Contoh
Tipe Evaluasi
Tujuan
Head Start
Negara
Pendidikan
lapangan
pekerjaan
Program
eksperime
n
membaca
Penelitian
Mandiri
dan
Pusat
Pengembang
an
Agen
Regional
Terakreditasi
Sistem
Sekolah Lokal
Sekolah
Mandiri
Mata
Pelajaran
Eksperimental dan
kelompok pengontrol
Siklus
evaluasi
diri
dan
penilaian
oleh
tim
pengunjun
g
Program
bahasa
modern
Laporan pribadi,
pengamatan oleh
pengunjung,
pengevaluasian yang
alami
Program
layanan
komunitas
sukarelaw
an
Geograf
Laporan-laporan
supervisor, laporanlaporan agency,
laporan-laporan guru,
laporan-laporan siswa
Kriteria tes sesuai
rujukan, responrespon siswa dikelas,
pengontrolan,
supervisoran,
wawancara siswa dan
lain-lain
Why
Supervisor
Bekerja pada perbaikan
program
oleh
pelaksana (guru) dari
program.
Menguji keefektifan
bagian-bagian kecil
dari pelaksanaan
program
Membantu
pelaksanapelaksana
program
menilai berbagai efek
program
pada
penerima (siswa)
Menjelajahi
bentukbentuk alternatif dari
pelaksanaan program.
Membantu pelaksanaan
program dan penerima
meninjau
semua
bentrokan program.
Evaluation Experts
Kumpulkan data pada
program
Menilai keefektifan
program
Membandingkan
program ini dengan
alternatifnya
Melaporkan hasil-hasil
kepada bermacammacam public
Tafsiran hasil-hasil untuk
bermacam-macam
public
Evaluasi
diagnostik
biasanya
menggunakan
beberapa
test
yang
distandarisasi dan dikenal atau tes-tes yang berisikan kognitif, afektif, fsik,
psikologi dan faktor lingkungan siswa. Dengan informasi seperti ini memfokuskan
seberapa baik pemuda memfungsikan perkembangan dirinya.
EVALUASI FORMATIF
Dibuat untuk digunakan karyawan, dapat juga mengorbankan kepentingan
orang luar untuk lebih bermanfaat bagi program. Fokus evaluasi berkisar pada
kebutuhan yang dirumuskan oleh karyawan atau orang orang program. Strategi
pengumpulan informasi mungkin juga dipakai, tetapi penekanan pada usaha
memberikan informasi yang berguna secepatnya bagi perbaikan program.
Desain evaluasi (fixed atau emergent) dibuat bersama orang. Digunakan untuk
memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki proyek, kurikulum
atau lokakarya gambaran singkat mengenai evaluasi formatif poin kurikulum
untuk particular kegiatan siswa, kegiatan lain dari guru dan penggunaan formatif
pengujian untuk keduanya. Tergantung pada situasi, supervisor mungkin pada
tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan evaluasi, tapi mereka pasti akan
diharapkan untuk memantau dalam beberapa mode efektiftas kegiatan evaluasi
ini.
Supervisor dan Evaluasi Formatif
Dari penjelasan diatas, peran supervisor adalah bahwa pemantauan jenis
dan efektivitas kegiatan evaluasi formatif yang terjadi dikelas paling penting
menjaga dalam pikiran bahwa jenis evaluasi dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran siswa, serta efektivitas pembelajaran guru dan program kurikulum,
supervisor dapat membantu guru dan siswa. Tinggal pada target dalam upaya
evaluasi mereka.
Selanjutnya, supervisor harus memiliki cukup waktu untuk kegiatan evaluasi itu
sendiri untuk memahami nilai-nilai yang dibawa kedalam pembelajaran oleh
jenis dan gaya dari prosedur evaluasi yang digunakan guru. Dikatakan, evaluasi
adalah proses untuk menempatkan nilai dan makna pada tindakan, hal-hal,
jawaban, atau pertanyaan. Di balik setiap kegiatan evaluasi ada berbagai macam
asumsi yang memiliki konten nilai. Asumsi ini biasanya belum teruji atau masih
dipertanyakan.
Kunkei dan Tucker mengusulkan ada lima kriteria supervisor dan evaluator
yang mungkin dapat mengevaluasi kualitas kegiatan evaluasi mereka. Kriteria ini
dikembangkan sebagai bagian dari model berbasis persepsi evaluasi, bahkan
tanpa dasar model yang mendukung teori pengetahuan yang diatasnya, kami
yakin kriteria ini dapat diterapkan untuk evaluasi mutu dalam skema evaluasi.
Kualitas 1 : Holisme. evaluasi harus menghindari distorsi dari total realitas yang
sedang dievaluasi oleh penekanan berlebihan pada kuantifkasi atau
hanya beberapa variabel. Akhirya kedua bentuk statistik dan
eksistensi inferensi harus digunakan.
Kualitas 2 : Bermanfaat terhadap program perbaikan . Ini merupakan kunci untuk
evaluasi formatif, dan apa yang membedakannya dari evaluasi
sumatif, yaitu terdapat pada tujuan utamanya dari evaluasi formatif
adalah untuk pertumbuhan, perbaikan,peningkatan efektivitas, bukan
untuk peringkat, menilai, mengkategorikan, dan mengkritik.
Kualitas 3 : Penerimaan data keras dan data lunak. Untuk mengurangi distorsi
melaui kekakuan metedologi atau prasangka teoritis (misalnya,
Kritikan
Evaluasi,
proses
evaluasi
memerlukan
dialog
antara
bahwa
kegiatan
penting
yang
membuat
sistem
terstruktur.
Sebelum
ujian
akhir
dilaksanakan
para
siswa
dapat
memperdalam banyak hal dari apa yang telah mereka pelajari. Sering diberikan
kesempatan
untuk
meninjau
kembali
sintesis
baru
dari
pembelajaran,
didiskusikan dalam evaluasi sumatif tentang hasil tes yang digunakan dalam
evaluasi sumatif. Guru berkesempaan untuk menjelaskan evaluasi formatif
sebelum siswa melanjutkannya.
Ketika mempertimbangkan laporan hasil evaluasi sumatif, diharapkan
dapat menerapkan lima kriteria yang telah dijelaskan. Sebelumnya ada banyak
alasan mengapa evaluasi sumatif jauh lebih lengkap daripada lima kriteria di
atas. Tujuan utama melaporkan hasil dari evaluasi sumatif, pada kesimpulan dari
program atau rentang waktu tertentu. Orang yang membaca laporan evaluasi
sumatif
diantaranya
administrasi
pembimbing,
perguruan
tinggi,
kepala
karyawan,
sekolah,
pejabat
orang
tua,
perizinan
petugas
negara,
dan
evaluasi
sumatif
tentang
efektivitas
guru
dan
efektivitas
kuantitatif
yang
mengacu
pada
teori
belajar
behavioristik.
Supervisor harus memiliki kompetensi dan menguasai sistem dari suatu sekolah.
Mereka hendaknya menggunakan kewenangan
2. Formatif : umpan balik kepada siswa dan guru pada siswa maju melalui
penempatan. Lokasi kesalahan dalam hal struktur penempatan dapat
dirumuskan.
3. Summative : umpan balik kepada siswa dan guru pada siswa maju melalui
penempatan. Lokasi kesalahan dalam hal struktur penempatan dapat
dirumuskan.
Berdasarkan waktu
1. Diagnostic : untuk penempatan pada awal penempatan, semester atau tahun
kerja selama diperlukan.
2. Formatif : selama pembelajaran
3. Summative : pada akhir unit, semester atau tahun kerjasama
Berdasarkan penekanan dalam evaluasi
1. Diagnostic : kognitif, afektif, psikomotorik perilaku, fsik, psikologis dan faktor
lingkungan
2. Formatif : perilaku kognitif
3. Summative : perilaku kognitif umumnya tergantung pada materi pelajaran,
kadang-kadang psikomotorik, perilku kadang-kadang afektif.
Berdasarkan jenis instrumentasi
1. Diagnostic : formatif instrument dan summative untuk hadir, tes prestasi
standar, tes diagnostic standar, membuat instrument guru observasi dan
check list
2. Formatif : dirancang khusus instrument formatif
3. Summative : ujian akhir atau summative
Guru format evaluasi kegiatan : evaluasi kurikulum yang diajarkan
Dalam hal apapun kegiatan evaluasi formatif akan memiliki beberapa
fokus, guru harus mencoba untuk mengevaluasi seberapa baik siswa yang
menghadapi dan menguasai tugas belajar. Mungkin ada beberapa alasan
mengapa siswa mengalami kesulitan. Supervisor dapat bekerja bersama guru,
mempelajari strategi alternatif, menguji ide pada satu atau dua siswa sebelum
mencoba dengan seluruh kelas, dan mencari celah dan ruang kosong, sehingga
siswa dapat bergerak maju dari satu hal ke hal lainnya. Setelah guru
memperoleh rasa percaya diri, maka ia akan jauh lebih mungkin untuk
melaksanakan kegiatan mengoreksi diri sendiri seperti mandiri.
Dalam hal ini, penggunaan pengujian formatif dapat menjadi sumber data
utama umpan balik yang akan membuka masalah yang dialami para guru dan
siswa. Lebih sering diadakan kuis dan tes, mengulas materi. Apabila tes dan kuis
dilaksanakan secara rutin, dapat merubah proses belajar menjadi sangat efektif.
Ada ketertarikan tinggi karena siswa yang ada dikelas semua terlibat, ditinjau
dari kuis atau tes, siswa memiliki kesempatan membuat kesalahan dalam
mengerjakan tes, guru memberikan petunjuk jawaban kepada siswa yang gagal
mencapai hasil baik. Akan ada masalah jika jawaban siswa tidak diperbaiki
dengan diadakan remedial akan lebih tepat untuk memberikan informasi lain dan
mencetaknya seperti inti dari materi pelajaran.
Dan supervisor dapat membantu guru mendapatkan jauh lebih baik jarak
tempuh instruksional dari tes dan kuis mereka. Alih-alih menjadi sesuatu yang
diluar instruksi, jenis evaluasi formatif dapat menjadi alat reguler intruksi. Hanya
dengan cara ini dapat penguji kembali ke tempat yang tepat sebagai bantuan
untuk instruksi daripada menjadi momok mendominasi baik untuk instruksi dan
motivasi siswa.
Pada dasarnya, dari seluruh penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa evaluasi
adalah salah satu aspek penting bentuk dari tanggungjawab profesional seorang
supervisor. Evaluasi harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan tidak
hanya dilaksanakan setiap akhir tahun atau akhir semester saja. Kegiatan ini
lebih banyak melibatkan penilaian guru terhadap hasil belajar siswa dan
penilaian kenaikan kelas atau tingkat. Lebih tepatnya proses evaluasi yang
menyeluruh disediakan secara berkesinambungan dan merupakan tanggung
jawab untuk memutuskan mengenai tujuan instruksional kurikulum pada
program. Hanya melalui proses evaluasi yang dilaksanakan dapat dinilai suatu
program apakah perlu ditingkatkan dan disesuikan dengan kebutuhan siswa agar
meghasilkan pembelajaran yang efektif bagi siswa. Mengabaikan evaluasi yang
berkesinambungan menyebabkan program yang dijalankan tidak relevan dengan
tujuan
instruksional
berkesinambungan
dan
program.
Evaluasi
menjunjung
yang
kejujuran
dan
dilaksanakan
keterbukaan
secara
dapat