SIKAP ORGANISASI
A. Judul
Organizational Commitment and Its Effects on Organizational Performance
B. Penulis
Mohammad Ali Kashefi1, Reza Mahjoub Adel2, Hasan Rahimi Ghasem Abad3,
Mohammad Bagher Hesabi Aliklayeh4, Hojjat Keshavarz Moghaddam5, Ghasem
Nadimi6
(123456 MA Student of Management, Islamic Azad University, Rasht Branch, Iran)
C. Identitas
ijcrb.webs.com Intersdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business,
April 2013 Vol 4, No. 12
D. Institusi
Institute of Interdisciplinary Business Research.
E. Ringkasan Jurnal
Abstrak
Komitmen Organisasi dan Efeknya Terhadap Kinerja Organisasi
Komitmen Organisasi merupakan hal yang penting pada pekerjaan maupun suatu
organisasi, hal tersebut telah banyak menarik perhatian bagi para peneliti mengenai
perilaku organisasi dalam bidang psikologi, khususnya psikologi sosial selama
beberapa tahun terakhir. Selain itu, sehubungan dengan perubahan di bidang bisinis
terbaru seperti meminimalkan dan penggabungan perusahaan bersama, beberapa
peneliti menyatakan bahwa efek dari komitmen organisasi berpengaruh pada sikap
karyawan khususnya di bidang manajemen seperti tidak adanya komitmen pada
karyawan sehingga cenderung meninggalkan (berhenti) dari pekerjaan, ketidakhadiran
dan kinerja yang dimiliki menurun sehingga tidak layak untuk dijadikan penelitian.
Tetapi, peneliti lainnya belum menerima sudut pandang ini dan mereka meyakini
bahwa komitmen organisasi tidak kehilangan kenpentingannya dan masih dapat di
lakukan penelitian. Contohnya, komitmen dalam kelompok, sehingga individu merasa
bertanggung jawab untuk suatu tujuan dan memiliki rasa kewajiban untuk persyaratan
tim, hal ini merupakan arti akurat komitmen. Komitmen untuk pekerjaan dan
kelompok kerja terutama dalam situasi sulit lebih signifikan dan menentukan.
Diperkirakan waktu terbaik untuk mengevaluasi komitmen karyawan adalah ketika
kesulitan muncul. Tentu saja komitmen anggota kelompok akan lebih kuat bila
didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral tanpa unsur paksaan dan hasil dari
sebuah kesadaranan, karena melakukan sesuatu dengan terpaksa dan pemaksaan maka
karyawan akan bekerja ke arah yang berlawanan dari komitmen.
F. Latar Belakang
Komitmen dalam konteks pekerjaan dan kelompok kerja tidak ada kaitannya dengan
bakat ataupun kecerdasan seseorang, meskipun tingkat pengetahuan dan informasi
yang ada dalam anggota akan meningkatkan tingkat komitmen yang dimiliki. Seperti
yang kita ketahui, melihat perubahan manajerial di bidang sumber daya manusia kita
akan mengetahui dengan jelas bahwa memperhatikan manusia dalam manajemen dan
organisasi dunia telah menjadi salah satu perhatian utama dari otoritas manajemen
dari sejak lama. Perhatian terhadap sumber daya manusia telah meningkat secara
bertahap ke titik dimana tenaga kerja disebut sebagai pelanggan organisasi, itu berarti
bahwa di era modern kebutuhan dasar karyawan di setiap organisasi merupakan
prioritas utama, karena untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada pemenuhan
kebutuhan serta tujuan sumber daya manusia yang logis dan terarah. Salah satu
kebutuhan yang paling penting dari karyawan dalam suatu organisasi adalah untuk
membangun hubungan kepercayaan antara manajer dan karyawan. Tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi dalam organisasi akan menurunkan biaya evaluasi dan
mekanisme kontrol lainnya, karyawan akan mengendalikan diri dan memiliki
motivasi dalam bekerja. Sehubungan dengan fakta bahwa membangun kepercayaan
akan menyebabkan efektivitas organisasi dan pengurangan kontrol dan evaluasi biaya,
sehingga kebutuhan untuk mendeteksi faktor yang menyebabkan membangun
kepercayaan terlihat. Komitmen organisasi karyawan dipengaruhi oleh masalah ini,
karena jika manajer bersedia untuk mengurangi jumlah ketidakhadiran dan
keberangkatan kerja di antara karyawan mereka, mereka harus mengambil tindakan
yang membuat anggota organisasi untuk memiliki sikap positif terhadap pekerjaan
mereka, dan jika kurangnya kepercayaan dominan di atmosfer organisasi, sikap positif
ini akan hilang secara bertahap. Sehubungan dengan apa yang disebutkan di atas,
mencapai kepercayaan organisasi yang kuat terkait untuk membangun hubungan
mental pada karyawan dan komitmen mereka untuk organisasi konsekuensinya. Pada
artikel ini akan mencoba untuk memahami apa itu komitmen, dan mempelajari
pendekatan di mana kita dapat meningkatkan komitmen dalam kaitannya dengan
kinerja organisasi.
G. Rumusan Masalah
1. Apa itu Komitmen ?
tidak puas dengan rumah sakit tempat mereka bekerja di dalamnya. Dalam hal ini,
mereka akan mencari pekerjaan yang serupa di lingkungan lain yang sejenis.
Sebaliknya, di sebuah restoran, pelayan mungkin memiliki perasaan positif tentang
lingkungan kerja mereka; tetapi, mereka mungkin tidak suka menunggu di meja atau
umumnya pekerjaan mereka . Kedua, penelitian telah menunjukkan bahwa komitmen
organisasi memiliki hubungan yang positif dengan beberapa hasil seperti kepuasan
kerja, kehadiran, perilaku organisasi sosial dan kinerja pekerjaan (Meyer, Allen dan
Smith, 1997 ) dan hubungan negatif dengan kecenderungan untuk berhenti dari
pekerjaannya. Sebagian besar organisasi percaya bahwa dukungan organisasi pada
karyawan akan mengalami penurunan, sejalan dengan komitmen karyawan terhadap
organisasi yang mengalami penurunan juga. Studi menunjukkan bahwa ada hubungan
yang jelas antara dukungan organisasi bagi karyawan dan komitmen karyawan
terhadap organisasi.
Variabel Efektif Pada Komitmen
Berdasarkan referensi dan literatur, bahwa terdapat 73 variabel yang telah
digunakan sebagai variabel independen dan 6 variabel sebagai variabel dependen
(hasil komitmen organisasi). Variabel-variabel ini dikategorikan menjadi lima
kelompok:
1. Variabel Latar Belakang meliputi: 23 variabel (umur, negara perkawinan,
pendidikan, profil pekerjaan, status sosial dan ekonomis dan lain-lain).
2. Variabel Job meliputi: 23 variabel (kepuasan kerja, pekerjaan yang menantang,
fungsi yang saling bertentangan, kesempatan promosi jabatan, dan keamanan
kerja dan lain-lain).
3. Variabel Organisasi meliputi: 13 variabel (dukungan organisasi, ekuitas
organisasi, partisipasi organisasi, kepemimpinan, identitas organisasi dan lainlain).
4. variabel lingkungan meliputi: 13 variabel (kesempatan kerja di luar organisasi,
keadilan sosial, komitmen serikat, komitmen relasional dan lain-lain).
5. Variabel yang dianggap sebagai hasil dari komitmen organisasi meliputi: 6
variabel (prestasi kerja, kecenderungan untuk tetap dalam organisasi, perjanjian
dengan perubahan organisasi dan lain-lain)
Faktor yang Berhubungan Antara Komitmen Organisasi dan Kinerja Organisasi
Beberapa bukti menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat
komitmen organisasi dan prestasi kerja yang diinginkan. Menurut Moady dan rekanrekannya, komitmen adalah tingkat relatif loyalitas karyawan untuk sebuah organisasi
tertentu dan keterlibatannya berupa partisipasi di dalamnya. Ini mencakup tiga faktor:
keyakinan yang kuat dalam tujuan dan nilai-nilai organisasi, memiliki kecenderungan
untuk membuat usaha yang cukup untuk organisasi, memiliki keinginan yang kuat
untuk melanjutkan keanggotaan dalam organisasi.
Menurut Robins , komitmen organisasi adalah keadaan di mana seorang individu
menganggap organisasi sebagai indikator dan memiliki keinginan untuk tetap dalam
keanggotaannya. Dengan kata lain, komitmen adalah sikap yang dimiliki karyawan
berupa kesetiaan kepada organisasi dan itu merupakan proses berkesinambungan yang
membawa keberhasilan dan kesejahteraan bagi organisasi dengan partisipasi individu
dalam keputusan organisasi, dan perhatian mereka untuk itu. Oleh karena itu,
sehubungan dengan definisi di atas, komitmen organisasi memiliki tiga dimensi. Ini
adalah apa yang Allen dan Meyer disebutkan, diantaranya:
1. Komitmen emosional
perhatian emosional karyawan tentang organisasi, mengidentifikasi identitas
mereka dalam kaitannya dengan itu dan terlibat dalam kegiatan organisasi.
2. Komitmen berkelanjutan
memiliki kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang berkelanjutan,
berdasarkan pemahaman individu biaya dan pengeluaran yang berhubungan
dengan berhenti organisasi.
3. Komitmen normatif
individu tetap dalam organisasi, karena mereka berpikir mereka harus tetap dan
mereka tidak harus berhenti organisasi.
Mereka percaya bahwa ada korelasi antara komitmen emosional dan normatif dan
dimensi perseptif, dan di sisi lain, ada korelasi antara komitmen berkelanjutan dan
dimensi perilaku. Menurut sudut pandang mereka, komitmen emosional adalah
ketergantungan emosional untuk organisasi, mengungkapkan identitas dalam
kaitannya dengan organisasi, dan solidaritas dengan organisasi; Komitmen normatif
didefinisikan sebagai rasa kewajiban untuk organisasi, menjaga pada pekerjaan, dan
komitmen terus menerus untuk memahami biaya dan pengeluaran yang seorang
individu akan menghadapi dengan berhenti organisasi (Meyer dan rekan, 1989; Allen
dan Meyer, 1990; Meyer dan rekan, 1998). Mereka percaya bahwa "titik umum ketiga
dimensi komitmen organisasi adalah hubungan antara individu dan organisasi, dan
dan
ulasan
telah
dilaksanakan
sehubungan
dengan
komponen
hubungannya dengan urusan keuangan dan sumber daya atau hal-hal sensitif seperti
ini, pentingnya komitmen karyawan terhadap organisasi akan jauh lebih penting. Hal
ini diperlukan agar suatu organisasi memiliki karyawan yang berkomitmen agar dapat
mempercayai mereka sehingga mampu bersaing dengan organisasi lain. Sehingga
komitmen organisasi memiliki korelasi yang relevan dalam mempengaruhi kinerja
seorang karyawan, dimana komitmen organisasi yang dimiliki seorang karyawan akan
mempengaruhi hasil kinerja dari setiap individu karyawan tersebut.
L. Tanggapan
Berdasarkan analisis jurnal diatas, terdapat beberapa tanggapan mengenai jurnal
tersebut, diantaranya :
1. Artikel sudah disajikan dalam bentuk yang cukup lengkap di mulai dari abstrak,
pendahuluan sampai dengan kesimpulan.
2. Pada artikel ini digunakan metode yaitu studi pustaka menggunakan analisis data
empiris (pendekatan empiris), mengunakan teori dan data sekunder sehingga hasil
penelitiannya diambil dari hasil observasi yang dilakukan peneliti lain dan studi
pustaka. Ada baiknya bila penelitian tersebut dilakukan dengan observasi yang
dilakukan langsung oleh peneliti.
3. Pada artikel tersebut rumusan masalah beserta tujuan penelitian tidak dituliskan
secara terperinci.