harmonisasi
kebijakan
penyusunan data
gender
(3)
Meningkatnya
jumlah kebijakan
pelaksanaan PUG
bidang
ketenagakerjaan
(2)
SASARAN
4 Penyusunan dan
harmonisasi
kebijakan bidang
ketenagakerjaan
yang responsif
gender
(1)
(4)
dan pengambilan keputusan
1. Jumlah
kebijakan
pelaksanaan
PUG di bidang
ketenagakerjaan
2. Jumlah K/L
dan Pemda yang
difasilitasi
dalam
penerapan ARG
di bidang
ketenagakerjaan
1. Jumlah
kebijakan
perlindungan
perempuan dari
tindak
kekerasan
2. Jumlah K/L
dan Pemda yang
difasilitasi
dalam
penerapan
kebijakan
perlindungan
perempuan dari
tindak
kekerasan (K/L
dan prov)
1. Jumlah
kebijakan
penerapan
sistem data
gender
2. Jumlah K/L
INDIKATOR
K/L dan
KPP&PA
KPP&PA
KPP&PA
K/L dan
Prov
Kebijakan
KPP&PA
KPP&PA
K/L dan
Prov
Kebijakan
KPP&PA
(6)
K/L
Kebijakan
(5)
SATUAN
13 K/L dan
3 K/L dan
6 Prov
14 K/L dan
3 K/L dan
14 Prov
1 K/L dan
7 Prov
CAPAIAN
2011**
(9)
1 K/L dan
7 Prov
2010*
(8)
Lamp. 14
2009
(7)
1 Prov
9 K/L dan
33 Prov
1 K/L dan
5 Prov
2012***
(10)
4 K/L dan
3 K/L dan
33 Prov
1 K/L dan
5 Prov
TARGET
2014
(11)
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
L-214
(2)
8 Penyusunan dan
harmonisasi
kebijakan
perlindungan
korban
perdagangan
orang
7 Penyusunan dan
harmonisasi
kebijakan
perlindungan
tenaga kerja
(1)
INDIKATOR
(4)
dan Pemda yang
difasilitasi
dalam
penerapan
kebijakan
penerapan
sistem data
terpilah gender
Meningkatnya
1. Jumlah
jumlah kebijakan kebijakan
perlindungan
perlindungan
tenaga kerja
tenaga kerja
perempuan
perempuan
2. Jumlah K/L
dan Pemda yang
difasilitasi
dalam
penerapan
kebijakan
perlindungan
tenaga kerja
perempuan
Meningkatnya
1. Jumlah
jumlah kebijakan kebijakan
perlindungan
perlindungan
korban tindak
korban tindak
pidana
pidana
perdagangan
perdagangan
orang
orang
2. Jumlah K/L
dan Pemda yang
difasilitasi
dalam penerapan kebijakan
perlindungan
korban tindak
pidana
(3)
SASARAN
KPP&PA
K/L dan
Prov
KPP&PA
K/L dan
Prov
KPP&PA
KPP&PA
Kebijakan
Kebijakan
(6)
K/L
(5)
Prov
SATUAN
2009
(7)
19 K/L dan
17 Prov
19 K/L dan
21 Prov
2 K/L dan
5 Prov
CAPAIAN
2011**
(9)
5 Prov
0 K/L dan
0 Prov
2010*
(8)
11 Prov
20 K/L dan
17 Prov
2 K/L dan
3 Prov
2012***
(10)
10 K/L dan
15 Prov
1 K/L dan
3 Prov
TARGET
2014
(11)
9 Prov
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT
L-215
(2)
(3)
SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
K/L
2009
(7)
2010*
(8)
CAPAIAN
2011**
(9)
Lamp. 14
(4)
(5)
(6)
perdagangan
orang
9 Penyusunan dan Meningkatnya
1. Jumlah
Kebijakan
KPP&PA
2
1
harmonisasi
jumlah kebijakan kebijakan
kebijakan
penghapusan
penghapusan
penghapusan
kekerasan pada kekerasan pada
kekerasan pada anak
anak
anak
2. Jumlah K/L
K/L dan
KPP&PA
7 K/L dan
1 K/L dan
2 Prov
1 Prov
dan Pemda yang Prov
difasilitasi
tentang
penghapusan
kekerasan pada
anak
Keterangan :
*) Sesuai dengan Buku Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2011.
**) Sesuai dengan Buku Evaluasi DuaTahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2011.
***) Data sampaidenganJuni 2012.
1)
Kenaikan disebabkan karena adanya tambahan kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi
2)
Penurunan disebabkan karena tidak mendapatkan kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi
3)
Sumber: Laporan capaian kinerja Kemenpora Tahun 2011
(1)
TARGET
2014
(11)
1 K/L dan
5 Prov
2012***
(10)
1 K/L dan
6 Prov
(12)
PERMASALAHAN
(13)
TINDAK LANJUT