Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA

ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH

I.

II.

III.

TUJUAN
Dapat mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik.
Dapat mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi

ALAT YANG DIGUNAKAN


Tabung reaksi
Gelas kimia
Pipet ukur
Gelas ukur
Bola karet
Botol Aquadest

BAHAN YANG DIGUNAKAN


Benzena (C6H6)
Asam sulfat
Paraffin cair
Asam nitrat
Minyak kelapa
Ethanol (C2H5OH)
Aquadest

8 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

IV.

DASAR TEORI
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana yang
hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meski secara biologis
persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, tetapi persenyawaanpersenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon
(hidrokarbon dipandang sebagai persewaan induk). Keluarga Hidrokarbon dapat
digambar dalam diagram yang dilukiskan pada gambar berikut :
Hidrokarbon

Hidrokarbon Alifatik
Alkana

Hidrokarbon Aromatik
Benzena

Alkena
Alkuna
Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non pokar, sehingga ikatan antar
molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya rendah berbentuk
gas. Karena sifat non polar ini, hidrokarbon akan mudah larut dalam pelarut-pelarut
berpolaritas rendah seperti karbon tetraclorida (CCl3), chloroform (CHCl3), benzena (C6H6)
dan eter (R-O-R). Selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air.
Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H)
a. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya:
Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuuka jenuh

(ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap).


Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar /

tertutup (cincin).
Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar
(cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara
selang-seling / bergantian (konjugasi).

b. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya:


Hidrokarbon jenuh = senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya

merupakan ikatan tunggal.


Hidrokarbon tak jenuh = senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan
rangkap dua (alkena) atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua (alkediena) atau
ikatan rangkap tiga (alkuna).

ALKANA
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka
dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana juga disebut parafin
yang berarti mempunyai daya alinitas kecil (sukar bereaksi).
o Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 ; n = jumlah atom C
Sumber dan Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana, sebagai :

Bahan bakar

Pelarut

Sumber hidrogen

Pelumas

Bahan baku untuk senyawa organik lain

Bahan baku industri


ALKENA
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan rangkap dua (C=C)
pada rantai karbonnya. Sehingga alkena yang paling sederhana mempunyai 2 atom C. Alkena
disebuut juga olefin dari kata olefiant gas (gas yang membentuk minyak).
o Rumus umum alkena yaitu : C n H 2n ; n = jumlah atom C

Sumber dan Kegunaan Alkena


Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan katalisator
(cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik,
dan alkohol.
ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon alifatis tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap
tiga ( C C ) pada rantai karbonnya. Dibandingkan dengan alkana dan alkena yang ssuai,
alkuna mempunyai lebih jumlah atom (H) yang lebih sedikit.
o Rumus umum alkuna yaitu : C n H 2n-2 ; n = jumlah atom C

Sumber dan Kegunaan Alkuna


Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena),
C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.

1) Reaksi-reaksi pada Alkana:


Perengkahanatau Cracking

Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan

yang lebih pendek


Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan

tinggi tanpa oksigen.


Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu
juga dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana

2) Reaksi-reaksi pada Alkena


Pembakaran

Seperti halnya alkana, alkena suku renfah mudah terbakar. Jika dibakar di
udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebiih banyak daripada alkana. Hal
ini terjadi karena alkena mampunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana,

sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen


Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.

Adisi (penambahan = penjenuhan)

Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan
ikatan rangkap.

Polimerisasi

Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul

yang besar.
Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan
hasilnya disebut polimer.

3) Reaksi-reaksi pada Alkuna


Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena, untuk menjenuhkan ikatan
rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibangdingkan

dengan alkena.
Rekasi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan

H2, adisi dengan halogen (X2) dan adisi dengan asam halida (HX).
Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna
berlaku aturan Markovnikov.

V.

LANGKAH KERJA

a. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)


1. Memasukkan 1 ml asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1 ml alkana (paraffin cair)
3. Mengocok hingga berubah warna dan mengamatinya
4. Mengulangi percobaan sekali lagi
b. Hidrokarbon Alimatis (Benzena)
1. Menyediakan 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan 1 ml

aquadest

2. Menambahkan 1 ml etanol pada tia-tiap tabung kemudian menetesinya dengan


Benzena pada masing-masing tabung sebanyak 1 ml secara perlahan lahan
3. Mengamati perubahan yang terjadi
4. Mengulangi percobaan sekali lagi
c. Sifat Benzena sebagai Pelarut
1. Menyediakan 4 tabung reaksi, dua tabung masing-masing diisi dengan 1 ml aquadest
dan dua tabung yang lain diisi dengan 1ml benzena
2. Menambahkan parafin dan minyak sebanyak masing-masing 1 ml pada tabung 1 dan 2
yang berisi aquadest
3. Mengulangi perlakuan diatas terhadap tabung 3 dan 4 yang berisi benzena
4. Mengamati perubahan yang terjadi
5. Mengulangi percobaan sekali lagi
d. Nutrisi Benzena
1. Menyediakan 1 tabung reaksi, kemudian mengisinya dengan 1 ml asam sulfat pekat
2. Kemudian menambahkan 3 ml asam nitrat pekat secara perlahan-lahan.
3. Menetesi 1 ml benzena dan mengamati perubahan yang terjadi
4. Menambahkan 25 ml aquadest secara perlahan-lahan, mengamati perubahan yang
terjadi
5. Mengulangi percobaan sekali lagi.

VI.

DATA PENGAMATAN
a. Hidrokarbon Alifatik
Perlakuan (paraffin + H2SO4)

Pengamatan
Bau : Berbau

Sebelum dihomogenkan

Warna : Bening
Perubahan : Terbentuk 2 lapisan, lapisan
bawah adalah H2SO4 dan lapisan atas Praffin
Bau : Berbau

Ketika dihomogenkan

Warna : Jingga Keruh


Perubahan : H2SO4 dan paraffin tercampur

Bau : Berbau
Setelah didiamkan beberapa saat

Warna : Bening
Perubahan : Terbentuk 2 lapisan

b. Hidrokarbon Aromatik
Perlakuan

Pengamatan
Bau : Berbau

1 ml Aquadest + 1 ml Etanol

Warna : Bening
Peubahan : Larut / Tercampur

Bau = Berbau
1 ml Aquadest + 1 ml Etanol + 1 ml Benzena

Warna = Bening
Perubahan = Tidak tercampur dan
membentuk lapisan atas gelembung

c. Sifat Benzena sebagai pelarut


Perlakuan

Pengamatan
Bau : Tidak berbau
Warna : Bening

1 ml aquadest + 1 ml paraffin

Perubahan : tidak terlarut dan membentuk 2


lapisan, lapisan atas adalah paraffin dan
bawah aquadest
Bau : Berbau
Warna : Kuning dan bening

1 ml aquadest + 1 ml Minyak

Perubahan : Tidak terlarut dan memebentuk 2


lapisan, lapisan atas adalah minyak dan
bawah adalah aquadest
Bau : Berbau menyengat

1 ml benzena + 1 ml paraffin

Warna : keruh
Perubahan : Larut atau tercampur

Bau : Berbau menyengat


1 ml benzena + 1 ml minyak

Warna : Kuning keruh


Perubahan : Tercampur atau larut

d. Nutrisi Benzena
Perlakuan

Pengamatan
Bau : Berbau menyengat

H2SO4 + Asam Nitrat

Warna : Bening
Perubahan : Terlarut atau Tercampur

Bau : Berbau Menyengat


H2SO4 + Asam Nitrat + Benzena

Warna : Bening
Perubahan : Tidak terlarut atau tidak
tercampur dan membentuk 2 lapisan

Bau : Berbau menyengat


H2SO4 + Asam Nitrat + Benzena + Aquadest

Warna : Bening
Perubahan : Terlarut atau tercampur

VII.

ANALISA DATA
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon

alifatik dan aromatik. Hidrokrabon yang digunakan adalah paraffin sebagai alifatik dan
benzena sebagai aromatik. Percobaan pertama adalah mengamati kelarutan paraffin dengan
asam sulfat, haislnya kedua larutan tidak tercampur dan membentuk dua lapisan. Lapisan atas
adalah paraffin dan lapisan bawah adalah H2SO4. Lapisan atas adalah paraffin karena
kerapatan paraffin lebih kecil dari H2SO4 sehingga paraffin terapung di atas H2SO4.
Percobaan kedua adalah mengamati kelarutan benzena, saat aquadest dicampurkan dengan
etanol, kadua larutan terlarut atau tercampur karena memiliki kerapatan yang hampir sama.
Tetapi ketikan ditambahkan benzena larutan tersebut membentuk 2 lapisan dan tidak
tercampur. Benzena tidak dapat terlarut atau tercampur dalam larutan aquadest + etanol
karena polaritas dari benzena lebih rendah dari kedua campuran larutan tersebut
Selanjutnya menguji sifat benzena sebagai pelarut. Pada saat aquadest di campurkan dengan
paraffin dan juga minya, aquadest tidak dapat terlarut karen kerapatn aquadest lebih besar
dari kedua larutan itu sehingga air lebih berat dan berada di bawah. Selain itu aquadest
memiliki polaritas yang tinggi sehingga paraffin dan minyak tidak dapat terlarut dengan
aquadest dan membentuk 2 lapisan. Sedangkan benzena dapat terlarut denga paraffin dan
juga minyak karena benzena berpolaritas rendah sehingga mudah larut dengan kedua larutan
yang bersifat non-polar.

VIII.

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Aquadest tidak dapat terlarut dengan paraffin dan minyak karena aquadest
memiliki kerapatan yang lebih besar dan juga memiliki polaritas tinggi.
2. Benzena dapat terlarut dengan paraffin dan minyak karena Benzena memiliki
polaritas yang rendah shingga mudah terlarut dengan paraffin dan minyak karena
bersifat non-polar.
3. Benzena tidah dapat terlarut dengan campuran aquadest dan etanol
4. Setiap larutan yang tidak dapat larut membentuk dua lapisan karena adanya
perbedaan kerapatan dari setiap larutan.
5. Benzena bisa digunakan untuk melarutkan senyawa hidrokarbon alifatik dengn
mudah.

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Penuntun Praktikum Satuan Proses, Identifikasi Senyawa Hidrokarbon dan Senyawa
Organik jenuh dan Tak jenuh, Politeknik Negeri Sriwijaya, 2016

LAMPIRAN : GAMBAR ALAT

TABUGN REAKSI

RAK TABUNG REKSI

PENJEPIT TABUNG RAKSI

PIPET UKUR

BOLA KARET

GELAS KIMIA

BURET

Anda mungkin juga menyukai