Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO 2

Tujuan Skenario :
Tujuan Umum :
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menilai secara kritis kesahihan
dan kemampu-terapan informasi kedokteran berbasis bukti (EvidenceBased Medicine) dan menjelaskan serta memecahkan masalah yang
berhubungan dengan masalah terapi atau penatalaksanaan suatu
penyakit.
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menyusun dan memformulasikan pertanyaan
klinis/ilmiah
yang berkaitan dengan masalah terapi atau
penatalaksanaan suatu penyakit seorang pasien.
2. Mahasiswa mampu membuat kata kunci untuk melakukan penelusuran
informasi ilmiah (evidence) yang berkaitan dengan masalah diagnosis
penyakit pasien.
3. Mahasiswa mampu memilih sumber evidence atau alamat web untuk
menemukan evidence terbaik.
4. Mahasiswa mampu memilih evidence terbaik berbagai evidence yang
ditemukan untuk menjawab pertanyaan klinis.
5. Mahasiswa mampu melakukan kajian kritis artikel penelitian tentang
terapi yang berbasis bukti ilmiah dalam hal :
validitas hasil penelitian artikel tersebut
menguji bagaimana hasil penelitian artikel tersebut
mernyimpulkan dan menerapkan hasil kajian kritis artikel tersebut
ke dalam praktek pengambilan keputusan untuk pengelolaan
pasien khususnya dalam terapi atau penatalaksanaan suatu
penyakit

Skenario 2
Seorang laki-laki umur 65 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)
dini hari dengan keluhan tidak dapat berkemih sejak petang sehabis
sholat maghrib. Ia merasa nyeri pada perut bagian bawah. Dokter
mendapati bahwa keluhan gangguan berkemih sudah dirasakan sejak 1
tahun yang lalu dengan gejala awal gangguan aliran air kemih meliputi:
susah memulai untuk berkemih, berkemih tidak lancar mengalir berhenti
mengalir berhenti, aliran kemih dirasakan lemah, lebih sering berkemih
terutama pada malam hari, rasanya mau berkemih tapi keluar hanya
menetes, Pada siang harinya ia telah periksa ke dokter akan tetapi tidak
mengalami perbaikan. Oleh karena tidak tahan lagi dengan penyakitnya
maka datang ke IDG dini hari.
Hasil Pemeriksaan fisik:
Vital sign : Tekanan Darah: 170/90 Detak Nadi: 88 / mnt Respirasi: 24
/mnt Suhu: 37,5o C
Kepala
Konjungtiva anemis: -/- ; Sklera ikterik: -/Leher: tidak ada kelainan
Toraks: tidak ada kelainan
Abdomen: Dinding perut > dinding Dada; peristaltik + (N), Hepar/Lien:
tidak teraba, Peristaltik (+) N, supra pubik: teraba vesika urinaria penuh
Ekstremitas: edema -/-/Pemeriksaan Rectal Toucher: Tonus muskulus spincter ani normal, mukosa
licin, ampula tidak kolaps, prostat kenyal, simetris, tak teraba sulkus
medianus, teraba sulkus lateralis, nyeri tekan (-); taksiran berat prostat 60
gram.
Dokter yang bertugas saat itu mendiagnosis pasien sebagai pembesaran
prostat jinak (BPH) dan menginstruksikan pemasangan kateter. Setelah
urin keluar pasien merasa lega.
Dokter menyarankan agar pasien rawat inap, tetapi pasien dan
keluarganya minta rawat jalan. Akhirnya dokter menuliskan resep
tamsulosin untuk mengobati keluhan pasien sebagaimana tertulis pada
PPK1. Saat menulis resep obat, sebenarnya dokter berpikir dan ingin
memastikan efektivitas tamsulosin, karena di apotik juga tersedia pilihan
obat lain untuk memperbaiki keluhan pasien. Dokter memberikan resep
obat, dan pesan kalau obat habis pasien diminta periksa kembali.

Anda mungkin juga menyukai