Anda di halaman 1dari 2

Lanjutan Acara 4..

PENGUJIAN PATOGENISITAS MIKROBIA PARASIT SERANGGA PADA


SERANGGA HAMA
PENDAHULUAN
Penggunaan mikrobia sebagai agens pengendali hama sebagai bagian
dari komponen pengendalian hayati sangat penting karena disamping dapat
digunakan sebagai agen pengendali alami juga dapat digunakan sebagai
bahan pengendali untuk melakukan tindakan korektif terhadap populasi
hama yang sedang meningkat melampaui ambang ekonomi (Untung dan
Mangoendihardjo, 1993).
Pengendalian dengan mikroba adalah semua aspek penggunaan
mikroba atau hasil-hasilnya dalam mengendalikan spesies-spesies hama.
Van Den Bosch et al (1985) memberikan definisi yang singkat yaitu
pengendalian dengan memanfaatkan mikroba ialah pemanfaatan patogen
untuk mengendalikan populasi hama.
Untuk meningkatkan populasi musuh alami di lapang, bisa diusahakan
melalui perbanyakan massal (produksi massal) tetapi baru bisa diperbanyak
beberapa jenis musuh alami. Masalahnya ialah biaya, teknik pelepasan agar
musuh alami berperan maksimal.

Untuk agens hayati patogen tanaman

masalahnya adalah produksi massal

dan formulasi

serta pertimbangan

ekonomi.

CARA KERJA
A. Uji patogenisitas Nematoda entomopatogen, Heterorhabditis sp.
pada larva Galleria mellonela dan Tenebrio molitor
(1)Uji patogenesitas dilakukan pada larva Tenebiro molitor dan Galleria
mellonela masing-masing serangga uji sebanyak 10 ekor,
(2)diletakan di dalam petridish yang diberi alas kertas saring,
(3)diinokulasi nemtoda entomopatogen jenis Heteorhabditis sp. 10.000 IJ/
ml hasil produksi massal Nemadic dengan nama produk Coleonema,

(4)setiap perlakuan diulang sebayak 2 (dua) kali,


(5)pengamatan dilakukan terhadap mortalitas ulat setelah 24 jam, 48
jam, dan 72 jam inokulasi.
B. Uji patogenisitas jamur Metarizium

pada larva serangga hama,

Tenebrio molitor
(1)Uji patogenesitas dilakukan pada larva T. molitor masing-masing
serangga uji sebanyak 10 ekor,
(2)diletakan di dalam petridish yang diberi alas kertas saring,
(3)diinokulasi bakteri entomopatogen jenis B. bassiana hasil produksi
massal,
(4)setiap perlakuan diulang sebayak 2 (dua) kali,
(5)pengamatan dilakukan terhadap mortalitas ulat setelah 24 jam, 48
jam, dan 72 jam inokulasi.
C. Uji patogenisitas jamur entomopatogen, Beuveria bassiana pada
larva serangga hama, Tenebrio molitor
(1)Uji patogenesitas dilakukan pada larva T. molitor masing-masing
serangga uji sebanyak 10 ekor,
(2)diletakan di dalam petridish yang diberi alas kertas saring,
(3)diinokulasi bakteri entomopatogen jenis B. bassiana hasil produksi
massal,
(4)setiap perlakuan diulang sebayak 2 (dua) kali,
(5)pengamatan dilakukan terhadap mortalitas ulat setelah 24 jam, 48
jam, dan 72 jam inokulasi.

Anda mungkin juga menyukai