Anda di halaman 1dari 14

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal

Ginjal Kronik Di Unit Hemodialisis RSUD Cengkareng


Jakarta Barat

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh :
Rizki Siti Fitria 102012263
Adethya Evy Yuniar Simatupang 102013092
Thomas Aquinas Michi Alviyanto 102013251
Clara Shinta Tandi Rante 102013264
Mutiara Nur Adinda 102013298
Tamy Stephanie Kabinani 102013325
Hariz Ikhwan Bin Abd Rahman 102013505
Friska Juliarty Koedoeboen 102015247

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2015

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penyusunan penelitian ilmiah mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan
kejadian gagal ginjal kronik. Artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
pelajaran metodologi penelitian. Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dr. Djap Hadi Susanto yang telah memberikan kesempatan untuk
belajar mengolah data dalam penelitian.
Artikel ilmiah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan hubungan antara gagal
ginjal kronik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sebelum sakit,
faktor saat sakit dan faktor perawatan. Penulis menyadari bahwadalam penyusunan
artikel penelitian ini jauh dari sempurna sehingga sangat diharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menjadi acuan untuk menjadi pembelajaran di masa
yang akan datang.
Semoga penulisan artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Penulis

Daftar Isi

Kata pengantar.i
Daftar isi..ii
Abstrak....iii
BAB 1: PENDAHULUAN..1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Permasalahan..2
1.3 Tujuan Penelitian2
1.4 Manfaat Penelitian..2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA3
2.1 Kerangka Teori...3
2.2 Kerangka Konsep7
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...8
3.1 Desain Penelitian8
3.2 Tempat dan waktu penelitian.8
3.3 Pengumpulan data .8
3.4 Analisis data..8
3.5 Populasi penelitian8
3.6 Sampel penelitian..8
3.7 Variabel penelitian8
Daftar Pustaka.9

ii

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik


ABSTRAK
Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus
yang berkaitan dengan penurunan progresif laju filtrasi glomerulus. Laju filtrasi
glomerulus akan menentukan stadium dari gagal ginjal kronik. Berbagai faktor dapat
berhubungan terhadap kejadian gagal ginjal kronik, diantaranya faktor sebelum sakit,
faktor saat sakit dan faktor dalam perawatannya. Desain penelitian ini adalah dengan
menggunakan desain / pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua orang dewasa berusia 20-60 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling terhadap semua orang
dewasa berusia 20-60 tahun. Data diperoleh dengan uji Chi-square dan Anova. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh berbagai faktor terhadap kejadian gagal
ginjal kronik.
Kata kunci : gagal ginjal kronik, laju filtrasi glomerulus

Factors - Factors Associated with Chronic Renal Failure Events


ABSTRACT
Chronic renal failure is a progressive destruction of renal structure and continuously
associated with a progressive decrease in glomerular filtration rate . Glomerular
filtration rate will determine the stage of chronic renal failure . Various factors may
be related to the incidence of chronic renal failure , including factors before illness ,
when the pain factor and a factor in treatment . The design of this study is to use the
design / cross sectional approach . The population in this study were all adults aged
20-60 years . The sampling technique in this study was conducted using random
sampling of all adults aged 20-60 years . Data obtained by Chi-square test and Anova
. The results show the influence of various factors on the incidence of chronic renal
failure .
Keywords : chronic renal failure , glomerular filtration rate
iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu penurunan fungsi ginjal
yang cukup berat dan terjadi perlahan dalam waktu yang lama (menahun) disebabkan
oleh berbagai penyakit ginjal, bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih. Pada
tahap awal, gagal ginjal kronik sering kali tidak menunjukan gejala, sampai 75%
fungsi ginjal hilang. Ginjal bertugas menyaring zat-zat buangan yang dibawa darah
agar darah tetap bersih dan membuang sampah metabolisme tersebut agar sel-sel
tubuh tidak menjadi lemah akibat keracunan. Zat-zat tersebut berasal dari proses
normal pengolahan makanan yang dikonsumsi dan dari pemecahan jaringan otot
setelah melakukan suatu kegiatan fisik. Tubuh akan memakai makanan sebagai
protein dan perbaikan sel jaringan tubuh.1
Prevalensi gagal ginjal kronik telah mengalami peningkatan pada awal
tahun 1900-an dan hanya menyerang lansia, juga merupakan penyakit yang
menimbulkan biaya yang cukup mahal di Asia. Prevalensi gagal ginjal kronik
berkembang secara merata. Bahkan kini, gagal ginjal kronik dapat menyerang
generasi muda pada usia rata-rata 15 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan, bahwa 155 juta penduduk dunia tahun 2002 mengidap gagal ginjal
kronik. Jumlah ini akan meningkat hingga melebihi 200 juta pada tahun 2025. Di
negara maju (Amerika Serikat) data tahun 1995-1999 menyatakan insidens gagal
ginjal kronik diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, angka ini meningkat
8% setiap tahunnya. Di Malaysia dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800
kasus baru gagal ginjal pertahunnya. Di negara- negara berkembang lainnya, insiden
ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk pertahun.2
Gagal ginjal secara tradisional dianggap sebagai hasil yang serius dari penyakit ginjal
kronis dan gejala biasanya disebabkan oleh komplikasi ginjal dan berkurang fungsi
ginjal. Pada gejala yang parah dapat diobati hanya dengan dialisis dan transplantasi.
Gagal ginjal didefinisikan sebagai GFR kurang dari 15 mL/menit per 1.73 m, atau
1

kebutuhan untuk pengobatan dengan dialisis atau transplantasi. Di negara maju seperti
Amerika, penyakit ginjal kronis umumnya terkait dengan usia tua, diabetes,
hipertensi, obesitas, dan penyakit kardiovaskular, diabetes dengan glomerulosklerosis
dan nephrosclerosis,

hipertensi sebagai patologis yang diduga mempengaruhi

terjadinya gagal ginjal kronis. Prevalensi gagal ginjal kronik di US mencapai 10 %


pada usia dewasa. Insidens gagal ginjal kronik pada usia 20-60 tahun sebanyak 0.5
%.2
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal
Kronik?
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal ginjal kronik
sebelum sakit.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal ginjal kronik saat
sakit.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal ginjal kronik saat
perawatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi gagal ginjal kronik.
2. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan dan memberikan informasi terbaru mengenai
penyakit gagal ginjal kronik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
sehingga dapat melakukan pencegahan.
2

3. Bagi Pendidikan
Memberikan Ilmu Pengetahuan mengenai penyakit gagal ginjal kronik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori


Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible, pada
suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yan tetap, berupa dialisis atau
transplantasi ginjal.3
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai penyakit merusak massa nefron
ginjal. Sebagian besar penyakit ini merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan
bilateral. Tinjauan mengenai gagal ginjal kronik dapat diperoleh dengan melihat
hubungan antara kebersihan kreatinin dengan laju filtrasi glomerulus sebagai
presentase keadaan normal terhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah
(BUN).3
Perjalanan klinis umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium.
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan
mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Stadium pertama (stadium I) disebut
sebagai penurunan adangan ginjal. Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar
BUN normal, dan gejala asimptomatik. Stadium kedua, perkembangan disebut
insufisiensi ginjal bila lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (LFG 25%
lebih besar dari normal) pada tahap ini BUN dan kreatinin serum meningkat dari
normal. Terdapat nokturia dan poliuria. Stadium ketiga atau stadium akhir gagal ginjal
progresif terjadi apabila 90% massa nefron telah hancur atau hanya sekitar 20.000
nefron yang utuh. Nilai LFG hanya 10% dari normal, kadar kreatinin serum dan BUN
meningkat secara menyolok.
3

Di negara maju (Amerika Serikat) data tahun 1995-1999 menyatakan insidens gagal
ginjal kronik diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, angka ini meningkat
8% setiap tahunnya. Di Malaysia dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800
kasus baru gagal ginjal pertahunnya. Di negara- negara berkembang lainnya, insidens
ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk pertahun.3
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit
yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang
lebih sama. Pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi sisa nefron secara
struktural dan fungsional sebagai upaya kompensasi. Hipertrofi kompensatori ini
akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan
aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat akhirnya diikuti oleh
proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya
diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun penyakit dasarnya
sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensin
aldosteron intrarenal ikut memberikan konstribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi,
sklerosis dan progesifitas tersebut. Aktivitas jangka panjang aksis renin-angiotensin
aldosteron, sebagian diperantarai oleh growth factor seperti transforming growth
factor . Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas
penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia.
Terdapat variabilitas interindividual untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis glomerulus
maupun tubulointerstitial. Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik terjadi
kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG masih
normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan terjadi
penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea
dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan
keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia,
badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada
LFG di bawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata
seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan
kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya.
4

Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran
napas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air
seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium
dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih
serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement
therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien
dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal.3
Adapun faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik, yaitu :
1.

Faktor sebelum sakit


a. Status gizi
Seperti diketahui, semua proses metabolik tubuh dijalankan oleh sistem enzim
yang dikendalikan oleh gen kita. Enzim memerlukan mikronutrien (vitamin
dan mineral) untuk dapat berfungsi dengan baik. Akibat dari gangguan fungsi
pencernaan (maldigesti) ditambah dengan kekurangan asupan gizi (malnutrisi)
akibat pola makan yang buruk, membuat produksi enzim tidak memadai,
sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme tubuh yang
secara langsung menimbulkan penyakit kronis. Komplikasi dari penyakit
kronis inilah yang berisiko menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronis.4
b. Usia
Tidakadapengaruhantarausiapasiendengankepatuhandalammengurangi
asupancairan.Halinidikarenakanbaikpadapenderitayangpatuhmaupun
yangtidakpatuhmemilikifaktoryanglebihdominandalammempengaruhi
kepatuhanasupancairan.Ketaatanmerupakansuatuhalyangmenetapdan
bersifatproblematis,usiamerupakanlamanyaindividumenjalanikehidupan.
Padausiayanglebihtuabelumtentuakanlebihmengetahuibilatidak
ditunjangdenganpengetahuandanpengalamanyangpernahdialami,
sementarapadapenderitayangtidakpatuhdipandangsebagaiseorangyang
lalailebihmengalamidepresi,ansietas,sangatmemperhatikankecemasannya,
5

danmemilikikeyakinanegoyanglebihlemahditandaidengankekurangan
dalam hal pengendalian diri sendiri dan kurangnya penguasaan terhadap
lingkungan,danbukanhanyakarenapengaruhtingkatusiapenderita.4
c. Jenis kelamin
Menurut data sampel National Health dan Nutrition Examination Survey
(NHANES) tahun 2014 prevalensi penderita gagal ginjal kronik di negara
Amerika lebih banyak pada laki laki dibanding perempuan. 15,1 % pada
laki laki, dan 12,1 % pada perempuan.4

d. Riwayat penyakit dahulu


2.

Faktor saat sakit


a. Penyakit penyerta
1. Diabetes mellitus
Di Amerika Serikat nefropati diabetik merupakan penyebab utama
gagal ginjal. Terjadi kerusakan pada pembuluh darah halus di ginjal.
Kerusakan pembuluh darah menimbulkan kerusakan glomerulus yang
berfungsi sebagai penyaring darah. Tingginya kadar gula dalam darah
akan membuat struktur ginjal berubah sehingga fungsinya pun
terganggu.4

2. Penyakit kardiovaskular
Gagal jantung kongestif.4

b. Kadar ureum dan kreatinin


Ureum merupakan produk sisa metabolisme ( pembakaran) protein. Dalam
keadaan normal, kadar ureum darah selalu konstan.
6

Kreatinin merupakan hasil metabolisme sel otot yang terdapat didalam


darah setelah melakukan kegiatan. Bila fungsi ginjal menurun, kadar
kreatinin & ureum di dalam darah akan meningkat.4
c. Kadar Kolesterol
Dislipidemia yang utama pada penderita gagal ginjal kronis adalah kadar
trigliserida (hipertrigliserida). Kurang lebih dari 30% penderita mengalami
hipertrigliserida yang merupakan salah satu ciri yang menonjol pada gagal
ginjal kronis. Kadar kolesterol total dan LDL dalam batas normal dan
kadar HDL menurun.4
3.

Faktor perawatan
Pemberian obat
Kerusakan pada ginjal dan sirkulasi tubuh dapat dicegah dengan konsumsi
obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah dan menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. ,mengontrol /mencegah CKD berkembang hingga
tubuh kehilangan hampir semua fungsi ginjal.4

2.2 Kerangka Konsep


Faktor
Faktorsebelum
sebelumsakit
sakit
(status
gizi,
sex)
(gizi,
usia,umur,
sex dll
)

Kejadian gagal ginjal


kronik

Faktor saat sakit

Faktor perawatan

(penyakit penyerta,kadar
ureum, creatinin, TD)

(pemberian obat, infus)

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Adapun desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain / pendekatan
Cross sectional, dimana pengumpulan data dan pengukuran variable penelitian
Dilakukan pada saat yang sama
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 Juli 2015 di Rumah Sakit A.
3.3 Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Chi-square.
3.4 Analisis Data
Analisis Multivariat, adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
hubungan lebih dari dua variabel.
3.5 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang dewasa penderita gagal ginjal
Kronik usia 20-60 tahun.
3.6 Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
random sampling terhadap semua orang dewasa penderita gagal ginjal kronik
berusia 20-60 tahun.
3.7 Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri atas dua macam variabel yaitu variabel independen
(bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi dan tidak tergantung variabel lainnya,
serta variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang tergantung pada variabel
lainnya.
8

Pola hubungan variabel bebas dan variabel terikat berasal dari hubungan sebabakibat. Variabel bebas (X) dapat mempengaruhi variabel terikat (Y).
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Variabel X adalah Faktor faktor yang berhubungan diantaranya :
a. Faktor sebelum sakit
b. Faktor saat sakit
c. Faktor perawatan
Variabel Y adalah gagal ginjal kronik.

Daftar Pustaka

1. Brenner BM, Lazarus JM. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3


Edisi 13. Jakarta: EGC; 2000.h.1435-1443.
2. Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: FKUI; 2001.h.427-434.
3. Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran
Penyakit Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika;2003.h.90-100.
4. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
2006.h.581-584.

Anda mungkin juga menyukai