Pengalaman Melaksanakan Umroh Secara Mandiri
Pengalaman Melaksanakan Umroh Secara Mandiri
Notes ini diambil dari postingan Ibu Susi dari sebuah milist : www.umrahnabi.com
Dear all,
Ikutan berbagi cerita, bulan puasa 2012 saya mendapat visa umroh full Ramadhan ( berangkat 1 hari sebelum puasa
dan kembali 3 hari sesudah lebaran).
Ini pengalaman saya melakukan umroh mandiri;
1. Visa jiarah ( untuk umroh disebut jiarah).
Tidak mudah mencari travel untuk hanya menguruskan visa. Setelah sekian bulan dan sekian travel (terutama travel
besar dan trkenal) yang menolak permohonan saya untuk pengurusan visa akhirnya saya mendapat 1 travel yang
kebetulan pemiliknya kenal dengan paman saya sehingga ada jaminan bahwa saya akan kembali ke Indonesia.
Mengapa para travel enggan untuk hanya pengurusan visa karena ini resiko besar untuk mereka jika kita tidak
kembali. Ijin mereka bisa dicabut apalagi yang apply masih usia produktif. Sebelumnya saya sudah sempat apply
visa jiarah ini sendiri langsung ke Kedutaan Saudi berdasarkan calling visa yang saya peroleh dari suami saya tetapi
direjected oleh Kedutaan tanpa alasan yang jelas padahal pada saat itu ada seorang ibu yg juga mengurus sendiri
berhasil mendapatkan visa jiarah (dia mendapat calling visa dari anaknya, usia ibu itu 63 thn & seorang janda). Oh ya
karena saya masih usia produktif dan perempuan maka travel mewanti-wanti saya untuk pada waktu tiba di counter
imigrasi Saudi harus selalu berada di belakang muhrim (muhrim diurus oleh travel dengan dikenkaan biaya
tambahan). Muhrim diperlukan hanya untuk di counter imigrasi Saudi pada waktu ketibaan maupun
kepulangan.Kalau pada saat di imigrasi hanya ada kita atau muhrimnya saja maka kita atau muhrim kita tidak bisa
masuk atau keluar dariSaudi.
2. Tiket pesawat
Tiket pesawat harus dibeli di travel agent yang mengurus visa kita karena salah satu syarat visa adalah
dilampirkannya tiket. Memang menjadi lebih mahal jika dibandingkan kita pesan langsung ke airline via internet.
3. Transportasi
Jika kita naik pesawat non Saudi airlines kadang-kadang pesawat mendarat/berangkat di/dari Jedah airportnya
adalah airport khusus haji bukan di airport international. Ini problem besar untuk transportasi keluar dari airport
karena di airport khusus haji tidak ada taxi/ mobil sewaan yang bisa masuk. Ini saya alami, suami tidak bisa masuk
ke area airport karena tidak punya ijin. Saya naik Garuda pada saat itu, akhirnya saya meohon-mohon kepada
pengurus penjemputan dari travel agent agar saya bisa ikut bus rombongan sampai keluar airport dimana suami saya
dapat menunggu.
Akhirnya setelah hampir menangis, mereka mengijinkan saya ikut bus rombongan dan mereka mengatakan bahwa
saya bisa turun di rest area yang pertama sekeluar dari airport. Saya hubungi suami saya untuk emnunggu saya di
rest area.
Jadi saran saya lebih baik naik Saudi Airlines sehingga airportnya di Jedah International Airport dimana ada taxi yang
bisa kita pakai. Kita bisa minta diantarkan langsung ke Mekah ( airport bisa sebagai tempat miqot). Kalau tidak, kita
naik taxi ke area Balad di Jedah.... Di sana banyak sekali angkutan umum yang menuju Mekah, 24 jam tersedia.
Kadang- kadang Saudi Airlines mendarat di Madinah jadi kita ke Madinah dulu untuk beberapa hari baru dengan bus
kita ke Mekah dan kembali ke tanah air via Jedah.
Hanya Saudi Airlines yang boleh mendarat di Madinah.
Kemudian dari Mekah ke Madinah (atau sebaliknya) ada bus SAPTCO (karena saat ini sedang ada renovasi
besar2an seputaran masjidil Haram jadi agak jauh juga jalan kakinya ke terminal SAPTCO, kalau nggak mau jalan
kaki kita bisa pakai taxi gelap (yg disii oleh beberapa orang dengan tujuan yang sama ke Madinah. Taxi gelap itu
kalau sedang tidak ada laskar bisa kita temui di seputaran masjidil Haram.
Dari Madinah ke Jedah kita bisa mnggunakan bus SAPTCO dari terminal SAPTCO yang lumayan juga kalau kita
jalan kaki dari Masjid Nabawi.
4. Hotel
Hotel- hotel seputaran Masjidil Haram atau masjid Nabawi lumayan mahal harganya. Apalagi di Mekah, dulu ada
apartemen2 yang disewakan per kamar seputaran Masjidil Haram yang harganya cukup murah dibandingkan di
hotel. Sejak renovasi, banyak apartemen2 yang minggir sekitar 5 km dari masjidil Haram. Saya sempat menginap di
pelataran masjidil Haram karena tidak kebagian kamar dan mau ambil di apartemen malas jalan kakinya sehingga
saya dan suami menginap di masjidil Haram dan jika waktunya shalat maka perlengkapan mandi, tidur dan pakaian
saya titipkan di loker yang cukup banyak ada di pelataran masjid.
Di Madinah, kami mendapatkan hotel yang cukup dekat dengan masjid Nabawi (ring 2) berjalan kaki 5 menitan, kami
langsung cari-cari begitu tiba di Madinah ( tidak melakukan pemesanan). Harga cukup bersaing dan alhamdulillah di
saat itunkami dapat. Pada bulan puasa,suasana umroh melebihi suasana haji (kebetulan saya sudah mengalami
suasana haji dan umroh di bukan bulan puasa) karena pada bulan puasa tidak ada quota, krannya dibuka sebesarbesarnya tidak seperti bulan haji.
Yang perlu diingat jika melakukan umroh mandiri:
1. Pastikan dengan travel bahwa dimana meeting point pada waktu akan kembali ke tanah air (saya mengalami
ketidaknyamanan, pihak travel mengatakan bahwa saya harus sudah ada di hotel di Jedah di tempat rombongan
menginap beserta koper saya 12 jam sebelum berangkat padahal berangkat ke airportnya 5 jam sebelum berangkat).
Juga kendaraan dari dan ke terminal haji (incase jika naik non Saudi Airlines) kita ikut kendaraan mereka.Kalau bisa
sih kita ikut sampai Madinah atau ke Mekah sesuai dengan schedulle mereka. Ini lebih aman.
2. Menghindari kesulitan transport keluar dari airport, lebih baik naik Saudi Airlines yang pasti-pastinya mendarat di
International airport Jedah.
3. Minta no telphone petugas travel agent yang di Saudi dan hubungi petugas tersebut sejak di Indonesia di depan
petugas travel agent untuk masalah transportasi keluar dari terminal haji airport jika kita mendarat di terminal haji.
4. Lakukan tawar menawar untuk masalah transportasi di Jedah, Mekah dan Madinah.
5. Umroh di bulan- bulan sesudah bulan haji, lebih nyaman bagi yang belum pernah pergi haji/ umroh karena tidak
ramai. Yang cukup padat di bulan Juli, Agustus karena libur anak sekolah dan di bulan Ramadhan. Pada bulan
Ramadhan semua harga bisa 2 x lipat dari harga biasa baik untuk transportasi maupun hotel. Apalagi pada saat
lebaran, transportasi bisa 4 x dari harga normal. Tetapi kekhusyukanumroh di bulan Ramadhan tiada bisa
dibandingkan. Kalau yang sudah menuanikan ibadah haji dan ibadah umroh di bulan biasa, saran saya jika ingin
umroh lagi sebaik ya di bulan puasa terutama pada 2 minggu terakhir. Doa penutup dari imama pada saat shalat
terawih di malam terakhir di masjidil Haram akan membuat kita terharu biru menyadari sebagai manusia kita banyak
melakukan dosa walaupun tidak disengaja. Sangat rekomen sekali umroh di 2 minggu terakhir di bulan puasa.
Setelah bulan puasa, kedutaan Saudi tidak melayani pengajuan visa jiarah sampai dengan 2 bulan sesudah bulan
jahi (kira2 4 bulanan). Umroh hanya dibuka untuk penduduk lokal Saudi karena masjidil Haram dan masjid Nabawi
dibersihkan... Untuk menyambut jemaah haji.
6. Untuk perempuan, sebaiknya di Jedah mengunakan abaya hitam dan bercadar. Saya mengalami dielus-elus
tangan saya oleh orang Arab di dalam supermarket international (Danube). Saya asyik melihat-liht ke rak barang dan
saya mengira itu suami saya yang melakukan. Ternyata bukan, suami saya sedang berada di rak lain.
Di Mekah dan Madinah cukup aman, walaupun tidak berabaya dan bercadar saya masih bisa jalan-jalan sendiri
untuk ke masjid atau belanja tanpa bersama suami. Pada saat akan mengikuti jiarah ke makam Rasulullah (raudah)
untuk perempuan dibatasi waktunya sehingga sering2seringlah mendengar pengumuman dari petugas. Saat ini lebih
tertib per negara koordinasinya. Ini lebih nyaman karena sebagai yang berbadan kecil kita tidak terhimpit oleh jamaah
berbadan besar dari negara2 lain. Biasanya yg Indonesia digabung dengan Malaysia, Australia, Filiphina, Brunei
Darusalam.
Untuk shalat, di masjid Nabawi ketat untuk pemisahan laki- laki dan perempuan karena sejak dari pintu masuk sudah
dipisahkan. Laskar di tempat perempuan juga cukup ketat pemeriksanaannya sehingga untuk ponsel berkamera dan
makanan tidak bisa lolos.
Jadi jika kita janjian dengan pasnagan/ anak laki2 kita perhatikan benar tempat meeting pointtnya ( no pintu masuk).
Di masjidil Haram, lebih fleksiblle karena terpisahnya tidak terlalu jauh pada waktu shalat dan masih di dalam masjid.
Mudah-mudahan sedikit pengalaman ini bisa menambah referensi untuk yang akan melakukan ibadah umroh mandiri
(kurang setuju dengan istilah backpacker).
sumber::https://m.facebook.com/notes/aku-ingin-berumroh/pengalaman-melaksanakan-umroh-secara-mandiriii
=================================================================
Mengurus Visa Umrah ternyata tidak sulit jika kita mengetahui Tips
dan Persyaratan Visa Umrah, berbeda dengan anggapan banyak
calon jamaah Umrah mengenai kesulitan dalam mengurus Visa
perjalanan ibadah umrah. Memang faktanya Visa umroh berbeda
dengan visa reguler. Karena peruntukannya juga berbeda. Visa
umroh berlaku selama 30 hari saja. Ini tidak berarti bahwa Anda
dapat tinggal di Arab Saudi selama 30 hari. Di dalam 30 hari Anda
akan melakukan umroh, pastikan keberangkatan Anda dari Arab
Saudi dalam waktu dua minggu dari tanggal masuk. Visa untuk
umroh di bulan Ramadan tidak dapat melebihi hari terakhir bulan
Ramadan. Anda harus meninggalkan Arab Saudi pada akhir bulan
Ramadan dan tidak dapat merayakan Idul Fitri di sana. Adapun
mengenai Persyaratan dalam mengurus Visa Umrah memang agak
sedikit berbeda dengan Visa Reguler. Berikut ini Persyaratan Visa
umroh yang harus diketahui oleh Calon jamaah Umrah Plus dan
Umroh Reguler: Paspor asli (masa berlaku min. 6 bulan) dengan
nama min. 3 kata. Contoh: Muhammad Arifin Ilham, Siti Arifah Binti
Daud, dsb. Pas photo berwarna 46 = 6 lembar (latar belakang
putih bagian wajah tampak 80%) Kartu keluarga bagi yang
membawa putra putinya (asli)Surat nikah bagi suami/istri (asli) Foto
kopi KTPAkte kelahiran anak bagi yang mengikut sertakan
putra/putrinya (asli) Untuk Jamaah Wanita yang berusia dibawah 45
tahun wajib untuk didampingi suami /Mahramnya, apabila tidak
maka diwajibkan untuk dilengkapi dengan surat Mahram.
Sedangkan untuk jamaah wanita yang berusia diatas 45 tahun tidak
diwajibkan
untuk
didampingi
suami/mahramnya
(Hanya
menyertakan KTP ASLI) Dokumen selambat-lambatnya diterima 3
Minggu sebelum keberangkatan Persyaratan pengurusan visa umroh
ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kebijakan kedutaan
Kerajaan Saudi Arabia di Jakarta. Di lain tempat ada persyaratan
yang lebih kompleks lagi. Seperti ini contohnya: Bila seseorang
memiliki nama non-Muslim, ia harus menyerahkan sertifikat dari
masjid atau pusat Islam yang menyatakan bahwa pemohon adalah
seorang Muslim. Foto paspor berwarna terbaru. Paspor harus masih
berlaku setidaknya selama 6 bulan sejak tanggal penyerahan
formulir aplikasi. Tiket penerbangan yang telah dikonfirmasi dan
tidak dapat dikembalikan. Berangkat dari Arab Saudi harus dalam
waktu dua minggu dari tanggal masuk. Perempuan dan anak-anak
harus disertai oleh suami / ayah atau saudara laki-laki (Mahram).
Bukti hubungan yang dibutuhkan (sertifikat pernikahan untuk
seorang istri, akta kelahiran untuk anak yang menunjukkan nama
kedua orang tua). Mahram harus melakukan perjalanan ke dan dari
Arab Saudi pada penerbangan yang sama sebagai istri dan anakanaknya. bila seorang wanita 45 tahun atau lebih tua, dia
diperbolehkan pergi tanpa Mahram bila ia bepergian dengan
kelompok yang terorganisir atau keluarga dan mengajukan
Arti Visa
Untuk memasuki sebuah Negara tertentu tentunya kita harus punya
IZIN. Nah, izin inilah kemudian kita pahami sebagai VISA.
VISA adalah Dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara yang
memberikan sesorang izin untuk masuk ke negara tersebut dalam
suatu periode waktu dan tujuan tertentu
untuk umroh sendiri, negara Saudi Arabia mengharuskan Warga
Negara Indonesia (WNI) Pemegang paspor RI yang hendak datang
ke negaranya, untuk mendapatkan VISA UMROH. Untuk tujuan kita
berumroh ke tanah suci Makkah dan Madinah yang berada di
Negara Saudi Arabia, maka kita harus mengurus VISA UMROH.
Biasanya VISA UMROH ini diurus oleh Biro Perjalanan Umroh
Lalu apakah Visa itu gratis? tentunya tidak, harganya bervariasi,
tergantung Negara dan Waktu dan beberapa faktor lainnya.
visa harus melalui travel, karena nanti visa umroh yang diterbitkan
oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi adalah berdasarkan
permintaan travel Indonesia yang telah mendapat ijin bekerjasama
dengan provider di Arab Saudi. Tujuannya agar travel tersebut
bertanggung jawab selama kita berada disana.
Jadi, buat dapetin visa kita harus melalui travel. Lah kalo gitu sama
aja dengan umroh ke travel dong???
Gak kok, kita ke travel cuma buat visanya doang, dan rekan kami
yang buka travel di Indonesia bisa membantu kita buat dapetin visa
umrohnya. Untuk biaya sekitar $100 sd $150 per orang.
Ok visa beres, lanjut.
2. MAHROM
Ini bagian yang penting banget buat cewek yang mau umroh, kalo
cowok sich nyantai. Mahram pasti ditanyai tuch saat cewek mau
berangkat maupun pada saat membuat visa. Pada waktu bikin visa
kita dikenakan biaya lebih kurang Rp.300.000 ke travel untuk biaya
mahram.
3. Transportasi
Transportasi disini kita bahas yang dibutuhkan selama disana ya,
mengenai pesawat yang digunakan untuk terbang kesana kita
bahas dibagian lain aja. Kalo untuk 9 hari yang sering diadain oleh
travel itu pembagian waktunya :
- 2 hari untuk waktu Pulang Pergi,
- 4 hari di Mekkah,
- 3 hari di Madinah.
Untuk kendaraan sebaiknya kita sewa mobil aja selama disana,
soalnya dibandingkan mesti naik taxi wih lumayan duitnya. Untuk
sewa mobil biayanya 2000 real permobil, dengan penumpang
maksimal 10 orang. Biaya sewa mobilnya selama disana adalah
pada waktu kita dijemput dan diantar ke bandara, ziarah Makkah,
berangkat dari Makkah ke Madinah dan ziarah Madinah.
(asumsi 1 real = Rp.2500) Jadi untuk biaya transport kalo 10 orang
berarti 200 real per-orang = Rp. 500rb per orang.
4. Penginapan
Harga hotel baik di Mekkah maupun di Madinah antara 125 sd 200
real perkamar permalam untuk 4 orang - jadi "agak-agak" mirip
DORMITORY di SINGAPORE & MALAYSIA(bukan pada saat bulan
Ramadhan dan Haji ya, karena pasti harganya meningkat 3-4 kali
lipat
). Harga segitu tapi dengan jarak yang berbeda untuk
sampai ke Masjid. Yang hotel di Madinah sekitar 200 sd 300 meter
ke Masjid Nabawi. Sedangkan hotel yang di Mekkah 800 sd 1 km, ke
Masjidil Haram, lumayan jauh sich tapi gak papa dong namanya
backpacker masak jalan segitu udah ngeluh hehehe. ;p
Soal jalan jauh jangan khawatir kok, nanti saat kita jalan dari hotel
ke Masjid bakalan banyak ketemu orang yang lalu lalang karena
rame dan hidup kok jalannya (maksudnya gak sepi ^,^) sampe 24
jam non stop tetep banyak orang. Selain itu semakin jauh jalannya
peserta ....
kalo minat...hubungi saya..yaa...
http://www.umrahnabi.com/
http://www.umrohnabi.com/
http://www.dluha.co/
http://www.backpackerumrah.com/2015/02/cara-mendapatkan-visaumrah-saudi-arabia.html