Disusun oleh :
Prasta Bayu Putra
22010110200120
22010110200167
Btari Sekar
22010111200047
Carissa Adriana
22010111200048
Charles Budiman
22010111200049
Christian Ade
22010111200050
Cinantya Sistha
22010111200051
BAGIAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Identitas
Nama : Tn. BJ
Usia
: 75 Tahun
Keluhan Utama
sebelumnya
dan
telah
diobati
dengan
Percocet
(oxycodone
mg/acetaminophen 325 mg) yang pasien dapatkan dari resep sebelumnya. Pagi harinya
pasien mengeluh perutnya sangat nyeri dengan skala 10 dari 1-10, yang menjalar hingga
ke punggung. Pasien juga mengeluh muntah beberapa kali (berwarna kuning kehijauan)
sehari sebelumnya, dan terakhir buang air besar 48 jam yang lalu.
yang lalu
Osteoarthritis
Riwayat kolesistektomi
Riwayat apendektomi
Ayah pasien meninggal karena serangan jantung pada usia 66 tahun dan ibu pasien saat
ini masih sehat.
Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien sudah pension. Riwayat merokok 1 bungkus per hari, berhenti sejak beberapa
tahun yang lalu. Riwayat merokok 2 bungkus per hari selama 25 tahun.
Obat-Obatan Yang Dikonsumsi
Furosemide
Digoxin
Amlodipine
Enalapril
Atrovent inhaler
Celecoxib
Alergi
Penisilin : mengakibatkan urtikaria
PEMERIKSAAAN FISIK
Keadaan Umum :
Pasien terlihat kesakitan dan tampak sulit bernafas dengan nyeri perut yang berat
Tanda vital
TD
: 105/65 mmHg
RR
Nadi
: 120 kali/menit
Tinggi Badan : 5 10
Berat badan
Kepala-Mata-Telinga-Hidung-Tenggorokan :
: 26 kali permenit
: 71 kg
Pupil bulat isokor, reflex cahaya (+); pemeriksaan fundus baik; hidung tidak ada
kelainan; membrane timpani intak
Leher dan Limfonodi :
Supel, peningkatan JVP (-), pembesaran nnll (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
Paru-paru :
Suara nafas melemah pada kedua paru, terdengar wheezing pada saat inspirasi maupun
ekspirasi; ronkhi (-).
Cor :
Konfigurasi jantung dalam batas normal, Bunyi Jantung I-II murni, sinus takikardi.
Abdomen :
Palpasi tegang, nyeri tekan di seluruh lapangan perut, bising usus (+) menurun.
Genitalia/Rektum :
Genitalia dalam batas normal, perdarahan pada feses (-).
Pemeriksaan Penunjang
Na 138 mEq/L
K 3,8 mEq/L
Cl 101 mEq/L
C02 28 mEq/L
BUN 21 mEq/L
Serum Creatinin 1,6 mg/dl
Glukosa 160 mg/dl
Pasien segera dibawa ke ruang operasi untuk menjalani laparotomi eksplorasi dan
ditemukan perforasi pada caecum dekat valvulus ileocecal. Selanjutnya dipasang kateter
vena sentral. Pasien diberikan infuse Ringer Lactat sebanyak 7 L dan 2 unit whole blood
selama operasi. Kemudian pasien dirawat di ruang ICU setelah operasi, dan
menggunakan ventilator mekanik, hemodinamis stabil. Pasien mendapatkan antibiotik
profilaksis Clindamycin 900 mg IV setiap 8 jam dan Aztreonam 1 g IV setiap 8 jam yang
dimulai sejak sebelum operasi dan dilanjutkan hingga 24 jam post-operasi untuk
mencegah infeksi luka operasi. Enam jam setelah operasi pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/75 mmHg, nadi 95 x/menit, dan tekanan vena sentral 14 mmHg.
Suara nafas lemah di kedua paru dan ditemukan ronkhi. Urine output selama 6 jam ialah
60-80 ml/jam. Kadar gula darah ialah 160 mg/dl.
1. a. Sebagai seorang farmasi di ruang ICU, anda meninjau obat-obatan yang
dikonsumsi oleh pasien sebelumnya dan merekomendasikan obat mana yang
diberikan setelah operasi dan menyarankan perubahan regimen. Apakah
rekomendasi anda bagi obat-obatan yang selama ini dikonsumsi pasien dan
mengapa?
P-Drugs
Kemanjuran
Keamanan
Kecocokan
Bentuk,sed
iaan &
Mengham
bat
Na+,K+,2
Cl- di ansa
Henle
-
asendens
Menurunk
an
Gagal
mg
jantung
Hipertensi
Edema
Injeksi
Refrakter
Gagal ginjal
akut awal
Hiperkalsem
cairan dan
reabsorbsi
elektrolit
Gangguan
Indikasi:
elektrolit
Ototoksisi
tas
Hipoteni
Efek
metabolic
Alergi
Nefritis
intertitiali
dosis
Tab 20-40
i
Kontraindikasi:
-
Defisiensi
20mg/amp
(2ml)
Dosis :
Hipertensi:
10-40mg
oral 2x/hari
CHF:
20-80mg iv,
reabsorbsi
cairan dan
s alergik
Mual
Gangguan
GI
Sakit
elektrolit
di tubuli
proksimal.
Farmakokinetik :
-
Diuretik
ini mudah
diserap
melalui
saluran
cerna.
Obat
terikat
protein
plasma
secara
ekstensif
sehingga
tidak
difiltrasi
di
glomerulu
s tetapi
cepat
sekali
disekresi
di tubuli
proksimal.
kepala
elektrolit
Anuria
Koma
hepatikum
Hipokalemi
Kehamilan
awal
2-3xhari
Digoxin
Mengham
Tablet
Gagal
0,25mg
bat pompa
proaritmik
jantung
Dosis:
Na-K-
(denyut
dengan
0,125 mg-
ATPase
ektopik,
fibrilasi
0,25
pada
aritmia
mg/hari
membrane
atrial atau
atrium
Takikardi
sel otot
ventrikule
jantung,
r
Efek
sehingga
kan Ca2+
intrasel
tas jantung
meningkat
(inotropik
GI
Efek
samping
sehingga
kontraktili
supraventrik
-
visual
Delirium
Malaise
kongestif
Kontraindikasi:
-
3
Sindroma
sick sinus
Sindroma
WolfParkinson-
kan tonus
-
(kronotrop
-
ik negatif)
Menguran
gi aktivasi
saraf
simpatis
Farmakokinetik:
-
Bioavailib
Bradikardi
Blok AV
derajat 2 dan
positif)
Meningkat
vagal
uler
Gagal
Jantung
samping
meningkat
Efek
Indikasi:
White
Kardiomiop
ati obstruktif
hipertrofik
Hipokalemi
ilitas 7080%,wakt
u paruh
36-48 jam,
akumulasi
obat
terutama
di otot
skelet.
Eliminasi
melalui
ginjal.
Amlodipin
e
Mengham
bat influx
dan
kalsium
otot polos
serebral
Palpitasi
Edema
perifer
Sakit
pembuluh
darah dan
kepala,
miokard,
muka
menyebab
kan
merah
Hiperplasi
gusi
Konstipas
i
Retensi
relaksasi
otot polos
vaskuler
dan
Tablet 5 mg
dan 10 mg
miokard
influx
pada sel
Hipotensi
Iskemi
Indikasi;
urin
Hipertensi
Hipertensi
darurat
Kontraindikasi:
-
Alergi
Penyakit
Jantung
Koroner
Dosis :
2,5 10
mg/hari
Tablet 5 mg
1x sehari
menurunn
ya
kontraksi
otot
jantung
Farmakokinetik:
-
Bioavailib
ilitas oral
60-65%
Kadar
puncak
tercapai 6-
9 jam
Waktu
paruh 3548 jam
(pemberia
n cukup
1x)
Metabolis
me di hati
Diekskresi
utuh di
ginjal
Tidak
mempenga
ruhi kadar
digoksin,
tidak
dipengaru
hi
Enalapril
cimetidin
Farmakodinamik: Efek samping :
Indikasi:
Tablet 5
Mengham
bat
perubahan
Hipotensi
Batuk
kering
Hiperkale
mi
Ruam dan
angiotensi
nI
dan 10 mg
renovaskuler
Dosis :
dan esensial
2,5 40mg/
Kontraindikasi:
-
Wanita
gangguan
hamil dan
angiotensi
pengecapa
menyusui
sehingga
vasodilata
n
Edema
angioneur
terjadi
-
si dan
otik
Gagal
ginjal
penurunan
sekresi
akut
Proteinuri
aldosteron
Mengham
a
Teratogen
bat
ik( trimest
degradasi
er 2 dan
bradikinin,
3)
menyebab
kan
vasodilata
-
Hipertensi
menjadi
n II
si
Menurunk
an tekanan
darah serta
meningkat
kan
ekskresi
air dan
natrium.
Farmakokinetik:
hari, 12x/hari
Diabsorbsi
baik
peroral
Bioavailbi
litas 70-
75%
Pemberian
bersama
makanan
menguran
gi
absorbsi( s
ebaiknya 1
jam
sebelum
Atrovent
inhaller
makan)
Metabolis
me di hati
Eliminasi
di ginjal
Farmakodinamik: Efek samping :
-
Blokade
pada otot
polos
Mulut
Asma
20mcg/puff
kering
Reaksi
bronchial
Bronkitis
X 200
alergi
Batuk
Kenaikan
bronkus,
tekanan
sehingga
intra
mengham
kronis tanpa
emfisema
Kontraindikasi:
-
okuler
substansi
mirip
bronkokon
sekresi
Hipersensiti
vitas terhada
bat
striksi dan
Inhaler
reseptor
kolinergik
Indikasi :
atropine
Obstruksi GI
pufffx 10ml
Dosis :
1-2 dosis,
3-4x/hari
Maksimal
12 puff
sehari
mucus.
dan retensi
Farmakokinetik:
-
urin
Obat tidak
(penggunaan
berdifusi
oral)
ke darah,
sehingga
tidak
menimbul
kan efek
samping
-
sistemik.
Tidak
menembus
blood
brain
Albuterol
Inhaler
barrier
Farmakodinamik: Efek Samping:
-
Aktivasi
reseptor
2
Tremor
Takikardi
Palpitasi
Nyeri
kepala
Mual dan
menimbul
kan
relaksasi
otot polos
bronkus,
uterus, dan
pembuluh
darah otot
rangka.
Farmakokinetik:
-
Absorbs
baik
Indikasi:
Inhaler
Asma
100mcg/puf
f
bronchial
COPD
Kontraindikasi:
-
Hati-hati
muntah(p
pada pasien
hipertensi,
pemberian
PJK,CHF,
oral)
Hipertiroid,
DM
Dosis :
1-2 puff
tiap 4-6 jam
bila
diperlukan
dengan
pemberian
sebagai
aerosol
Colace
Meningkat
Nyeri
perut
Diare
Perdaraha
kan
jumlah air
yang
diserap
rectum(iri
feses di
Indikasi:
Tablet
100mg
Konstipasi
Kontraindikasi
-
tasi)
Kapsul 100
Alergi
Apendisitis
Ileus
Akut
mg
abdomen
Syrup
Enema &
supp
dalam
Dosis:
usus
50-360
sehingga
mg/hari
feses
menjadi
lebih
Celecoxib
lunak.
Farmakodinamik: Efek samping:
-
Mengham
bat COX 2
perforasi
kan
-
GI
Kembung
dan mual
Gatal
Malaise
Demam
Flu like
syndrome
Ruam(aler
prostaglan
din
berkurang
sehingga
terjadi
pengurang
an
Kapsul
Osteoartritis
Reumathoid
200mg
arthritis
Dismenorea
Neuralgia
n dan
menyebab
produksi
Diare
Perdaraha
Indikasi:
gi)
Kontraindikasi:
-
Alergi
Penanganan
nyeri post
operasi
jantung
(Ex:CABG)
Kehamilan
trisemester
Dosis:
200mg 1-2
x sehari
sensitisasi
akir
reseptor
nyeri
terhadap
stimulus
(analgetik
dan antiinflamasi)
Farmakokinetik
-
Obat
terikat
pada
albumin,
waktu
paruh 11
jam
Metabolis
me di
hepar
Ekskresi
27%
ginjal,
57%
Feses.
PERJALANAN KLINIS
Dua hari setelah operasi , keadaan pasien membaik namun masih tetap mengunakan
ventilator mekanik. Bising usus mulai terdengar namun pasien masih belum mendapat
asupan per oral dan masih memerlukan suction pipa nasogastrik secara rutin. Selanjutnya
suction pipa nasogastrik dihentikan dan pasien mulai mendapatkan nutrisi enteral
Isosource VHN yang diberikan 10 ml/jam, dilanjutkan 20 ml.jam setiap 4 jam hingga
mencapai 80 ml/jam. Pasien juga diberikan lorazepam 1 mg IV setiap 6 jam dan morfin 2
mg/jam dengan menggunakan drip intravena. Dari aspirasi pipa nasogastrik didapatkan
pH 2.0.
b. Buatlah daftar obat-obatan pasien selama berada di rumah sakit.
-
lorazepam
Lorazepam digunakan untuk pengobatan jangka pendek dari kecemasan,
insomnia, kejang akut termasuk status epilepticus dan sedasi dari pasien rawat
inap, serta sedasi pasien agresif.
Lorazepam dianggap obat short-acting yang, mirip dengan benzodiazepin lain,
diberikannya terapeutik serta efek samping melalui interaksinya di situs mengikat
benzodiazepine, yang berada di atas GABA A reseptor di sistem saraf pusat . Di
antara benzodiazepin, lorazepam memiliki relatif tinggi adiktif potensial. Anakanak dan orang tua lebih sensitif terhadap efek merugikan dari benzodiazepin.
Lorazepam mengganggu keseimbangan tubuh dan kemantapan berdiri dan
berhubungan dengan jatuh dan patah tulang pinggul pada orang tua.
morfin
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan,
dari analgesik digunakan untuk meredakan parah atau penderitaan rasa sakit dan
penderitaan . Seperti opioid lainnya, seperti oxycodone , hidromorfon , dan
diacetylmorphine ( heroin ) , morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat
(SSP) untuk meringankan rasa sakit . Tidak seperti opioid lainnya, morfin adalah
candu dan produk alami. Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan ;
toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun
fisiologis ketergantungan mungkin memakan waktu beberapa bulan untuk
berkembang.
c. Apa saja faktor risiko terjadinya stress gastritis/ulceration pada pasien dengan sakit
berat?
d. Apakah faktor risiko yang terdapat pada pasien membutuhkan terapi profilaksis
untuk mencegah timbulnya stress ulcer ?
Menurut ASHP (American Society of Health-System Pharmacists guidelines)
merekomendasikan untuk memberikan terapi profilaksis stress ulcer apabila
didapatkan paling sedikit 1 faktor risiko independen atau 2 faktor risiko lain pada
pasien yang dirawat di ruang ICU. Pasien ini memiliki faktor risiko independent
yakni menggunakan ventilator mekanik lebih dari 48 jam dan faktor lainnya yaitu
riwayat mengalami tukak gaster 8 bulan yang lalu. Sehingga sebaiknya pasien ini
diberikan terapi profilaksis stress ulcer.
Hasil yang hendak dicapai
stress
ASHP,
pilihan
terapi
profilaksis
stress
ulcer
perlu
mempertimbangkan beberapa hal antara lain administrasi obat efek samping obat,
dan harga. Obat-obatan yang digunakan antara lain antasida, sukralfat, antagonis
H2, dan PPI (proton pump inhibitor).
Antasid
Menetralisir asam lambung. Antacid perlu diberikan sertiap 1-2 jam untuk
mempertahankan level pH yang diiinginkan agar tidak terjadi SMRD. Kerugian lainnya
ialah penggunaan dosis yang tinggi akan meningkatkan efek samping seperti pneumonia
aspirasi dan toksisitas akibat akumulasi elektrolit.
Sucralfate
Sucralfat melekat pada sel epitel gaster untuk melindungi mukosa dan sebagai lapisan
tipis yang bersifat protektif terhadap asam lambung. Keuntungan sukralfat ialah obat ini
tidak berinteraksi dengan obat lain di dalam sirkulasi karena bukan merupakan obat
sistemik. Sukralfat dapat diberikan melalui pipa nasogastrik setiap 6 jam. Sukralfat
memiliki potensial untuk menurunkan absorpsi obat lain yang diberikan bersamaan
seperti fluoroquinolone, tetracycline, ranitidine, ketoconazole, dan digoxin. Sehingga
dianjurkan untuk memberikan obat lain sengan selang waktu 2 jam. Selain itu kerugian
sukralfat ialah harus dihindari pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal karena akan
menyababkan akumulasi dan toksisitas aluminium pada penggunaan dosis berulang dan
jangka panjang.
Antagonis reseptor H2
Bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung. Simetidine merupakan antagonis H2
potensi lemah, ranitidine potensi sedang, dan potensi paling kuat ialah famotidine. Obatobat antagonis H2 dapat diberikan baik per oral maupun injeksi intravena bolus
intermiten dan drip infuse. Kerugian penggunaan antagonis H2 ialah supresi asam
lambung kurang adekuat karena gastrin dan asetilkolin masih dapat merangsang sekresi
asam lambung pada reseptor yang berbeda pada sel parietal lambung. Kerugian lain ialah
memerlukan dosis multiple dikarenakan durasi kerja yang pendek dan cepat timbul
toleransi dalam waktu 72 jam.
PPIs
PPIs menghambat produksi asam lambung pada tahap akhir sehingga durasinya lebih
lama dibandingkan dengan antagonis H2. Beberapa keuntungan PPI adalah onset kerja
yang cepat dan durasi kerja yang panjang serta toleransi rendah.
Rencana optimal
4. Apakah rekomendasi anda terhadap profilaksis stress ulcer pada pasien ini?
Rekomendasi pada pasien ini ialah golongan proton pump inhibitor (PPI) yang
bekerja menghambat sekresi asam lambung. Jika dibandingkan dengan terapi
profilaksis golongan lain (antacid, sukralfat dan antagonis reseptor H2) PPI
memiliki onset yang cepat dan durasinya lebih lama, sehingga dosis yang
dibutuhkan lebih sedikit dan frekuensi pemberian lebih jarang. PPI yang dipilih
ialah yang memiliki sediaan dalam bentuk injeksi intravena dikarenakan pada
pasien ini belum dapat minum obat per oral. Dari berbagai PPI yang tersedia,
dapat dipilih pemberian injeksi Pantoprazole IV melalui infuse sekali sehari.
Karena pantoprazole tersedia dalam bentuk injeksi, selain itu pantoprazole juga
cost-effective (Pantoprazole Soho vial 40 mg x 1 Rp 60.000).
Evaluasi hasil
5. Parameter klinis apa yang harus dimonitor untuk menilai efektivitas regimen yang
diberikan?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menilai efektivitas pemberian terapi
profilaksis stress ulcer antara lain pH aspirasi lambung melalui NGT serta melihat
ada-tidaknya darah dari aspirasi tersebut, dan hemodinamik pasien apabila terjadi
perdarahan pada saluran cerna akibat stress ulcer.
PERJALANAN KLINIS
Dokter bedah di ICU memutuskan untuk menggunakan antagonis H2 sebagai profilaksis.
Hasil pemeriksaan laboratorium: Na 141 mEq/L, K 4,3 mEq/L, BUN 29 mg/dl, serum
creatinin 1,9 mg/dl, Glukosa darah 180 mg/dl, leukosit 11.2 x 103 / mm3, Hb 11,4 g/dl.
1. Apakah sediaan yang tepat untuk pemberian cimetidine, ranitidine, dan
famotidine pada pasien ini?
Sediaan yang tepat ialah Ranitidin HCl injeksi bolus IV yang diberikan setiap 6-8
jam atau melalui drip infuse dengan kecepatan 6,25 mg selama 24 jam.
PERJALANAN KLINIS
Pemeriksaan pH 2 x selama 16 jam terakhir didapatkan 2.0 dan 3.0. pada pemeriksaan
residu pipa nasogastrik tampak darah dan pemeriksaan Hb hari tersebut ialah 9,8 g/dl.
Semua obat yang dianjurkan telah diberikan dan pasien akan dipindahkan ke rawat inap
di bangsal keesokan harinya.
2. Berdasarkan informasi di atas, tindakan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan regimen profilaksis pada pasien ini?
Sediaan yang tepat ialah pantoprazol IV 40 mg sehari selama 2-3 hari
PERJALANAN KLINIS
Kemudian TD pasien turun menjadi 90/50 mmHg dan denyut jantung 125 per menit,
masih dalam batas normosinus. Hb pasien 8,5 g/dl. Selanjutnya diberikan infuse larutan
salin sebanyak 2 x 500 ml dan TD meningkat menjadi 115/80 mmHg. Denyut jantung
menjadi 105 x/ menit. Setelah hemodinamik pasien stabil, dilakukan pemeriksaan
endoskopi dan ditemukan lesi multiple pada gaster yang mengalami perdarahan.
3. Terapi farmakologis apa yang anda sarankan pada saat ini?
Dasar pemilihan terapi untuk pasien ini, adalah bahwa pasien ini memerlukan obat untuk
tukak lambungnya. Adapun jenis-jenis obat lokal yang berfungsi untuk tukak lambung
adalah:
Keamanan
Kecocokan
Farmakodinamik:
Efek samping:
Kontraindikasi:
Menetralkan asam
lambung, menaikkan pH
lambung sehingga
aktivitas pepsin
berkurang. (Efek
netralisasi hingga pH
4)
(terutama pada
pemakaian dosis besar
jangka lama)
Penyakit
kardiovaskuler
Hemoroid
Hipofosfatemia
alkalosis
ANTASIDA
Farmakokinetik:
Interaksi obat
Menurunkan absorbsi
INH, penisilin,
tetrasiklin,
nitrofurantoin, asam
nalidiksat,
sulfonamid,
fenilbutazon,
digoksin,
klorpromazin
Aluminium)
Hipernatremia
Sediaan:
Suspensi (kerja cepat),
tablet
PENGHAMBAT
SEKRESI ASAM
LAMBUNG
A. Penghambat
Pompa Proton
Farmakodinamik:
Bentuk aktif berikatan
dengan gugus sulfhidril
enzim pompa proton di
membran sel parietal
sehingga produksi asam
lambung berhenti 8095%, irreversibel
Farmakokinetik:
Didegradasi dalam
suasana asam.
Bioavailabilitas baik
karena diserap langsung
di usus. Menurun
(sampai 50%) bila diberi
bersama makanan.
Pemakaian 30 menit
sebelum makan.
Dimetabolisme di hati.
B. Antihistamin H2
Efek samping:
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas
terhadap obat
Penyakit hati berat
Menyusui
Anak-anak
Kanker lambung
Kehamilan
Interaksi obat:
Mempengaruhi
eliminasi warfarin,
diazepam, siklosporin
Omeprazol
menurunkan klirens
disulfiram, fenitoin
Omeprazol
meningkatkan klirens
imipramin, takrin,
teofilin, antipsikotik
Sediaan: kapsul, tablet
salut enterik
Farmakodinamik:
Efek samping:
Kontraindikasi:
Menghambat reseptor
H2 secara selektif dan
reversibel. Menghambat
sekresi asam lambung
dalam keadaan basal
atau pada
perangsangan
muskarinik, stimulasi
vagal, atau gastrin.
Ranitidin: Nyeri
kepala, pusing,
mialgia, malaise,
mual, diare,
konstipasi, ruam kulit,
pruritus, impotensi
Cimetidin mengikat
reseptor androgen:
ginekomastia,
disfungsi seksual.
Merangsang sekresi
prolaktin
Famotidin: sakit
kepala, konstipasi,
diare
Nizatidin: kenaikan
asam urat, serum
transaminase. Efek
samping lebih kecil.
Farmakokinetik:
Cimetidin
Bioavailabilitas 70%
(oral,IV, IM). Ikatan
protein plasma 20%.
Absorbsi 60-90 menit,
dihambat oleh
makanan. Sampai
cairan SSP, sekresi
dalam urin, waktu paruh
2jam.
Ranitidin
Bioavailabilitas oral
50%, first pass di hati,
kadar puncak 1-3 jam
dicapai. waktu paruh
1,7-3 jam, memanjang
pada gagal ginjal. Ikatan
protein plasma 15%,
sekresi di urin dalam
bentuk asal. Melalui
plasenta
Famotidin
Glaukoma
Hipertiroidisme
Menyusui
Anak-anak dan bayi
Orang lanjut usia
Hipersensitivitas/aler
gi
PKU
Porfiria
Hamil
Gagal ginjal
Interaksi obat:
Cimetidin:
Bioavailabilitas turun
karena antasid,
metoklopramid
Menurunkan absorbsi
ketokonazol
Menghambat
sitokromP-450
(warfarin, fenitoin,
kafein, teofilin,
fenobarbital,
karbamazepin,
diazepam,
propranolol,
imipramin)
Ranitidin:
Nifedipin, warfarin,
teofilin, metoprolol,
diazepam
Bioavailabilitas 40-50%,
kadar puncak dicapai
2jam waktu paruh 3-8
jam, meningkat pada
gagal ginjal. Sekresi di
urin.
Sediaan:
Oral, IV, IM
Nizatidin
Bioavailabilitas oral
>90%, tidak
dipengaruhi
makanan.kadar puncak
dicapai 1 jam. Waktu
paruh 1,5 jam, lama
kerja 10 jam. Ekskresi
lewat ginjal (90%)
C. Antikolinergik
Farmakodinamik:
Efek samping:
Kontraindikasi:
*prototype Atropin
Merupakan efek
farmakodinamik.
memblok asetilkolin
endogen dan eksogen.
Pada dosis 0,25mg
hanya menekan sekresi
air liur, bronkus,
keringat. Pada dosis 0,51 mg dilatasi pupil,
penghambatan vagus,
akomodasi. Dosis besar
lagi untuk menghambat
peristaltik usus dan
kelenjar lambung
Pada tukak peptik, efek
penurunan sekresi HCl
kecil.
Farmakokinetik:
glaukoma
anak <4 tahun
takiaritmia
angina
Sediaan:
Per oral dan suntikan.
Untuk saluran cerna
diperlukan dosis - 1
mg. Tidak begitu
adekuat dalam
menghambat sekresi
asam lambung.
Diserap di usus,
metabolisme di hepar
(hidrolisis), disekresi
ginjal dalam bentuk
asal, waktu paruh 4jam
D. Misoprostol
Farmakodinamik:
Efek samping:
Kontraindikasi:
Menghambat sekresi
HCl, sitoprotektif untuk
mencegah tukak
lambung akibat NSAID,
tukak duodenum yang
refrakter terhadap
antihistamin H2
Mual, gangguan
abdomen, pusing,
sakit kepala, diare,
keguguran
Wanita hamil
Pemakaian:
Untuk profilaksis tukak
lambung pasien usia
lanjut atau untuk
perdarahan saluran
cerna yang memerlukan
NSAID
Farmakokinetik:
Sediaan: oral dalam
bentuk tablet.
Bioavailabilitas oral
hampir 100%, deesterifikasi di hati, kadar
puncak dicapai dalam
30 menit,lalu kadar
menurun setelah 120
menit.
E. Okreotid
Farmakodinamik:
Efek samping:
Kontraindikasi:
Menghambat sekresi
hormon peptida
sirkulasi, menghambat
sekresi lambung dan
pankreas
Sakit kepala
Hipotiroidisme
Perubahan konduksi
jantung
Reaksi
gastrointestinal
Batu empedu
Hiper/hipoglikemia
Pruritus
Anak-anak
Wanita hamil
Menyusui
Farmakokinetik:
Sediaan: parenteral,
subkutan, intramuskuler
Reaksi anafilaksis
Pankreatitis (jarang)
Hepatitis (jarang)
OBAT PROTEKTIF
MUKOSA LAMBUNG
A. Sukralfat
Farmakodinamik:
Efek samping:
Kontraindikasi : -
Konstipasi
Interaksi obat:
Mengganggu absorbsi
tetrasiklin, warfarin,
fenitoin, digoksin.
Mengurangi
bioavailabilitas
siprofloksasin
Absorbsi asam-asam
empedu. Merangsang
prostaglandin endogen
Farmakokinetik:
Hampir tidak diabsorbsi
secara sistemik.
B. Senyawa bismuth
koloid
Efek samping : -
Farmakodinamik:
berikatan dengan
ulkus, meindungi
ulkus dari asam dan
pepsin.
Menghambat
aktivitas pepsin
Merangsang produksi
mukosa
Meningkatkan sintesis
prostaglandin
C. Karbenoksolon
Farmakodinamik :
Meningkatkan produksi,
Efek Samping :
Kontraindikasi : -
hipertensi, retensi
cairan, dan hipokalemia.
Efek samping:
Kontraindikasi :
Diare
E. Prostaglandin
Farmakodinamik:
penghambatan sekresi
lambung
Dari kesemua obat di atas, dipilih p-group yang sesuai untuk pasien ini karena lesi multipel pada
gaster adalah sukralfat. Alasannya adalah melindungi mukosa dengan cara membentuk gel
yang sangat lengket dan dapat melekat kuat pada dasar tukak sehingga menutupi tukak.
Sukralfat yang tersedia untuk obat yang digunakan dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
P-drug
Sukralfat
Kemanjuran
Oral, dewasa
2 g 2 kali sehari
(pagi dan
sebelum tidur
malam) atau 1 g
4 kali sehari
pada waktu
lambung kosong
(paling kurang 1
jam sebelum
makan dan
sebelum tidur
malam),
diberikan selama
4-6 minggu
P-drug
Suitability
Keamanan
Kecocokan
Efek
samping:
Pusing, mual,
konstipasi,
mulut kering
Efficacy
Biaya
KI :
hipersensitivi
tas
Safety (30%)
Ulsidex tab
500mg x
100 (Rp
70.000)
Ulsanic tab
500mg x 60
(Rp 78.000)
Ulsafate
tab 500 mg
x 60 (Rp
67.500)
Cost (20%)
Sukralfat
Ulsidex tab
500mg x 100
(Rp 70.000)
(20%)
(30%)
(9x20%)
(9x30%)
(7x30%)
(700x20%)
(8x30%)
(5x30%)
(995x20%)
(8x30%)
(5x30%)
(6.000x20%)
(8x30%)
(7x30%)
(2.750x20%)
(8x30%)
(5x30%)
(253.153x20
%)
(8x30%)
(7x30%)
(6.000x20%)
Antasida
Poloxane tab
(7x20%)
100s (rp
99.500)
PPI
Ozid cap
(7x20%)
20mg x 14
(Rp 84.000)
Anti Histamin H2
Interfam tab
(7x20%)
20mg x 30
(Rp82.500)
Okreotid
Sandostatin
(7x20%)
amp
0,1mg/mL x 5
(Rp
1,265,765)
Misoprostol
Noprostol Tab (7x20%)
0,2 mg x 5
x10 (Rp
300.000)
PERJALANAN KLINIS
3 hari kemudian pada aspirasi pipa nasogastrik tidak didapatkan lagi darah namun
pemeriksaan dengan gula masih positif. Pasien telah mendapatkan total 2 unit konsentrat
eritrosit dan hemodinamik stabil, pipa nasogastrik kemudian diekstubasi. Bising usus
telah terdengar di seluruh lapangan perut dan direncanakan untuk segera memulai nutrisi
per oral, yang dimulai dengan pemberian cairan. Hb 11,3 g/dl, TD 135/85 mmHg, dan
denyut nadi 85-90 x/menit.
4. Perubahan terapi apa yang direkomendasikan (bila perlu) pada saat ini?
Dari kesemua obat di atas, dipilih p-group yang sesuai untuk pasien ini adalah misoprostol.
Alasannya adalah karena pasien sudah berusia lanjut dan menggunakan NSAID. Misoprostol
bersifat melindungi pasien dari efek buruk NSAID.
Misoprostol yang tersedia untuk obat yang digunakan dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
P-drug
Misoprostol
Kemanjuran
Oral, dewasa
200 mcg 4
kali/hari atau
400 mcg 2
kali/hari
P-drug
Sukralfat
Ulsidex tab
500mg x 100
(Rp 70.000)
Antasida
Poloxane tab
100s (rp
99.500)
PPI
Ozid cap
Keamanan
Kecocokan
Efek
samping:
KI : wanita
hamil
Mual,
gangguan
abdomen,
pusing, sakit
kepala, diare,
keguguran
Biaya
Chromalux
Tab 200 mcg
x 20 (Rp
187.000)
Citrosol Tab
200 mcg x 3
x10 (Rp
210.000)
Noprostol
Tab 0,2 mg x
5 x10 (Rp
300.000)
Suitability
(20%)
Efficacy
(30%)
Safety (30%)
Cost (20%)
(7x20%)
(8x30%)
(7x30%)
(700x20%)
(7x20%)
(8x30%)
(5x30%)
(995x20%)
(7x20%)
(8x30%)
(5x30%)
(6.000x20%)
20mg x 14
(Rp 84.000)
Anti Histamin H2
Interfam tab
(7x20%)
20mg x 30
(Rp82.500)
Okreotid
Sandostatin
(7x20%)
amp
0,1mg/mL x 5
(Rp
1,265,765)
Misoprostol
Noprostol Tab (9x20%)
0,2 mg x 5
x10 (Rp
300.000)
(8x30%)
(7x30%)
(2.750x20%)
(8x30%)
(5x30%)
(253.153x20
%)
(9x30%)
(7x30%)
(6.000x20%)
Dokter
SIP
: Yogi Prawira
: 135/JTG/2010
Alamat
: Jl. Bondan Prasetyo Timur no.34B
17.00-19.00
Telp
Praktek:pukul
: 086969696969
_____________________________________________________________________
Semarang, 2Maret 2012