Manajemen Perubahan Organisasi
Manajemen Perubahan Organisasi
Manajemen Perubahan Organisasi
Sektor Kotawaringin Lama? Apakah karena unsur luar organisasi yang mendorong terjadinya
perkembangan tersebut, ataukah karena faktor dari dalam organisasi yang memang ingin
mengembangkan diri ? Mengapa isu suksesi serta terorisme tidak memberikan pengaruh banyak
terhadap situasi yang kondusif di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kotawaringin Lama?
Tentunya hal ini menjadi kajian yang menarik dalam observasi yang saya lakukan.
Tinjauan Pustaka
Definisi Kinerja Sumber Daya Manusia
Batasan mengenai kinerja bisa dilihat dari berbagai sudut pandang tergantung kepada
tujuan masing-masing organisasi (misalnya untuk profit ataukah untuk consumer satisfaction)
juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri (misalnya organisasi publik versus organisasi
swasta, organisasi bisnis versus organisasi sosial). Berbagai ungkapan seperti output, kinerja
(performance), efisiensi, efektivitas mempunyai hubungan dengan kinerja. Secara umum,
pengertian kinerja dikemukakan orang dengan menunjukkan kepada rasio out put terhadap input.
Ada yang melihat performance dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi,
efisiensi diukur sebagai rasio out put dan input. Dengan kata lain, pengukuran efisiensi
menghendaki penentuan out come dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai untuk
menghasilkan out come tersebut. Di sektor swasta dan banyak di sektor publik, efisiensi dan
kinerja dianggap sinonim. Selain efisiensi, kinerja juga dikaitkan dengan kualitas out put, yang
diukur berdasarkan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Gibson (1996), kinerja (performance) adalah hasil yang diinginkan dari perilaku,
dan kinerja individu adalah dasar kinerja organisasi. Menurut Dessler (1992) ada 5 (lima) faktor
dalam penilaian kinerja yang populer yaitu :
1
akan berkurang apabila salah satu faktor dikurangi atau tidak ada (Mathis R, 2001). Kemampuan
seseorang dipengaruhi bakat dan minat, sedangkan usaha dipengaruhi oleh motivasi, insentif dan
rancangan pekerjaan, serta yang termasuk dukungan organisasi adalah mencakup pelatihan
pengembangan sumber daya manusia dan tersedianya peralatan organisasi yang memadai
(Gordon, 2001).
Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya
dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk
faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
Faktor Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang
dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
- Problem hubungan antar anggota
- Problem dalam proses kerja sama
- Problem keuangan
Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang
lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan
bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan
sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal).
Dari perubahan tersebut tentunya akan berdampak pada beberapa perubahan dalam
organisasi tersebut, seperti perubahan sifat organisasi. Untuk menangani masalah
tersebut, haruslah organisasi tersebut menetapkan suatu tindakan atau kebijakan dan
penyesuaian diri agar sifat organisasi yang sebelumnya tidak lenyap dan terganti. Saat
terjadi perubahan struktur organisasi, haruslah tetap berpegang teguh kepada prinsip
bahwa struktur organisasi telah disusun dan di tetapkan dengan tujuan memberikan suatu
gambaran tentang berbagai hal dalam organisasi tersebut. Dalam melakukan perubahan
dalam suatu organisasi umumnya tidak berjalan dengan begitu lancar karna terdapat
beberapa hambatan dalam proses perubahan tersebut. Hambatan tersebut umumnya
terjadi dari luar atau dari faktor ekstenal.
Proses Perubahan
Organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai
perubahan yang terjadi di luar organisasi. Yang dimaksud dengan proses perubahan organisasi
adalah tata urutan atau langkah langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi.
Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan,
perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem
manajemen suatu organisasi. suatu organisasi tidak harus melaksanakan suatu perubahan. Hal ini
merupakan suatu strategi untuk memenuhi beberapa keseluruhan tujuan dari suatu
organisasi.Langkah tersebut terdiri dari :
a
Mengadakan Pengkajian
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari
pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi
di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi,
hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap
organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila
perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi.
Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan
dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia
sebelumnya.
b
Mengadakan Identifikasi
Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat
sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
Menetapkan Perubahan
Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih
dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan
kemampuan
organisasi
maupun
dalam
rangka
mempertahankan
eksistensi
serta
Menentukan Strategi
Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka
pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
Melakukan Evaluasi
Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu
dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh
postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa
dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar.
Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam
mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya
loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat
absensi meningkat, dan lain sebagainya.
Untuk keperluan analitis, dapat dikategorikan sumber penolakan atas perubahan, yaitu
penolakan yang dilakukan oleh individual dan yang dilakukan oleh kelompok atau
organisasional.
Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi
sebagai sumber penolakan atas perubahan. Penolakan individual dapat terjadi karena hal-hal
dibawah ini :
1. Kebiasaan. Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara berulangulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman, menyenangkan.
Bangun pukul 5 pagi, ke kantor pukul 7, bekerja, dan pulang pukul 4 sore. Istirahat, nonton
TV, dan tidur pukul 10 malam. Begitu terus kita lakukan sehingga terbentuk satu pola
kehidupan sehari-hari. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola kehidupan tadi maka
muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.
2. Rasa aman. Jika kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki kebutuhan
akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan pun besar. Mengubah cara
kerja padat karya ke padat modal memunculkan rasa tidak aman bagi para pegawai.
3. Faktor ekonomi. Faktor lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah soal menurunnya pendapatan. Pegawai menolak konsep 5 hari kerja karena akan kehilangan upah lembur.
4. Takut akan sesuatu yang tidak diketahui. Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi
hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidak pastian dan keraguraguan. Kalau kondisi sekarang
sudah pasti dan kondisi nanti setelah perubahan belum pasti, maka orang akan cenderung
memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan.
5. Persepsi. Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini
mempengaruhi sikap. Pada awalnya program keluarga berencana banyak ditolak oleh
masyarakat, karena banyak yang memandang program ini bertentangan dengan ajaran agama,
sehingga menimbulkan sikap negatif.
Kesimpulan dan Saran
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat dihindari. Dimulai oleh dunia usaha
yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang
dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan
yang
terjadi
diluar
organisasi
yang
dipimpinnya
dan
mampu