Anda di halaman 1dari 23

Studi kasus dari Materi Paparan Masyarakat Madani dan Kesehajahteraan

Umat
STUDI KASUS PERTAMA
Dewasa ini banyak sekali banyak orang-orang yang belajar tentang konsep
masyarakat madani. Apa itu masyarkat madani ? untuk marilah kita memahami arti dari
masyarakat madani lebih dalam. Madani Madani berasal dari kata

mudun arti

sederhananya maju atau biasa disebut modern. Didalam kehidupan, masyarakat madani
digolongkan sebagai masyarakat yang berilmu, memiliki rasa (emosi) secara individu
maupun secara kelompok dan memiliki kemandirian dalam segala tata kehidupan serata taat
terhadap peraturan-peraturan yang saling berlaku. Dalam pengertian lain menurut para ahli
salah satunya dari penerjemahan istilah dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan
oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium Nasional dalam rangka
forum ilmiah pada acara festival istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang
diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah
kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju. Lebih jelas Anwar Ibrahim
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem sosial yang
subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
perorangan dengan kestabilan masyarakat. Selanjutnya masyarakat madani atau adalah
masyarakat yang sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat. Dalam
rangka membangun masyarakat madani modern. meneladani Nabi bukan hanya
penampilan fisik belaka, tapi sikap yang beliau peragakan saat berhubungan dengan sesama
umat Islam ataupun dengan umat lain, seperti menjaga persatuan umat Islam, menghormati
dan tidak meremehkan kelompok lain, berlaku adil kepada siapa saja, tidak melakukan
pemaksaan agama, dan sifat-sifat luhur lainnya. Setelah sekilas tentang masyarakat madani
yang sangat erat hubungannya dengan Islam tentunya masyrakat madani ini punya
karakteristik yang sangat dominan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bertuhan
Toleransi
Pluarisme
Demokratisasi
Keadilan Sosial
Menjunjung tinggi norma yang berlaku beserta hukum yang ditopang oleh IMAN dan
juga teknologi

1 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

7. Free public sphere (ruang publik yang bebas)


8. Mengedepankan kesederajatan dan transprasi (keterbukaan)
9. Mempunyai sikap tolong-menolong
10. Adab yang baik (BERADAB)
Dalam konsepnya masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya
dalam

Q.S.

Saba

ayat

15:

Artinya : Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada
mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah
Tuhan Yang Maha Pengampun".
Kemungkinan akan adanya kekuatan masyrakat sebagai bagian dari komunitas sebuah
negara akan mengantarkan pada sebuah konsep masyarakat madani. Masyarakat madani
merupakan konsep yang mengalami proses yang sangat panjang. Masyarakat madani muncul
bersamaan dengan adanya proses modernisasi, terutama pada saat transformasi dari
masyarakat feudal dan menuju masyarakat modern. Dalam mendefinisikan masyarakat
madani ini sangat bergantung pada kondisi sosiokultural suatu bangsa. Dalam Islam
masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang taat pada aturan Allah SWT, hidup dengan
damai dan tentram, dan yang tercukupi kebutuhan hidupnya.
Untuk menjadikan masyrakat madaani tentunya harus memenuhi salah satu
kriterianya yaitu kesejahteraan umatnya. Dalam mewujudkan kesejahteraan umat tentunya di
zaman sekarang harus adanya pemikiran tentang ekonomi (finanance) yang mana hal ini akan
berdampak baik kepada seluruh umat Islam yang tentunya sesusai atau berasas pada Al-quran
dan Hadits. Ekonomi Islam adalah merupakan mad4hab ekonomi Islam, yang terjelma di

2 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

dalamnya bagaimana cara Islam mengatur kehidupan perekonomian, dengan apa yang
dimiliki dan ditujukan oleh mad4hab ini tentang ketelitian cara berfikir yang terdiri dari nilainilai moral Islam dan nilai-nilai ilmu ekonomi, atau nilai-nilai sejarah yang ada hubungannya
dengan masalah-masalah siasat perekonomian maupun yang ada hubungannya dengan uraian
sejarah masyarakat manusia. Untuk menjadikan manusia-manusia Islam dapat melaksanakan
ekonomi Islam yang baik hrus seusai dengan tujuan dan juga etos kerja yang telah diatur
sendiri oleh Islam dan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana sejarah dari konsep masyrakat madani ?
2. Di dalam penciri atau kriteria masyrakat madani yang telah disebutkan apabila dalam
suatu negara komunis terdapat komunitas masyarakat Islam apakah bisa diterapkan
konsep masyarakt madani bisa diterpakan dalam negara tersebut ?
3. Bagaimana cara umat Islam menunjukkan perannya dalam mewujudkan masyarakat
madani ?
Solusi
1. Sejarah Masyarakat Madani
Di dalam sejarahnya Islam masyrakat madani ini terdokumentasi dalam dua bagian
yaitu :
a. Masyarakat Saba, yaitu masyarakat di masa nabi Sulaiman. Keadaan masyarakat saba
mendiami negeri yang baik, subur, dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan
tanamannya

yang

subur,

yang

menyediakan

rizki,

memenuhi

kebutuhan

masyarakatnya. negeri yang indah itu merupakan wujud dai kasih sayang Allah yang
disediakan bagi masyarakat tersebut. Allah juga maha pengampun apabila terjadi
kealpaan pada masyarakat tersebut. Karena itu, Allah memerintahkan masyarakat saba
untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka.
Kisah keadaan masyarakat saba ini sangat populer dengan ungkapan Al-Quran pada
surah ayat Saba : 15.

Artinya : sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada

3 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu


dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan
(Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
b. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara Rasullullah
SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan
beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan
ketiga unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam
kehidupan sosial, menjadikan Al-Quran sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah
SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya,
dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Untuk lebih memahami pengertian
masyarakat madani kita akan membahas tentang sejarah dan perkembangan
masyarakat madani dalam sejarah masyarakat Eropa Barat, wacana masyarakat
madani merupakan konsep yang bersumber dari pergolakan politik dan sejarah
masyarakat Eropa Barat yang mengalami perubahan pola kehidupan feodal menuju
kehidupan masyarakat industri kapitalis. Perkembangan wacana masyarakat madani
dapat diurutkan dari Cirero sampai pada Antonio wacana masyarakat madani sudah
ada pada masa Aristoteles.
2. Masyarakat Islam dalam Negara yang Menganut Sistem Pemerintahan Komunis
Dewasa ini banyak saudara-saudara kita yang memiliki agama yang sama dengan kita
yaitu Islam. Orang-orang Islam sudah tersebar di seluruh penjuru dunia. Tentunya hal ini
membuat kita yang di belahan dunia lain merasa senang dan bangga. Setidaknya Islam telah
terwakikan dalam negera tersebut. Meskipun kita semua mengetahui bahwa saudara-saudara
kita tersebut termasuk kedalam masyrakat yang minoritas. Namun dalam hal ini bagaimana
kehidupan masyrakat Islam yang hidup di negera yang bersistem kepemerintahan komunis.
Tentunya negera ini sangat bertolak belakang dengan apa penciri Konsep masyarakat madani
bahkan Islam. Berikut adalah karakteri atau penciri dari negara komunis :
a. Bidang-bidang ekonomi memberlakukan sistem ekonomi yang dikuasai oleh
negara. Seluruhnya terpimpin dari pusat (etatisme).
b. Bidang politik, memberlakukan ilim ketertutupan. Kelompok yang berkuasa
adalah para pucuk pimpinan partai komunis. Yang mana hanya satu partai yaitu
partai komunis.

4 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

c. Kebebasan terhambat sehingga hak-hak poltik rakyat terkekang dan rakyat hanya
sebagai objek negra sehingga banyak menimbulkan berbgai macam kekhawatiran.
d. Bidang sosial memberlakukan doktrin bahwa semua orang harus merasakan sama
rata sama rasa.
e. Tidak percaya dan tidak mengenalnya tuhan (Atheisme).
f. Tidak bersandarkan pada kepercayaan agama, hanya berupa pemberian dokrin
pada rakyatnya bahwa agama dianggap candu, yang membuat orang beranganangan yang membetasi rakyatnya dari pemikiran ideology lain karena dianggao
tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Ditambah lagi ketika menoleh pada sejarah yang telah terjadi bahwa komunis telah
melakukan pembantaian pada umat beragama berapa banyak orang-orang Islam telah menjadi
korban dari kebiadban yang telah dilakukan oleh orang komunis. Di Rusia ketika namanya
dulu masih Uni Soviet mereka telah membantai 80.000 muslim yang ada disana. Masalah ini
pernah dibahas pada sejarah Indonesia dimana telah dilakukan muktamar yang Muktamar
Masyumi (22-27 Desember 1954) di Surabaya dan Kongres Alim Ulama se-Indonesia tahun
1957 di Palembang. Hal ini berdasarkan pendapat dari pendiri atau pemikir dari komunis itu
sendiri yang mana pertama, komunis adalah falsafah berdasarkan materialistis (faham
kebendaan berdasarkan sejarah) sebagaimana terungkap dalam buku Zur Kritik de
Hegelschen Rechtsphilosophie, yang menyebutkan Agama adalah keluhan dari makhluk
yang tertindas; Agama adalah jiwa dari keadaan yang tidak bersemangat; Agama adalah
candu bagi rakyat. Kedua, komunis memusuhi agama dan mengingkari adanya Tuhan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Karl Marx Die religion ist machwerk des seins eigenen
kopfes (Agama adalah hasil buatan kepala manusia saja). Juga sesuai dengan pernyataan
Lenin dalam bukunya Augewahite Werke yang berkata: seorang Marxist semestinya
menjadi seorang materialis, artinya musuh agama). Ketiga, Komunis menghilangkan ikatan
keluarga dan menjadikan wanita milik bersama, sebagaimana tertuang dalam Manifesto
Communist. Padahal Allah menegaskan kepada hamba-Nya untuk menikah dan melarang
perbuatan zina. Seperti pada salah satu ayat berikut yaitu : Q.S. An-Nur (24) : 32.
Arinya : Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang
yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.
Dan pada surah Al-Isra: 32 berikut ini.

5 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Artinya : Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
Keempat, komunis menghapuskan adanya hak milik pribadi, perorangan. Pandangan seperti
benar-benar mengingkari fitrah manusia.
Melihat kenyataan itu, Muktamar Umat Islam di bulan Desember 1954, memutuskan
6 hal: 1) Falsafah komunis bertentangan dengan dasar iman. 2) Perjuangan kaum Komunis
dan pelaksanaan komunisme sebagai akibat dari falsafahnya itu sepanjang sejarahnya adalah
bertentangan, menentang dab memusuhi Islam serta umatnya. 3) Atas dasar itu semua,
menurut ajaran Islam, komunisme itu hukumnya kafir.
Baru-baru ini Republik Rakyat China (RRC) mengularkan pernyataan melalui
Presidennya bahwa masyarakat yang beragama pada negara tersebut harus menghormati
atheisme yang ada pada negara tersebut. Jadi kesimpulannya konsep masyrakat madani
yang diidam-idamkan untuk diterapkan pada negara yang menganut paham komunis itu tidak
bisa dilakukan karena akan bertentangan dengan kriteria dan sifat-sifatnya. Hal ini justru
sangat bertolak belakang dengan apa yang ada pada kriteria dari masyarakat madani.
Meskipun konsep ini sulit diterapkan karena kondisi bangsa atau negara yang tidak
mendukung, hal ini bukan alasan bagi muslim yang hidup di negara komunis untuk menjadi
masyrakat yang terbelakang, masyarakat muslim yang dulu dikatakan merupakan masyrakat
minoritas kini perlahan-lahan menunjukkan jati dirinya. Dewasa ini banyak negara komunis
telah menerapkan hak-hak yang ada pada rakyatnya karena negara tersebut tidak akan
tumbuh bila tanpa masyarakat yang memang memeluk agama atau bukan atheism.

3. Peran umat Islam dalam Mewujudkan dari Masyarkat Madani Civil Society
Mewujudkan masyarakat madani merupakan cita-cita yang amat mulia untuk dipraktekkan
dalam kehidupan masyarakat. Model masyarakat madani pernah dicontohkan pada masa
Rasullullah SAW di Madinah. Pada masa itu kota Madinah dipimpin oleh Rosullullah SAW
setelah terjadi perjanjian yang disebut Piagam Madinah. Piagam Madinah adalah kesepakatan

6 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

antara Rosullullah SAW dan umat muslim lainnya beserta penduduk Yahudi. Di dalam
perjanjian tersebut berisi untuk setiap masyarakat untuk saling tolong-menolong dan
menciptakan kedamaian dalam kehidupan social, menjadikan Al-Quran sebagai landasan
konstitusi, mengangkat Rosullullah menjadi peminpin, dan juga dalam piagam tersebut
memberikan kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah dengan kepercayaan mereka
masing-masing. Dalam kepemimpinan Rosullullah SAW, masyarakat madinah yang
sebelumnya sering terjadi konflik berubah menjadi masyarakat yang damai dan saling tolongmenolong satu sama lain. Umat Islam di Indonesia contohnya merupakan komponen
mayoritas bangsa Indonesia. Sebagai komponen terbesar penyusun bangsa ini, umat Islam
dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan bernegara ini.Umat Islam di
Indonesia yang sebagai mayoritas bertanggung jawab atau berperan sangat besar dalam
mewujudkan masyarakat madani. Di negeri ini akan tergantung oleh bagaimana cara umat
Islam dalam menjalani kehidupannya. Maka dari itu umat islam memiliki tiga peran yang
nyata yaitu ;
Sebagai Warga Negara
Sebagai warga Negara hendaknya umat Islam memenuhi kewajibannya sesuai pada
peraturan-peraturan nagara yang telah dibuat.
Sebagai Pengembang Kehidupan Bangsa
Dalam hal ini,umat Islam diharapkan dapat menawarkan dirinya sebagai sumber
pengembangan dalam segala aspek kehidupan seperti, ekonomi, sosial, pendidikan, politik
dan budaya.Dalam melaksanakan perannya, segala tindakan harus didasari pada nilai-nilai
yang Islami.
Sebagai Penata Kehidupan Bangsa dan Negara
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk karena Negara ini memiliki berbagai
macam ras, suku, agama, etnik dan lain-lain. Maka umat Islah harus bener-benar pandai
menerapkan gagasan Islami yang ke-Indonesia-an. Hal ini karena untuk terciptannya
kedamaian dan ketentraman, seperti yang diajarkan oleh Rasullullah SAW bahwa umat
muslim adalah umat yang penuh kasih sayang, keadilan, dan kearifan yang sesuai dengan
perintah Allah SWT. Dasar-dasar inilah yang dijadikan oleh umat Islam dalam kehidupan
bermasyarakat. Jika setiap orang memiliki rasa toleransi dan menghormati, maka kehidupan
masyarakat madani akan tercapai.

7 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Dalam melakukan perannya hendaknya umat Islam didasari pada pengetahuan dan wawasan
yang meliputi:
a)

Wawasan Keislaman

b)

Wawasan atau pemahaan secara utuh tentang ajaran-ajaran Islam

c)

Wawasan Kebangsaan

d)

Merupakan peningkatan rasa nasionalisme.

e)

Wawasan Kecendikian

f)

Peningkatan dalam kualitas kecendikian.

g)

Wawasasan Kepemimpinan
Meliputi usaha dalam peningkatan dan pengembangan jati diri dan kepemimpinan

umat serta wawasan kesejahteraan guna meningkatkan kegiatan ekonomi kerakyatan. Banyak
yang sudah dilakukan umat Islam dalam menunjukan perannya dalam membangun
masyarakat madani. Tapi akhir-akhir ini pandangan Islam buruk karena banyak umat Islam di
Indonesia yang bersikap dan bertindak tanpa wawasan keislaman yang benar. Mereka
bertindak atas nama umat Islam, oleh karena ini yang memperburuk pandangan masyarakan
tentang Islam.
Kesimpulannya umat Islam seharusnya dapat memberikan kontribusi terhadap
kemajuan dan cita-cita yang diinginkan menjadi bangsa dan negara yang madani. Umat
seharusnya dapat membuka diri terhadap kemajuan dunia, kita tidak boleh hanya memberikan
pikiran Islam hanya pada masa Rasulullah SAW karena pada zaman tersebut sudah sangat
jauh berbeda dengan zaman sekarang, namun kita tidak boleh juga melupakan landasan kita
yang telah ada yaitu Al-Quran dan Hadist.

STUDI KASUS KEDUA


Pada zaman seperti sekarang ini tujuan dari banyak negara yang mencita-citakan
kesejahteraan umat atau masyarakatnya. Salah satunya Indonesia, banyak sekali para calon

8 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

atau bahkan yang sudah memimpin dengan target akan mensejahterahkan rakyatnya tapi apa
yang rakyat saksikan bahwa para pemimpin tersebut hanya mensejahterahkan diri sendiri dan
keluarganya, tanpa memperdulikan nasib rakyat yang telah banyak memberikan amanah
kepadanya.

Untuk

diciptakanlah

sitem

ekonomi

Islam

yang

ditujukan

untuk

mensejahterahkan umat Islam yang ada. Kesejahteraah ini banyak arti dan maknanaya bagi
mereka negera barat kesejahteraan adalah bagaiaman negara dapat memnuhi kebutuhan atau
melayani dari rakyatnya yang inginkan.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara Islam mensejahterahkan umatnya melalui sistem ekonomi yang ada ?
2. Bagaiamana persepektif Islam memandang orang-orang disebut wakil rakyat yang dipilih
untuk menjadikan rakyat atau umat yang hidup dalam suatu negara itu menjadi sejahterah
?
3. Apa ganjaran dalam Islam bagi pemimpin atau juga wakil rakyat yang ada pada parlemen
meningingkari janjinya tau menyalahgunakan amanat yang telah diberikan kepadanya
untuk mensejahterahkan umat atau rakyat yang ada ?
Solusi
1. Cara Islam Mensejahterahkan Umatnya Melalui Sistem Ekonomi
Perlu dipahami bahwa ekonomi Islam merupakan suatu cara atau maksud untuk
memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak dengan berdasarkan kepada nilai-nilai
kemanusiaan. Perbincangan tentang prinsip moral tersebut dikemukakan Yusuf Qardhawi,
yang mencakup: Pertama, harus berpegang teguh kepada semua yang dihalalkan Allah dan
tidak melampaui batas. Intinya ekonomi Islam, ekonomi yang dicapai secara halal, baik, adil,
saling menguntungkan dan penuh dengan keridhaan Allah SWT. Kedua, melindungi dan
menjaga sumber daya alam karena alam merupakan nikmat dari Allah kepada hamba-Nya.
Dengan demikian orientasi ekonomi Islam adalah mewujudkan kemaslahatan umat yang
berdimensi ibadah dan didasari dengan tujuan mencapai ridho Allah SWT.

Persoalan

ekonomi merupakan bagian esensial dari kelangsungan hidup manusia, sehingga tidak heran
jika manusia sangat ekstra keras dalam melakukan apa saja, agar pemberdayaan ekonominya
dapat terjamin. Pemberdayaan ekonomi secara baik, menjadi kata kunci memelihara dan
meningkatkan pertumbuhan hidup secara baik. Soal bagaimana pemberdayaannya, Rasulullah
menyerahkan persoalan pemberdayaannya kepada manusia karena mereka yang lebih tahu
urusan dunianya. Penyerahan Rasulullah tersebut mengisyaratkan bahwa seseorang memiliki
kebebasan untuk melakukan pemberdayaan terhadap urusan hidup. Dengan catatan tidak

9 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

melanggar batas-batas norma hukum yang telah digariskan Allah SWT. Seperti yang
dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Baqarah Ayat : 188)

Artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya
kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui.

Dimana penjelasannya dijelaskan konsep dasar konsumsi dalam Islam yang sangat
memperhatikan aspek sosial, karena memakan harta dengan cara bathil sangat dilarang,
kemudian bahaya akan suap-menyuap dalam suatu birokrasi guna mendukung konsumsi yang
bathil tersebut juga disinggung disini, seakan-akan Al-Quran sudah bisa memprediksikan
bahwa manusia dalam persekongkolan nya dalam hal yang bathil akan menempuh segala
cara, termasuk menyuap birokrasi. Ini menunjukkan bahwa Islam memiliki nilai-nilai
prinsipil terhadap aktivitas kehidupan, begitu juga halnya dengan prinsip pemberdayaan
ekonomi Islam. Prinsip pemberdayaan itu sejalan dengan tujuannya antara lain :
a.
b.
c.
d.

Mewujudkan kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral Islam.


Mewujudkan persaudaraan dan keadilan universal.
Terwujudnya pendapatan dan kekayaan yang merata.
Terwujudnya kebebasan individual dalam konteks kemaslahatan dan kesejahteraan umat.
Para ahli berpendapat bahwa ekonomi Islam merupakan sekumpulan dasar-dasar

umum ekonomi yang kita simpulkan dari Al-Quran dan As-Sunnah, dan merupakan bangunan
perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap
lingkungan dan masa. Sementara lainnya mendefinisikan sebagai ilmu yang mengarahkan
kegiatan ekonomi dan mengaturnya, sesuai dengan dasar-dasar dan siasat ekonomi Islam.
Ekonomi Islam terdiri dari dua bagian: salah satu diantaranya tetap, sedang yang lain dapat
berubah-ubah. Yang pertama adalah yang diistilahkan dengan sekumpulan dasar-dasar
umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Quran dan As-Sunnah, yang ada hubungannya
dengan urusan-urusan ekonomi. Yang kedua bangunan perekonomian yang kita dirikan di
atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa. Adapun tujuan
Ekonomi Islam berpedoman pada: Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem

10 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan


kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal
ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di
akhirat. Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada
tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi
seluruh umat manusia, yaitu:
a)

Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan

b)

lingkungannya.
Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek

c)

kehidupan di bidang hukum dan muamalah.


Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya).

Para ulama menyepakati bahwa masalah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima
jaminan dasar:
a)
b)
c)
d)
e)

keselamatan keyakinan agama ( al din).


kesalamatan jiwa (al nafs).
keselamatan akal (al aql).
keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl).
keselamatan harta benda (al mal).

Adapun secara garis besar prinsip dasar dari ekonomi Islam antara lain :
a. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada
manusia.
b. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
c. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
d. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
e. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
f. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
g. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
h. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Ajaran ekonomi yang dilandaskan nilai-nilai agama akan menjadikan tujuan
kesejahteraan kehidupan yang meningkatkan jiwa dan rohani manusia menuju kepada
Tuhannya. Agar memperoleh hasi yang maksimal dan memperoleh keberkahan, umat Islam
dalam melakukan kegiatan Islam harus di lakukan secara terencana dan professional. Caranya
sebagai berikut :

11 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

1. Mengutamakan factor keahlian dalam mengelola ekonomi.


2. Dilakukan dengan penuh amanah. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Q.S AlMuminun ayat : 8.
Artinya : dan sungguh beruntung orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.

3. Dilakukan dengan pernuh tanggung jawab.


4. Dilakukan secara adil.
Kesimpulannya : bahwa Allah SWT telah memberikan masalah pasti dengan jalan keluarnya.
Dalam sistem ekonomi Islam bahkan sekalipun. Dengan merujuk kepada Al-Quran dan hadis
yang dan telah ada.
2. Persepektif Islam Memandang Orang-Orang Disebut Wakil Rakyat
Dalam hal ini kita telah mendengar orang-orang yang disebut wakil rakyat sejak kecil.
Untuk itu daam perspektif Islam, parlemen, legislatif, atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
merupakan Majelis Syuro atau Majelis Umat, yakni lembaga yang beranggotakan orangorang yang mewakili umat Islam untuk melaksanakan dua tugas utama: syuro dan
muhasabah. Syuro yaitu bermusyawarah mengurusi permasalahan umat sebagai masukan
bagi khalifah atau imam (pemerintah). Perintah musyawarah dengan jelas ditegaskan dalam
Al-Quran:
Artinya :., dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran 159).
Tugas kedua, muhasabah, yaitu melakukan koreksi atau pengawasan (muhasabah)
kepada kepala pemerintahan dan aparaturnya, agar tidak menyimpang dari hukum Allah
SWT. Wakil umat atau wakil rakyat harus menjaga agar pemerintah tidak korup, jangan justru
ramai-ramai terlibat kasus korupsi. Cara menentukan wakil umat tersebut secara teknis tidak
dijelaskan dalam nash Quran ataupun hadits, namun Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin
menyiratkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang wakil rakyat (wakil umat),
seperti penguasaan dan pemahaman agama serta ketokohan atau pemimpin kelompok
(jamaah). Keberadaan Majelis Umat ini secara tersirat dicontohkan Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin dalam pemerintahannya. Sebagaimana dikemukakan Taqiyuddin An-Nabhani dalam
bukunya, Sistem Pemerintahan Islam (Al-Izzah, 1997:289), Rasulullah sering meminta
masukan, rujukan, atau pendapat kepada sejumlah sahabat tokoh-tokoh terkemuka dari

12 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

kalangan Muhajirin dan Anshar. Khalifah Abu Bakar juga demikian. Jika ia menghadapi
masalah, ia membicarakannya dengan pemikir, ahli fiqih, dan tokoh-tokoh Muhajirin dan
Anshar. Menurut An-Nabhani, kalangan non-Muslim pun dibolehkan menjadi anggota
Majelis Umat untuk memberi masukan soal perlakuan pejabat dan umat Islam terhadap
mereka, serta kesalahan dalam penerapan Islam terhadap mereka. Soal teknis pemilihannya,
An-Nabhani menegaskan harus melalui pemilihan umum. Cendekiawan Muslim, Muhammad
Assad dalam tulisannya dalam buku Beberapa Pandangan tentang Pemerintahan Islam (Salim
Azzam, Mizan, 1983), mengemukakan, seorang anggota Majelis Umat, Majelis Syuoro, atau
wakil umat hendaklah memahami nash-nash Al-Quran, memiliki pengertian yang mendalam
(Ulil Albab), dan menyadari betul tuntutan sosiologis masyarakat dan urusan keduaniaan
pada umumnya. Dengan kata lain, pendidikan dan kematangan adalah syarat mutlak bagi
para calon yang patut dipilih menjadi Majelis Syuro, tulis Assad.
Untuk konteks Indonesia, tentu saja sistem pemerintahannya tidak atau belum Islami,
maka para wakil rakyat yang mayoritas Muslim, pertama, harus mampu menegakkan sistem
pemerintahan Islam atau setidaknya berusaha memperjuangkan tegaknya Islam dalam segala
bidang kehidupan. Kedua, seiring dengan usaha pertama, terus menyuarakan aspirasi dan
kepentingan umat Islam. Oleh karenanya, wakil rakyat atau wakil umat Islam di parlemen
(Majelis Syuro), mesti memenuhi kriteria Muslim, paham benar tentang Islam (QuranSunnah), dan mengenal betul kepentingan dan permasalahan umat. Masalahnya, apakah para
caleg kita saat ini memenuhi kriteria tersebut? Apakah penentuan caleh oleh parpol,
utamanya parpol Islam, melalui seleksi berdasarkan kriteria tersebut? Apakah selama ini
anggota legislatif dari parpol Islam atau yang beragama Islam sudah memenuhi kriteria
tersebut dan memperjuangkan kepentingan agama dan umat Islam? Secara keseluruhan,
sistem politik dan sistem pemerintahan kita belum sesuai dengan syariat Islam. Sebabnya,
sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini bersumber dari konsep demokrasi Barat yang
menempatkan kedaulatan di tangan rakyat. Sedangkan Islam menegaskan, kedaulatan berada
di tangan Allah Swt atau hukum syara. Sayangnya, masih ada dikotomi antara Islam dan
politik. Masih banyak umat yang memandang politik bukan urusan agama (Islam). Padahal,
para sarjana dan pemikir Barat sekalipun mengakui kesatuan Islam dan politik. Penulisa
Barat, G.H. Jansen misalnya, dalam buku Islam Militan, menyatakan, agama (Islam) dan
politik bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Karena itulah, di negara mana saja kaum
Muslimin merupakan mayoritas, politik berarti politik Islam. Bila saja politiknya bersifat
sekular, maka negara tersebut tidak dapat dikatakan Muslim sejati, tegasnya. Ajaran Islam

13 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

tentang politik sifatnya umum dan hanya berupa prinsip-prinsip dasar. Operasionalisasinya
diserahkan pada umat Islam yang menurut sebuah hadits lebih mengetahui urusan dunia
(antum alamu biumuri dunyakum). Quran dan Sunnah misalnya hanya mempostulasikan
tujuan dasar negara, yakni tercapainya keadilan universal. Kedaulatan dalam negara Islam
ukanlah terletak pada rakyat maupun pemerintah yang berkuasa. Kedaulatan berada di
tangan Allah SWT Yang Mahakuasa, dan manusia sebagai khalifah atau pelaksana
keseluruhan ketentuan hukum-Nya. Pemerintah hanyalah memainkan peranan sebagai
lembaga eksekutif yang dipilih oleh rakyat untuk melayani mereka berdasarkan hukum Allah
SWT. Seperti pada merujuk pada firman Allah SWT pada Q.S. Al mulk ayat : 1 berikut :

Artinya : Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.

Konsep dan nilai-nilai politik Islam itulah yang harus diperjuangkan di parlemen oleh para
wakil umat Islam. Di pihak lain, para ulama, ustadz, tokoh Islam, ormas dan parpol Islam,
juga terus berjuang melakukan proses penyadaran di kalangan umat tentang kewajiban
menjalankan sistem politik Islam.
Kesimpulannya kedudukan wakil rakyat dalam perspektif Islam adalah penting yang
mana para wakil rakyat berfungsi untuk mewakili rakyat untuk menyampaikan keluh kesah
rakyat tentang hidup yang mungkin kurang sejahterah. Wakil rakyat adalah sosok pilar yang
sangat penting karena memang amanah yang sangat besar untuk rakyat juga tanggung
jawabnya pada Allah SWT, untuk itu umat atau masyarakat harus dapat memilih yang baiik
untuk menjadi wakilnya.
3. Penyalahgunaan Amanah bagi Para Pemimpin dan Wakil Rakyat dalam Perspektif
Islam
Rasulullah SAW bersabda, Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Kepemimpinan baik dalam level pribadi, masyarakat ataupun negaraadalah amanah. Sesuai
dengan sabda Rasul SAW di atas, siapa saja yang memegang amanah kepemimpinan ini pasti
akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di akhirat nanti.
Hakikat kepemimpinan tercermin dalam sabda Rasulullah SAW berikut, Sayyid alqawm khadimuhum (Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka). (HR Abu Nuaim).

14 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Jika seseorang berkhianat terhadap suatu urusan yang telah diserahkan kepadanya maka ia
telah terjatuh pada dosa besar dan akan dijauhkan dari surga. Penelantaran itu bisa
berbentuk tidak menjelaskan urusan-urusan agama kepada umat, tidak menjaga syariah Allah
dari unsur-unsur yang bisa merusak kesuciannya, mengubah-ubah makna ayat-ayat Allah dan
mengabaikan hudd (hukum-hukum Allah). Penelantaran itu juga bisa berwujud pengabaian
terhadap hak-hak umat, tidak menjaga keamanan mereka, tidak berjihad untuk mengusir
musuh-musuh mereka dan tidak menegakkan keadilan di tengah-tengah mereka. Setiap
orang yang melakukan hal ini dipandang telah mengkhianati umat. (Imam an-Nawawi,
Syarh Shahh Muslim).
Selain itu, jika pemimpin (penguasa/pejabat/wakil rakyat) menzalimi rakyat dan tidak
menyayangi mereka, pemimpin seperti inilah seburuk-buruknya pemimpin. Rasul SAW
bersabda, Sesungguhnya seburuk-buruk pemimpin adalah al-Hathamah (mereka yang
menzalimi rakyatnya dan tidak menyayangi mereka). (HR Muslim). Kesejahteraan umat
menjadi tanggung jawab para pimpinan atau wakil rakyat yang ada menurut hadis berikut :
Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala
negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami
akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah
tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang
pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga
akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya
(diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya. (buchary, muslim).
Penejelasannya pada dasarnya, hadis di atas berbicara tentang etika kepemimpinan
dalam Islam. Dalam hadis ini dijelaskan bahwa etika paling pokok dalam kepemimpinan
adalah tanggun jawab. Akan tetapi, tanggung jawab di sini bukan semata-mata bermakna
melaksanakan tugas lalu setelah itu selesai dan tidak menyisakan dampak (atsar) bagi yang
dipimpin. Melainkan lebih dari itu, yang dimaksud tanggung jawab di sini adalah lebih
berarti upaya seorang pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pihak yang dipimpin.
Karena kata ra a sendiri secara bahasa bermakna gembala dan kata ra-in berarti
pengembala. Ibarat pengembala, ia harus merawat, memberi makan dan mencarikan tempat
berteduh binatang gembalanya. Singkatnya, seorang penggembala bertanggung jawab untuk
mensejahterakan binatang gembalanya. Dengan demikian, karena hakekat kepemimpinan
adalah tanggung jawab dan wujud tanggung jawab adalah kesejahteraan, maka bila orang tua

15 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

hanya sekedar memberi makan anak-anaknya tetapi tidak memenuhi standar gizi serta
kebutuhan pendidikannya tidak dipenuhi, maka hal itu masih jauh dari makna tanggung
jawab yang sebenarnya. Demikian pula bila seorang majikan memberikan gaji prt (pekerja
rumah tangga) di bawah standar ump (upah minimu provinsi), maka majikan tersebut belum
bisa dikatakan bertanggung jawab. Begitu pula bila seorang pemimpin, katakanlah presiden,
dalam memimpin negerinya hanya sebatas menjadi pemerintah saja, namun tidak ada
upaya serius untuk mengangkat rakyatnya dari jurang kemiskinan menuju kesejahteraan,
maka presiden tersebut belum bisa dikatakan telah bertanggung jawab. Karena tanggung
jawab seorang presiden harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang berpihak pada rakyat
kecil dan kaum miskin, bukannya berpihak pada konglomerat dan teman-teman dekat. Oleh
sebab itu, bila keadaan sebuah bangsa masih jauh dari standar kesejahteraan, maka tanggung
jawab pemimpinnya masih perlu dipertanyakan.
Contoh menjaga amanah dalam hak Allah adalah seperti mematuhi perintahnya dan
menjauhi larangannya. Menjaga amanah bagi hak manusia itu sendiri adalah seperti tidak
melakukan kecuali apa yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Sedangkan menjaga amanah
bagi orang lain adalah seperti tidak menipu ketika bermuamalat, berjihad, dan nasihat.
Pemimpin dilarang menipu, menyakiti, menzalimi rakyatnya diantaranya dijelaskan pada
beberapa hadist berikut ini :
Abu jala (maqil) bin jasar r.a berkata: saya telah mendengar rasulullah saw bersabda:
tiada seorang yang diamanati oleh Allah memimpin rakyat kemudian ketika ia mati ia masih
menipu rakyatnya, melainkan pasti allah mengharamkan baginya surga. (buchary, muslim).
Abu dzar r.a. Berkata : rasulullah saw abersabda : ya abu dzar saya melihat kau seorang
yag lemah, dan saya suka bagi dirimu apa yang saya suka bagi diriku sendiri, jangan
menjadi pemimpin walau terhadap dua orang, dan jangan menguasai harta anak yatim.
(muslim).
Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya manusia yang paling dicintai allah pada hari
kiamat dan yang paling dekat kedudukannya di sisi allah adalah seorang pemimpin yang
adil. Sedangkan orang yang paling dibenci allah dan sangat jauh dari allah adalah seorang
pemimpin yang zalim. (hr. Turmudzi)
Rasulullah saw bersabda: tidak akan masuk surga orang yang suka menipu, orang yang
bakhil, orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikan/pemberian, dan pemimpin yang buruk.

16 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Orang yang pertama kali masuk surga adalah budak yang taat kepada allah dan taat kepada
majikannya.
Rasul SAW melaknat orang yang menyuap dan disuap. Hadis ini sungguh sangat
relevan untuk konteks indoensia saat ini, di mana dalam setiap unsur birokrasi kita hampir
dipastikan tidak bisa lepas dari yang namanya suap. Mulai dari ngurus ktp di tingkat rt,
hingga ngurus tender proyek infrastruktur di tingkat presiden, mulai dari pemilihan ketua rt
hinhha pemilihan presiden. Semuanya tidak steril dari praktik suap-menyuap. Entah dari
mana asal muasalnya, yang jelas praktik suap ini sudah diperingatkan oleh rasul. Itu artinya,
sejak kepemimpinan rasul s.a.w, pratik suap ini sudah terjadi, dan rasul turun untuk
memerangi pratik kotor ini.
Kesimpulannya berdaasarkan perwakilan dari beberapa hadis diatas bahwa amanah
bukanlah suatu hal yang mudah diemban bagi seorang pemimpin dan wakil rakyat. Oleh
karena itu sebaik-baiknya pemimpin adalah orang yang bisa mempin dirinya sendiri,
keluarga, lingkungannya dan hal yang paling besar adalah suatu negara yang mana ia harus
bersikap jantan dan tidak malu mengakui kesalahannya.

STUDI KASUS KETIGA


Dalam mewujudkan masyarakat madani adalah dalam pilar yang lain yaitu sikap
toleransi. Sikap toleransi ini sangat penting karena akan berdampak kepada rakyat yang hidup
pada suatu tempat. Toleran adalah cerminan sikap toleransi. Toleransi berarti sikap mau
menerima perbedaan dalam segala aspek kehidupan. Toleransi tercermin dalam sikap mau
menerima orang dan kelompok lain dengan segala keunikan dan perbedaannya. Sikap toleran
tercermin juga dalam semboyan

bhinneka tunggal ika. Dengan prinsip ini, bangsa

Indonesia tidak lagi mencari perbedaan, mempersoalkan dan memperuncingnya. Bangsa


Indonesia dapat menerima perbedaan itu sebagai suatu kekayaan budaya bangsa yang tak

17 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

ternilai harganya serta mencari persamaan guna memperkokoh persatuan dan kesatuan.
Toleransi banyak pembahsannya dalam Al-quran dimana isinya menyuruh kita untuk saling
menghormati dan juga saling menyayangi. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam
konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
sikap diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh
mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut
mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Jadi
toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan
mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
PERMASALAHAN
1. Bagaiamana perspektif Islam tentang toleransi dalam umat Bergama demi mweujudkan
masyarakat madani yang sebenarnya ?
2. Bagaimana langkah-langkah atau peran umat Islam untuk mewujudkan toleransi
beragama yang baik ?
3. Faktor penyebab antar umat beragama tidak menjunjung tinggi toleransi ?
Solusi
Perspektif Islam dalam Toleransi Umat Beragama
Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap
saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang
berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu,
merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran
agama-agama, termasuk agama Islam. Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam
memiliki konsep yang jelas. Tidak ada paksaan dalam agama , Bagi kalian agama kalian,
dan bagi kami agama kami adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayatayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik
toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah toleransi
dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri
yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir
mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaanpengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.
Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap
alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna toleransi yang luas semacam
ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh perhatian penting dan

18 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan
manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik
sehingga menyedot perhatian besar dari Islam.
Toleransi yang positif adalah toleransi yang ditumbuhkan oleh kesadaran yang bebas
dari segala macam tekanan atau pengaruh, serta terhindar dari sikap munafik (hipokrasi).
Oleh karena itu, pengertian toleransi beragama adalah pengakuan adanya kebebasan setiap
warga untuk memeluk agama yang menjaga keyakinan dan kebebasannya untuk menjalankan
ibadahnya. Toleransi beragama menuntut kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan
tanggung jawab sehingga menumbuhkan perasaan solidaritas dan mengeliminasi egoisme
golongan. Toleransi beragama bukanlah sesuatu yang dapat dicampuradukan, melainkan
mewujudkan ketenangan, saling menghargai, bahkan sebenarnya lebih dari itu, antar pemeluk
agama harus dibina untuk gotong-royong dalam membangun masyarakat kita sendiri dan
demi kebahagiaan bersama. Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama
berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan
beragama, sikap toleransi perlu dikembangkan guna menghindari konflik. Dan biasanya
konflik antar umat beragama muncul disebabkan oleh sikap merasa paling benar (truth claim)
dengan cara mengeliminasi kebenaran dari orang lain.
Al-Quran tidak pernah menyebut-nyebut kata toleransi (tasamuh) secara tersurat
(eksplisit) sehingga kita tidak akan pernah menemukan kata tersebut termaktub di dalamnya.
Namun, secara tersirat (implisit) al-Quran menjelaskan konsep toleransi dengan segala
batasan-batasannya secara jelas dan gamblang. Oleh karena itu, ayat-ayat yang menjelaskan
tentang konsep toleransi dapat dijadikan rujukan dalam mengimplementasikan toleransi
dalam kehidupan. Dari kajian bahasa di atas, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan
mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit,
bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan
sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini adalah
firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

19 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal

Tidak ada satu pun manusia yang mampu menolak sunnatullah ini. Dengan demikian, sudah
selayaknya bagi manusia untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dalam menghadapi
perbedaan-perbedaan itu. Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk dalam salah
satu risalah penting yang ada dalam sistem teologi Islam. Karena Allah SWT senantiasa
mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit,
adat-istiadat, dan lain sebagainya. Islam lebih mengedepankan sikap keterbukaan (inklusif)
dari pada kebencian dan permusuhan. Ajaran Islam secara jelas melarang sikap menghujat
dan mendiskreditkan agama atau kelompok lain. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. AlHujarat ayat 11:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki


merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka
Itulah orang-orang yang zalim
Jadi, sikap kaum muslimin terhadap penganut agama lain sudah sangat jelas
sebagaimana yang telah diterangkan dalam ayat ini, yaitu berbuat baik kepada mereka dan
tidak menajdikan perbedan agama sebagai alasan untuka tidak menjalani hubungan kerja
sama dengan mereka, terlebih bersikap intoleran terhadap mereka. Karena Islam sama sekali
tidak melarang memeberikan bantuan kepada siapapun selama mereka tidak memusuhi orang
Islam, tidak melecehkan simbol-simbol keagamaan atau mengusir kaum muslimin dari negeri
mereka. Kaum muslim diwajibkan oleh al-Quran untuk melindungi rumah ibadah yang telah
dibangun oleh orang-orang non muslim, sebagaimana firman-Nya:
(yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar,
kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan sekiranya Allah tiada menolak

20 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

(keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara
Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya
banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS.Al-Hajj: 40)

Kesimpulanya dalam kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, toleransi


hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat
penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip
keagamaan masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun
tidak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain. Hal demikian, dalam tingkat praktek-praktek
sosial, dapat dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap
kebersamaan antara penganut keagamaan dalam praktek sosial dan kehidupan bertetangga
serta bermasyarakat, bukan hanya sekedar pada tataran logika dan wacana.
Peran Umat Islam Untuk Mewujudkan Toleransi Beragama Yang Baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.


Membina sikap saling menghormati dan saling menghargai antar pemeluk agama.
membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama.
Membina kerukunan antar umat beragama.
mengakui hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya sebagai hak pribadi yang hakiki.
mengakui setiap warga negara bebas menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran

agamanya.
7. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
Rasullah SAW. pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah,
kemudian beliau menjawab: al-Hanifiyyah al-Samhah (agama lurus yang penuh toleransi).
Kualitas hadits di atas termasuk hadits yang muttashil marfu' karena setelah diteliti
para perawinya termasuk perawi yang tsiqah. Begitupun setelah di-takhrij dengan CD
Mausu'ah al-Kutub al-Tis'ah, ternyata hadits ini hanya terdapat dalam riwayat Ahmad bin
Hambal saja, dengan nomor hadits 2003 pada kitab min musnad bani hasyim bab bidayah
sanad Abdullah ibn Abbas. Konsep toleransi yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan
praktis serta tidak berbelit-belit. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan
ibadah, umat Islam tidak mengenal kata kompromi. Ini berarti keyakinan umat Islam kepada
Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka,
demikian juga dengan tata cara ibadahnya, bahkan Islam melarang penganutnya mencela
tuhan-tuhan dalam agama manapun. Maka kata toleransi (tasamuh) dalam Islam bukanlah hal
baru, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama Islam lahir.

21 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Kerja sama yang baik antara muslim dan non muslim telah dibuktikan dan ditulis di
dalam sejarah agama Islam dengan jelas. Nabi Muhammad saw. dan para sahabat melakukan
interaksi sosial mereka (muamalah) dengan non muslim seperti Waraqah bin Naufal yang
beragama Nasrani, Abdullah bin Salam yang sebelumnya beragam Yahudi, bahkan nabi
sendiri pernah meminta suaka politik (perlindungan politik) dengan memerintahkan para
sahabat untuk berhijrah meminta perlindungan kepada raja Najasy (Nigos) dari Habsyah
(sekarang Ethiopia) yang beragama Nasrani.
Imam Bukhori meriwayatkan dari Anas bin Malik bhawa ketika Nabi wafat, baju
beliau masih digadaikan pada orang Yahudi guna membiayai keluarganya, padahal
sebenarnya beliau bisa meminjam dari para sahabatnya. Akan tetapi, hal itu dilakukan dengan
maksud untuk mengajarkan kepada umatnya bahwa kerja sama denga orang-orang non
muslim merupakan sikap dan pandangan Islam. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Asma binti
Abu Bakar didatangi ibunya, Qotilah, yang masih kafir. Ia pun bertanya kepada Rasulullah
SAW: "Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?" Rasulullah SAW. menjawab: "Boleh".
Kemudian turunlah ayat ke-8 Surat Al-Mumtahanah, yaitu:

Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil

Ayat itu menegaskan bahwa Allah swt. tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak
memusuhi agama Allah. Demikian yang diterangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Kesimpulannya dalam mewujudkan krukunan antar umat beragama tidaklah mudah
pada dasarnya karena harus menghilangkan keogosian untuk memenuhi keinginan suatu
kelompiok sendiri. Islam disini sebagai agama Allah SWT tidaklah menganggap bahwa
perbedaan agama menjadi kendala untuk membuat suatu bangsa menjadi terpecah-pecah
bahkan ini menjadi suatu ajang sebgai batu loncatan untuk menjadikan bangsa yang
diinginkan atau dicita-citakan menjadi bangsa yang sejahterah bagi masyarakatnya itu
sendiri.
Apa penyebab kurangnya toleransi antar umat beragama

22 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Konflik bernuansa agama yang belakangan pecah di masyarakat, disebabkan wawasan


sempit pemeluknya, dan kurangnya sikap toleransi. karena pemeluk agama terkadang kurang
mampu menahan diri, kurang menghormati, bahkan cenderung menganggap rendah pemeluk
agama lain. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi,
juga diduga menjadi salah satu pemicu timbulnya konflik agama di Indonesia. "Pemicu lain
adalah timbulnya kecurigaan masing-masing pemeluk agama dan kejujuran pihak lain baik
internal umat beragama maupun antarumat beragama. faktor keenam yang juga sering
menjadi pemicu timbulnya konflik agama, adalah kurangnya saling pengertian dalam
menghadapi masalah perbedaan pendapat. Surah Al-Kafirun [109] Ayat 16 bercerita tentang
sikap seharusnya seorang muslim kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan. Kita
tidak boleh mencampur adukkan tata cara kehidupan kita dengan ajaran agama orang lain.
Surah Yu - nus [10]: 4041 mengajarkan tentang sikap dalam berbeda pendapat dengan orang
lain. Saat kita meyakini kebenaran suatu pendapat apalagi pendapat yang bersifat prinsip, kita
diperbolehkan untuk berbeda pendapat dengan tetap menghargai pendapat orang lain.
Kesimpulannya kita sebagai umat Islam tidak diperkenankan untuk mencapuri urusan
saudara-saudara kita yang berbeda agama. Kita sebgai umat beragama seharusnya dapat
menghormati dan menghargai apa yang telah ada dan menja kerukunan sampai kapanpun

23 |Studi Kasus Pendidikan Agama Islam (PAI) Dari Paparan Persentasi

Anda mungkin juga menyukai