Anda di halaman 1dari 23

1.

Definisi BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. dulu bayi baru lahir yang
berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (2500 gram) disebut bayi
prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu
(Wiknjosastro, 2002).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan
berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499
gram).BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram
tanpamemandang masa kehamilan (Prawirohardjo, 2008).
Dahulu neonatus dengan berat kelahiran kurang dari 2500 gram atau
sama dengan 2500 disebut prematur. Pada tahun 1961 menurut WHO semua
bayi baru lahir dengan berat lahir kurangdari 2500 gram disebut Low Birth
Weight Infant.Hal ini dilakukan karena tidaksemua bayi berat kurang dari 2500
gram pada waktu lahir merupakan bayi yang prematur.

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir dapat dibedakan atas (Manuaba,
2007):
a Bayi dengan berat badan normal, 2.500-4.000 gram
b Bayi dengan berat badan lebih, lebih 4.000 gram
c Bayi dengan berat badan rendah, kurang dari 2.500 gram/1.500-2.500
d
e

gram
Bayi dengan berat badan sangat rendah, kurang dari 1.500 gram
Bayi dengan berat badan ekstrim rendah, kurang dari 1.000 gram
Secara umum bayi BBLR ini dihubungkan dengan usia kehamilan

yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan


dismaturitas, yaitu bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi
berat badan lahirnya lebih kecil dibandingkan masa kehamilannya, yaitu tidak
mencapai 2.500 gram.

Klasifikasi bayi berdasarkan masa gestasi, dihitung dari hari pertama haid
terakhir sampai saat kelahiran, yaitu (Manuaba, 2007) :
a Bayi kurang bulan (preterm), adalah bayi dengan masa kehamilan
b

kurang dari 37 minggu (259 hari)


Bayi cukup bulan (aterm), adalah bayi dengan masa kehamilan mulai

37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari)


Bayi lebih bulan (post-term), adalah bayi dengan masa kehamilan
lebih dari 42 minggu (294 hari atu lebih)

Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal


Medicine II di London (1970) telah diusulkan defenisi berikut (Wiknjosastro,
2002):
-

Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu.

Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu
sampai 42 minggu.

Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih.

Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Prematuritas murni
Masa gestasinya <37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan-sesuai
masa kehamilan (BKB-SMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).
2. Faktor Risiko
A. Prematuritas murni
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan
psikologis. Penyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit
jantung, bacterial vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif
dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.
b. Riwayat BBLR sebelumnya
Riwayat BBLR berulang dapat terjadi biasanya pada kelainan
anatomis dari uterus, seperti septum uterus, biasanya septum pada
uterus avaskular dan terjadi keadaan kegagalan vaskularisasi ini
akan

menyebabkan

gangguan

pada

perkembangan

plasenta.

Septum akan mengurangi kapasitas dari endometrium sehingga


dapat

menghambat

pertumbuhan

janin,

selain

itu

dapat

menyebabkan keguguran pada trimester dua dan persalinan


prematur (Prawirohardjo, 2008)
c. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20
tahun dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu
dekat. Pada ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4
anak juga sering ditemukan. Kejadian terendah adalah pada usia
antara 26-35 tahun.
2.

Faktor janin
Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya
akan mengakibatkan BBLR (Wiknjosastro, 2002; Arifuddin, 2004).

B. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran
zat antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas
dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan
insuffisiensi

plasenta,

pertumbuhan

dan

perkembangan

janin,

atau

kesehatan umum dan nutrisi ibu.


3. GEJALA KLINIK
A. Prematuritas murni
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama
dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari
33 cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya,
kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi
tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus
testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh
labia mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga
belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma
belum sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya
masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan
masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah,
pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnoe. Otot masih
hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan

sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan (Wiknjosastro,
2002; Arifuddin, 2004).
Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum
sempurna, begitu juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis,
gelisah, aktivitas bertambah. Bila dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak
ada, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakranial.
Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata
sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat pitting
edema. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum,
diabetes mellitus, dan toksemia gravidarum (Arifuddin, 2004)..
Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila
frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus
waspada

kemungkinan

terjadinya

penyakit membran hialin,

pneumonia,

gangguan metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus
dicari penyebabnya, misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologis toraks
(Wiknjosastro, 2002; Arifuddin, 2004).
B. Dismaturitas
Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan
terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas.
Dalam hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan
bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan
wasting. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol
adalah wasting, demikian pula pada post term dengan dismaturitas (Behrman,
2004).
Bayi dismatur dengan tanda wasting tersebut, yaitu (Behrman, 2004):
1. Stadium pertama
Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti
perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium.
2. Stadium kedua
Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada
kulit, plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang
tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit,
umbilikus, dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.
3. Stadium ketiga

Ditemukan tand stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna


kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia
intrauterin yang sudah berlangsung lama.
Secara umum gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut
(Manuaba, 2010):

a Berat kurang dari 2.500 gram


b Panjang kurang dari 45 cm
c Lingkar dada kurang dari 30 cm dan lingkar kepala kurang dari 33 cm
d Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak berkurang
f Otot hipotonik lemah dan pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
g Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut fleksi
h Pernafasan 40-50 kali per menit dan nadi 100-140 kali per menit
Diagnosis Bayi Berat Lahir Rendah
a Anamnesa
Menanyakan pada ibu riwayat kehamilan dan faktor-faktor apa saja
yang berpengaruh dengan kejadian BBLR, seperti umur ibu, riwayat hari
pertama haidterakhir, riwayat persalinan sebelumnya, komplikasi obstetris
yang didapat danfaktor lain yang berpengaruh. Gejala yang dialami selama
kehamilan sepertipembesaran uterus yang tidak sesuai kehamilan, gerakan
janin yang lambat, danpertambahan berat badan ibu yang lambat dan tidak
sesuai menurut yangseharusnya (Mochtar, 1998).
b

Ballard Score
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini
penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang
tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama
beberapa jam pertama kehidupan.Penilaian menurut Ballard adalah
dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan
maturitas fisik.Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor,
demikian

pula

kriteria

pemeriksaan

maturitas

fisik.Jumlah

skor

pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan,


kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa
gestasinya.
Penjelasan :

Kulit
Pematangan

kulit

janin

melibatkan

pengembangan

struktur

intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung secara


bertahap. Oleh karena itu, kulit akan mengering dan menjadi kusut
dan mungkin akan timbul ruam.Pada jangka panjang, janin dapat
mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat
menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan,
menyebabkan kulit mengelupas, menjadi retak seperti dehidrasi,
kemudian menjadi kasar.
2

Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin.Pada orang
dewasa, kulit tidak memiliki lanugo.Hal ini mulai muncul di sekitar
minggu 24 sampai 25 dan biasanya muncul terutama di bahu dan
punggung atas, pada minggu 28 kehamilan.Penipisan terjadi
pertama di atas punggung bawah, karena posisi janin yang
tertekuk.Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar pada
daerah lumbo-sakral. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo
pada usia kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri

keluarga atau ras, pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi


tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki
lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai
mendekati atau melampaui usia kehamilan. Untuk tujuan penilaian,
pemeriksa memilih yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif
lanugo pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.
3

Garis Telapak Kaki


Bagian ini berhubungan dengan lipatan di telapak kaki.Penampilan
pertama dari lipatan muncul di telapak anterior kaki.ini mungkin
berhubungan dengan fleksi kaki di rahim, tetapi bisa juga karena
dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih telah dilaporkan memiliki lipatan
kaki sedikit pada saat lahir.Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk
ini.

Di

sisi

lain

dilaporkan,

percepatan

perkembangan

neuromuskuler pada bayi kulit hitam biasanya mengkompensasi ini,


mengakibatkan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu, biasanya
tidak ada berdasarkan diatas atau di bawah perkiraan usia
kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan. Bayi sangat
prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki. Untuk
lebih membantu menentukan usia kehamilan, mengukur panjang
kaki atau jarak jari dan tumit. Hal ini dilakukan dengan
menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat
jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang besar. Untuk jarak
kurang dari 40 mm, skor (-2) ; antara 40 dan 50 mm, skor (-1).
4

Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang
untuk tumbuh dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang
tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan ukuran areola
dan ada atau tidak adanya stippling (perkembangan papila dari
Montgomery). Palpasi jaringan payudara di bawah kulit dengan
memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan
diameter dalam milimeter, dan memilih yang sesuai pada lembar
skor. Kurang dan lebih gizi janin dapat mempengaruhi variasi
ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu

dapat menghasilkan ginekomastia neonatus pada hari keempat


kehidupan ekstrauterin.
5

Mata / Telinga
Perubahan pinna dari telinga janin dapat dijadikan penilaian
konfigurasi dan peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan
pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang
rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan
melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan pinna dilipat dan
kembali menjauh dari wajah ketika dilepas, kemudian memilih yang
paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilago. Pada
bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika
dilepas.

Pada

bayi

tersebut,

pemeriksa

mencatat

keadaan

pembukaan kelopak mata sebagai indikator tambahan pematangan


janin. Pemeriksa meletakan ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas
dan bawah, dengan lembut memisahkannya. Bayi yang sangat
belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu,
pemeriksa tidak akan dapat memisahkan fisura palpebra walaupun
dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan memiliki satu
atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya akan
sebagian dipisahkan oleh traksi ujung jari pemeriksa. Temuan ini
akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor (2) untuk sedikit menyatu, atau (-1) untuk longgar atau kelopak mata
sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan variasi
yang luas dalam status fusi kelopak mata pada individu pada usia
kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait dengan stres intrauterin
dan humoral tertentu.
6

Genitalia Pria
Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum ke dalam kantong
skrotum pada sekitar minggu 30 kehamilan.Testis kiri mendahului
testis kanan yang biasanya baru memasuki skrotum pada minggu
ke-32.Pada saat testis turun, kulit skrotum mengental dan
membentuk rugae lebih banyak.Testis ditemukan di dalam zona
rugated dianggap turun.

Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus dinaikan sedikit,
sekitar 45 dari horizontal dengan bayi berbaring telentang.hal ini
menyebabkan

klitoris

dan

labia

minora

menonjol.

Dalam

prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat menonjol


dan mungkin menyerupai kelamin laki-laki.Pematangan berlangsung
jika ditemukan klitoris kurang menonjol dan labia minora menjadi
lebih menonjol.Lama-kelamaan, baik klitoris dan labia minora surut
dan akhirnya diselimuti oleh labia majora yang makin besar.Labia
mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh
nutrisi intrauterin. Gizi lebih dapat menyebabkan labia majora besar
di awal kehamilan, sedangkan gizi kurang seperti pada retardasi
pertumbuhan

intrauterin

atau

pasca-jatuh

tempo,

dapat

mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris dan labia minora


relatif menonjol. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati,
karena skor yang lebih rendah pada item ini atau pertumbuhan janin
terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada item
neuro-muscular tertentu.
b.

Maturitas Neuromuskuler

Penjelasan :
1 Postur

Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan
ketahanan

untuk

meregangkan

kelompok

otot.

Saat

pematangan

berlangsung, gerak otot meningkat secara bertahap mulai dari fleksor pasif
yang berlangsung dalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit
di depan ekstremitas atas. Untuk mendapatkan item postur, bayi ditempatkan
terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi mengendap dalam posisi
santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang santai, manipulasi lembut
dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar
kenyamanan. bentuk yang paling dekat menggambarkan postur yang disukai
bayi.
2 Jendela pergelangan tangan
Fleksibilitas pergelangan dan / atau resistensi terhadap peregangan
ekstensor bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada
pergelangan tangan.Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berikan tekanan
lembut pada dorsum tangan, dekat jari-jari. Sudut yang dihasilkan antara
telapak tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 , 90 , 60 , 45 ,
30 , dan 0 .
3 Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada gerakan fleksor pasif otot bisep dimana akan
diukur sudut dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa menempatkan satu tangan di bawah siku bayi.Kemudian, ambil
tangan bayi dan pemeriksa membuat lengan bayi dalm posisi fleksi, sesaat
kemudian lepaskan.Sudut mundur lengan saat kembali dicatat, dan dipilih
pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan
pengembalian lengan.
4 Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan gerakan fleksor pasif sendi lutut dengan
pengujian

untuk

ketahanan

terhadap

perpanjangan

ekstremitas

bawah.Dengan posisi bayi berbaring telentang, kemudian paha ditempatkan


lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk penuh.Setelah bayi telah rileks
dalam posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki dengan satu tangan
sementara mendukung sisi paha dengan tangan lainnya.Jangan berikan
tekanan pada paha belakang.Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk
ekstensi.Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan

selama manuver ini.Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan
kaki bagian bawah diukur.Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa
menunggu sampai bayi berhenti menendang aktif sebelum memperpanjang
kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang dengan ini
manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan
berkepanjangan fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah
terjadi; bergantian, skor yang sama dengan yang diperoleh untuk item lain
dalam ujian dapat diberikan.
5 Scarf Sign (Tanda selendang)
Manuver ini dilakukan dengan mengukur gerakan pasif fleksor bahu.Bayi
dalam posisi berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi
untuk garis tengah dan meletakan tangan bayi di dada bagian atas dengan
satu tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku
bayi.Pemeriksa kemudian mendorong siku ke arah dada.Titik pada dada saat
siku bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan, dicatat.
Batasnya adalah: leher (-1); aksila kontralateral (0); papila mamae
kontralateral (1); prosesus xyphoid (2); papila mamae ipsilateral (3), dan
aksila ipsilateral (4).
6 Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif
atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior.Bayi
ditempatkanterlentang

dan

tekuk

ekstremitas

bawahnya.Pemeriksa

mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan.
Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik ke arah telinga
ipsilateral.Pemeriksa mencatat ketahanan terhadap perpanjangan fleksor
panggul posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan.
Batasnya adalah: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); papila mamae (2); daerah
pusar (3), dan lipatan femoral (4).
c.

Hasil Pemeriksaan

Jumlah skor

pemeriksaan maturitas neuromuskuler

dan maturitas fisik

digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan masa


gestasinya.

Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (Depkes RI, 2005):
1

berat badan kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45

cm, lingkardada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm


kulit tipis dan keriput, mengkilap dan lemak dibawah tubuh sedikit

4. tulang rawan telinga masih lunak, karena belum terbentuk sempurna


PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Prematur Murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus, maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi,
serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi (Wiknjosastro, 2002).
-

Atur suhu
BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh karena itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. Bisa dengan membersihkan cairan pada
tubuh bayi, kemudian dibungkus. Atau bisa juga dengan meletakkannya
di bawah lampu atau dalam inkubator. Dan bila listrik tidak ada, bisa
dengan metode kangguru, yaitu meletakkan bayi dalam pelukan ibu (skin
to skin) (Gomella, 2002).

Cegah sianosis
Cara mencegah sianosis dapat dengan cara pemberian oksigen agar
saturasi oksigen dalam tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas
normal.

Cegah infeksi
BBLR mudah sekali diserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup untuk
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik. Oleh karena itu, perlu diperhatikan prinsipprinsip pencegahan infeksi, antara lain mencuci tangan sebelum dan
sesudah memegang bayi, membersihkan tempat tidur bayi segera
sesudah tidak dipakai lagi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi dengan
baik (Saifuddin, 2000; Gomella, 2002)

Pemberian vitamin K
Dosis 1 mg intra muskular, sekali pemberian. Pemberian vitamin K pada
bayi imatur adalah sama seperti bayi-bayi dengan berat badan dan
maturitas yang normal (Saifuddin, 2000)

Intake harus terjamin

Pada bayi-bayi prematur, refleks isap, telan dan batuk belum sempurna.
Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan, terutama
lipase masih kurang. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur
3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada
umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu
pada ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500 gram kurang mampu
mengisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari-hari pertama.
Dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung (Gomella, 2002)
B. Penatalaksanaan bayi dismaturitas
Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya,
seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lainlain. Bayi dismatur biasanya tampak haus dan harus diberi makanan dini
(early feeding). Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya
hipoglikemia. Kadar gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam. Frekuensi
pernapadan terutama dalam 24 jam pertama harus diawasi untuk
mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium atau sindrom gangguan
pernapasan idiopatik. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernapasan.
Bila frekuensi lebih dari 60x/menit, dibuat foto thorax. Pencegahan terhadap
infeksi sangat penting, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi, yaitu
karena pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu. Temperatur harus
dikelola, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah
menjadi hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena luas permukaan tubuh
bayi relatif lebih besar dan jaringan lemak subkutan

kurang (Wiknjosastro,

2002; Gomella, 2002)


Perawatan bayi dalam inkubator
Inkubator yang canggih dilengkapi oleh alat pengatur suhu dan
kelembaban bayi agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang
normal, alat oksigen yang dapat diatur, serta kelengkapan lain untuk
mengurangi kontaminasi bila inkubator dibersihkan. Kemampuan bayi berat
lahir rendah dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka dirawat pada
suhu mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini ditetapkan dengan
mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembapan yang relatif,
dan aliran udara sehingga produksi panas sesedikit mungkin dan suhu tubuh
bayi dapat dipertahankan dalam batas normal. Bayi yang besar dan lebih tua

memerlukan suhu lingkungan lebih rendah dari bayi yang kecil dan lebih
muda. Suhu inkubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan
konsumsi oksigen terjadi minimal sehingga bayi telanjang pun dapat
mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36,5- 37,5 oC. Tingginya suhu
lingkungan ini tergantung dari besar dan kematangan bayi. Dalam keadaaan
tertentu, bayi yang sangat prematur tidak hanya memerlukan inkubator untuk
mengatur suhu tubuhnya, tetapi juga memerlukan pleksiglas penahan panas
atau topi maupun pakaian (Wiknjosastro, 2002; Gomella, 2002).
Seandainya tidak ada inkubator, pengaturan suhu dan kelembapan
dapat diatur dengan memberikan sinar panas, dan botol air hangat, disertai
dengan pengaturan suhu dan kelembapan ruangan. Mungkin pula
diperlukan pemberian oksigen melalui pipa intubasi (Gomella, 2002).
Ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak perlu khawatir
lagi soal perawatan buah hatinya itu selepas keluar rumah sakit. Sekarang
para ahli di bidang kedokteran mengembangkan metode kangguru untuk
merawat BBLR itu. Metode tersebut memungkinkan panas tubuh ibunya
memberikan kehangatan bayinya. Metode kangguru ini memang terkesan
unik, dengan sebuah pakaian yang berbentuk seperti tubuh kangguru yang
berkantung, bayi bisa mendapatkan kehangatan cukup karena bersentuhan
langsung dengan tubuh ibunya. Ada tiga kriteria BBLR sudah bisa dirawat di
rumah setelah keluar dari inkubator. Pertama, berat sudah kembali ke berat
lahir dan lebih dari 1500 gram. Kemudian berat bayi cenderung naik dan
suhu tubuh stabil selama tiga hari berturut-turut. Yang juga harus
diperhatikan, bayi sudah mampu mengisap dan menelan. Selain itu, ibu
sudah harus merawat dan memberi minum. Metode kangguru ini cukup
efektif sebab selain membuat bayi tidak tergantung pada rumah sakit, ibu
lebih percaya diri merawat bayinya di rumah. Keuntungan lainnya, BBLR
bisa mendapatkan ASI eksklusif dan menurunkan resiko bayi terkena
kehilangan panas tubuh (Gomella, 2002)
5. KOMPLIKASI
Komplikasi prematuritas meliputi (Gomella, 2002; Wiknjosastro, 2002;
Saifuddin. 2000):
1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik

Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir
akan terbentuk membran hialin yang akan melapisi paru.
2. Pneumonia aspirasi
Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk
belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler
Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan
ini biasanya hanya ditemukan pada otopsi.
4. Fibroplasias retrolental
Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan
oksigen yang berlebihan.
5. Hiperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan
dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar
yang tidak sempurna sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin
direk belum sempurna.
6. Infeksi
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma
globulin.
Komplikasi dismaturitas meliputi Gomella, 2002; Wiknjosastro, 2002;
Saifuddin. 2000):
1. Sindrom aspirasi mekonium
Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan gasping
dalam uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion,
akibatnya cairan yang mengandung mekonium yang lengket itu masuk ke
dalam paru janin karena inhalasi. Pada saat lahir, bayi akan menderita
gangguan pernapasan idiopatik.
2. Hipoglikemia simptomatik
Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali
disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi
dismaturitas. Diagnosis dapat dibuat dengan melakukan pemeriksaan kadar
gula darah. Bayi BBLR dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula darah yang
kurang dari 20 mg%.
3. Asfiksia neonatorum

Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan


dengan bayi biasa.
4. Penyakit membran hialin
Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada
paru belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps.
5. Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi
yang sesuai dengan masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan
pertumbuhan hati.
7. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu
tubuh rendah
b. Riwayat penayakit sekarang
Lahir

spontan,SC

umur

kehamilan

antara

24

sampai

37

minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar


pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal
c. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda, hidramnion
d. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB
Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
e. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya
2)
3)
4)
5)
f.

absorbsi

kurang/lemah

sehingga

kebutuhan

terganggu
Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar

nutrisi

adalah

mekonium,produksi urin rendah


Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit

c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai


40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung
rata-rata

120

sampai

160x/menit,

bunyi

jantung

(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat,


pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan: Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 4060x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal: Distensi abdomen (lingkar perut
bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah,
warna,

konsistensi

dan

bau),

BAB

(jumlah,

warna,

karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan


megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria: Abnormalitas genitalia, hipospadia,
urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi,
refleks moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau
sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari
33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh
f)

dengan sempurna, lembut dan lunak.


Sistem thermogulasi (suhu): Suhu kulit dan aksila, suhu

lingkungan.
g) Sistem kulit: Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir,
lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus,
terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik: Berat badan sama dengan atau kurang
dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang
dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33
cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm,
lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis,
halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris
menonjol,

sedangkan

pada

laki-laki

skrotum

belum

berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun.,


nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan,

keterbatasan

perkembangan

otot,

penurunan

energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.


b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena
imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro H, Saifuddin AB. 2002. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu
Kebidanan;

edisi

ke-3.

Jakarta:

Yayasan

Bina

Pustaka

Sarwono

Prawirohardjo
Arifuddin J, Palada P. 2004. BBLR-LBW. Dalam: Perinatologi dan Tumbuh
Kembang. Jakarta: FKUI
Behrman, RE, Kliegman RM. 2004. The Fetus and the Neonatal Infant, In:
Nelson Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders
Saifuddin, AB, Adrianz, G. 2000. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam: Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta :
yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Gomella, TL, Cunningham MD. 2002. Management of the Extremely Low Birth
Infant During the First Weekof Life. In: Lange Neonatology; 5 th ed. New
York: Medical Publishing Division

3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Perawatan
1

Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Pola nafas tidak efektif Tujuan:


berhubungan

dengan Kebutuhan

maturitas

Rasional

Letakkan bayi terlentang dengan Memberi


O2

leher

sedikit

Kriteria:

keterbatasan

Pernafasan normal 40-60 selimut diatas bahu bayi sehingga


otot, kali permenit.

dengan meletakkan bantal atau nafas.


bahu terangkat 2-3 cm

penurunan

Pernafasan teratur.

Bersihkan

energi/kelelahan,

Tidak cyanosis.

hidung bila perlu.

ketidakseimbangan

Wajah dan seluruh tubuh

metabolik.

Berwarna kemerahan (pink

mulut, Jalan

nafas

harus

tetap

dipertahankan bebas dari lendir


untuk menjamin pertukaran gas

tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam


Kolaborasi dengan team medis Mencegah terjadinya hipoglikemia

tidak Tujuan

berhubungan Tidak terjadi hipotermia


suhu Kriteria

dalam

gejala

kardinal

yang sempurna.
dan Deteksi dini adanya kelainan.

Gas darah normal

PO2 = 50 90 mmHg

kontrol

nafas,

Observasi

PCO2 = 35 mm Hg

dengan

jalan

variable).
PH = 7,35 7,45

efektif

dan

tengadah/ekstensi dapat mengurangi kelancaran jalan

pernafasan,

2. Thermoregulasi

nyaman

bayi alas yang data, kepala lurus, dan mengantisipasi flexi leher yang

pusat terpenuhi

perkembangan

rasa

pemberian

pemeriksaan

kadar

O2

dan

gas

darah

arteri
Letakkan bayi terlentang diatas Mengurangi
pemancar panas (infant warmer)

kehilangan

panas

pada suhu lingkungan sehingga


meletakkan bayi menjadi hangat

yang

imatur

dan Suhu tubuh 36,5 37,5C

penurunan lemak tubuh Akral hangat


subkutan.

Warna

Singkirkan
dipakai

seluruh

kain
untuk

yang

sudah Mencegah

kehilangan

tubuh

mengeringkan melalui konduksi.

tubuh tubuh, letakkan bayi diatas tubuh,

kemerahan

letakkan bayi diatas handuk / kain


yang kering dan hangat.
Observasi suhu bayi tiap 6 jam.

Perubahan suhu tubuh bayi dapat

menentukan tingkat hipotermia


Kolaborasi dengan team medis Mencegah terjadinya hipoglikemia
untuk pemberian Infus Glukosa
5%
3. Gangguan
nutrisi

kebutuhan Tujuan:Kebutuhan
kurang

kebutuhan
berhubungan
ketidak

jumlah

tubuh Kriteria
dapat

minum

mampuan pespeen / personde dengan


Berat

tidak

mungkin

dan

frekuensi

badan

tidak

lebih dari 10%.

turun

adanya

kelainan

serta pada eliminasi bayi dan segera

konsistensi.

mencerna nutrisi karena baik.


imaturitas.

ASI

diberikan.
nutrisi Lakukan observasi BAB dan BAK Deteksi

dari terpenuhi

dengan Bayi

bila

mendapat tindakan / perawatan

yang tepat.
Monitor turgor dan mukosa mulut. Menentukan derajat dehidrasi dari
Monitor intake dan out put.

turgor dan mukosa mulut.


Mengetahui keseimbangan cairan

Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.

tubuh (balance)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara

Retensi tidak ada.


Lakukan
setiap hari.

control

berat

adekuat.
badan Penambahan dan penurunan berat
badan dapat di monito

Lakukan

control

berat

badan Penambahan dan penurunan berat

setiap hari.
4. Resiko

infeksi Tujuan:

Lakukan

berhubungan

Selama

perawatan

tidak antiseptik

dengan pertahanan

terjadi komplikasi (infeksi)

imunologis yang kurang. Kriteria


Tidak
infeksi.

ada

tanda-tanda

badan dapat di monitor


teknik
dalam

aseptik

dan Pada bayi baru lahir daya tahan

memberikan tubuhnya kurang / rendah.

asuhan keperawatan
Cuci tangan sebelum dan sesudah Mencegah

penyebaran

infeksi

melakukan tindakan.
nosokomial.
Pakai baju khusus/ short waktu Mencegah masuknya bakteri dari

masuk ruang isolasi (kamar bayi) baju petugas ke bayi


Tidak ada gangguan fungsi Lakukan perawatan tali pusat Mencegah terjadinya infeksi dan
tubuh.

dengan triple dye 2 kali sehari.

memper-cepat

pengeringan

tali

pusat karena

mengandung anti

biotik, anti jamur, desinfektan.


Jaga kebersihan (badan, pakaian) Mengurangi
media
untuk
dan lingkungan bayi.
pertumbuhan kuman.
Observasi tanda-tanda infeksi dan Deteksi dini adanya kelainan
gejala kardinal
Hindarkan bayi kontak dengan Mencegah

terjadinya

penularan

sakit.
infeksi.
Kolaborasi dengan team medis Mencegah infeksi dari pneumonia
untuk pemberian antibiotik.
Siapkan pemeriksaan laboratorat Sebagai pemeriksaan penunjang
sesuai

advis

dokter

yaitu

pemeriksaan DL, CRP.

Anda mungkin juga menyukai