Oleh:
Widya Rizki Septianingtyas, S.KM
152520102005
2016
Poliomyelitis
kelumpuhan
anterior
dengan
akut
kerusakan
adalah
motor
penyakit
neuron
pada
dengan
cornu
Penyakit polio dibedakan menjadi 3 jenis, maka masingmasing dari jenis penyakit polio tersebut memiliki gejala atau
tanda-tanda sendiri.
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit
perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan
punggung, otot terasa lembek jika disentuh (Andareto, 2015).
Hal ini berlangsung 2-10 hari dan akan sembuh sempurna
(Cahyono, 2010).
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan
sel
tanduk
anterior
yang
mengontrol
yang
tidak
memiliki
kekebalan
atau
belum
(gangguan
bentuk
tubuh)
yang
cenderung
batang
otak
ikut
terserang.
Batang
otak
Gambaran Klinis
Manifestasi klinis Polio dapat berupa:
1. Inapparent infection, tanpa gejala klinik, yang terbanyak
terjadi (72%)
2. Infeksi klinik yang ringan, sering terjadi (24%), dengan panas,
lemas, malaise, pusing, mual, muntah, tenggorokan sakit dan
gejala kombinasi
3. Abortive poliomyelitis, jarang terjadi (4%), didahului dengan
panas, malaise, pusing , muntah dan sakit perut. Merupakan
tanda klinik pertama dari perjalanan klinik yang bifasik. 1-2
hari setelahnya, timbul iritasi meningen, termasuk kaku
kuduk, muntah, nyeri kepala. Proses ini setelah 2-10 hari akan
membaik tanpa gejala sisa, kecuali pada beberapa kasus
terjadi kelemahan otot yang transient.
4. Aseptic meningitis (non paralytic poliomyelitis) akibat virus
polio tidak dapat dibedakan dengan aseptic meningitis akibat
virus lain. Anak demam, lemas, sakit otot, hiperesthesia atau
dalam.
Hasil
pungsi
lumbal
menunjukkan
adanya
sangat
tergantung
pada
lokasi
kerusakan,
kesulitan
makan,
kelumpuhan
pita
suara
dan
Etiologi
Poliomielitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh
virus polio, yang termasuk dalam kelompok enterovirus, famili
Picornavirus. Virus polio sangan tahan terhadap alkohol dan lisol,
namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Suhu yang
tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi dlaam keadaan beku
masa hidupnya dapat bertahun-tahun (Cahyono, 2010). Virus
terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig),
dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae. Perbedaan
tiga jenis strain terletak pada sekuen nukleotidanya. VP1 adalah
antigen
yang
paling
dominan
dalam
membentuk
antibodi
C.
Masa Inkubasi
Masa inkubasi biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan
kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
D.
mulut
ketika
seseorang
memakan
makanan
atau
melemahnya
otot
dan
kadang-kadang
Pencegahan
Virus polio sangat menular dan tidak bisa disembuhkan.
Virus ini menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan sistem
saraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya
permanen dan kelumpuhan total dalam hitungan jam saja.
Beberapa cara pencegahan penyakit polio:
1. Imunisasi polio biasanya dilakukan saat bayi atau anak-anak.
Vaksin polio ada 2 jenis yaitu vaksin salk (vaksin virus polio
yang tidak aktif) dan vaksin sabin (vaksin virus polio yang
aktif) (Andareto, 2015).
Pemberian imunisasi polio pada anak di bawah 5 tahun
sebaiknya sudah mendapat 5 kali, yaitu saat pulang dari RS
setelah lahir, kemudian pada usia 2,3,4 bulan, pada usia 1
tahun, usia 5-6 tahun, dan pada usia 15 tahun (Lumenta,
2006).
2. Bila memasak air harus mendidih dengan sempurna. Dengan
suhu yang tinggi dapat mematikan virus polio, sebaliknya bila
keadaan beku atau suhu yang rendah virus ini bisa bertahan
hidup bertahun-tahun (Andareto, 2015).
3. Biasakan menjalani pola hidup yang sehat (Andareto, 2015).
4. Sanitasi yang baik dan bersih (Andareto, 2015).
F.
Pengobatan
Tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif
dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak
diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin. Sebaiknya
penderita dirawat inap selama minimal 7 hari atau sampai
penderita melampaui masa akut.
Polio abortif memerlukan analgesik atau sedativa, diet
yang adekuat dan istirahat sampai panas turun, aktifitas minimal
selama 2 minggu dan pemeriksaan neuromuskuloskeletal yang
teliti setelah 2 bulan. Polio nonparalitik sama dengan polio
abortif,
ditambah
penggunaan
kompres
untuk
mengurangi
Epidemiologi
upaya
penanggulangan
dan
berdasarkan
2. Penanggulangan KLB
Merupakan
serangkaian
kegiatan
untuk
menghentikan
b) Imunisasi
1) Respon Imunisasi OPV Terbatas (Outbreak Response
Immunization).
Imunisasi
OPV
Terbatas
atau
disebut
Outbreak
tanpa
melihat
status
imunisasi
polio
selambat-lambatnya
minggu
pertama
sejak
Tujuan
Imunisasi
OPV
Terbatas
untuk
mencegah
yang
kemungkinan
tertular
virus
polio
secara
terbatas
yang
dibuktikan
melalui
status
imunisasi
polio
sebelumnya
serta
tindakan
imunisasi
ini,
maka
Imunisasi
Sub
Pekan
Imunisasi
Nasional
(Sub-PIN),
I.
melakukan
penyuluhan
kepada
masyarakat
dan
KLB
Polio
ditujukan
pada
upaya
RESPONS KLB
AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)
Respons tatalaksana
kasus:
Respons sistem pelaporan:
Respons
Kesehatan Masyarakat:
Pengawasan ketat penderita W1
Lakukan kunjungan ulangLakukan
60FP1
hari. Penyelidikan Epidemiologi.
Surveilans Intensif
FPS
Perlindungan terhadap kontak
Hasil pemeriksaan laboratorium
Pengambilan specimen untuk diperiksa di Laboratorium r
KIE kepada masyarakat agar segera melaporkan kasus A
KIE kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi po
Pemberian Imunisasi Polio Tambahan Mopping Up Polio a
Kabupaten/kota:
Propinsi:
Nomor EPID:
3. Dokter praktek :
2. Puskesmas: ....
4. Lainnya
Tanggal pelacakan:
: .
I. Identitas Penderita
Nama penderita:
Jenis kelamin: L
Tanggal lahir:
Alamat:
RT:
Kelurahan/desa:
RW:
Kecamatan:
Ya
Tidak
Tidak
Tidak Jelas
Tidak
Tidak Jelas
Ya
Stop pelacakan
Apakah kelumpuhan disebabkan ruda
Ya
Tidak
Tidak Jelas
paksa/trauma?
Bila
kelumpuhan akut, layuh, tidak disebabkan rudapaksa, lanjutkan pelacakan, beri nomor EPID
III. Gejala/Tanda
Apakah penderita demam sebelum lumpuh?
Anggota gerak
Ya
Tidak
Kelumpuhan
Tungkai kanan
kamkanan
Tungkai kiri
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Lengan kanan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Lengan kiri
Ya
Tidak
Ya
Tidak
NO. EPID :
Lokasi :
Ya
Tanggal pergi :
Tidak
Imunisasi
rutin
Sumber
informasi
PIN,
Mopup,
ORI,
BIAS Polio
Jumlah dosis
1x
Tahu
Tidak tahu
Ya
2x
Tidak
3x
KMS/catatan Jurim
1x
2x
3x
Belum pernah
Sumber
informasi
Catatan
4x
Tidak tahu
Belum pernah
Ingatan responden
4x
5x
6x
Tak Tahu
Ingatan responden
Propinsi
Tanggal ambil:
Tanggal kirim:
Tanggal kirim:
Tanggal ambil:
Tanggal kirim:
Tanggal kirim:
Tak
INDONESIA
BEBAS
POLIO,
TETAPI
KASUS
TETAP
BERMUNCULAN
Oktober 22, 2015 by Dokter Anak Indonesia
polio
pertama
yang
belum
lama
ditemukan
dan
kematian)
akibat
penyakit
polio.
Lalu
18
bulan
Elvis
Presley
yang
tersenyum
lebar
dan
sedang
dan
budaya
telah
menyebabkan
terjadinya
berbagai
kawasan.
Di
Pakistan
dan
Nigeria,
misalnya,
Sejumlah
laporan
menyebutkan
penyerang
melepas
pemerintah
Kelompok
dengan
militan
mendatangi
Taliban
rumah-rumah
menentang
program
vaksinasi
dan
sudah beberapa
kali
membunuh
petugas
hari
setelah
organisasi
kesehatan
dunia,
WHO,
upaya
kekerasan
dari
vaksinasi
kelompok
massal
Taliban
terganggu
dalam
oleh
serangan
beberapa
tahun
bisa
menyebabkan
kemandulan.
Penentangan
atas
mendukung
rencana
WHO
pada
dekat
daripada
sebelumnya
untuk
memberantas
penyakit
melumpuhkan ini.
Jonas Salk Inactivated Polio Vaccine (IPV) sangatlah penting
dalam membantu mencapai tujuan kami, dunia bebas polio.
Sebelum vaksin tersedia secara luas di Amerika Serikat saja,
polio melumpuhkan lebih dari 35.000 orang setiap tahun. di
tahun 1957, Dua tahun setelah pengenalan vaksin Salk, kasus di
Amerika Serikat telah berkurang hampir 90 persen dan di tahun
1979,
polio
telah
berhasil
diberantas
disana.
Dampak
International
mengeluarkan Global
Polio
Eradication
kebal
terhadap
polio,
ketika
120
negara
IPV
menyatakan
siap
mengganti
vaksin
oral
secara
bertahap.
Filipina mulai mengganti pemakaian virus oral dengan IPV.
Penggantian ditargetkan dilakukan pada 2016 dan semua vaksin
oral ditarik pada 2020. Hingga kini, sejumlah komunitas menolak
imunisasi. Penolakan antara lain terkait dengan ketidaktahuan,
dianggap bertentangan dengan ajaran agama, dan tak sesuai
budaya setempat.
Sumber
https://mediaimunisasi.com/2015/10/22/indonesia-
bebas-polio-tetapi-kasus-tetap-bermunculan/
DAFTAR PUSTAKA
Andareto, O. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda (Begitu
Mudah Menular dan Berbahaya, Kenali, Hindari, dan Jauhi
Jangan Sampai Tertular). Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta
Cahyono, J.B.S.B. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit
Infeksi.
Krol,
J.
1996.
Poliomielitis
dan
Dasar-Dasar
Pembedahan
Rehabilitasi. Jakarta:EGC
Lumenta,
N.A.
2006.
Kenali
Jenis
Penyakit
dan
Cara
Kesehatan
Republik
Indonesia.
2011.
Buku