Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan laporan yang berjudul Kebijakan Fiskal Dan
Moneter. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Ekonomi Peminatan.
Pada keempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sendiri
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tim Penyusun

Kelompok 1

A. Pengertian Kebijakan Moneter dan Fiskal


1. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir
atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank Sentral)
untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui pengawasan uang beredar atau suku bunga,
atau kombinasi keduanya, usaha tersebut dilakukan agar terjadi kesetabilan harga, dan inflasi,
serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada
instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta
asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.
Dengan kata lain, kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral,
atau otoritas moneter suatu negara kontrol supplay (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan (iii)
biaya uang atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi
Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu
perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang.
Kebijakan moneter menggunakan berbagai alat untuk mengontrol salah satu atau kedua,
untuk mempengaruhi hasil seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan mata
uang lainnya dan pengangguran. Dimana mata uang adalah di bawah monopoli penerbitan,
atau dimana ada sistem diatur menerbitkan mata uang melalui bank-bank yang terkait dengan
bank sentral, otoritas moneter memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah uang beredar
dan dengan demikian mempengaruhi tingkat suku bunga untuk mencapai kebijakan gol.

2. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar,
namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi.
Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter , yang bertujuan men-stabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi
variabel-variabel berikut:
a) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
b) Pola persebaran sumber daya
c) Distribusi pendapat

B. Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter dan Fiskal


1. Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter
Peran :
Mengingat tugas spesifik yang diemban oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak
sepenuhnya dapat mengendalikan inflasi, terutama tekanan inflasi yang berasal dari sisi
penawaran (cost push inflation). Bank Indonesia, melalui kebijakan moneter, dapat
mempengaruhi inflasi dari sisi permintaan, seperti investasi dan konsumsi masyarakat.
Misalnya, kebijakan kenaikan suku bunga dapat menge-'rem' pengeluaran masyarakat dan
pemerintah sehingga dapat menurunkan permintaan secara keseluruhan yang pada
akhirnya dapat menurunkan inflasi. Selain itu, kenaikan suku bunga ini dapat menguatkan
nilai tukar melalui peningkatan (positive) interest rate differential. Demikian juga, Bank
Indonesia dapat mempengaruhi ekspektasi masyarakat melalui kebijakan yang konsisten
dan kredibel. Harapannya adalah sasaran (target) inflasi Bank Indonesia diacu oleh
masyarakat dan pelaku ekonomi sehingga inflasi yang terjadi dapat sama atau mendekati
sasaran inflasi. Apabila kondisi ini terjadi, maka biaya pengendalian moneter dapat
diminimalkan.
Secara teori, kebijakan moneter dapat ditransmisikan melalui berbagai jalur (channel),
yaitu jalur suku bunga, jalur kredit perbankan, jalur neraca perusahaan, jalur nilai tukar,
jalur harga aset, dan jalur ekspektasi. Dengan melewati jalur-jalur tersebut, kebijakan
moneter akan ditransmisikan dan berpengaruh ke sektor finansial dan sektor riil setelah
beberapa waktu lamanya (lag of monetery policy). Selain kebijakan moneter yang bersifat
"langsung" seperti di atas, bank sentral juga dapat mempengaruhi tujuan akhirnya secara
"tidak langsung", yaitu melalui berbagai regulasi dan himbauan (moral suassion) kepada
sektor perbankan guna mempercepat mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Dalam melaksanakan pengendalian moneter Bank Indonesia diberikan kewenangan
dalam menggunakan instrumen moneter berupa tetapi tidak terbatas pada (i) Operasi
Pasar Terbuka (open market operation), (ii) penetapan tingkat diskonto (discount rate),
(iii) penetapan Giro Wajib Minimum (minimum reserve requirement), dan (iv) pengaturan
kredit atau pembiayaan.
Fungsi :
Seperti telah disebutkan di atas bahwa keberhasilan dari kebijakan moneter di
antaranya dapat menciptakan peningkatan kesempatan kerja dan semakin meningkatnya

iklim usaha yang bergairah. Dengan demikian apabila kita rinci lebih lanjut maka tujuan
kebijakan moneter adalah sebagai berikut:
a.

Menjaga Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi akan tercapai apabila tercipta keadaan ekonomi yang stabil, untuk
mewujudkan hal ini maka harus terwujud arus perputaran barang dan arus perputaran uang
yang berjalan secara seimbang dan terkendali. Dengan demikian perlu adanya pengatyuran
jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan oleh bank sentral.
b. Menjaga Kestabilan Harga
Jumlah uang yang beredar di masyarakat sangat mempengaruhi tingkat harga-harga yang
berlaku. Dengan adanya pengaturan jumlah uang yang beredar oleh bank sentral, maka
tingkat harga dari waktu ke waktu relatif akan terkendali. Jika keadaan harga stabil,
masyarakat akan percaya bahwa membeli barang sekarang akan sama dengan membeli
barang pada masa yang akan datang.
c.

Meningkatkan Kesempatan Kerja

Stabilitas ekonomi yang baik akan mendorong peningkatan jumlah investor untuk
mengembangkan investasi-investasi baru, yang akan membuka lapangan kerja baru sehingga
terjadi peningkatan kesempatan kerja. Stabilitas ekonomi tercapai apabila pengaturan jumlah
uang yang beredar dapat dikendalikan dengan baik oleh bank sentral.
d. Memperbaiki Nereca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Melalui kebijakan moneter, pemerintah dapat memperbaiki neraca perdagangan luar negeri
menjadi surplus (ekspor lebih besar daripada impor) atau minimal berimbang. Bentuk
kebijakan moneter pada permasalahan ini seperti pemerintah melakukan devaluasi
(menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing). Dengan adanya
devaluasi, diharapkan nilai ekspor kita meningkat dan berpengaruh pada neraca perdagangan
dan neraca pembayaran ke arah yang lebih baik.
2. Peran dan Fungsi Kebijakan Fiskal
Peran :
Kenyataan menunjukkan bahwa volume transaksi yang diadakan oleh pemerintah di
kebanyakan negara dari tahun ke tahun bertendensi untuk meningkat lebih cepat daripada
meningkatnya pendapatan nasional. Ini berarti bahwa peranan dari tindakan fiskal
pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatan nasional menjadi lebih besar.
5

Untuk negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, semakin besarnya peranan


tindakan fiskal pemerintah dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional
terutama dimaksudkan agar supaya pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi
jalannya perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan kebijakan fiskalnya,
pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang
tidak diingikan seperti misalnya keadaan di mana banyak pengangguran, inflansi, neraca
pembayaran internasional yang terus menerus defisit, dan sebaginya.
Bagi negara-negara yang sedang berkembang, pemerintah pada umumnya
menyadari akan rendahnya investasi yang timbul atas inisiatif dari masyarakat sendiri.
Fungsi :
Fungsi kebijakan fiskal pada dasarnya adalah penjabaran dari kebijakan fiskal itu
sendiri. Seperti yang telah diketahui, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah berupa langkah-langkah di sektor keuangan negara. Langkah-langkah
tersebut dilakukan dengan cara mengubah atau menaikturunkan pendapatan dan
pembiayaan negara. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan keadaan ekonomi yang
sedang berlangsung. Dengan kata lain secara umum, tujuan dari kebijakan fiskal adalah
untuk menyesuaikan keadaan ekonomi pada sebuah negara dan penyelesaian masalahmasalah ekonomi yang dihadapi negara tersebut.
Lebih rinci fungsi kebijakan fiskal adalah bagaimana mengatur alur pengelolaan
pendapatan serta potensi tenaga kerja yang ada untuk meningkatkan perekonomian.
Menurut sebuah referensi, fungsi utama dari diterapkannya kebijakan fiskal dapat dibagi
menjadi 3 sisi. Fungsi kebijakan fiskal yang pertama adalah fungsi alokasi. Dalam
penerapan fungsi ini kebijakan fiskal berperan aktif mengalokasikan atau mengatur
faktor-faktor produksi yang sudah ada di masyarakat secara lebih maksimal. Dan jika
faktor ekonomi tersebut dapat dikelola dengan baik maka dapat membantu pemenuhan
kebutuhan rakyat disamping juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian
secara luas.
Fungsi yang kedua adalah fungsi distribusi. Untuk mencapai fungsi ini, penerapan
kebijakan fiskal dapat dimulai dari sistem yang mengatur pembagian dan pemerataan
hasil pendapatan negara. Hal ini tentunya menjadi faktor yang sangat penting mengingat
tidak jarang pendistribusian pendapatan negara tidak benar-benar sampai dengan baik
hingga ke rakyat banyak. Dan fungsi yang terakhir adalah fungsi stabilitas. Pada fungsi
stabilitas beberapa faktor yang dijaga agar tetap stabil yaitu harga barang kebutuhan
pokok, pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang memadai. Ketiga faktor
tersebut merupakan hal yang harus diperhatikan untuk memenuhi fungsi stabilitas dari
kebijakan fiskal. Berikut tadi informasi singkat tentang fungsi kebijakan fiskal.
6

C. Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal


1. Instrumen Kebijakan Moneter
Dalam upaya mengatur jumlah uang beredar, bank sentral umumnya menggunakan
beberapa instrument kebijakan moneter yang dapat digolongkan kedalam dua jenis
instrument yaitu:
1.Instrumen kebijakan moneter langsung (direct monetary policy instruments)
2.Instrumen kebijakan moneter tidak langsung (indirect monetary policy instruments)
Instrument pengendalian moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran
operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Sasaran operasional yang dimaksud
adalah target monetary base yaitu uang primer dan reserve bank. Pengendalian moneter
yang dilakukan secara langsung tersebut memiliki kemampuan yang langsung
mempengaruhi neraca bank-bank umum.
Instrument pengendalian moneter yang secara tidak langsung mempengaruhi sasaran
operasional kearah yang ditargetkan oleh bank sentral sebagai otoritas moneter.
Instrument tidak langsung yang digunakan bank sentral dalam rangka mengendalikan
variable moneter
2. Instrumen Kebijakan Fiskal
1)
Pembiayaan fungsional

Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akbiat-akibat tidak


langsung terhadap pendapatan nasional.

Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan


penerimaan pemerintah.

Sedang pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi lewat


pengurangan dana yang ada di masyarakat.
2)

Pengeluaran Anggaran
Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan secara

terpadu untuk mencapai kestabilan ekonomi.

Dalam jangka panjang diusahakan adanya anggaran belanja seimbang. Namun


pada masa depresi digunakan anggaran defisit, sedang dalam masa inflasi digunakan
anggaran belanja surplus.

Daftar Pustaka
http://tipsmotivasihidup.blogspot.com/2013/02/instrumen-dan-analisis-kebijakan-fiskal.html
7

https://uasuin.wordpress.com/2012/01/03/instrumen-kebijakan-moneter/
http://detadear.blogspot.com/2013/06/kebijakan-fiskal-perekonomiani-ndonesia.html
http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-4/712/fungsi-kebijakan-fiskal-itu-adalah
http://novaysr.blogspot.com/2013/01/kebijakan-fiskal.html
http://resnajaliliah.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html
https://witriya.wordpress.com/makalah-permasalahan-kebijakan-moneter/
https://witriya.wordpress.com/makalah-permasalahan-kebijakan-moneter/
http://niayulianty.blogspot.com/2012/06/kebijakan-fiskal-dan-moneter-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai