HEMORRHAGIC STROKE
Pembimbing :
Dr. Arif, Sp.S
Disusun oleh :
Marthin Fernandes Pasaribu
11- 159
KEPANITERAAN KLINIK ILMU NEUROLOGI
PERIODE 28 FEBRUARI 2 APRIL 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2016
1
PENDAHULUAN
Penyakit serebrovaskuler (CVD) atau stroke merupakan setiap kelainan otak akibat
proses patologik pada sistem pembuluh darah otak, sehingga terjadi penurunan aliran
darah ke otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh
trombosis atau emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas
dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri.
Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat primer
karena kelainan kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain, seperti
peradangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes melitus.
Di negara-negara maju, stroke adalah juga penyebab kematian nomor tiga, setelah
penyakit jantung dan kanker. Walaupun dapat terjadi pada semua usia, stroke pada
umumnya menyerang orang dewasa dan insidens ini meningkat sesuai dengan kelompok
usia yang lebih tua. Makin tinggi usia, makin banyak kemungkinan untuk mendapatkan
stroke.
Di samping itu, stroke juga sering meninggalkan cacat tubuh, sehingga penderita
tidak dapat atau kurang mampu lagi untuk bekerja seperti sebelum sakit dan menjadi
beban bagi keluarganya. Stroke pada dasarnya adalah gangguan fungsi otak akibat
kelainan pada peredaran darah oleh berbagai sebab yang erat kaitannya dengan berbagai
faktor yang melatarbelakanginya. Gangguan fungsi otak tersebut manifestasi sebagai
gejala klinis yang dikeluhkan oleh penderita atau keluarganya. Pada stroke, manifestasi
klinis tersebut adalah akibat dari :
a. Iskhemia dimana mekanisme primer adalah berupa berkurangnya aliran darah ke
bagian otak tertentu.
b. Perdarahan dimana proses primer adalah berupa perdarahan yang terjadi karena
robeknya dinding pembuluh darah.
Oleh karena itu, penanggulangan stroke tidak akan mempunyai arti bila faktor-faktor
yang kompleks tersebut tidak dianggap sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan.
Dengan adanya alat-alat diagnostik yang canggih akhir-akhir ini, maka diagnostik
penyakit-penyakit serebrovaskuler pada umumnya dan stroke pada khususnya menjadi
lebih akurat, dengan sendirinya dituntut pula pengobatan yang lebih rasional dan dapat
menentukan prognosa yang lebih tepat.
STROKE
I. DEFINISI
Stroke menurut definisi WHO adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral
baik lokal maupun menyeluruh (global), berlangsung cepat, lebih dari 24 jam atau
berakhir dengan kematian tanpa ditemukan penyebabnya selain gangguan vaskuler.1
II. KLASIFIKASI
Klasifikasi modifikasi MARSHALL adalah sebagai berikut :
I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya
1. Stroke iskemik
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Trombosis serebri
c. Embolia serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarachnoid
II. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
2. Stroke In Evolution (SIE)
3. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
4. Completed Stroke (CS)
III. Berdasarkan sistem pembuluh darah
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebrobasiler
III.EPIDEMIOLOGI
Di negara industri penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian No 3
pada kelompok usia lanjut setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke paling banyak
menyebabkan orang cacat pada kelompok usia diatas 45 tahun. Insidens infark otak dan
perdarahan intraserebral meningkat sesuai dengan pertambahan umur, sedang perdarahan
subarakhnoidal lebih banyak terdapat di kalangan usia muda.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 15 juta pasien di
seluruh dunia menderita stroke setiap tahunnya. Sepertiga dari kasus-kasus ini meninggal,
sepertiga lagi hidup dengan kecacatan dan sepertiga sisanya memiliki hasil yang baik.2
Di negara seperti Inggris dan Amerika, sebagian besar stroke yang dijumpai pada
pasien (88%) adalah jenis iskemik karena
sedangkan
pembuluh darah.3,4
mengakibatkan mortalitas. 3
IV. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Etiologi perdarahan intraserebral 5 :
Hipertensi, khususnya yang tidak terkontrol, merupakan penyebab utama. Penyebab lain
adalah pecahnya aneurisma, malformasi arterivena, angioma kavernosa, alkoholisme,
diskrasia darah, terapi antikoa-gulan, dan angiopati amiloid.
Usia
Jenis kelamin
Herediter
Ras
2. Dapat dimodifikasi
a. Faktor-faktor resiko mayor
1. Hipertensi
2. Penyakit jantung
a. Infark miokard
b. Elektrokardiogram abnormal disritmia, hipertrofi bilik kiri
c. Penyakit katup jantung
d. Gagal jantung kongestif
3. Sudah ada manifestasi arteriosklerosis secara klinis
a. Gangguan pembuluh darah koroner ( angina pektoris )
b. Gangguan pembuluh darah karotis
4. Diabetes melitus
5. Polisitemia
6. Pernah mendapat stroke
7. Merokok
b. Faktor-faktor resiko minor
1. Kadar lemak darah tinggi
2. Hematokrit tinggi
5
3. Kegemukan
4. Kadar asam urat tinggi
5. Kurang olahraga
6. Fibrinogen tinggi
V. PATOFISIOLOGI
1. Stroke Iskemik
Pada fase akut perubahan terjadi pada aliran darah otak. Pada daerah tempat
terjadinya iskemik, secara etiologi terdapat perbedaan yaitu iskemik global dan
iskemik fokal.
Pada iskemik global aliran darah secara keseluruhan menurun akibat tekanan
perfusi misalnya karena syok ireversibel akibat henti jantung, perdarahan sistemik
yang masif, fibrilasi atrial berat, dan lain-lain. Sedangkan pada iskemik yang
fokal terjadi akibat turunnya tekanan perfusi otak regional. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya sumbatan atau pecahnya salah satu pembuluh darah otak
di daerah sumbatan atau tertutupnya aliran darah otak baik sebagian atau seluruh
lumen pembuluh darah otak, penyebabnya antara lain :
-
Sebagai akibat dari penutupan aliran darah ke sebagian otak tertentu, maka
terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai
di tingkat seluler, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan
kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya
akan berakhir dengan kematian neuron.
2. Stroke hemoragik
Menurut WHO, dalam internasional stasticial classification of disease and related
health problem 10th revision, stroke hemoragik dibagi atas : PIS adalah peredaran yang
primer berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh
trauma. Lyundyk dan Schoen membagi PIS menurut cepatnya gejala klinis memburuk,
sebagai berikut :
7
Penuruna
n kesadaran
Nyeri
kepala
Ya
Tidak
Penurunan
kesadaran (+)
Nyeri kepala
(-)
Stroke perdarahan
intraserebral
Ya
Stroke perdarahan
intraserebral
Ya
Tidak
Penurunan
kesadaran (-)
Nyeri kepala
(-)
Tia sebelum
serangan
2. Permulaan serangan
3. Waktu serangan
5. Muntah
6. Kesadaran
1
- Sangat mendadak (1-2 menit)
6,5
6,5
1
6,5
- Istirahat/duduk/tidur
- Bangun tidur
- Sangat hebat
1
10
- Hebat
7,5
- Ringan
- Tidak ada
- Langsung sehabis serangan
0
10
7,5
- Tidak ada
- Menurun langsung waktu serangan
0
10
10
10
0
7,5
(> 200/110)
- Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110)
- Waktu serangan tinggi (> 140/100)
8. Tanda serangan
selaput otak
9. Pupil
10. Pupil
: 87,5%
Stroke hemoragik
: 91,3%
: 82,4%
Total score
: 20 stroke hemoragik
7,5
1
1
10
5
0
5
10
10
10
10
10
10
7,5
0
Gejala prodromal: nyeri kepala hebat perakut, hanya 10%, 90% tanpa
keluhan sakit kepala
Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi dari tak sadar sebentar,
sedikit delirium sampai koma
11
SISTEM KAROTIS
Gangguan/penyakit pada pembuluh darah sistem karotis dapat terjadi pada
pembuluh besar di ekstrakronid atau pada cabang-cabang intrakronal keadaan ini
disebabkan karena proses arterio-sklerosis yang menimbulkan pladue pada semua arteri
tersebut. Jika pembuluh darah tersebut tertutup agak luas oleh pladue atau terjadi di
percabangan arteri terutama di pembuluh-pembuluh ekstrakranial, maka dapat terjadi
penumpukan trombosit yang berkumpul dan menggumpal di pladue tersebut akibat
turbulensi aliran darah. Berjalan kedistal dan menutup pembuluh kecil hingga aliran
darah otak terganggu yang akan menyebabkan serangan iskemik sepintas.
Gejala penyumbatan arteri karotis
1. Buta mendadak (Amaurosis fugaks)
2. Disfasia
3. Hemisparese kontralateral
SISTEM VERTEBRO-BASILAR
Vaskularisasi sistem vertebro basilar terutama daerah korteks visual coksipital
serta batang otak dimana terdapat pusat saraf penggerak bola mata (okulo motor) dan
koordinasi gerak konjugat mata terutama untuk gerakan vertikal. Berkurangnya perfusi
12
DIAGNOSTIK STROKE
Seperti halnya keadaan darurat medis , sejarah menyeluruh dan faktor risiko
PIS
Berat
Menit / jam
Hebat
Sering
PSA
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering
Hipertensi
Hampir
selalu
Jarang
Biasa hilang
Biasanya tidak
Kaku kuduk
Kesadaran
Hemiparesis
Deviasi mata
Likuor
Sering sejak
awal
Bisa ada
Sering
berdarah
SNH
Berat / ringan
Pelan ( jam / hari)
Ringan / tidak ada
Tidak, kecuali lesi
batang otak
Sering
di
Biasa ada
Tidak ada
Bisa
hilang Dapat hilang
sebentar
Awal tidak ada Sering sejak awal
Jarang
Berdarah
Mungkin ada
Jenih
(3 x ateroma) 12.
13
Nilai
0
Kesadaran : sadar
Delirium, stupor
tidak
ada
tidak ada
1
0
1 atau lebih
SSS
diagnosa
>1
Perdarahan serebral
< -1
Infark serebral
- 1 sampai 1
Pemeriksaan Penunjang
A. Lumbal Pungsi
B. Laboratorium
Gula darah
Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim
SGOT/SGPT/CPK dan profil lipid (trigliserid, LDL-HDL serta total lipid)
Pemeriksaan hemostasis
- Waktu protrombin
- APTT
- Kadar fibrinogen
- D-dimer
- Viskositas plasma
B. Foto Thoraks
Dapat memperlihatkan keadaan jantung serta mengidentifikasi kelainan paru yang
potensial mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk prognosis.
C. CT-Scan Otak
14
15
Pada stroke akut, TD biasanya meningkat (pada >80% pasien dalam 48 jam
pertama).
Obat anti hipertensi perlu dipertimbangkan terhadap pasien stroke hemoragik atau
bila ada kerusakan organ target lainnya.
Cegah hipotensi karena dapat terjadi penurunan CPP, CBF, dan memperluas area
infark.
Stroke iskemik TDS > 220 mmHg atau TDD > 120 mmHg; dan stroke hemoragik
TDS > 180 mmHg atau MAP > 130 mmHg, berikan obat antihipertensi,
Berikan obat antihipertensi parenteral dengan dosis titrasi (pilihan obat Nicardipin
atau Diltiazem)
Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau 15-20% bila
tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume
hematoma bertambah.. 6
Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera diturunkan dengan labetalol
iv 10 mg (pemberian dalam 2 menit) sampai 20 mg (pemberian dalam 10 menit)
maksimum 300 mg; enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam; kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per
oral. 6
Penanganan TIK
Atur posisi pasien agar tidak terjadi kompressi vena jugularis (leher-dada segaris).
16
Usahakan suhu tubuh normal. Kalau memungkinkan hipotermia (infus dingin, ice
pack dll)
300, posisi kepala dan dada di satu bidang, pemberian manitol (lihat penanganan stroke
iskemik), dan hiperventilasi (pCO2 20-35 mmHg). 6
Osmoterapi (bila ada indikasi)
Dapat ditambahkan Furosemide dengan dosis awal 1 mg/kg i.v. (15 menit setelah
manitol)
Atasi Kejang
Kontrol Temperatur
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30 mL,
perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk. 6
Penatalaksanaan umum sama dengan pada stroke iskemik, tukak lambung diatasi
dengan antagonis H2 parenteral, sukralfat, atau inhi-bitor pompa proton; komplikasi
saluran napas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotik spektrum luas. 6
Terapi khusus
Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat vasodilator. Tindakan bedah
mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada pasien yang kondisinya kian
memburuk dengan perdarahan serebelum berdiameter >3 cm3, hidrosefalus akut akibat
perdarahan intraventrikel atau serebelum, dilakukan VP-shunting, dan perdarahan lobaris
>60 mL dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial akut dan ancaman herniasi. 6
Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan antagonis Kalsium (nimodipin)
atau tindakan bedah (ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun gamma knife) jika
penyebabnya
adalah
aneurisma
atau
malformasi
malformation, AVM). 6
VIII. DIAGNOSA BANDING
IX.
Infark Otak
X.
Stroke iskemik.
XI. KOMPLIKASI.
Ekspansi hematoma
Hidrosefalus
Edema serebral
XII.
PROGNOSIS
18
arteri-vena
(arteriove-nous
Prognosis tergantung pada tanda klinis awal. Kecepatan diagnosis dan waktu
untuk intervensi.
ICH skor dan skor FUNC adalah dua skala klinis digunakan untuk meramalkan
pasien dengan stroke hemoragik. Skor ICH memprediksi mortalitas 30 hari. 7
ICH Score
Komponen
Skor GCS
3-4
5-12
13-15
volum ICH (cm3)
>30
<30
perdarahanintraventrikular
(IVH)
Ya
Tidak
Infratentorial ICH
Ya
Tidak
Usia ( tahun)
>80
<80
Poin
2
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
FUNC Score
19
Component
volum ICH (cm3)
<30
30-60
>60
Usia ( tahun)
<70
70-79
>80
lokasi ICH
Lobaris
Dalam
Infratentorial
Skor GCS
9
8
Pre-ICH kognitif
Tidak ada
Ada
Points
4
2
0
2
1
0
2
1
0
2
0
1
0
STATUS PASIEN
KASUS
Nama Pasien : Tn. A.A
Masuk Tanggal
: 1 Maret 2016
Umur
Keluar Tanggal
:-
: 51 tahun
: Sarjana Pendidikan
Dokter
Pekerjaan
: Guru
Ko-asisten
Agama
: Islam
Alamat
dr.Tumpal,
Sp.S
ANAMNESA
: Marthin F Pasaribu,
Alloanamnesa
Keluhan Utama
Kesadaran
Tekanan Darah
: 140/80mmHg
Umur Klinis
: 51 tahun
Nadi
: 104 x/menit
Suhu
: 38,8oC (axilla)
Respirasi
: 22 x/menit (reguler)
Bentuk badan
: Biasa
Gizi
: Cukup
Warna Kulit
: Sawo matang
Kuku
: Sianosis (-)
Turgor
: Baik
KGB
Pembuluh darah
21
Arteri karotis
: kanan = kiri
Auskultasi
: Bruit - / -
Status Regional:
Kepala
Wajah
Mata
: Normocephali
: Simetris
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Toraks
Paru-paru
Abdomen
Hepar
Lien
Genitalia externa
: Tidak dilakukan
Extremitas
: Edema - - / - -
Status Neurologi
1. Rangsang meningeal
Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kernig
: -/Laseque
:>70 / >70
2. Syaraf Kranial
N.I:
Cavum nasi : lapang/ lapang
Tes penghidu : tidak di lakukan
N.II:
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduskopi
: tidak di lakukan
: tidak di lakukan
: tidak di lakukan
: tidak dilakukan
22
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
Ptosis
Strabismus
Enoptalmus
Eksoptalmus
Diplopia
Deviasi konjugee
Pergerakan bola mata
Pupil
: ditengah.
: tidak dapat dinilai
: -/: -/: -/:tidak dapat dinilai
:-/:tidak dapat dinilai
: Bulat, isokor 2mm/2mm, letakdi tengah, tepi rata Refleks
cahaya langsung
: +/+
Refleks cahaya tidak langsung : +/+
Refleks akomodasi :tidak dapat dinilai
N.V
Motorik
: tidak di lakukan
: tidak di lakukan
Rasa nyeri
Rasa raba
: tidak di lakukan
: tidak di lakukan
Rasa suhu
: tidak di lakukan
Refleks
Refleks kornea
: +/+
Refleks maseter
: tidak dilakukan
N.VII
Sikap wajah
: Simetris
Mimik
: Biasa
Lagoftalmus
Angkat alis
Kerut dahi
Chovstek
Nistagmus
Vertigo
Gesekan jari
: -/: -/-
N. VIII
23
Tes rinne
Tes weber
N. IX, X
Arkus faring : tidak dapat dinilai
Disfagia
Disfonia
Uvula
Refleks okulokardiak : +
Disartria
Refleks faring
N. XI
Angkat bahu: tidak dapat dinilai
Menoleh
N. XII
Sikap lidah
Tremor
Atrofi
Julur lidah
Fasikulasi
3. Motorik
Derajat kekuatan otot
Trofi otot
: eutrofi
:-
4. Refleks
Fisiologis
Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
24
APR ++/++
Patologis
Babinski
-/-
Gordon
-/-
Schaefer
Chaddock
-/-
Oppenheim
-/-
Rossolimo -/-
25
-/-
Klonus lutut
-/-
Klonus kaki
-/-
5. Koordinasi :
Statis
Duduk
: tidak dilakukan
Berdiri
: tidak dilakukan
Berjalan
: tidak dilakukan
Dinamis:
Telunjuk telunjuk
: tidak dilakukan
Telunjuk hidung
: tidak dilakukan
Tumit lutut
: tidak dilakukan
Test Romberg
: tidak dilakukan
6. Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba : tidak dapat dinilai
Rasa Nyeri: tidak dapat dinilai
Rasa Suhu : tidak dapat dinilai
Propioseptif
Rasa Getar
Rasa Sikap
7. Vegetatif :
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
Sekresi keringat
: Baik
Salivasi
: Baik
8. Fungsi Luhur:
Memori
: tidak dilakukan
Bahasa
: tidak dilakukan
Kognitif
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Resume :
Pasien datang ke IGD RS UKI diantar oleh keluarganya dengan keluhan penurunan kesadaran.
Dari alloanamnesis, pasien ditemukan oleh istrinya jatuh dan sudah tidak sadarkan diri pada pagi
hari. Setelah sadar, pasien tidak dapat berdiri dan sulit bicara saat diajak berbicara dengan
keluarganya. Selain itu pasien juga demam. Demam dirasakan sejak seminggu yang lalu SMRS.
Pasien tidak bisa berbicara dengan baik dan tidak kooperatif. Pasien sulit menggerakkan tangan
dan kakinya. Mual -, Muntah -, Kejang -. Menurut istri pasien, tidak ada yang pernah mengalami
keluhan seperti ini.
Status Generalis:
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Reflek Patologis:
-Babinski
-Chaddock
-Schaeffer
-Klonus kaki
Pemeriksaan Laboratorium:
Elektrolit
Natrium
133 mmol/L
Kalium
4,2 mmol/L
Clorida
100 mmol/L
H2TL
Hemoglobin
8,9 g/dl
Leukosit
9,9 ribu/uL
Hematokrit
26,0 %
Trombosit
189 ribu/uL
GDS
116 mg/dl
Ureum
18 mg/dl
Creatin
1,14 mg/dl
Motorik:
Tidak dapat dinilai pasien tidak kooperatif
Siriraj Skor
(2.5 x kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah) + (0.1 x diastolik) (3 x ateroma ) 12
(2.5 x 0) + (2 x 0) + (2 x0) + (0.1 x 80) (3 x 0) 12 = 0,5
Butuh evaluasi /CT Scan
Gadjah Mada Skor
Nyeri kepala
:-
Penurunan kesadaran : +
Babinski
:-
(StrokeHemoragik)
Diagnosa
-Klinis
-Topis
-Etiologis
: Stroke Hemoragik
-Diagnosa Banding
Prognosis
Pemeriksaan CT-Brain non kontras:
Pemeriksaan EKG:
Terapi
Diet: lunak
Mm:
vit. K 2x1 amp (i.v) meningkatkan faktor pembekuan II, VI, XI, X
Prognosis
Ad Vitam
: Dubia ad bonam
Ad Sanationum
: Dubia ad bonam
Ad Fungsionum
: Dubia ad bonam
FOLLOW UP
2 MARET 2016
S : Penurunan Kesadaran
O:
KU
KES
TD
: Lka = 114/69
Lki
= 120/70
mmHg
Lka
= 110/75
mmHg
mmHg
Lki
= 110/75
mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 95 x /mnt
RR
: 20 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
N IX, X
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P : MM/
FOLLOW UP
3 MARET 2016
S : Pusing
O:
KU
KES
TD
: 120/80 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 90 x /mnt
RR
: 20 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
: sikap wajah saat istirahat simetris, memik biasa, kerut dahi baik,
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
N IX, X
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, simetris,
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P : MM/
FOLLOW UP
4 MARET 2016
S :O:
KU
KES
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
N IX, X
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, simetris,
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
vit. K 2x1 amp (i.v) meningkatkan faktor pembekuan II, VI, XI, X
Ikophenitoin3x10 g
Laxadin 1x 2 C
FOLLOW UP
5 MARET 2016
S :O:
KU
KES
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
N IX, X
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, simetris,
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
Manitol stop
Ikophenitoin3x10 g
Laxadin 1x 2 C
FOLLOW UP
6 MARET 2016
S :O:
KU
KES
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
:-
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
N IX, X
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, simetris,
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
Ikaphenitom
3x1 (100mg)
Sucralfat
3x1
Laxadine
1x20
Ceftriaxone
1x2gr
Dexamethasone
3x1 (0.5gr)
Omz
1x1
Vit K
2x1
As. Xaneksamat
2x1
Manitol
4x100
Ceftriaxone
2x2 gr
FOLLOW UP
7 MARET 2016
S : Bicara terkadang tidak nyambung
O:
KU
KES
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
N IX, X
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, simetris,
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
Ikaphenitom 3 x 100mg
Sucralfat
3x1
Laxadine
1 x 2cth
Afonastatin
1x1
Concor
1x
Dexamethasone 3x1
OMZ
Ceftriaxone
1x1
2X2
FOLLOW UP
8 MARET 2016
S :O:
KU
KES
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
N IX, X
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
Ikaphenitoin 3x100mg\
Atorvastatine 3x1
Concor
OMZ
Laxadin 1x 2 C
1x (2,5mg)
2x1 cap
FOLLOW UP
9 MARET 2016
S :O:
KU
KES
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
N IX, X
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
Ikaphenitoin 3x100mg\
Atorvastatine 3x1
Concor
Laxadin 1x 2 C
1x (2,5mg)
FOLLOW UP
10 MARET 2016
S :O:
KU
KES
: E4M5V4 (composmentris)
TD
: 110/70 mmHg
Suhu : 36, 5 oC
Nadi
: 84 x /mnt
RR
: 24 x/mnt
RANGSANG MENINGEAL :
Kaku Kuduk : -
Brudzinski I
Brudzinski II : -
Laseque
: > 70 / > 70
Kernniq
:-/-
:-
NERVUS KRANIALIS
N. I
N. II
: tajam penglihatan kasar baik, lihat warna baik, lapangan pandang baik
N. III, IV, VI
-,
N. V
N VII
: sikap wajah saat istirahat simetris, memik biasa, kerut dahi baik,
kembung pipi baik, angkat alis baik menyeringai SNL tidak mendatar kiri = kanan.
N VIII
N IX, X
: tes gesek jari baik, nistagmus -, vertigo -, tes kalori tidak dilakukan.
: arcus faring simetris, uvula ditengah, palatum molle intak, simetris,
N XI
: menoleh kanan kiri baik, angkat bahu kanan lebih kuat dibanding kiri.
N XII
: sikap lidah dalam mulut simetris, julur lidah baik, tremor -, fasikulasi -,
SENSIBILITAS
REFLEKS TENDON
Bceps
: ++ / ++
Triseps
: ++ / ++
KPR
: ++ / ++
APR
: ++ / ++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: - /-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaeffer
: - /-
SISTEM OTONOM
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
A :
- Klinis
- Etiologis
: Stroke hemoragik
- Topis
P :
MM/ :
Ikaphenitoin 3x100mg
Atorvastatine 3x1
Concor
Laxadin 1x 2 C
1x (2,5mg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewanto, George, dkk. 2009. Panduan praktis Diagnosis & tata laksana penyakit saraf.
Jakarta : EGC. Diambil dari :
https://books.google.co.id/books?
id=tGxScqToUfYC&pg=PA24&dq=stroke+hemoragik&hl=id&sa=X&ved=0CC4Q6AEw
AzgKahUKEwjB9NrdrunHAhWGrJQKHWAVCLc#v=onepage&q=stroke
%20hemoragik&f=false
2. Magistris, Fabio , et al. Intracerebral Hemorrhage: Pathophysiology, Diagnosis and
Management.
MUMJ.
Volume
10
No.
1,
2013.
Diambil
dari
http://www.mumj.org/Issues/v10_2013/articles/v10_15.pdf
3. Gijn, J.v., Kerr, R.S. & Rinkel, G.J.E. Subarachnoid haemorrhage. Lancet, 2007; 369: 306318. Diambil dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17258671
4. Xi, G., Keep, R.F. & Hoff, J.T. Mechanisms of brain injury after intracerebral haemorrhage.
Lancet
Neurol
5;2006;
53-63.
Diambil
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16361023
5. Misbach, Jusuf. Managemen kedaruratan stroke akut. 2011.
6. Frotscher , M dkk. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Jakarta, EGC: 2010
7. Hemphill JC III, Bonovich DC, Besmertis L, et al. The ICH score: a simple, reliable
grading scale for intracerebral hemorrhage. Stroke. 2001; 32(4): 891-7. Diambil dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11283388
8. Rost NS, Smith EE, Chang Y, et al. Prediction of functional outcome in patients with
primary intracerebral hemorrhage: the FUNC score. Stroke 2008; 39(8): 2304-9. Diambil
dari :http://stroke.ahajournals.org/content/39/8/2304.full.pdf
9. Aliah, Amirudin, F. Kuswara, R. Arifin Limoa Waysang Gambaran Umum Tentang
Peredaran Darah Otak. Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada Press Yogyakarta 1996
10. Chusid J.G, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Jilid 2, Yogyakarta,
UGM Press, 1993; Hal 699 714.