Anda di halaman 1dari 13

SYOK HIPOVOLEMIK

SYOK HIPOVOLEMIK

LATAR BELAKANG
Syok hipovolemik merujuk kepada kondisi medis atau operasi dimana
kehilangan cairan yang cepat berakhir dengan kegagalan organ-organ multiple akibat
perfusi yang inadekuat. Sering syok hipovolemik adalah sekunder dari kehilangan darah
yang cepat (syok hemoragik).
Kehilangan darah eksternal akut sekunder dari trauma tajam dan penyakit
perdarahan hebat gastrointestinal merupakan penyebab yang umum dari syok
hemoragik. Syok hemoragik juga bisa muncul dari kehilangan darah akut internal ke
dalam kavitas toraks dan abdomen. 2 penyebab umum kehilangan darah internal yang
cepat adalah luka organ keras dan ruptur dari aneurisme aorta abdomen. Syok
hipovolemik bisa muncul dari kehilangan cairan yang berarti (selain darah). Contoh dari
syok hipovolemik sekunder yaitu kehilangan cairan kehilangan cairan termasuk
gastroenteritis yang sukar dan luka bakar yang luas.(3)

DEFINISI
Syok hipovolemik adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu
memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh karena kehilangan darah, atau jumlah
darah yang inadekuat.(Todd Seversen M.D, Philadelphia)

ETIOLOGI
Kehilangan darah kira-kira 1/5 atau lebih dari jumlah darah yang normal
menyebabkan syok hipovolemik. Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :

Perdarahan di dalam (seperti sayatan atau luka)

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

Jumlah darah yang sedikit akibat dari kehilangan cairan tubuh yang banyak
(seperti diare, muntah, luka bakar dan lain-lain)

Inflamasi luas seperti peritonitis umum.

Dehidarsi (suhu tinggi, keringat berlebihan)

Luka trauma (ruptur dan laserasi miokardium, laserasi pembuluh darah, luka
pada organ keras abdomen, fraktur pelvik dan femur, laserasi kulit kepala.

Penyulit-penyulit vaskuler (aneurisma, diseksi, malformasi arteriovenous).

Penyakit-penyakit gastrointestinal (perdarahan varises esofagus, tukak peptik


yang berdarah, fistula aorta intestinal).

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kehamilan (kehamilan ektopik


yang ruptur, placenta previa).(2,3,4)

GEJALA-GEJALA SYOK dan TANDA-TANDA KLINIK

Nadi yang cepat

Nadi bisa lemah

Pernapasan yang cepat

Ansietas atau agitasi

Kulit yang dingin

Lemah

Kulit yang pucat

Kulit basah, berkeringat

Jumlah output urin yang kurang atau tidak ada urin sama sekali

Tekanan darah yang rendah

Bingung

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

Tidak sadar. (1,2,3,4,5)


Tanda dan gejala syok hipovolemik tanpa hemoragik adalah sama dengan syok

hemoragik, walaupun mereka mempunyai onset yang lebih tersembunyi. Respon


fisiologik normal terhadap hipovolemik adalah untuk mempertahankan perfusi dari otak
dan jantung sambil menjadikan suatu sirkulasi jumlah darah yang efektif. Ada
peningkatan dalam aktifitas simpatetik, hiperventilasi, kolaps dari pembuluh darah
vena, pelepasan hormon stress, dan pelebaran dari jumlah intravaskuler melalui cairan
interstitial dan intrasel dan kekurangan dari output urin.
Hipovolemia ringan ( 20 % dari jumlah darah) dengan gejala takikardia ringan.
Hipovolemia sedang (20 40 % dari jumlah darah) pasien menjadi sedikit ansietas dan
takikardia, walaupun tekanan darah normal bisa dipertahankan dalam posisi supine.
Hipovolemik berat ( 40 50% dari jumlah darah) tanda-tanda klinik syok muncul,
tekanan darah menurun dan menjadi tidak stabil walaupun dalam posisi supine dan
takikardi menetap, oliguria, agitasi dan bingung. Perfusi dari sistem saraf dipertahankan
dengan baik sampai syok menjadi parah. Perubahan dari syok ringan ke berat bisa
terjadi dengan begitu cepat.(1,3)

PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktifkan empat
sistem-sistem mayor : hematologik, kardiovaskuler, ginjal dan sistem-sistem
neuroendokrin.
1. Sistem hematologi berperan terhadap kehilangan perdarahan akut yang hebat
dengan mengaktivasi koagulasi dan mengkontraksi pembuluh-pembuluh darah
yang berdarah (dengan pelepasan thromboxane A2). Sebagai tambahan, bekuanbekuan diaktivasi (dengan pelepasan thromboxane A2) dan membentuk
pembekuan yang tidak matang pada sumber perdarahan. Pembuluh-pembuluh
KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

yang rusak menampakkan kolagen, yang kemudian menyebabkan deposisi fibrin


dan stabilisasi dari pembekuan. Kira-kira 24 jam diperlukan untuk fibrinasi
pembekuan yang lengkap dan pembentukan yang matang.
2. Sistem kardiovaskuler pada awalnya merespon terhadap syok hipovolemik
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas jantung dan
konstriksi dari pembuluh darah tepi. Respon ini muncul sekunder dari
peningkatan dari norepinephrine dan bunyi vagus yang menurun (diregulasi oleh
baroreseptor dalam cabang carotid, cabang aorta, atrium kiri an pembuluh darah
paru). Sistem kardiovaskuler juga berespon dengan mendistribusikan darah ke
otak, jantung dan ginjal an jauh dari kulit, otot dan traktus gastrointestinal.
3. Sistem ginjal berespon terhadap syok hemoragik dengan menstimulasikan
peningkatan dalam sekresi renin dari apparatus juxtaglomerular. Renin
mengubah angiotensin kepada angiotensin I, dimana kemudian diubah menjadi
angiotensin II oleh hati dan paru. Angiotensin II mempunyai dua efek utama,
keduanya membantu untuk membalikkan syok hemoragik, vasokonstriksi dari
otot arterial yang licin, dan stimulasi dari sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Aldosteron bertanggung jawab atas absorpsi natrium yang aktif dan
kemudian mempertahankan airnya.
4. Sistem endokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan menimbulkan
peningkatan dalam mensirkulasi hormon antidiuretik (ADH). ADH dihasilkan
oleh glandula pituitari posterior dengan respon terhadap penurunan tekanan
darah (seperti terdeteksi oleh baroreseptor) dan penurunan dalam konsentrasi
natrium (seperti terdeteksi oleh osmoreseptor). ADH secara tidak langsung
membawa kepada peningkatan reabsorpsi dari air dan garam (NaCl) oleh
tubulus distal, duktus pengumpul dan Henle loop.

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

Mekanisme yang rumit ini adalah efektif dalam mempertahankan perfusi organorgan vital dalam kehilangan darah yang parah. Tanpa resusitasi darah dan
cairan dan/atau koreksi penyebab patologik dari perdarahan, perfusi jantung
yang berkurang dan diikuti oleh kegagalan organ-organ multiple.(3)

RIWAYAT PENYAKIT

Pada pasien dengan kemungkinan syok sekunder pada hipovolemia tanda vital
dalam menentukan kemungkinan penyebab dan dalam pedoman kerja.

Gejala syok, seperti lemah, sakit kepala ringan dan bingung sering dijumpai
pada semua pasien.

Pada pasien dengan trauma, cari tahu penyebab dari luka atau apa saja informasi
yang akan meningkatkan keraguan suatu kecelakaan.

Apabila sadar, pasien bisa menyatakan lokasi dari nyeri.

Tanda-tanda vital, penting setelah tiba di IGD, yang harus di catat.

Dada, abdomen atau sakit punggung bisa mengindikasi suatu penyakit vaskuler.

Tanda klasik dari aneurisma toraks adalah sakit seperti robekan pada belakang.
Aneurisma aorta abdomen biasanya berakhir dengan sakit punggung atau
abdomen.

Pada pasien-pasien dengan pedarahan gastrointestinal, tanya apakah dia pernah


hematemesis, melena, riwayat minum alkohol, penggunaan obat-obat anti
inflamasi nonsteroid yang berlebihan dan koagulopati.
Kronologis dari muntah dan hematemesis harus dideteksi.
Pasien dengan hematemesis setelah muntah yang berulang kali mungkin
mengarah ke sindrom Boerhaave atau Mallory-Weiss.

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

Kalau penyebabnya adalah ginekologi, kumpullah informasi tentang haid


terakhir, risiko kehamilan ektopik, perdarahan pervaginam.(3)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik harus selalu berawal dengan bantuan airway, pernapasan dan
sirkulasi. Setelah itu di evaluasi dan di stabilisasi, sistem sirkulasi harus di evaluasi
untuk tanda-tanda dan gejala syok.(3)
Kelas-kelas perdarahan telah diuraikan, berdasarkan % jumlah darah yang hilang

Perdarahan Kelas I (kehilangan 0 15%)


-

Dalam ketidakhadiran komplikasi, takikardi yang minimal dilihat.

Biasanya tidak ada perubahan dalam tekanan darah, tekanan nadi atau
pernapasan.

Keterlambatan dalam pengisian kapiler dengan waktu kurang dari 3


detik.

Perdarahan Kelas II (kehilangan 15 30%)


-

Gejala klinik termasuk takikardi (HR > 100x/menit), takipnea,


penurunan dalam tekanan nadi, kulit dingin, pengisian kapiler yang
lambat, dan ansietas ringan.

Penurunan dalam tekanan nadi adalah hasil dari peningkatan kadar


katekolamin, yang menyebabkan peningkatan dalam resisten vaskuler
perifer dan diikuti oleh peningkatan dalam tekanan darah diastolik.

Perdarahan Kelas III (kehilangan 30 40 %)


-

Pada tahap ini, pasien-pasien biasanya mempunyai takipnea dan


takikardia yang tercatat, penurunan tekanan darah sistolik, oliguria, dan
perubahan yang berarti dalam tekanan darah sistolik.

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

Pada pasien-pasien tanpa luka-luka lain atau kehilangan cairan,


kehilangan darah yang kecil adalah sebanyak 30 40 % yang akan
menyebakan penurunan dalam tekanan darah sistolik.

Banyak pasien-pasien ini memerlukan tranfusi darah, tetapi keputusan


untuk transfusi harus didasarkan atas respon awal pemberian cairan.

Perdarahan Kelas IV (kehilangan > 40 %)


Gejala-gejala termsuk sebagai berikut : takikardia, penurunan tekanan darah
sistolik, tekanan nadi yang kurang (tekanan diastolik yang tidak terukur), urin
yang kurang atau tidak ada urin, depresi mental (kehilangan kesadaran), kulit
yang dingin dan pucat.
Perdarahan ini merupakan yang mengancam jiwa.

Pada pasien dengan trauma, perdarahan adalah penyebab yang diduga dapat
menyebabkan terjadinya syok. Bagaimanapun ia haruslah dibedakan dengan penyebabpenyebab lain syok. Ini termasuk tamponade jantung (irama jantung melemah, saraf
leher yang distensi), tension pneumothorax (trakea yang berdeviasi, suara pernapasan
tidak seperti biasanya, defisit neurologik).
4 (empat) bagian dimana perdarahan mengancam jiwa yang bisa timbul adalah : dada,
abdomen, paha dan bagian luar dari tubuh.

Dada harus diauskultasi untuk suara pernapasan yang melemah, karena


perdarahan mengancam jiwa bisa muncul dari miokardium, pembuluh, atau
laserasi paru.

Abdomen harus diperiksa untuk kerusakan distensi yang bisa menginduksi luka
intrabdomen.

Paha haruslah diperiksa untuk deformitas atau pelebaran (tanda-tanda fraktur


femur dan perdarahan dalam paha).

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

Seluruh tubuh pasien haruslah diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya


perrahan eksterna yang alin.

Pada pasien tanpa trauma, maypritas dari perdarahan adalah dalam abdomen. Abdomen
haruslah diperiksa untuk kerusakan, distensi atau memar. Carilah bukti untuk aneurisma
aorta, penyakit tukak peptik, atau kongesti paru, juga periksa tanda-tanda lain memar
dan perdarahan.
Pada pasien hamil, periksalah menggunakan spekulum yang steril. Bagaimanapun
perdarahan pada trimester ketiga, pemeriksaan harus dilakukan dua kali di kamar
operasi. Periksalah abdomen, uterus atau adneksa.(3)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Setelah di anamnesis dengan lengkap riwayat penyakit dan dilakukan
pemeriksaan fisik, kita boleh melakukan beberapa pemeriksaan :

Perlu CT-Scan atau Rontgen pada daerah-daerah yang di curigai.

Endoskopi diperlukan pada kasus-kasus perdarahan dari gastrointestinal.

Memeriksa elektrolit (Na, K, Cl, HCO3), ureum dan kreatinin.(2,3,7)

DIAGNOSIS
Syok hipovolemik didiagnosis apabila ada tanda-tanda dari instabilitas
hemodinamik dan sumber kehilangan jumlah adalah jelas. Diagnosis menjadi susah
apabila sumber kehilangan darah tersembunyi, seperti dalam tarktus gastrointestinal
atau volume plasma itu sendiri yang habis. Setelah perdarahan akut, hemoglobin dan
hematokrit tidak berubah sampai perpindahan cairan tubuh timbul atau cairan eksogen
telah ada. Dengan demikian nilai hematokrit normal awal tidaklah membuktikan
kehadiran kehilangan darah, kehilangan cairan bebas yang membawa kepada
hipernatremia, keadaan ini menunjukkan adanya hipovolemia.(1)

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

PROGNOSIS
Syok hipovolemik merupakan suatu keadaan gawat darurat, tetapi mempunyai
banyak variasi gejala dan tergantung dari jumlah kehilangan darah, kadar dari
kehilangan darah, luka atau sakit penyebab dari kehilangan ini, dan faktor-faktor lain.
Pada umumnya, pasien-pasien dengan derajat syok yang ringan bisanya lebih baik dari
syok berat. Bagaimanapun pada pasien-pasien dengan syok berat, kematian mungkin
terjadi walaupun dengan pertolongan yang cepat.(2,3)

KOMPLIKASI

Kerusakan ginjal

Kerusakan otak

Kematian. (2,3)

PENANGANAN SYOK
Yang harus diperhatikan di Unit Gawat Darurat adalah :
1. Aliran oksigen ke pasien cukup.
Jalan napas pasien harus dibantu secepatnya setelah tiba dan distabilkan
kalau perlu.
Posisi dari pasien juga membantu memperbaiki sirkulasi, contohnya
posisi Trendelernburg untuk meningkatkan aliran darah ke otak.
2. Mencegah kehilangan darah yang banyak
Pencegahan perdarahan yang lanjut tergantung atas sumber perdarahan dan
selalu memerlukan intervensi operasi. Pada pasien trauma, perdarahan eksternal
harus dikontrol dengan tekanan langsung, sedangkan perdarahan internal
memerlukan operasi. Fraktur-fraktur tulang panjang harus dirawat dengan traksi
untuk mengurangi kehilangan darah.

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

SYOK HIPOVOLEMIK

3. Resusitasi cairan
Cairan intravena digunakan untuk menjaga volume dalam sistem sirkulasi.
Dopamine, debutamine, epinephrine, norepinephrine dan obat-obat lain bisa
diperlukan untuk meningkatkan tekanan darah.
Jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan cairan yang keluar.
Pemberian dilakukan berdasarkan perkiraan banyaknya cairan yang hilang.
Pilihan cairan resusitasi :
a)

Syok ringan : kristaloid (NaCl, RL dan D5%) dan koloid (plasma darah,
albumin, dekstran 70)

b)

Syok sedang berat : tergantung pada cairan yang hilang.

Syok hemoragik : NaCl dan RL

Syok persisten : mungkin karena perdarahan massif, siapkan


transfusi.

c)

Syok hipovolemik non hemoragik (dehidarasi, muntah dan diare),


berikan NaCl dan RL.(2,3,4,6)

MONITORING
1. Tekanan vena sentral

: syok ringan (15 cmH2O)


syok berat (3 8 cmH2O)

2. Kateter dipasang untuk melihat output urin.


3. Lain-lain

:-

tingkat kesadaran

AGDA

Pengukuran cardiac output.(2)

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

10

SYOK HIPOVOLEMIK

DAFTAR PUSTAKA
1. Maier R.V, Shock, In : Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, etal. Harrisons
Principle of Internal Medicine, 15 th edition.
2. www.yahoo.com
3. www.medicalstudent.com
4. R.Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta
5. Diktat pertemuan ilmiah Terpadu, update on shock, FK Unair.
6. Dr. Oloan SM Siahaan, Sp.An.KIC, Terapi Cairan dan Penanggulangan
Hipovolemik Shock, Medan 2003.
7. Dr. Sustisna Himawan, dan Staf pengajar FK UI, Kumpulan Kuliah Patologi.
Cetakan ulang 1994, Jakarta.

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

11

SYOK HIPOVOLEMIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Syok Hipovolemik .
Paper ini adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Senior pada Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing Drg.
Tulus Pasaribu, Sp.BM, atas bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper
ini.
Medan, Oktober 2003

Penulis

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

12

SYOK HIPOVOLEMIK

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ...ii
LATAR BELAKANG......................................................................................................1
DEFINISI.........................................................................................................................1
ETIOLOGI.......................................................................................................................1
GEJALA-GEJALA SYOK dan TANDA-TANDA KLINIK........................................2
PATOFISIOLOGI...........................................................................................................3
RIWAYAT PENYAKIT...................................................................................................5
PEMERIKSAAN FISIK.................................................................................................6
PEMERIKSAAN LABORATORIUM..........................................................................8
DIAGNOSIS.....................................................................................................................8
PROGNOSIS....................................................................................................................9
KOMPLIKASI.................................................................................................................9
PENANGANAN SYOK..................................................................................................9
MONITORING..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

KKS Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Ernida, Geetha, Antoni, Didik P.S

13

Anda mungkin juga menyukai