a. DEFINITION
Allergic rhinitis adalah diagnosis yang berasosiasi dengan kelompok gejala yang
mempengaruhi hidung. Gejalanya terjadi ketika menghirup sesuatu yang dialergikan
seperti debu, serpihan kulit kering, urin dan air liur yang ditemukan di bulu hewan
peliharaan, jamur, kotoran dari tungau debu dan partikel kecoa, atau serbuk sari.
Gejalanya juga bisa terjadi ketika memakan makanan yang menyebabkan alergi.
b. EPIDEMIOLOGY
Anak Anak
Prevalensi gejala rhinitis pada International Study on Asthma and Allergies in
Childhood (ISAAC) bervariasi antara 0,8% dan 14,9% pada anak usia 6-7 tahun dan
antara 1,4% dan 39,7% pada anak usia 13-14 tahun. Negara dengan prevalensi
rendah termasuk Indonesia, Albania, Romania, Georgia, dan Yunani. Negara dengan
prevalensi tinggi termasuk Australia, New Zealand, dan United Kingdom
Dewasa
Survei nasional menunjukkan tingkat prevalensi rhinitis adalah antara 5,9% (Prancis)
dan 29% (United Kingdom) dengan rata rata 16%. Perennial rhinitis mungkin lebih
umum pada orang dewasa dibandingkan pada anak anak.
c. ETIOLOGY & CLASSIFICATION
Description
IgE-mediated
(allergic)
Autonomic
Hypothyroidism
Hormonal
Non-allergic rhinitis with eosinophilia syndrome (NARES)
Infectious
Idiopathic
Infectious
Persistent
Hormonal
common cold)
Fungal
disorders
Allergic
Foods
fever)
Irritants
Persistent (perennial
Emotion
continuous symptoms)
Gastroesophageal reflux
Drug-Induced
Aspirin
Other medications
tissue)
Occupational
Eosinophilia
Idiopathic
Intermittent
Intermittent: Gejalanya terjadi kurang dari 4 hari per minggu atau kurang dari 28
d. RISK FACTOR
Source:
1. http://aacijournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/1710-1492-7-S1-S3
2. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1661616/
3. http://www.worldallergy.org/professional/allergic_diseases_center/rhinitis/rhinit
issynopsis.php
4. https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000813.htm