Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PERLINDUNGAN TANAMAN

NAMA

KELOMPOK

Khoirotun Nikmah

(151510501180)

Maisuri Vikurniati

(151510501181)

M. Nicko A.P.

(151510501211)

Handika Putra Atmaja


(151510501266)
Qurota Ayun

GOLONGAN
ACARA

:
:

(151510501268)
L
Pengenalan Daur Hidup Serangga

PRAKTIKUM
ASISTEN

Novia Ika Juliana


Desi Rejeki
Dina Ajeng E.W.
Ival Oktavian N.B.

TANDA TANGAN

PRAKTIKAN
NILAI

PROGRAM STUDI AGROEKOLOGI


LABORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkebunan di Indonesia sangat berperan penting dalam bidang ekonomi
maupun sosial, karena dapat menghasilkan devisa yang cukup besar untuk
membangun bangsa dan negara ini. Hasil perkebunan dapat menghasilkan
komoditi ekspor terbesar setelah sub sektor pertambangan minyak dan gas serta
kehutanan. Salah satu contoh tanaman perkebunan yang memberikan pengaruh
besar terhadap kondisi perekonomian di Indonesia adalah tanaman kopi dan
kakao.
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) dan kopi merupakan salah satu
komoditas

andalan

perkebunan

yang

peranannya

cukup

penting

bagi

perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber


pendapatan, dan devisa negara. Kakao dan kopi juga berperan dalam mendorong
pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Tanamsn tersebut
banyak dibudidayakan untuk memperoleh keuntungan yang besar dan
meningkatkan perekonomian negara.
Pengembangan produksi perkebunan khususnya kopi dan kakao, petani
dihadapkan kepada beberapa kendala baik yang bersifat fisik, sosio-ekonomi
maupun kendala yang bersifat biologi. Salah satu kendala biologi adalah
gangguan spesies organisme, salah satunya yaitu dengan adanya serangan hama.
Hama yang biasa menyerang adalah dari jenis serangga, namun tidak semua
serangga bersifat hama, dapat juga bersifat predator atau parasitoid.
Semua oganisme menjalani daur hidup, yaitu suatu proses yang menandai
perkembangan suatu organisme sejak memulai hidupnya di bumi sampai
bereproduksi untuk mempertahankan keberadaan jenisnya. Proses tersebut

merupakan suatu perputaran karena akan kembali pada titik awal mulanya. Proses
daur hidupm terlihat terjadi perubahan bentuk luar (morfologi) yang menandai
fase perkembangan suatu individu, termasuk serangga. Pada praktikum ini akan
dilakukan pengamatan terhadap macam-macam serangga yang terdapat pada
tanaman kopi dan kakao serta mencari informasi mengenai siklus hidupnya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui daur hidup serangga yang terdapat pada tanaman kopi
dan kakao.
1.3 Manfaat
1. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis serangga yang terdapat pada
tanaman kopi dan kakao.
2. Memberikan informasi mengenai daur hidup serangga yang terdapat pada
tanaman kopi dan kakao.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Serangga adalah salah satu komponen keanekaragaman hayati yang
juga memiliki peranan penting dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivora,
karnivora, dan detrivora. Keberadaan serangga predator dan parasitoid
dipengaruhi oleh keanekaragaman tanaman penyusun struktur lansekap
misalnya keberadaan tumbuhan liar. Tumbuhan liar dapat digunakan sebagai
tempat berlindung, inang alternatif, dan sumber pakan tambahan berupa
tepung sari dan madu (Masfiyah dkk., 2014).
Perkembangan serangga merupakan proses biologis menuju tingkat
kedewasaan, dapat berupa perubahan bentuk, susunan, dan fungsi organ-organ
tubuh menuju kedewasaan atau kesempurnaan. Perubahan tersebut tidak
terlalu mencolok perbedaan ukurannya, namun terjadi perubahan besar yang
tidak dapat diukur berupa perubahan bentuk. Proses perkembangan yang
sudah memasuki tahap akhir salah satu cirinya adalah kematangan organorgan reproduksi.
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama
menjadi dewasa disebut metamorfosis. Metamorfosis merupakan suatu proses
perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik
dan struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat
pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda. Perubahan
bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk pradewasa secara
umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt), yaitu
bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan dewasanya dan perubahan ini
terjadi pada instar akhir pradewasa. Metamorfosis terbagi atas beberapa jenis

antara lain hemimetabola, holometabola, ametabola, dan paurometabola


(Widiarta dan Kusdiaman, 2012).
Hemimetabola adalah tahap perkembangan insecta yang tidak
sempurna, dimana insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi
ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul
hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa.
Ringkasan skemanya adalah telur nimfa (larva) dewasa (imago). Contoh
insecta ini adalah belalang, kecoa (Periplaneta americana), jangkrik (Gryllus
sp.), dan walang sangit (Leptocorisa acuta).
Holometabola adalah perkembangan insecta dengan setiap tahap
menunjukan perubahan wujud yang sangat berbeda atau sempurna. Tahapnya
adalah dimulai dari telur kemudian larva dilanjutkan pupa dan yang terakhir
dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa
kali. Larva menghasilkan pelindung keras disekujur tubuhnya untuk
membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena,
sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur
insecta dewasa. Selanjutnya, insecta dewasa keluar dari pupa. Sementara di
dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk
menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu
kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran
tubuh larva. Contoh insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk
(McKenna and Farrell, 2011).
Ametabola merupakan suatu perubahan struktur tubuh pada serangga
yang hampir tidak kelihatan, sehingga seringkali disebut juga tidak
mengalami metamorfosis. Contohnya serangga ametabola adalah Collembola,
Thysanura dan Diplura. Bentuk pradewasa ametabola disebut nimfa. Segera
setelah menetas lahir serangga muda yang mirip dengan induknya. Kemudian
setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit baru menjadi
serangga dewasa tanpa terjadi perubahan bentuk, hanya mengalami
pertambahan besar ukuran saja.

Paurometabola merupakan suatu perkembangan serangga yang berubah


secara bertahap dalam bentuk luarnya dari telur sampai bentuk dewasa.
Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai kebiasaan serupa dengan yang
dewasa. Contohnya antara lain, kutu (Phthiraptera), kepik (Hemiptera), rayap
(Isoptera), belalang (Orthoptera), lipas (Dictyoptera). Selain itu ada pula
serangga yang termasuk di dalam kelompok metamorfosis sederhana tetapi
stadium pradewasanya hidup di air, contohnya ialah capung (Odonata).
BAB 3. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan pratikum Perlindungan Tanaman pada acara Pengenalan Daur
Hidup Serangga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 September 2016 pukul
15.00 sampai 17.00 bertempat di Laboratorium Hama.
3.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1. Alat Tulis
2. Kamera
2.2.2 Bahan
1. Lembar Hasil Kerja Praktikum
3.3 Cara Kerja
1. Mengamati dan mencatat nama-nama serangga yang terdapat pada tanaman
kopi dan kakao di Fakultas Pertanian Universitas Jember.
2. Mencatat pada tabel hasil pengamatan.
3. Mengklasifikasikan jenis-jenis serangga yang telah ditemukan.
4. Mencari dan mencatat siklus hidup serangga pada tanaman kopi dan kakao.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
A. Ordo Lepidoptera
NO.

GAMBAR

Ulat Kilan (Hyposidra


talaca)

PERAN
Hama

KETERANGAN
SIKLUS HIDUP
Serangga ini mengalami empat
tahap

perkembangan

yaitu

telur, larva, pupa, dan imago.


Telur

dari

ulat

jengkal

berbentuk bulat memanjang,


Larva ulat jengkal yang baru
keluar dari telur mempunyai
warna coklat muda. Pupa ulat
jengkal

umumnya

terletak

didalam tanah, tetapi ada juga


yang ditemukan di permukaan
tanah. Imago ulat jengkal ini
berupa

ngengat

berwarna

coklat sampai coklat keabuabuan.

Penggerek Buah

Hama

Ngengat biasa meletakan telur

Kakao

pada lekukan buah-buah muda

(Conophomorpha

yang panjangnya tidak lebih

cramerella)

dari 7 cm, telur tersebut


berwarna

kemeraha-merahan

hingga jingga dan berbentuk


bulat

lonjong

berukuran

panjang 0,4 mm dan lebar 0,2


mm. Lama stadia telur adalah
6 sd 7 hari. Setelah menetas,
telur menjadi larva dan mulai
menggerek ke dalam buah
kakao

muda.

Larva

PBK

hidup, tinggal, dan menggerek


di dalam buah selama 15 sd 18
hari. Setelah waktu tersebut,
larva kemudian keluar dari
buah dan menjatuhkan diri ke
tanah dan menjadi kepompong
Lama stadia kepompong PBK
tak lebih dari sekitar 6 hari.

Ulat Jengkal

Hama
Telur diletakkan pada daun
dan lekukan buah kakao. Ulat
(larva) kecil berkelompok dan
bila ada angin akan menyebar
dan mulai menyerang daun.
Lama stadium larva (ulat) 12
18 hari. Waktu ulat sudah
besar

biasanya

masuk

ke

dalam tanah yang gembur


untuk berkepompong. Ngengat
(serangga dewasa) berwarna
coklat kelabu dan aktif pada
malam
dari

hari.
telur

Perkembangan
sampai

imago

memerlukan waktu sekitar 24


32 hari.
4

Ulat Api Kakao


(Darma triama)

Hama

Ulat

api

mempunyai

Darna

trima

siklus

hidup

sekitar 60 hari. Larva yang


baru menetas berwarna putih
kekuningan.

Setelah

stadia

larva kemudian akan masuk


stadia

pupa.

Lama

stadia

kepompong sekitar 10 14
hari. Seekor ngengat dapat
meletakkan telur sebanyak 90
butir.

Ulat Kantong Kakao

Hama

Panjang ulat betina berkisar


antar 5 cm sedangkan ulat
jantan berkisar 3 cm. ruas dada
ulat

berwarna

kemerahan.

Ulat

coklat
tersebut

berkepompong dalam kantong


dengan posisi berubah, yaitu
kepalanya di belakang Imago
ulat

kantong

ngengat
jantan

tetapi
yang

berbentuk
hanya

akan

ulat

menjadi

ngengat bersayap.
B. Ordo Coleoptera
NO.

GAMBAR
1

Hypothenemus
hampei

PERAN
Hama

KETERANGAN
SIKLUS HIDUP
Siklus hidupnya dimulai dari
telur, larva, pupa, dan dewasa.
Setelah 4 hari telur menetas
menjadi larva yang menggerek
biji kopi. 15 hari kemudian
larva

berubah

menjadi

kepompong (pupa) di dalam


biji. Setelah 7 hari kepompong
berubah
dewasa.

menjadi

serangga

Zeuzera coffeae

Hama

Telur hama Zeuzera

coffeae

berwarna kuning kemerahan


atau kuning ungu dan akan
berubah

menjadi

kuning

kehitaman menjelang menetas.


Telur diletakkan dicelah kulit
kayu. Ulat berwarna

merah

cerah

sampai

ungu.

Kepompong dibuat

dalam

liang

Sayap

gerekan.

depan ngengat berbintik hitam


dengan dasar putih tembus
pandang. Seekor betina dapat
meletakkan
3

Xylosandrus spp

Hama

butir.
Telur

sekitar

telur

340-970

30-50

butir,

diletakkan dalam kelompok


kecil terdiri dari 8-15 butir.
Sesudah lima hari, telurnya
menetas.

Sesudah

10

hari

sebagai larva, ia jadi pupa.


Stadia

pupanya

hari,

kemudian ia keluar sebagai


dewasa.

Apogenia sp.

Hama

Telur Apogonia sp. berbentuk


lonjong dengan ukuran 1-1,3
mm menjelang menetas. Pupa
Apogonia sp. panjangnya

15

mm. Periode larva 67-77 hari.


Serangga dewasa menyerang
tanaman kakao muda dengan
naik ke bagian daun pada
malam hari. Larvanya dapat
merusak akar.
C. Ordo Hemiptera
NO
.
1

GAMBAR
Helopeltis sp.

PERAN
Hama

KETERANGAN
SIKLUS HIDUP
Telur helopeltis diletakkan di
dalam

jaringan

tanaman

,baik pada buah maupun


pada

ujung-ujung

muda.

Setelah

nimfa

segera

ranting
menetas,

menghisap

cairan tanaman pada bagian


tanaman yang masih lunak.
Pada

Helopeltis

dewasa

ditandai dengan keluaranya


sayap , dan sebuah tonjolan
tumpul yang tumbuh tegak
lurus pada pungunggnya.

Planococcus citri

Hama

Telur

awalnya

keputihan
menjadi
menetas

berwarna

dan

berubah

coklat

sampai

dalam

waktu

sampai 7 hari. Setelah tahap


telur,

tukik

melalui

berkembang

empat

tahap

instar. Kutu kebul dewasa


ukurannya sekitar empat kali

Coccus viridis

Hama

ukuran

telurnya

dengan

tubuh

berwarna

kuning

terang dan sayap putih.


Telur
yang
dihasilkan
diletakkan

dibawah

betinanya. Setelah beberapa


jam kemudian, telur akan
menetas.

Setelah

menetas

nimfa tetap tinggal beberapa


dibawah

badan

induknya.

Sesudah mulai bertelur, kutu


betina tetap tinggal di tempat
sampai mati. Walaupun yang
menetas banyak, nimfa yang
dapat

terus

hidup

tidak

banyak. Kutu jantan jarang


atau

tidak

reproduksinya

ada

sehingga
dilakukan

secara parthenogenesis

Aphis Gossypii

Hama

Reproduksi kutu ini terjadi


dalam dua cara, yaitu seksual
dan aseksual. Pada kondisi
udara

dingin,

proses

reproduksi biasanya terjadi


secara

aseksual,

serangga

betina mampu menghasilkan


ribuan

Aphis

baru

kawin.

Nimfa

dihasilkan

akan

tanpa
yang

melewati

empat fase sebelum menjadi


serangga dewasa.

D. Ordo Diptera
NO.
1

GAMBAR
Bactrocera dorsalis

PERAN
Hama

KETERANGAN
SIKLUS HIDUP
Siklus hidupnya lalat buah
mempunyai 4 stadium hidup
yaitu telur, larva, pupa dan
dewasa. Larva berwarna putih
keruh atau putih kekuningkuningan.
coklat.

Pupa

berwarna

Imago

rata-rata

berukuran panjang 7 mm,


lebar 3 mm.

Liriomyza

Hama

huidobrensis

Stadium larva atau belatung


terdiri

atas

berbentuk

tiga

instar,

silinder,

tidak

mempunyai kepala atau kaki.


Larva

yang

baru

keluar

berwarna putih susu atau putih


kekuningan. Ukuran larva
3,25 mm. Fase larva sekitar 6 12 hari. Pupa berwarna kuning
kecoklatan
dalam

dan

tanah.

terbentuk

Lama

hidup

sekitar 8 hari. Siklus hidup dari


telur sampai dewasa 14 23
3

Lalat tachinid

Hama

hari.
Telur tachinid menetas di atas
atau di dalam badan ulat.
Larva lalat tachinid kemudian
menjadi

parasitoid

memakan

badan

yang

ulat

dari

dalam hingga ulat tersebut


tidak bisa jadi kepompong atau
dewasa. Sedangkan larva lalat
tachinid

berubah

menjadi

kepompong yang jatuh ke


tanah. Akhirnya dewasa keluar
dari kepompong untuk kawin
dan mencari inang lagi.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan lapang, ditemukan banyak sekali jenis
serangga yang terdapat pada tanaman kopi dan kakao dari berbagai macam ordo,

misalnya adalah hama penggerek buah kakao, Hypothenemus hampei,


Helopeltis spp, dan lalat Liriomyza sp. Hama penggerek buah kakao adalah
serangga yang bermetamorfosis sempurna dan termasuk dalam ordo Lepidoptera.
Siklus hidupnya dimulai dari telur yang berubah menjadi larva. Kemudian larva
menjadi imago (serangga dewasa) yang akan berkembang biak untuk memulai
siklus hidup lagi. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus kurang dari
35 hari. Imago betina penggerek buah kakao berumur 5-7 hari. Jangka waktu
tersebut bisa menghasilkan 100-200 butir telur. Hama ini meletakkan telurnya di
permukaan buah kakao yang berusia 3-4 bulan. Selama waktu kurang dari 7 hari,
telur-telur tersebut akan menetas dan keluarlah larva-larva yang lantas menggerek
kulit dan masuk ke dalam buah kakao. Larva ini tumbuh dewasa di dalam buah,
melahap plasenta dan daging buah yang membungkus biji kakao. Setelah 14 hari
tinggal di dalam buah kakao, larva dewasa akan menggerek ke luar buah.
Kemudian turun ke permukaan tanah untuk mencari daun kering yang akan
digunakannya sebagai media hidup selama menjalani fase kepompong atau pupa.
Setelah 7 hari menjalani fase kepompong, serangga ini berubah menjadi imago.
Imago tersebut akan terbang, kawin, dan hinggap ke buah-buah kakao untuk
meletakan telurnya (Jaramillo et al., 2011).
Hama PBKo Hypothenemus hampei tergolong ordo Coleoptera dan
perkembangannya dengan metamorfosa sempurna dengan tahapan telur, larva,
pupa dan imago atau serangga dewasa. Kumbang betina yang akan bertelur
membuat lubang gerekan dengan diameter lebih kurang 1 mm pada buah kopi dan
biasanya pada bagian ujung. Kemudian kumbang tersebut bertelur pada lubang
yang dibuatnya. Telur menetas 5-9 hari. Kumbang betina menggerek ke dalam biji
kopi dan bertelur sekitar 30 -50 butir. Telur menetas menjadi larva yang
menggerek biji kopi. Larva menjadi kepompong

di dalam biji. Dewasa

(kumbang) keluar dari kepompong. Jantan dan betina kawin di dalam buah kopi,
kemudian sebagian betina terbang ke buah lain untuk masuk, lalu bertelur lagi.
Serangga jantan H.hampei tidak bisa terbang, oleh karena itu mereka tetap tinggal
pada liang gerekan di dalam biji.

Helopeltis spp. termasuk ke dalam ordo Hemiptera, Telur helopeltis


diletakkan di dalam jaringan tanaman ,baik pada buah maupun pada ujung-ujung
ranting muda. Tetapi pada umumnya telur Helopeltis diletakkan pada buah. Telur
diletakkan dengan ovipositor ke dalam jaringan tanaman sedalam kira-kira 2-3 m.
Pada setiap tempat terdapat 2-3 telur . Tempat-tempat telur diletakkan berbekas
noda coklat tua dan selain itu juga di tandai dengan keluarnya sepasang benang
halus berwarna putih yang muncul dari setiap ujung telur. Setelah menetas, nimfa
segera menghisap cairan tanaman pada bagian tanaman yang masih lunak,
misalnya buah, ujung ranting muda, dan tunas-tunas muda. Nimfa kurang
menyukai cahaya matahari langsung, sehinggga mereka cenderung bersembunyi
di bagian-bagian buah dan tunas yang terlindung dan gelap. Pada Helopeltis
dewasa ditandai dengan keluaranya sayap , dan sebuah tonjolan tumpul yang
tumbuh tegak lurus pada pungunggnya. Seekor Helopeltis betina dapat
menghasilkan telur rata-rata 121,9 (67-229) butir (Karmawati, 2013).
Hama pengorok daun merupakan hama yang tergolong dalam ordo Diptera
yang disebabkan oleh lalat Liriomyza sp. Setelah lalat dewasa meletakkan telur
pada daun dengan cara menusukkan ovipositornya, telur tersebut akan menetas
dalam 3-5 hari. Telur menetas menjadi larva dan langsung mengorok bagian
mesofil (bagian dalam) daun. Larva terus memakan mesovil daun sambil berjalan
maju sehingga meninggalkan bekas gerekan berupa garis-garis yang berkelokkelok pada daun tanaman. 7-12 hari larva akan menetas setelah mengalami 3 kali
instar dan akan berubah menjadi pupa. Dalam 3- 6 hari pupa (kepongpong) akan
menjadi lalat dewasa. Kalau kita lihat dari siklus hidup lalat pengorok daun dapat
kita ketahui bahwa hanya vase larvalah yang menjadi hama pada tanaman.
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik
mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan
perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
Pengenalan metamorfosis sangat diperlukan untuk mengidentifikasi hama, karena
dengan mengetahui daur hidup hama, maka kita akan mengetahui pada fase mana
hama tersebut menyerang pada tanaman, sehingga kita dapat mengatasi
permasalahan yang ada, yang dapat merusak tanaman dan menimbulkan kerugian.

Kita dapat melakukan pengendalian hama secara tepat dengan mengetahui pada
fase mana hama menyerang tanaman inang (Rizali dkk., 2011).
Metamorfosis merupakan suatu proses serangga mengalami perubahan
bentuk dan ukuran

atau perubahan bentuk dari telur sampai

dewasa.

Metamorfosis terbagi atas metamorfosis sempurna (holometabola), metamorfosis


tidak sempurna (heterometabola), paurometabola, serta tidak bermetamorfosis
(ametabola). Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan
ukuran saja tanpa perubahan wujud. Contohnya ametabola yaitu kutu buku
(Lepisma saccharina).
Hemimetabola adalah tahap perkembangan insecta yang tidak sempurna,
dimana insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang
belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa
hewan tersebut.Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telurnimfa (larva) dewasa (imago). Contoh insecta ini adalah belalang, kecoa
(Periplaneta americana), jangkrik (Gryllus sp.), dan walang sangit (Leptocorisa
acuta). Kelompok hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain Archyptera
atau Isoptera, Orthopter, Odonata, Hemiptera, dan Homoptera (Hughes, 2012).
Holometabola adalah perkembangan insecta dengan setiap tahap
menunjukan perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah
mulai dari telur - larva pupa dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan
mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras
disekujur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian
tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang
merupakan struktur insecta dewasa. Selanjutnya, insecta dewasa keluar dari pupa.
Contoh insect ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Berdasarkan ciri sayap
dan alat mulutnya, kelompok holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo
Neuroptera, Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, Siphonoptera, dan Hymenoptera.
Paurometabola merupakan suatu perkembangan serangga yang berubah
secara bertahap dalam bentuk luarnya dari telur sampai bentuk dewasa.
Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai kebiasaan serupa dengan yang

dewasa. Contohnya antara lain, kutu (Phthiraptera), kepik (Hemiptera), rayap


(Isoptera), belalang (Orthoptera), lipas (Dictyoptera).

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Banyak sekali jenis serangga yang terdapat pada tanaman kopi dan kakao dari
berbagai macam ordo, contohnya adalah hama penggerek buah kakao,
Hypothenemus hampei, Helopeltis spp, dan lalat Liriomyza sp.
2. Pengenalan metamorfosis sangat diperlukan untuk mengidentifikasi hama,
karena dengan mengetahui daur hidup hama, maka kita akan mengetahui pada
fase mana hama tersebut menyerang pada tanaman.
3. Metamorfosis terbagi atas metamorfosis sempurna

(holometabola),

metamorfosis tidak sempurna (heterometabola), paurometabola, serta tidak


bermetamorfosis (ametabola).
5.2 Saran Praktikum
Supaya kegiatan praktikum berjalan lebih teratur dan tertib lagi, sehingga
kegiatan bisa berjalan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Hughes, A.L. 2012. Evolution of the Heme Peroxidases of Culicidae (Diptera).
Psyche, 3(2): 5.
Jaramillo, J., Olaye, A.C., and Kamonjo, C. 2011. Thermal Tolerance of the
Coffee Berry Borer Hypothenemus hampei: Predictions of Climate
Change Impact on a Tropical Insect Pest. Climate Change & Coffee, 4(8):
8.
Karmawati, E. 2013. Pengendalian Hama Helopeltis Spp. pada Jambu Mete
Berdasarkan Ekologi: Strategi dan Implementasi. Pengembangan Inovasi
Pertanian, 3(2): 104.
Masfiyah, E., Karindah, S., dan Puspitarini, R.D. 2014. Asosiasi Serangga
Predator dan Parasitoid dengan Beberapa Jenis Tumbuhan Liar di
Ekosistem Sawah. HPT, 2(2): 9.
McKenna, D.D. and Farrell, B.D. 2011. 9-Genes Reinforce the Phylogeny of
Holometabola and Yield Alternate Views on the Phylogenetic Placement of
Strepsiptera. Holometabola Phylogeny, 5(7): 6.
Rizali, A., Buchori, D., dan Triwidodo, H. 2012. Keanekaragaman Serangga pada
Lahan Persawahan-Tepian Hutan: Indikator untuk Kesehatan Lingkungan.
Hayati, 9(2): 43.
Widiarta, I.N. dan Kusdiaman, D. 2012. Penggunaan Jamur Entomopatogen
Metarizhium anisopliae dan Beauveria bassiana untuk Mengendalikan
Populasi Wereng Hijau. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 26(1): 51.

Anda mungkin juga menyukai