Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Peranan bahasa yang utama ialah sebagai sarana atau media untuk

menyampaikan maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Sebagai


mahluk sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia
perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai makluk sosial bersifat dinamis, selalu
membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lainnya. Cara yang digunakan
untuk melakukan interaksi atau hubungan sosial secara verbal tidak hanya melalui
lisan tetapi juga tulisan.
Komunikasi yang dilakukan secara tulisan haruslah dapat dipahami oleh
pembaca karena komunikasi berlangsung dua arah antara pengirim informasi dan
penerima informasi. Indonesia terdapat banyak provinsi dan banyak suku, jika kita
tidak mempunyai bahasa persatuan yaitu bahasa indonesia, bagaimanakah cara
kita berkomunikasi dengan sesama orang indonesia yang tinggal dimacam-macam
provinsi. Hal itu akan sulit karna kita tidak mempunyai bahasa persatuan yaitu
bahasa indonesia. Penggunaan basaha indonesia itu sangat penting, apalagi
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi. Mungkin sudah banyak orang yang tidak peduli
dengan pemakaian EYD didalam bahasa indonesia, contohnya saja bahasa yang
digunakan anak muda jaman sekarang. EYD sangatlah penting ketika kita
membuat artikel,proposal,skirpsi dan lain lain yang bersifat formal. Kita tidak
mungkin menggunakan bahasa gaul untuk yang bersifat formal tersebut. Tidaklah
sulit untuk menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti
dalam penggunaannya. Dalam EYD terdapat beberapa unsur, diantaranya
penulisan kata serapan, idiomatik, imbuhan dan kata depan di.

Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa
lewat pemakai pasti akan terjadi serap - menyerap kata. Dengan adanya proses
penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh asing.
Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu sendiri pasti dilatar
belakangi oleh berbagai macam faktor. Biasanya mengalami perubahan proses
peyerapan adalah bunyi bahasa dan kosa kata.
Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami
serapan dari bahasa-bahasa daerah maupun dari bahasa asing , seperti bahasa
Sansekerta, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda, ataupun bahasa
Inggris. Masukan unsur bahasa asing tersebut sejalan dengan histori bangsa
tentunya. Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan dengan
ajaran hindu budha di Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan
proses penjajahan bangsa Belanda. Setelah penjajahan masa Belanda usai adalah
masa perdagangan antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan
proses keagamaan yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab.
Tidak hanya kata serapan ,idiom pun sering terdapat dalam penggunaan
bahasa Indonesia. Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara
langsung di jabarkan. Setiap kata yang membentuk idiom berarati di dalam nya
sudah ada kesatuan bentuk dan makna. Ungkapan idiomatik adalah pasangan kata
yang selalu muncul bersama sebagai frasa.
Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar juga perlu diberi imbuhan
untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah
makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain,
yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan
penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula
sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula
dengan imbuhan lain. Dalam makalah ini dibahas salah satu imbuhan yaitu di.
Selain sebagai imbuhan, di- pula dapat dijadikan kata depan. Seringkali banyak
kesalahan dalam penggunaan kata di- sebagai imbuhan atau kata depan.

Karena hal-hal yang telah dikemukakan tersebut dalam makalah ini


penulis akan mencoba membahas tentang penulisan unsur serapan, idiomatik,
serta imbuhan dan kata depan di-, kaedah penuliasan ejaan berdasarkan
pedoman EYD.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang masalah, kami akan

menjelaskan beberapa permasalahan tersebut.


1. Apa itu kata serapan, kata idiomatik, kata imbuhan di-, dan kata depan

di-?
2. Bagaimana contoh dalam penulisan kata serapan, kata idiomatik, kata
imbuhan di-, kata depan di-?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk dapat mengetahui apa yang di maksud dengan kata serapan, kata

idiomatik, kata imbuhan di-, dan kata depan di-.


2. Untuk dapat membedakan cara penulisan kata serapan, kata idiomatik,
kata imbuhan di-, dan kata depan di-.
3. Untuk dapat menulis dengan menggunakan EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) dengan baik dan benar.
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Bagi penulis

Berguna untuk menambah serta memperkarya wawasan pengetahuan


baik dalam segi teori dan praktik.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami cara penulisan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dengan baik dan benar, khususnya
dalam pembahasan yang kami bahas dalam makalah ini mengenai kata
serapan, kata idiomatik, kata imbuhan di, dan kata depan di-.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kata Serapan


2.1.1. Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara
umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan katakata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan katakata serapan
adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang
yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain
penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif,
namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh
masyarakat.
2.1.2. Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
Asal Bahasa

Jumlah Kata

Arab

1.495 kata

Belanda

3.280 kata

Tionghoa

290 kata

Hindi

7 kata

Inggris

1.610 kata

Parsi

63 kata

Portugis

131 kata

Sanskerta-Jawa
Kuna
Tamil

677 kata
83 kata

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau


kata dari bahasa lain, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah
banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam
bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah
yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan
maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan dengan
kata-kata serapan.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah
bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat
dibawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya.
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan

Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya.
Kata serapan masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan 4 cara yaitu :
1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna
kata asing itu secara keseluruhan.
Contoh: supermarket, plaza, mall

2. Cara Adaptasi

Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata


asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan
ejaan bahasa Indonesia.
Contoh :
Pluralization pluralisasi
Acceptability akseptabilitas
3. Penerjemahan

Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang


terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari
padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Contoh:
Overlap tumpang tindih
Try out uji coba
4. Kreasi

Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar


yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara
penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak
menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2
atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective berhasil guna

Spareparts suku cadang


Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap
sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi,
dan objektif diserap secara utuh di samping katastandar, implemen,
dan objek.
Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsurunsur serpan. Beberapa kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o,
dan konsonan menjadi k (cubic menjadi kubik, construction menjadi
kontruksi, q menajadi k (aquarium menjadi akuarium), ph menajadi f
(phase menjadi fase).
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan
kaidah

bahasa

Indonesia.

Misalnya

akhiran -age menjadi -ase, -

ist menjadi -is, -ive menjadi -if.


Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut,
kesalahan penyerapan masih sering kali dilakukan oleh para pemakai
bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih banyak muncul di
Google

dibandingkan

kata sportivitas,

demikian

pula

dengan

kata aktifitas dibandingkan dengan kata aktivitas.


Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian

kata

serapan . Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski


kontak budaya dengan penutur bahasabahasa itu berkesan silih berganti,
proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tumpang tindih
sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari
bahasa yang mereka kenal saja.
Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam
menerima dan menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun
keluwesan ini hendaknya tidak membuat kita serampangan dalam
membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah bahasa kita.

2.1.3. Contoh Unsur Serapan

Kata
NO

Serapan
Asing

Kata

Asal

Baku

Bahasa

Kata
NO

Serapan
Asing

Asal
Kata

Bahasa

Baku

Actor

Aktor

Inggris

26

Absent

Absen

Belanda

Allergy

Alergi

Inggris

27

Accu

Aki

Belanda

Access

Akses

Inggris

28

Agent

Agen

Belanda

Acting

Akting

Inggris

29

Album

Album

Belanda

Ballpoint

Bolpen

Inggris

30

Altaar

Altar

Belanda

Check

Cek

Inggris

31

Bak

Bak

Belanda

Detail

Detil

Inggris

32

Barak

Barak

Belanda

Dilemma

Dilema

Inggris

33

Balsem

Balsem

Belanda

Disco

Disko

Inggris

34

Bandiet

Bandit

Belanda

10

Dose

Dosis

Inggris

35

Batterij

Batere

Belanda

Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga mempunyai


beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa
Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain:
1. An-, a- [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik.
2. Ab- [= dari] ; abrasi, abnormal.
3. Tele- [= jauh] ; televisi, telepon.
4. Mini- [= kecil]; miniatur, mini bus.
5. Super- [= di atas]; supersonik, super power, supervisi.
6. Uni- [= satu]; unilateral, universitas.
7. Nomo- [= satu]; monoton, monogami, ,monofobia.
8. Sub- [= dibawah]; subversi, subsidi, subordinasi.

9. Trans- [= seberang, lewat]; transisi, tranfusi.


10. Semi- [=setengah,sebagian]; semiautomatis, semiformal, semifinal.

Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di


atas,

berikut

ini

didaftarkan

juga

akhiran-akhiran

asing

serta

penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap bagian kata


yang utuh. Kata seperti standarditasi, efektif, dan implementasi diserap
secara utuh di samping kata standar,efek,dan implement.
1. -aat (Belanda) menjadi at

Advokaat menjadi advokat


Plaat menjadi pelat
2. -age menjadi ase

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Percentage menjadi persentase


Etalage menjadi etalase
-al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi al
Structural, structureel menjadi structural
Formal, formeel menjadi formal
-ant menjadi an
Accountant menjadi akuntan
Informant menjadi informan
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
Anarchy, anarchie menjadi anarki
Oligarchy, oligarchie menjadi oligarki
-ary, air (Belanda) menjadi er
Complementary, complementair menjadi komplementer
Primary, primair menjadi primer
-(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
Action, actie menjadi aksi
Publication, publicatie menjadi publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris
menjadi il
Matereel menjadi materiil
Morel menjadi moril
-ein tetap ein
Casein menjadi kasein

10

10.

11.

12.

13.

Protein menjadi protein


-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomina) menjadi -ik, ika
Logic, logica menjadi logika
Phonetics, ponetiek menjadi fonetik
-ic (nomina) menjadi ik
Electronic menjadi elektronik
Statistic menjadi statistic
-ic, -ical, -isch (adjectiva) menjadi is
Electronic, electronisch menjadi elektronis
Economical, economisch menjadi ekonomis
-ile, -iel menjadi il
Percentile, percentile menjadi persentil

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Mobile, mobile menjadi mobil


-is, -isme (Belanda) menjadi isme
Modernism, modernism menjadi modernisme
Communism, comunisme menjadi komunisme
-ist menjadi is
Publicist menjadi publisis
Egoist menjadi egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi if
Descriptive, descriptief menjadi deskriptif
Demonstrative, demonstratief menjadi demonstrative
-logue menjadi log
Catalogue menjadi katalog
Dialogue menjadi dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi logi
Technology, technologie menjadi teknologi
Physiology, pysiologie menjadi fisiologi
-loog (Belanda) menjadi log
Analog menjadi analog
Epilog menjadi epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi oid
Homonoid, homonoide menjadi hominoid
Anthropoid, anthropoide menjadi anthropoid
-oir(e) menjadi oar

11

22.

23.

24.

25.

Trotoir menjadi trotoar


Repertoire menjadi repertoar
-or, -er, (Belanda) menjadi -ur, -ir
Director, director menjadi direktur
Inspector, inspecteur menjadi inspektur
-or tetap or
Dictator menjadi dictator
Corrector menjadi corektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi tas
University, universiteit menjadi universitas
Quality, kwaliteit menjadi kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi ur

Structure, struktuur menjadi struktur


Premature, prematuur menjadi prematur

2.1.4. Penyerapan Istilah Asing

Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa


depan, pemasukan istilah asing, yang bersifat internasional, melalui proses
penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang
berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya.
b. Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan

terjemahan Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah Indonesia trlalu banyak sinonimnya.
Istilah Asing

Istilah Indonesi

Istilah Indonesia yang dijauhkan

yang
dianjurkan
Anus

Anus

Lubang pantat

Faeces

Feses

Tahi

Urine

Urine

Kencing

12

Amputation

Amputasi

Pemotongan (pembuangan) anggota badan

Decibel

Decibel

Satu ukuran kekerasan suara

Lip rounding

Labialisasi

Pembundaran bibir

Marathon

Marathon

Lari jarak jauh

Oxygen

Oksigen

Zata asam

Chemistry

Kimia

Ilmu urai

Dysentery

Disentri

Sakit murus;berak darah;mejan

Energy

energi

Daya;gaya;tenaga;kekuatan

Horizon

Horizon

Kakilangit;ufuk cakrawala

Narcotic

Narkotik

Madat;obatbius;candu;opium;dadah;ganja

2.1.5. Macam dan Sumber Bentuk Serapan

Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar
atau bentuk turunan. Pada prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau
konteksnya condong pada bentuk jamak pemilihan bentuk tersebut
dilakukan dengan pertimbangan.
1. Konteks situasi dan ikatan kalimat.
2. Kemudahan belajar bahasa.
3. Kepraktisan.

Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah


inggris yang pemakaiannya sudah internasional, yakni yang dilazimkan
oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah itu sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mengutamakan ejaannya dalam bahasa sumber tanpa
mengabaikan segala lafal, misalnya:
Bound morpheme

morfem terikat

Clay colloid

koloid lempung

Clearance

volume ruang bakar

Subdivision

subbagian

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari


berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing

13

seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan


taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
atas dua golongan besar.
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa

Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai


dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar
ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia-nya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak
perlu lagi diubah ejaannya, contoh: otonomi, dongkrak, paham, aki,
dan sebagainya.
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain,
baik bahasa daerah maupun dari bahasa asing Sansekerta, Arab, Portugis,
Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan
bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk
ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum
tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi. Berikut ini contoh
unsur serapan itu.
Baku Tidak Baku

Apotek
Atlet
Atmosfer
Aktivitas

: apotik
: atlit
: atmosfir
: aktifitas

14

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari


berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah (lokal) maupun bahasa asing,
seperti Sansekerta, Arab, Portugis, dan Belanda.
2.1.6. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing

Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa


asing ke dalam bahasa Indonesia.
1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh:

National menjadi nasional


Rationeel, rational menjadi rasional
Normaal, normal menjadi normal
2. (Sansekerta) menjadi s- contoh:

Cabda menjadi sabda


Castra menjadi sastra
3. Oe- (Yunani) menjadi e- contoh:
Oestrogen menjadi estrogen
Oenology menjadi enology
4. Kh- (Arab) tetap kh- contoh:
Khusus tetap menjadi khusus
Akhir tetap menjadi akhir
5. Oo (Inggris) menjadi u contoh:
Cartoon menjadi kartun
Proof menjadi pruf
Pengaruh Bahasa Sansekerta
Batu tulis di Ciaruteum Bogor, prasasti Raja Purnawarman dari
Kerajaan

Tarumanegara

bertuliskan

huruf

Pallawa

atau

aksara

Devanegari, bahasa Sansekerta, bukti sejarah bahwa bahasa Sansekerta


telah digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa sejak abad
ke-4 Masehi, bahasa yang datang dari dataran India itu telah dikenal
nenek moyang kita, yang sejak itu sampai sekarang kosakata bahasa
Sansekerta itu banyak memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa

15

Indonesia. Menurut KUBI ( Kamus Umum Bahasa Indonesia) yang


disusun oleh Prof. Dr.J.S. Badudu dan Prof. Moh. Zain:
1. Acara, anugrah.
2. Agama, angsa.
3. Bahana, bangsa.
4. Bahari, berita.

Bahasa Sansekerta banyak digunakan sebagai motto atau slogan


organisasi angkatan atau perkumpulan sebagai simbol dari jiwa
organisasi

tersebut,

kita

temukan

pada:

Moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, " Bhineka Tunggal Ika "
beraneka ragam tapi satu, meskipun terdiri atas bermacam-macam suku
bangsa tetapi tetap satu bangsa, satu Negara, satu bahasa Insonesia.
a. Semboyan

Angkatan Darat Republik Indonesia, " Kartika Eka


Paksa", bintang pemaku persatuan. Kewibawaan dan kejayaan
cemerlang yang memperkokoh kesatuan, ketahanan.
b. Semboyan Angkatan Laut Republik Indonesia, " Jalesveva
Jayamahe", dilaut sangat jaya. Kita memiliki kekuatan guna
mencapai kejayaan dilaut kita yang sangat luas.
c. Semboyan Angkatan Udara Republik Indonesia, " Swabuwana
Paksa ", Kekuatan yang ampuh demi kejayaan bumi dan udara kita.

Pengaruh Bahasa-bahasa Eropa


Bangsa-bangsa di dunia Eropa sejak zaman prasejarah, masa
sebelum Masehi telah dikenal sebagai bangsa-bangsa-bangsa yang
memiliki peradaban yang telah maju, bangsa Romawi, bangsa Yunani,
bangsa Jerman dengan ras Arya, bangsa Inggris, Prancis, Portugis,
Belanda, Norwegia, Rusia, pada masa itu telah membinakembangkan
Negara mereka, telah berinisiatif untuk memperluas wilayah Negara
kekuasaannya, bermaksud membuat koloni-koloni di luar benua Eropa.
Data sejarah menyatakan, pada abad pertengahan bangsa-bangsa
Eropa

dengan

pelaut-pelaut

yang

"ulung"

tercatat

nama-nama:

Magelhaeus, Marco Pollo, Christopher Colombus, Bartholomeus Diaz,


16

Vasco da Gama, Abel Jasman, mengadakan pelayaran mencari dunia


baru, yang kearah barat, Christopher Colombus, yang menemukan benua
Amerika, yang ke arah Timur " Trip to Orient " berlayar dari Eropa
melalui Capetown, di ujung benua Afrika (pada waktu itu belum ada
terusan

Suez) terus ke pantai Timur Benua

Afrika melewati

Madagaskar terus ke India, akhirnya sampai ke kepualauan kita, bahkan


ke sebelah Timur sampai ke Australia, ke Selandia Baru.
Para pelaut: Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke
kepulauan Nusantara pada tahun 1486. Sejak itu berdatanganlah bangsabangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu membawa pengaruh budaya,
gaya hidup dan yang paling cepat pengaruh penambahan khazanah
perbendaharaan kata.
Dari Bahasa Portugis
Kebanyakan kata-kata yang berhubungan dengan kapal, seperti:
bendera, nahkoda, jendela, kemeja, dermaga, pelana, celana, sekoci,
kelasi, kemudi, algojo, sepatu, bulletin, gereja, sepeda, serana.
Dari bahasa Belanda
Bangsa Eropa yang datang kemudian menjadikan tanah air
Kepulauan Nusantara sebagai koloni. Sejak tahun 1596 mendirikan
Batavia sejak Gubernur Jenderal pertama Piether Both, kemudian
penggantian Yan Piether Zoen Coen tanah air ini Belanda di wilayahnya
disebut Hindia-Belanda selama labih dari 3,5 abad (350 Tahun).
Ikhwal bahasa Belanda " Holland Spreaken " pemakaiannya sangat
dominan, dan sejarah mencatat bahwa: " Bahasa Belanda digunakan
dikalangan pemerintah " Goverment " sebagai bahasa resmi. Diajarkan
menjadi pengajaran utama disetiap jejang sekolah, mulai:

HIS (Holland Inianche Skool)


MULO (Setingkat SMP)
AMS (Setingkat SMA)
HIK (Sekolah Guru setingkat SGA)

17

STOVIA (Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta, yang lulusannya


antara lain Dr.Soetomo, Dr.Wahidin)
Disyaratkan mahir berbahasa Belanda ketika melamar pekerjaan,

terlebih-lebih untuk menjadi pejabat atau staf pemerintahan menjadi "


amtenaren " dalam bahasa Sunda " jenenng jadi menak ". Digunakan oleh
kaum intelektual, para cendikiawan, kaum pelajar dalam berkomunikasi
sehari-hari.Oleh karena itu, pengaruh bahasa Indonesia sejak 28 Oktober
1928, terutama penambahan perbendaharaan kosakata sangat tampak.
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda:

Aktif
Biokot
Carter

Dari Bahasa Latin


Bahasa Latin sebuah bahasa Eropa yang sudah " mati " yang bukan
sebuah " lingua franca " yang kosakatanya bantak dipungut digunakan
dalam istilah iptek, sains, pengetahuan social dan disiplin-disiplin ilmu
lain. Berikut ini kosa kata asal bahasa Latin yang dipergunakan dan
memperkaya khazabah kosakata bahasa Indonesia:

Agitasi
Akta

Dari Bahasa Yunani


Bahasa dibenua Eropaaaa yang ikut memperkaya perbendaharaan
kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Yunani. Berikut ini kosakata
asal bahasa Yunani dipergunakan dalam bahasa Indonesia, diantaranya
dari:

Ekonomi
Farmasi

Dari Bahasa-bahasa Asia


Pergaulan antarbangsa sesama orang Asia, berpengaruh terhadap
saling meminjam kosakata, saling memperkaya perbendaharaan kosakata

18

bahasa-bahasa asing. Kosakata bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasabahasa dibenua Asia, diantaranya dari:

Abad
Ajal
Akhirat
Alim
Awal
Ziarah
Unsur serapan, kata pungut dari bahasa Arab mengalami proses

transliterasi, alihaksara dari huruf Hijaiyah ke huruf latin bahasa


Indonesia, diantaranya penambahan konsonan jajar dua buah konsonan
menjadi satu fonem, seperti kh dan sy.
1. Kh pada khusus, khidmat, akhirat, khtulistiwa, khwatir, khisliysk,

ikhsan. khotbah.
2. Sy pada kata syarat, syahadat, syahwat, syahbandar, syair, syukur,
syareat, asyik, isyarat, masyarakat, musyawarah.
Sampai sekarang ini, baru kh dan sy yang diresmikan ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan.
Dari Bahasa Parsi
Dimensi sejarah, penyebaran Islam ketanah air, melalui atau
dibawa oleh saudagar Parsi, maka tidaklah mengherankan, jika kosakata
bahasa parsi turut memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa kedua di Republik kita tercinta ini. Beberapa kata yang dipungut
dari bahasa Parsi, menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia)
adalah kata dastar, dewan, sanubari, permadani, mat, nafiri.
Dari Bahasa Cina
Cina terkenal memiliki kebudayaan yang tinggi, yang paling tua,
terkenal juga karena jumlah populasi penduduk yang paling banyak di
Asia dan banyak antara mereka yang menjadi imigran, meninggalkan
tanah kelahiran mereka, pergi merantau, mencari kehidupan ke luar Cina,

19

pergi seantero dunia. Bangsa Cina memiliki keahlian berdagang, mereka


berdagang apa saja. Maka pergaulan antarbangsa melalui perdagangan
saling mempengaruhi kosa kata.
Beberapa kosakata yang berasal dari Cina yang dimuat pada KUBI,
anglo, cap, cawan, cealat, encim, takoak, taoge, gowpe, cepe,ceban.

2.2. Kata Idiomatik


2.2.1. Makna Kata Idiomatik

Untuk dapat memahami yang dimaksud dengan makna idiomatikal,


kiranya perlu diketahui dulu apa yang dimaksud dengan idiom. Yang
dimaksud dengan idiom adalah satuan satuan bahasa (bisa berupa kata,
frase maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna leksikal unsur unsurnya maupun makna gramatikal satuan
satuan tersebut. Umpamanya, menurut kaidah gramatikal kata-kata
ketakutan, kesedihan, keberanian dan kebimbangan memiliki makna hal
yang disebut bentuk dasarnya. Tetapi kata kemaluan tidak memiliki makna
seperti itu. Begitu juga frase rumah kayu bermakna 'rumah yang terbuat
dari kayu'; tetapi frase rumah batu selain bermakna gramatikal 'rumah
yang terbuat dari batu', juga memiliki makna lain yaitu 'pegadaian' atau
'rumah gadai'. Contoh lain frase menjual sepeda bermakna 'si pembeli
menerima sepeda dari sipenjual menerima uang'; frase menjual rumah
bermakna 'si pembeli menerima rumah dari sipenjual menerima uang';
tetapi kontruksi menjual gigi bukan bermakna 'si pembeli menerima gigi
dari si penjual menerima uang'; melainkan bermakna 'tertawa keras-keras'.
Jadi dalam contoh di atas kata kemaluan dan frase menjual gigi
dalam bahasa Indonesia dewasa ini tidak memiliki makna gramatikal,
melainkan hanya memiliki makna idiomatikal. Begitu juga dengan frase
rumah batu, meja hijau, dan membanting tulang.
Karena makna idiom ini tidak lagi berkaitan dengan makna leksikal
atau makna gramatikal unsur-unsurnya maka bentuk-bentuk idiom ini ada

20

juga yang menyebutkan sebagai satuan-satuan leksikal tersendiri yang


maknanya juga merupakan makna leksikal dari satuan tersebut. Jadi,
menjual gigi adalah sebuah leksem dengan makna 'tertawa keras-keras',
membanting tulang adalah sebuah leksem dengan makna 'bekerja keras',
dan meja hijau adalah sebuah leksem dengan makna 'pengadilan'.
Perlu diketahui juga adanya dua macam bentuk idiom dalam
bahasa Indonesia yaitu: Idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh
adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan
satu kesatuan dengan satu makna, seperti yang sudah kita lihat pada
contoh membanting tulang, menjual gigi, dan meja hijau di atas. Sedang
pada idiom sebagian masih ada unsur yang memiliki makna leksikalnya
sendiri, misalnya daftar hitam yang berarti 'daftar yang berisi nama-nama
orang yang dicurigai/dianggap bersalah', koran kuning yang berarti 'koran
yang sering kali memuat berita sensasi', dan menunjukkan gigi yang
berarti 'menunjukkan kekuasaan'. Kata daftar, koran, dan menunjukkan
pada idiom-idiom tersebut masih memiliki makna leksikal; yaitu 'daftar',
'koran', dan 'menunjukkan', yang bermakna idiomatikal hanyalah kata-kata
hitam, kuning, dan gigi dari idiom-idiom tersebut.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa makna idiomatikal
adalah makna sebuah satuan bahasa (entah kata, frase, atau kalimat) yang
menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur
pembentuknya. Untuk mengetahui makna idiom sebuah kata (frase atau
kalimat) tidak ada jalan lain selain mencarinya di dalam kamus.
2.2.2. Pengertian Kata Idiomatik

Ungkapan atau idiom merupakan gabungan kata yang memiliki


makna yang bukan makna dari unsur kata-kata pembentuknya. Artinya
ungkapan memiliki makna baru setelah dua kata atau lebih menyatu. Arti
kata (makna) dalam sebuah idiom tidak bisa ditafsirkan dengan
menerjemahkan unsur-unsur penyusunnya. Dalam Bahasa Inggris, idiom
atau ungkapan dikenal dengan istilah idiomatic phrase. Ungkapan dalam

21

tatanan Bahasa Indonesia menduduki fungsi sebagai pelengkap predikat.


Ungkapan atau idiom seringkali digunakan dalam kalimat kiasan
agar penyampaian makna lebih berkesan. Sering kali juga pemilihan diksi
dengan ungkapan digunakan untuk menyampaikan sesuatu, seperti berita,
perasaan, nasihat, dan lainnya. Sebagai contoh ungkapan atau idiom ialah
buaya darat. Ungkapan buaya darat memiliki makna yaitu lelaki yang suka
merayu wanita.
Ungkapan buaya darat ialah makna yang bukan sesungguhnya
(denotasi), yang berarti ungkapan buaya darat bukanlah buaya yang
tinggal di darat, namun idiom buaya darat memiliki makna tersendiri yang
sangat berbeda dengan makna unsur kata penyusunannya. Dengan
demikian, idiom atau ungkapan dapat dibentuk dari gabungan kata yang
dapat digunakan sebagai penggambaran makna yang ingin diungkapkan.
Oleh karena itu idiom termasuk diksi konotasi.

2.2.3. Contoh Kata Idiomatik

Contoh kata idiomatic :


1. Lintah darat: rentenir
2. Hidung belang : genit
3. Meja hijau : pengadilan
4. Kembang desa : gadis yang paling cantik disuatu desa
5. Besar kepala: sombong
6. Kecil hati : minder
7. Panjang tangan : pencuri
8. Kambing hitam : korban fitnah
9. Tikus kantor : koruptor
10. Raja hutan : sebutan untuk hariman si penguasa hutan
11. Muka tembok : tidak memiliki perasaan malu
12. Berbadan dua : tengah hamil
13. Mental baja : kuat
22

14. Otak encer : pintar


15. Tulang berbalut kulit : kurus
Contoh kata idiomatik dalam kalimat:
1. Raisa benar-benar memiliki suara emas. (artinya suara yang sangat
indah)
2. Alhamdulillah, Adik kembali menjadi bintang kelas pada
pembagian raport kenaikan kelas. (juara)
3. Si jago merah mengamuk, menghabiskan rumah dan harta
milikinya di pasar (kebakaran)
4. Hendaknya permasalahan ini kita carikan solusi dengan kepala
dingin, bukan menuruti ego masing-masing. (tenang)
5. Ya Allah, jikalah memang ia tulang rusukku maka mantapkanlah
hati ini. (pasangan, atau jodoh)
6. Diego memang anak yang ringan tangan. (suka membantu)
7. Politisi itu memang terkenal besar mulut terlebih ketika sedang
kampanye (pembohong).
8. Wajahnya berubah menjadi merah padam ketika ia dibilang gendut
(marah).
9. Deni memang terkenal sebagai anak yang memiliki kepala batu
(bandel).
10. Baru saja ditinggal oleh host, peserta masih dunia lain sudah
mengangkat tangannya di awal waktu (menyerah).
11. Race kali ini benar-benar memukau, dan penampilan Jorge Lorenzo
kali

ini

juga

seperti

biasanya,

patut

diacungkan

jempol

(menunjukkan perasaan kagum, mengapresiasi prestasi seseorang,


hebat).
12. Anak mana yang tidak sedih jika mengetahui kebenaran bahwa kita
bukanlah darah daging dari orang tua yang sangat kita cintai (anak
kandung).
13. Kasus pembunuhan anak berusia 8 tahun si Angeline, menunjukkan
seolah-olah manusia telah kehilangan mata hatinya, keserakahan

23

telah membutakan hatinya (tidak peka; tidak memiliki rasa empati).


14. Sangat sulit ternyata duduk di kursi ini, banyak oknum yang
menawari Saya uang panas untuk menuruti kemauan mereka
(jabatan; suap).
15. Ibu berpesan bahwa jika kita sedang bekerja, maka lakukanlah
dengan sungguh-sungguh. Karena jika melakukan dengan setengah
hati maka akan menjadi beban hidup (tak serius).
16. Kembar triplet yang berasal dari Korea itu sedang naik daun
melalui program superman return (populer).
17. Jangan biarkan kantungmu bocor, ingatlah bulan depan kau akan
menikah maka kau harus menutupi kantongmu rapat-rapat (boros;
hemat).
18. Semenjak kematian anaknya, Nenek Markonah hidup sebatang
kara, hanya Murti - lah satu-satunya anak miliknya karena
suaminya telah lama meninggal (seorang diri).
19. Pemilu telah usai, pendukung dua kubu masih sering adu mulut
(debat).
20. Pertemuan empat mata antara kedua sahabat yang telah lama tidak
berjumpa dipenuhi dengan canda dan tawa (pertemuan antara dua
orang).
2.3. Kata Imbuhan di
2.3.1. Pengertian Kata Imbuhan

Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan


imbuhan yang berupa awalan, akhiran, sisipan, dan awalan-akhiran.
Imbuhan sendiri berfungsi untuk menambahkan arti atau maksud dari
kata-kata dasar yang diberi imbuhan tersebut.
Kata imbuhn adalah kata tambahan yang diletakkan pada kata
dasar. Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), terdapat empat macam
kata imbuhan yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), awalan akhiran
(konfiks), dan sisipan (infiks).

24

Kata Imbuhan di berada pada kata imbuhan awalan (prefiks).


Bentuk Imbuhan awalan terdiri dari beberapa jenis yakni me-, di-, ke-, ter-,
pe-, per-, se-, dan ber-. Awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja
dan bermakna pasif.
2.3.2. Contoh Kata Imbuhan di

Kata Imbuhan di- sebagai imbuhan yang berfungsi menunjukan bentuk


pasif. Biasanya diikuti verba (kata kerja), atau kata benda yang sudah
diverbakan. Contoh kata imbuhan di- yaitu :
1. Adik dikejar anjing
Kata dikejar disini terdiri atas di + kata verba yaitu kejar
2. Almarhum akan dimakamkan saiang ini

Kata dimakamkan disini terdiri dari di + kata benda yang di verbakan


yaitu makam
3. Bola itu ditendang Jono
4. Bunga itu telah disiram tadi pagi
5. Santi dipukul oleh Roni
2.4. Kata Depan - di
2.4.1. Pengertian Kata Depan di

Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan


sebelum kata benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis
kata depan menandakan berbagai hubungan makna anatar kata depan dan
kata yang ada dibelakangnya.
Kata depan seperti di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan
kata-kata di belakangnya kecuali untuk kata-kata yang sudah dianggap
lazim sebagai satu kata, seperi kepada, daripada dan sebagai imbuhan,
seperti dimakan, dipukul, disiram, dikejar dan lain sebagainya.
2.4.2. Contoh Kata Depan di
Dalam penggunaanya, sering sekali terjadi kesalahan dalam
menulis kata depan, terutama kata depan di dan ke. Berikut adalah contoh
kalimat kata depan di- :
1. Ibu memasak di dapur.
2. Buku itu di ambil oleh ayah.

25

3. Rani belajar di kamar

Kata depan disini ditulis terpisah seperti dalam kalimat di atas di dapur,
di ambil, di kamar. Selain ditulis terpisah, kata depan disini ditulis
menggunakan huruf kecil apabila digunakan dalam penulisan judul.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Dari penjelasan isi dan pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan

bahwa ada sebagian kecil dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa asing
maupun bahasa daerah yang sudah dijadikan bahasa baku yang sesuai dengan
EYD yang disebut dengan unsur serapan.
Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas, unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia dan unsur serapan yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dijelaskan pula bahwa Idiomatik adalah ungkapan atau idiom yang
seringkali digunakan dalam kalimat kiasan agar penyampaian makna lebih
berkesan. Sering kali juga pemilihan diksi dengan ungkapan digunakan untuk
menyampaikan sesuatu, seperti berita, perasaan, nasihat, dan lainnya.
Sedangkan kata imbuhn dalam pembahasan ini dikatakan sebagai kata
tambahan yang diletakkan pada kata dasar. Menurut EYD (Ejaan Yang

26

Disempurnakan), terdapat empat macam kata imbuhan yaitu awalan (prefiks),


akhiran (sufiks), awalan akhiran (konfiks), dan sisipan (infiks). Kata Imbuhan
di berada pada kata imbuhan awalan (prefiks). Bentuk Imbuhan awalan
terdiri dari beberapa jenis yakni me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-, se-, dan ber-.
Awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan bermakna pasif.
Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata
benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis kata depan
menandakan berbagai hubungan makna anatar kata depan dan kata yang ada
dibelakangnya. Penulisan kata depan ditulis terpisah seperti dalam kalimat di
dapur, di ambil, di kamar. Selain ditulis terpisah, kata depan ditulis
menggunakan huruf kecil apabila digunakan dalam penulisan judul.

3.2.

Saran
Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai

Bahasa Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan


bahasa yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi,
setidaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat
berada dalam forum-forum resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan
pembimbing, diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap
Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara mengajarkan
mereka Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat
bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata
bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap sekolah-sekolah pada setiap
jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu memlihara
kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya
bahasa asing.

27

DAFTAR PUSTAKA

Darmawati, Uti. 2009. Detik Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Klaten: PT
Intan Prawira
Taufik, Imam. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Advertisements
Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Taufik, Imam. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
www.google.com(pengertiankataserapan)
http://www.jatikom.com/2016/05/makalah-kata-serapan.html#ixzz4NLv5j08C
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-idiom-atau-

28

ungkapan.html?m=1
http://www.tanyanih.com/2015/03/contoh-frasa-idiomatik-dalam-kalimat.html?
m=1
http://kakakpintar.com/pengertian-dan-contoh-kata-imbuhan-dalam-bahasaindonesia/
http://m.kompasiana.com/ganahime46/penggunaan-di-sebagai-kata-depan-danimbuhan-grammar-nazi-bahasa-indonesia_54f687dba3331137028b4ef0
http://www.kelasindonesia.com/2015/03/pengertian-contoh-kata-depan-dan-jenisjenisnya-secara-lengkap.html?m=1
http://kakakpintar.com/pengertian-contoh-kata-depan-dan-fungsinya/

29

Anda mungkin juga menyukai