Judul Percobaan
Tujuan Percobaan
Hari / Tanggal
Tempat
I.
PERCOBAAN VI
: ALUMINIUM DAN SENYAWANYA
: 1. Mempelajari Kimia Aluminium dan Senyawanya
2. Membandingkannya dengan Magnesium dan
Senyawanya.
: Kamis / 29 April 2010.
: Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin.
DASAR TEORI
(Latin: alumen, alum) Orang-orang Yunani dan Romawi kuno
menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses
pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk
basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida
logam yang belum ditemukan.
Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil
mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil
dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy
memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum
ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan
aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya
yang berakhir dengan ium.
Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika
sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk
menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang
terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka.
Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara
mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan
oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di
Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak
lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya
adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan
kalsium fluorida.
Aluminium dan Senyawanya
96
Kelompok 3
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak
bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang
mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al 2O3.nH2O, dan
kryolit, Na3AlF6.
Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al 2O3. meskipun
demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf
dan terhidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat
dua bentuk anhidrat, Al2O3 yaitu Al2O3 dan Al2O3. Al2O3 stabil pada
suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di
alam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan Al2O3
atau oksida anhidrat apapun di atas 1000 oC. Al2O3 diperoleh dengan
dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~450 oC). Al2O3 keras dan
tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam, sedangkan Al2O3 mudah
menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang digunakan untuk
kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah
Al2O3.
Kelompok 3
10.
11.
12.
98
Kelompok 3
Untuk ekstraksi aluminium bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat
amfoter dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula pada bauksit ditambahkan
larutan NaOH tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.
Al2O3
+ 2OH-
2AlO2- + H2O
panas
AlO2(s)
+ 3H2O
99
Kelompok 3
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq),
baisanya ditulis sebagai berikut :
Al3+ (aq) + 3OH- (aq)
Al(OH)3 (s)
Al(OH)3 (s) + OH- (aq)
Al(OH)4- (aq)
Larutan jenuh
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah
amfoter, melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk
garam Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat
diramal bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi
denga oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen.
Meskipun tidak terlihat denga jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan
oksigen. Namun, setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh
aluminium oksida sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 10 4 m sangat
keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi aluminium dari reaksi dengan
oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya.
II.
3buah
1buah
1buah
2buah
1buah
1buah
1buah
1buah
1buah
1buah
100
Kelompok 3
11. Aquadet
12. Kertas Indikator Universeal
III. PROSEDUR KERJA
Eksperimen 1 : Reaksi dengan Asam Klorida
1.
Mencampurkan 5 mL asam klorida encer dengan 3 keping logam
alumunium dalam satu tabung reaksi.
2.
Memanaskan campuran ini jika Al belum bereaksi setelah 5
menit.
3.
Mengulangi percobaan dengan pita Mg sebagai pengganti keping
Al.
Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida
1.
Mencampurkan 5 mL larutan NaOH encer dengan 3 keping Al
atau sesendok serbuk Al dalam tabung reaksi.
2.
Memanaskan tabung reaksi tersebut jika setelah 5 menit belum
terjadi reaksi.
3.
Mengulangi percobaan dengan serbuk Mg sebagai pengganti Al.
4.
Membandingkan kedua reaksi.
Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen
1.
Meletakkan secarik Alumunium foil dalam gelas kimia.
2.
Menetesi dengan larutan merkuri (II) klorida.
3.
Membiarkan beberapa menit, kemudian mencuci Al foil
dengan air.
4.
Membiarkan foil ini beberapa menit di udara.
Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan
Magnesium Oksida
1.Memeriksa reaksi dari aluminium oksida dan magnesium oksida dengan
air.
2.Memeriksa pH larutan.
3.Memeriksa reaksi oksida-oksida ini, mula-mula dengan asam klorida encer
kemudian dengan natrium hidroksida encer (menggunakan 0,1 g oksida
dalam 3 mL asam atau basa).
Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al 3+ dan Mg2+ yang
terhidrasi.
Aluminium dan Senyawanya
101
Kelompok 3
1.
2.
3.
4.
IV.
No
1
Hasil Pengamatan
-
Larutan
bening
Memanaskan
Tidak terjadi
reaksi
Memanaskan
5ml NaOH encer + 1 keping pita Mg
Memanaskan
Muncul
gelembung gas
Muncul
gelembung gas
Logam Mg
melarut
Muncul
sedikit gelembung
gas
Muncul
lebih banyak
Pita Mg
berwarna Hitam
Timbul
gelembung lebih
banyak
102
Aluminium
foil seperti melepuh
Kelompok 3
-
No
Hasil Pengamatan
103
Terdapat
lubang-lubang kecil
pada aluminium
Aluminium
mrnjadi rapuh dan
hancur menjadi abu
Larutan
keruh berendapan
(+) pH= 8
Larutan
keruh dan
berendapan (++)
pH=2
Larutan
keruh dan
berendapan (+++)
pH=13
Larutan
heterogen
MgO
mengapung (+)
pH=9
Larutan
heterogen, terdapat
gumpalan(++) pH=9
Larutan
heterogen, terdapat
endapan (+++)
Kelompok 3
pH=13
V.
ANALISIS DATA
Eksperimen 1. Rekasi dengan HCl
Aluminium dan Senyawanya
104
Terbentuk
endapan pH=3
Terbntuk
endapan pH=6
Kelompok 3
Pada percobaan pertama yaitu memasukkan 1 keping Aluminium
kedalam larutan HCl encer menghasilkan sedikit gelembung gas di logam Al.
Reaksinya berjalan lambat, sehingga memerlukan pemanasan agar keping Al
melarutkan walaupun sedikit dan gelembung gas semakin banyak.
Pada dasarnya logam Al kurang reaktif karena terlindung oleh
oksidanya, sehingga perlu pemanasan. Pada saat aluminium bereaksi dengan
asam maka akan menghasilkan gas hidrogen. Sedangkan pada pencampuran 5
ml larutan HCl encer dengan 1 pita magnesium, reaksi berlangsung cepat,
dimana Mg langsung melarut disertai terbentuk gelembung gas yang banyak
dan larutan menjadi panas. Mg sangat mudah bereaksi dengan mereduksi ion
H+ menjadi H2 dan menghasilkan garam MgCl2.
Reaksi yang terjadi :
Al (s) + 3 H+ (aq)
Mg+ (s) + 2HCl (aq)
Mg2+ + 2e E = + 2,34 V
H2
E = 0 V
2+
Mg + H2 (g) E = + 2,34 V
105
Kelompok 3
Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O
2[Al (OH)4]- (aq) + H2 (g)
Pada perlakuan berikutnya yaitu memasukkan pita Mg dalam 5 ml
NaOH encer menghasilkan gelembung sedikit. Bila dibandingkan dengan
Aluminium, maka jumlahnya lebih sedikit, lalu dilakukan pemanasan, reaksi ini
berlangsung lambat.
3MgO (s) + 3OH- + 5H2O
3 [Mg(OH)3]- + 2H2 (g) + 2O2 (g)
Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen
Percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl 2 pada kertas
alumunium Foil, menurut hasil pengamatan pada Aluminium Foil terbentuk
gelembung seperti luka melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit
Aluminium Foil menjadi warna keabu-abuan akibat terkikisnya lapisan
Aluminium pada aluminium Foil tersebut. Alumunium Foil dicuci dengan air
terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya beberapa menit
diudara. Kertas Aluminium Foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur
menjadi abu.
Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al Foil direaksikan dengan HgCl 2
yang membentuk oksida, Al yang berbentuk seperti abu, yaitu Al 2O3.
Reaksi :
HgCl2 + Al2O3
2 AlCl3 + 3 HgO
HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan Alumunium Foil secara,
efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium
sesuai dengan reaksi di atas.
Setelah lapisan Aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest.
Perlakuan selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi reaksi
dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida (AlCl 3) yang melindungi dari
oksidasi lebih lanjut.Reaksi yang terjadi :
2 Al (s) + 3/2 O2 (g)
Al2O3 (s)
Tetapi saat dibiarkan di udara kertas Al Foil terkelupas semua dan lama
kelamaan hancur menjadi abu. Hal ini mungkin terlalu banyaknya HgCl 2 yang
ditetesi sehingga bukan hanya menghilangkan pelindung oksida pada
aluminium melaikan menghancurkan aluminiumnya juga.
106
Kelompok 3
Oksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun
juga bisa bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H 2O akan
memberikan sifat asam (H +) sehingga terbentuk 2Al(OH)3. Pada saat
pengukuran diketahui pH= 8. Adapun reaksi yang terjadi adalah:
Al2O3 + H2O
2Al(OH)3
Al2O3 dicampur dengan HCl ener menghasilkan larutan keruh dan
terdapat endapan putih dan bersifat asam.
Al2O3 (s) + 6HCl (aq) encer
AlCl3 (aq) lambat + 3H2O (g)
Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH terdapat endapan putih dan
setelah diuji dengan indikator universal didapat pH=13.
Adapun rekasi yang terjadi adalah:
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) > 2NaAl(OH)4(aq)
Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena
terdapatnya endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat. pH=9
MgO (s) + H2O (aq) encer
Mg(OH)2 (s)
Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer menghasilkan endapan putih keruh
dan melayang-layang. Setelah diuji dengan indikator universal, pH=9
MgO (s) + 2HCl (aq) encer
MgCl2 (s) + H2O (aq)
MgO direaksikan dengan NaOH menghasilkan laruta keruh dan terdapat
endapan putih, dan pada saat duji dengan kertas indikatot universal didapat
pH=13. Adapun reaksi yang terbentuk adalah:
MgO(s) + 2NaOH(aq) - - - - > Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam Aluminium dapat bereaksi
dengan senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang
dimiliki oleh logam Aluminium itu disebut Amfoter.
107
Kelompok 3
Pada percobaan keenam, dimana ketika larutan Al 3+ tersebut diperiksa
dengan kertas indikator, pHnya = 3 hal ini menunjukkan bersifat asam.
Kemudian ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indikator pH = 6, yang
menunjukkan Mg2+ tersebut bersifat masih asam, namun sebenarnya Mg2+
bersifat basa. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan praktikan dalam
mengamati warna dalam kertas indikator.
Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan berwarna putih
susu dan terdapat endapan putih, kemudian endapan melarut saat penambahan
NaOH 7 mL, karena Al3+ juga bersifa basa (amfoter), sehingga ion akan
menjadi ion negatif.
Reaksinya :
Al3+ (aq) + 2OH- + 3H2O
6 Al(OH)4Karena [Al(H2O)2]- larut dalam air dan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut
sebab [Al(H2O)2]- ion yang tentunya akan melarut, sedangkan [Al(OH) 3(H2O)3]
tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air karena air
bukan basa kuat.
Reaksi dalam basa kuat :
[Al(H2O)6]3+ + 3 OH
[Al(H2O)3(OH)3] (s) + H2O (l)
Reaksi dalam larutan NaOH berlebih :
[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH (aq)
VI.
KESIMPULAN
1. Reaksi logam Aluminium dalam HCl encer berjalan lambat dan
memerlulkan pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logam
Aluminium memiliki lapisan oksida Aluminium yang bersifat
melindungi logamnya. Sedang pada reaksi Pita Mg dengan HCl encer
berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.
2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH
dibandingkan dengan Magnesium
3. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.
4. Ion Al3+ bereaksi dengan basa kuat menghasilkan endapan,
penambahan NaOH selanjutnya dapat melerutkan kembali endapan,
sedangkan untuk ion Mg2+ endapannya tidak dapat larut.
5. Aluminium bereaksi dengan asam menghasilkan gas nitrogen
Al(s) + 3H+(aq) - - - - - - > Al3+ + 3/2 H2
Aluminium beraksi dengan basa kuat menghasilkan larutan Aluminat:
Al(s) + OH-(aq) - - - - - - - > [Al(OH)4]- + 3/2 H2
108
Aluminium dan Senyawanya
Kelompok 3
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti.
Alfara. 16 Juni 2009. Pembuatan Aluminium. afrahamiryano.blogspot.
http://afrahamiryano.blogspot.com/2009/06/pembuatan-aluminium.html.
diakses tanggal 25-06-2010.
Anonim. 5 Juni 2010. Aluminium. Wikipedia Eksiklopedia Bebas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium. diakses tanggal 25-06-2010.
Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarata: UI
Dini
LAMPIRAN
109
Kelompok 3
- Al =
Reaksi
Al2O3(s) + 6 HCl(aq)
2AlCl3(aq) + 3H2(g)
- Mg = saat ditambahkan HCl, Mg melarut dan terbentuk gelembunggelembung gas, reaksi cepat sehingga tanpa pemanasan.
Reaksi
Mg(s) + 2 HCl(aq)
MgCl2(aq) + H2(g)
2
4.
3Na+(aq) + AlO33-(s)
Mg(OH)2 + 2 Na+
6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan
bereaksi dengan Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.
7.
110
Kelompok 3
dengan air, terbentuk gelembung dibawah Al. Foil. Saat dibiarkan diudara
lapisan Al terkelupas semua dan lama-kelamaan hancur seperti abu.
Persamaan reaksi :
HgCl2(aq) + Al2O3(s)
2 AlCl3 + 3 HgO
2 Al(s) + 3/2 O2(g)
Al2O3(s)
8.
9.
111
Kelompok 3
Reaksi MgO dengan air menghasilkan larutan berendapan putih dengan
pH=8.
Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.
16. Oksida yang bersifat basa adalah MgO
Amfoter adalah Al2Cl3.
17. Persamaan Reaksi :
Al2O3 (s) + 6HCl(aq)encer
Al(s)+ OH-(aq) + 3H2O()
MgO(s) + 2HCl encer(aq)
MgO(s) + 2NaOH(aq)encer
AlCl3(aq)lambat + 3H2O()
Al(OH)-4 + 3/2 H2(g)
MgCl2(s) + H2O(aq)
Mg(OH)2(s) + Na2O
112
Kelompok 3
FLOWCHART
113
Kelompok 3
114
Kelompok 3
Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen
Aluminium foil + larutan merkuri (II) klorida
- membiarkan beberapa
menit
- mencuci Aluminium foil
dengan air
Menambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk melarut
Larutan
Aluminium dan Senyawanya
115
Kelompok 3
NB:
- Mengulangi percobaan yang sama dengan mengganti
NaOH encer dengan HCL encer.
- Mengulangi percobaan yang sama dengan mengganti Al2O3
dengan MgO
Eksperimen 6. Reaksi dengan oksigen
3 mL Al3+ (aq) 0,1 M
- memeriksa pH larutan dengan
kertas indikator
pH larutan
Menambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk melarut
116
Kelompok 3
117