Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian.....................................................1
B. Rumusan Penelitian..............................................................1
C. Tujuan Penelitian..................................................................2
BAB II............................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................3
A. Pengertian Administrasi Kurikulum.......................................3
B. Pokok Pikiran penyusunan Kurikulum...................................5
C. Fungsi Administrasi Kurikulum..............................................6
D. Perencanaan Kurikulum........................................................8
E. Pengorganisasian Kurikulum...............................................11
F. Evaluasi Kurikulum...............................................................14
BAB III..........................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki
peran

strategis

merupakan

dalam

suatu

sistem

sistem

pendidikan.

program

Kurikulum

pembelajaran

untuk

mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,


sehingga

kurikulum

memegang

peranan penting

dalam

mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.


Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang
pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk
menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu
mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam
memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.
Salah
keberhasilan
manajemen

satu

aspek

kurikulum
atau

yang
adalah

pengelolaan

dapat

mempengaruhi

pemberdayaan
kurikulum

di

bidang
lembaga

pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada


tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi
oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang
dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS)

dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi


lembaga pendidikan yang bersangkutan.
1

B. Rumusan Penelitian
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi Kurikulum ?
2. Apa saja pokok-pokok penyusunan kurikulum ?
3. Apa saja prosedur penyusunan kurikulum ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui yang dimaksud dengan administrasi kurikulum.
2. Mengetahui pokok-pokok penyusunan kurikulum.
3. Mengetauhui prosedur penyusunan kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Kurikulum
Kata administrasi berasal dari bahasa Latin yang
terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti
yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang berarti
ke atau kepada. Dan ministrare sama artinya dengan
kata to serve atau to conduct yang berarti melayani,
membantu, atau mengarahkan.
Administrasi

terdiri

dari

dua

pengertian,

yaitu

administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti


luas. Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang
meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, ketik-mengetik, dan
lain-lain yang berhubungan dengan ketatausahaan.
Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah sebagai
suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam
mencapai suatu tujuan.
Menurut Dr.S.P.Siagian, administrasi adalah keseluruhan
proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai suatu
tujuan yang di tentukan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah
rangkaian

kegiatan

atau

proses

yang

di

lakukan

oleh

1 H. Dakir,PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM, Rineka


Cipta, Jakarta, 2004, hal:2

sekelompok orang yang berlangsung dalam suatu bentuk


kerja sama di maksudkan untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah di tetapkan.
Sementara,
Indonesia,

tetapi

kurikulum
berasal

bukan
dari

berasal

bahasa

dari

latin

bahasa

yang

kata

dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti lapangan


perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batasan start

dan

batas finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut


dijabarkan bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari
mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana
cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.
Dulu

kurikulum

pernah

diartikan

sebagai

Rencana

Pelajaran, yang terbagi menjadi rencana pelajaran minimum


dan rencana pelajaran terurai.
Akibat

dari

berbagai

perkembangan,

terutama

perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, konsep


kurikulum selanjutnya juga menerobos pada dimensi waktu
dan tempat. Artinya kurikulum mengambil bahan ajar dan
berbagai pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada
waktu sekarang saja, tetapi juga memperhatikan bahan ajar
dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan
yang akan datang. Demikian pula tidak hanya mengambil
bahan ajar setempat (local), kemudian berbentuk kurikulum
muatan local tetapi juga berbagai bahan ajar yang nasional,
yang kemudian berbentuk kurikulum nasional (kurnas) dan
lebih luas lagi bersifat internasional atau yang bersifat
global.2
2 H. Dakir,PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM, Rineka
Cipta, Jakarta, 2004, hal:1

Administrasi

kurikulum

merupakan

seluruh

proses

kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja


dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara continue
terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien
demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas
utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program
pengajaran

yang

baik

bagi

murid-murid.

Karena

pada

dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus


segala

usahanya

adalah

terletak

pada

Praktek

Belajar

mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya


segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam
sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada
suksesnya PBM.
B. Pokok Pikiran penyusunan Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki
komponen komponen tertentu. komponen komponen apa
saja yang membentuk sistem kurikulum itu?
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau
hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan
tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau
sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan
tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di
cita citakan, misalkan, filsafat atau sistem nilai yang
dianut masyarakat Indonesia adalah pancasila, maka
tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum
5

adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam


skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan misi
dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, seperti
tujuan

setiap

mata

pelajaran

dan

tujuan

proses

pembelajaran.
2. Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi

kurikulum

merupakan

komponen

yang

berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus


dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek
baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi
pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap
materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan
kegiatan

siswa.

seluruhnya

Baik

diarahkan

materi
untuk

maupun
mencapai

aktivitas
tujuan

itu

yang

ditentukan.
3. Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga
dalam

pengembangan

kurikulum.

Komponen

ini

merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat


penting,

sebab

berhubungan

dengan

implementasi

kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang


harus

dicapai

tanpa

strategi

yang

tepat

untuk

mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat


tercapai.

Strategi

meliputi

rencana,

metode

dan

perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai


tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat diatas, T.
Rajakoni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola
dan

urutan

umum

perbuatan

guru-siswa

dalam

mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai


tujuan yang telah ditentukan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai
dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan

apakah

suatu

kurikulum

perlu

dipertahankan atau tidak, dan bagian bagian mana yang


harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen
untuk

melihat

konteks

efektivitas

kurikulum,

pencapaian

evaluasi

dapat

tujuan.

Dalam

berfungsi

untuk

mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah


tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai
umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.
Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah
evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai
fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat
keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan
kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
C. Fungsi Administrasi Kurikulum
Dalam

proses

pendidikan

perlu

dilaksanakan

administrasi kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan


evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal
dalam

memberdayakan

berbagai

sumber

belajar,

pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.


Ada beberapa fungsi dari administrasi kurikulum di
antaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan

efisiensi

pemanfaatan

sumber

daya

kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen


kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang
terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada
siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan
yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya
melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui
kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran
sesuai

dengan

kebutuhan

peserta

didik

maupun

lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola


secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil
yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan
kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas
siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar
mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam
rangka melihat konsistensi antara desain yang telah
direncanakan

dengan

pelaksanaan

pembelajaran.

Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan


implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru
maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya
dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu


mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola
secara

professional

akan

melibatkan

masyarakat,

khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar


perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan
pembangunan daerah setempat.
D. Perencanaan Kurikulum
Kurikulum
direncanakan
Mengingat

merupakan
dan

disusun

kurikulum

adalah

hal

pokok

yang

dengan

sebaik

sebagai

rencana

harus

mungkin.
kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam sekolah.


Secara umum Langkah dan prosedur yang seyogyanya
ditempuh

dalam

perencanaan

kurikulum,

agar

pelaksanaannya dapat berjalan efektif antara lain:


1. Menentukan Landasan Kurikulum
Pada langkah ini menentukan landasan-landasan
yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum, yang
meliputi: landasan Filsafat, landasan Psikologis, landasan
sosiologi dan landasan teknologi.
2. Menentukan tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak
dicapai oleh suatu kurikulum. Dalam skala makro rumusan
tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem
nilai

yang

dianut

masyarakat.

Rumusan

tujuan

menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan.

Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan


dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih
sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan
proses pembelajaran. Tujuan pendidikan diklasifikasikan
mejadi empat yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN),
Tujuan Institusional (TI), Tujuan Kurikuler (TK) dan Tujuan
Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merumuskan tujuan kurikulum antara lain:
a. Tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi
landasan bagi setiap lembaga pendidikan.
b. Kesesuaian

antara

tujuan

kurikulum

dan

tujuan

lembaga pendidikan yang bersangkutan


c. Kesesuaian

tujuan

kurikulum

dengan

kebutuhan

masyarakat atau lapangan kerja.


d. Kesesuaian

tujuan

dengan

perkembangan

ilmu

pengetahun dan teknologi saat ini.


e. Kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem nilai dan
aspirasi yang berlaku di masyarakat.
3. Menentukan isi kurikulum
Isi kurikulum adalah keseluruhan materi dan kegiatan
yang tersusun dalam urutan dan ruang lingkup yang
mencakup bidang pengajaran, mata pelajaran, masalahmasalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan.

10

Isi kurikulum disusun dalam bentuk sebagai berikut:


Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial,
administrasi, ekonomi, komunikasi, dan rekayasa teknologi,
IPA, matematika dan lain-lain. Jenis-jenis mata pelajaran
disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang
tersebut sesuai dengan tujuan mata pelajaran. Tiap mata
pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan
dan pokok-pokok bahasan atau standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Tiap mata pelajaran dikembangkan dalam
silabus.

Dalam

menetapkan

isi

kurikulum

harus

mempertimbangkan tingkat perkembangan psikologis siswa,


sehingga isi kurikulum tidak berat atau tidak terlalu mudah
bagi siswa.
Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan isi kurikulum, yaitu:
a. signifikansi,yaitu seberapa penting isi kurikulum pada
suatu disiplin atau tema studi.
b. Validitas, yaitu yang berkaitan dengan keotentikan dan
keakuratan isi kurikulum.
c. Relevansi sosial, yaitu keterkaitan isi kuriklum dengan nilai
moral, cita-cita, permasalahan sosial, isu kontroversial, dan
sebagainya, untuk membantu siswa menjadi anggota
efektif dalam masyarakat;
d. Utility atau kegunaan (daya guna), berkaitan dengan
kegunaan

isi

kurikulum

dalam

menuju kehidupan dewasa;

11

mempersiapkan

siswa

e. Learnability

atau

kemampuan

untuk

dipelajari,

yang

berkatan dengan kemampuan siswa dalam memahami isi


kurikulum tersebut; dan
f. Minat, yang berkaita dengan minat siswa terhadap isi
kurikulum tersebut.
4. Menentukan metode/strategi pembelajaran
Komponen
yang

memiliki

metode/strategi
peran

yang

merupakan

sangat

komponen

penting

karena

berhubungan dengan implementasi kurikulum. Tujuan tidak


akan tercapai manakala tanpa manggunakan strategi dan
metode yang tepat. Strategi meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Strategi atau metode berkaitan dengan
upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan.
Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang
menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan,
ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa
biasanya dinamakan student centered, sedangkan strategi
yang berpusat pada guru dinamakan teacher centered.
Strategi yang akan digunakan sangat tergantung kepada
tujuan dan materi kurikulum.
5. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar bisa berasal dari buku, majalah, koran,
jurnal, alam sekitar, televisi, internet dan sebagainya.

12

Penentuan sumber belajar harus

disesuaikan dengan

tujuan, isi, dan strategi pembelajaran


E. Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian

kurikulum

merupakan

perpaduan

antara dua kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi


suatu

kesatuan

yang

utuh,

dan

dalam

aplikasi

pada

kegatanbelajar mengajar di harapkan dapat mnggairahkan


proses

pembelajran

sereta

pembelajaran

menjadi

lebih

bermakna karena senantiasa mengkaitkan dnegan kegiatan


praktis

sehari-hari

sehingga

tujuan

pembelajaran

dapat

tercapai.

Istilah kurikulum disini dapat berarti: semua pengalaman


yang dimiliki siswa dengan bantuan sekolah. Dari definisi
tersebut, sebenarnya merupakan suatu
cukup

luas

menyangkut

sebagian

pengertian yang

besar

aspek

yang

berhubungan dengan kegiatan disekolah pada umumnya.


Pengertian kurikulum yang lebih khusus kurikulum adalah
seperangkat pokok pokok materi ajar yang direncanakan
untuk member penglaman tertentu kepada peserta didik agar
mampu mencapaitujuan yang ditetapkan.

Pengorganisasian dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni


secara struktural dalam konteks manajamen, dan secara
fungsional

dalam

konteks

akademik

atau

kurikulum.

Pengorganisasian kurikulum seharusnya dilihat dari kedua


pendekatan tersebut, yakni dalam konteks manajemen dan
dalam konteks akademik. Organisasi adalah suatu kelompok

13

social yang bersifat tertutup atau terbuka dari / terhadap pihak


luar,

yang

diartur

berdassarkan

aturan

tertentu,

yang

dipimpin/ diperintah oleh seorang pemimpin atau seorang staf


administatif yang dapat melaksanakan bimbingan secara
teratur dan bertujuan.

Suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan


proses manajemen, yakni :

a. Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksnakan oleh


suatu lembaga pengembang kurikulum, atau suatu tim
pengembang kurikulum.

b. Organisasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum, baik pada


tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau lembaga
pendidikan yagn melaksankaan kurikulum.

c. Organisasi dalam evaluaisi kurikulum aygn melibatkan


berbagai pihak dalam proses evaluasi kurikulum

d. Pada masing-masing jenis organisasi tersebut dilaksanakan


oleh suatui sususnan keperngurusan yang ditentukan
sesuai dengan struktur organisasi dengna tugas- tugas
pekerjaan

tertentu.

kurikulum

di

Secara

kembangkan

akademik,
dalam

oraganisasi

bentuk-bentuk

oraganisasi, sebagai berikut:

1) Kurikulum mata ajaran, yang terdiri dari sejumlah mata


ajaran secara terpisah.

14

2) Kurikulum bidang studi, yang memfungsikan beberapa


mata ajaran sejenis.

3) Kurikulum

integrasi,

yang

menyatukan

dalam

memusatlkan kurikulum pada topic atau masalah tertentu.

4) Core

Curriculum,

yakni

kurikulum

yang

disusun

berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa.

Bentuk-bentuk

kurikulum

disusun

menurut

pola

organsisai kurikulum dengan struktur, urutan, dan ruang


lingkup materi tertentu.

Tujuan organisasi kurikulum

a. Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari

bahan

pelajaran.

b.

Mempermudah peserta didik dalam melakukan kegiatan


pembelajaran.

c. Dapat melayani keragaman kemampuan, kebutuhan, minat


dari peserta didik.

Prosedur pengorganisasian kurikulum

Dalam organisasi kurikulum ada beberapa factor yang


perlu diperhatikan, yakni ruang lingkup (scope),
(sequence), penempatan bahan (grade placement).

15

urutan

a. Ruang lingkup bahan, adalah keseluruhan materi pelajaran


dan pengalaman yang akan diberikan dari suatu bidang
studi mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan
tertentu.

b. Urutan

bahan,

adalah

penyusunan

bahan

pelajaran

menurut aturan tertentu secara berurutan, menunjukan


sistematika

dan

merupakan

penyampaian

serta

penangkapan oleh para siswa.

c. Penempatan

bahan,

adalah

penempatan

satu

atau

beberapa bahan pelajaran untuk kelas tertentu.

d. Pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur


yang meliputi:

1) Prosedur

pembelajaran,

pemilihan

isis

kurikulum

didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku


pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih
oleh sebuah panitia tertentu.

2) Prosedur

survey,

pendapat

pemilihan

dan

pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan


pengadaan survey atau penelitian terhadap pendapat
dengan pihak.

3) Prosedur studi kesalahan, prosedur ini dilaksanakan


dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil
atau pengalaman kurikuler.
16

4) Prosedur mempelajari kurikulum lainnya.

Prosedur ini dapat disamakan dengan metode


tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain,
guru atau sekolah dapat menetapkan atau menetukan isi
kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.

1) Analisa kegiatan orang dewasa , diadakan studi


terhadap

kegiatan

dalam

kehidupan

untuk

dipelajari oleh para siswa disekolah. Kegiatan yang


dianalisis adalah kegiatan yang berkenaan dengan
pekerjaan atau jabatan.

2) Prosedur fungsi social, bertalian dengan prosedur


analisis

kegiatan

melakukan

banyak

masyarakat.
fungsi

Masyarakat

social

dalam

kehidupannya yang bermacam dan dibentuk nya,


dan berada daerah kehidupan tertentu, fungsi
yang telah ditentukan dijadikan.

3) Prosedur minat kebutuhan


F. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi

kurikulum

dimaksudkan

untuk

memeriksa

tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan


melalui kurikulum yang bersangkutan, dalam hal ini indikator
kerja yang akan dievaluasi adalah efektivitas program.
Diadakannya

evaluasi

dimaksudkan

untuk

keperluan

perbaikan program, pertanggungjawaban kepada berbagai


pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.

17

Dalam mengevaluasi kurikulum bukam hanya dilakukan


terhadap salah satu komponen saja, tetapi terhadap semua
komponen

kurikulum

baik

komponen

tujuan,

isi/materi,

strategi atau metode maupun proses evaluasi itu sendiri.


Dalam melakukan evaluasi kurikulum harus berdasarkan
pada prinsip-prinsip yang telah berlaku yaitu:
a. Evaluasi mengacu kepada tujuan
b. Evaluasi bersifat komprehensif atau menyeluruh, dan
c. Evaluasi dilaksanakan secara objektif.
Dilihat dari pelaksanaan dan tujuannya, evaluasi
kurikulum dapat dibedakan menjadi evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif biasanya dijadikan
sebagai

dasar

evaluasi

dalam

sumatif

perbaikan

untuk

menilai

kurikulum

sedangka

keberhasilan

suatu

kurikulum.
Adapun teknik-teknik dalam pelaksanaan evaluasi
kurikulum dapat menggunakan teknik non-tes (wawancara,
angket, observasi, check) maupun teknis tes (tes lisan,
tertulis, tes perbuatan).

18

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I
pasal I disebutkan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar.
2. Asas-asas kurikulum pendidikan meliputi: asas filosofis, asas psikologis,
asas sosiologis dan asas organisatoris.
3. Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagi para pelaksana
pendidikan di lapangan untuk mampu melaksanakan pembelajaran dengan
benar.
4. Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara
dua kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu
kesatuan

yang

utuh,

dan

dalam

aplikasi

pada

kegatanbelajar mengajar di harapkan dapat mnggairahkan


proses pembelajran sereta pembelajaran menjadi lebih
bermakna

karena

senantiasa

mengkaitkan

dnegan

kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran


dapat tercapai.
5. Dan evaluasi kurikulum ini yang dimaksud adalah menilai suatu
kurikulum sebagai program pendidikan untuk mengetahui efisiensi,
efektivitas, relevansi, dan produktivitas program dalam mencapai tujuan
pendidikan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Dzakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004
H. Dakir, 2004, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum,

Jakarta, Rineka Cipta,


Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi

Aksara
Mudlofir, Ali. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada
Nasution, S. 2008. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT
Rineka Cipta

20

Anda mungkin juga menyukai