Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

NAMA :
1. DEA YOLANDA (01031381419
2. HILLARY CAROLINE (01031381419
3. MICHAEL ORLANDO (01031381419
4. ROSINTA FEBRIYANI (01031381419

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWJAYA PALEMBANG

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami selaku penyusun Makalah tentang Sistem
Pengendalian Manajemen dalam Perusahaan Newmont Nusa Tenggara dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan pada pembahasan materi kali ini.
Makalah ini adalah tugas yang kami tujukan kepada Dosen mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kewajiban
tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen. Kami juga menyadari bahwa
Makalah tentang Sistem Pengendalian Manajemen dalam Perusahaan Newmont
Nusa Tenggara ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya dan informasinya. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Palembang, 20 Oktober 2016
Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Bab I ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................2
Bab II ............................................................................................................3
2.1 Sistem Pengendalian Manajemen PTNNT...................................3
2.2 Kasus yang pernah dihadapi PTNNT...........................................23
Bab III ............................................................................................................28
3.1 Kesimpulan...................................................................................28
3.2 Saran.............................................................................................28
Daftar Pustaka................................................................................................29

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya zaman, dunia semakin terpacu
untuk meningkatkan perekonomiannya, khususnya dalam bidang
pertambangan. Tembaga yang merupakan salah satu jenis dari hasil
tambang mempunyai banyak manfaat dalam perkembangan dan
pemenuhan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti
penggunaannya dalam alat-alat listrik, campuran perhiasan untuk emas,
bahan campuran pembuat logam lain, bahan pembuat uang logam, dan lain
sebagainya. Banyaknya manfaat dari tembaga ini telah membuat banyak
perusahaan di dunia berkelana mencari tempat penambangan tembaga,
Newmont merupakan salah satu perusahaan tambang yang
bergerak dalam bidang penambangan tembaga dan emas yang berlokasi di
Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. PT
Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) menandatangani Kontrak Karya
dengan Pemerintah Indonesia sejak tahun 1986 guna melakukan kegiatan
eksplorasi dan penambangan di dalam wilayah yang telah ditentukan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada tahun 1990, PTNNT
menemukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian dilaksanakan kajian
teknis dan analisis mengenai dampak lingkungan dan sosial selama enam
tahun di daerah tersebut. Setelah analisis mengenai dampak lingkungan
dan sosial tersebut disetujui oleh Pemerintah Indonesia pada 1996,
pembangunan Proyek Batu Hijau pada tahun 1997 pun dilaksanakan,
dengan total biaya sebesar US$2 miliar. PTNNT mulai beroperasi penuh
pada bulan Maret 2000 dan diperkirakan akan terus berproduksi hingga
lebih dari 20 tahun mendatang.
PTNNT dalam menjalankan perusahaannya yang besar, tentu harus
mempunyai pengendalian dan pengaturan yang tepat agar perusahaannya
dapat terus beroperasi dan semakin berkembang serta dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui strategi-strategi yang
ada. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pengendalian manajemen yang
baik dalam PTNNT. Melalui SPM ini juga, perusahaan dapat mengukur

keberhasilan dan mengendalikan operasi usahanya sesuai dengan rencana


yang telah ditetapkan ataupun sesuai dengan visi dan misi yang ada dalam
perusahaannya.
Melalui makalah ini, maka kelompok kami ingin mengkaji Sistem
Pengendalian Manajemen yang ada di PTNNT, guna mengetahui dan
mempelajari SPM yang ada di perusahaan tersebut serta menganalisis
dampak ataupun masalah yang pernah ditimbulkan dari perusahaan ini.
1.2

RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana Sistem Pengendalian Manajemen pada PTNNT?
1.2.2 Apa kasus yang pernah dihadapi PTNNT?

1.3

TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai materi Sistem
Pengendalian Manajemen dan pengimplementasiannya dalam
1.3.2

1.4

PTNNT
Untuk memenuhi tugas Sistem Pengendalian Manajemen

MANFAAT PENULISAN
1.4.1 Dapat memahami lebih dalam materi Sistem Pengendalian
1.4.2
1.4.3

Manajemen
Dapat mengetahui pengimplementasian SPM pada PTNNT
Dapat mempelajari cara penyelesaian masalah yang dilakukan

1.4.4

PTNNT
Dapat menjadi referensi bagi pembaca yang lain

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PTNNT


Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) yang ada pada PTNNT
dapat dilihat atau diukur dari balance scorecard, sistem ukuran kinerja,

perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program,


penyusunan anggaran, implementasi, serta monitoring yang dilakukan oleh
PTNNT.
A. Balance Scorecard
1. Dengan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Karyawan
Tabel Hubungan antara Shift Kerja dengan Stress Kerja pada Karyawan Bagian
Operasional PT Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat tahun
Shift
Kerja

Stress Kerja
Stress Ringan
Stress
n

Mala

15

(%)
21.1

m
Pagi
Total

30
45

42.3
63.4

Total

Value

Sedang
N
(%)
16
22.5

n
31

(%)
43.7 5.329

10
26

40
71

56.3
100

14.1
36.6

RP
(95% CI)

2.065
(1.0933.899)

2010

Shift Kerja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 71
karyawan karyawan bagian operasi PT. Newmont Nusa
Tenggara, sebagian besar bekerja pada shift pagi berjumlah 40
karyawan (56,3%) dan yang bekerja pada shift malam
berjumlah 31 karyawan (43,7%). Pada shift pagi yang
mengalami stres ringan sebesar 30 karyawan (42,3%) dan stres
sedang sebesar 10 karyawan (14,1%) sedangkan pada shift
malam yang mengalami stres ringan sebesar 15 orang (21,1%)
dan stres sedang sebesar 16 orang (22,5%). Hasil ini
menunjukkan bahwa shift kerja malam lebih berisiko untuk

terjadinya stres sedang dibandingkan shift kerja pagi.


Stres Kerja
Pada hasil analisis univariat yang dilakukan pada 71
karyawan bagian operasi PT. Newmont Nusa Tenggara,
sebagian besar mengalami stres ringan sebesar 45 orang
(63,4%) dan yang mengalami stres sedang sebesar 26 orang

(36,6%). Karyawan yang bekerja pada shift pagi yang


mengalami stres ringan sebesar 30 orang (42,3%) dan stres
sedang sebesar 10 orang (14,1%) hal ini bisa diakibatkan
karyawan yang bekerja pada shift pagi mempunyai waktu
istirahat yang lebih banyak dan penerangan saat bekerja yang
cukup sehingga beban kerja tidak terlalu berat.
Sebaliknya karyawan yang bekerja pada shift malam yang
mengalami stres ringan sebesar 15 orang (21,1%) dan stres
sedang sebesar 16 orang (22,5%) dari hasil data ternyata
karyawan yang mengalami stres sedang dan stres ringan
berjumlah hampir sama, salah satunya bisa saja dialami
karyawan karena pekerjaan pada shift malam banyak terdapat
kegiatan kerja lembur sehingga waktu istirahat sedikit.
Hal ini disebabkan motivasi kerja pada karyawan bagian
operasi PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa
Barat cukup tinggi didukung juga upah kerja yang diberikan
oleh PT. NNT kepada karyawan sangat sesuai dengan
pekerjaan yang mereka lakukan, ditambah pada tiap lima tahun
lama kerja mereka diberikan sebuah penghargaan berupa
medali emas seberat 5 gr.

Hubungan Shift Kerja dan Stres Kerja


Hasil analisis uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang
bermaka antara shift kerja dan stres kerja dengan nilai value
atau chi square 5,329 dibandingkan dengan nilai T tabel 3, 841
pada df= 1 berarti Ho ditolak, adapun nilai rasio prevalensi
(RP) =2,065(CI 95% = 1,093-3,89). Dengan ini, variabel
tersebut memiliki keterkaitan untuk meningkatkan reduksi
stress tenaga kerja pada karyawan bagian operation PT.
Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat.

Faktor yang mendorong untuk terjadinya stres kerja pada


karyawan bagian operasi PT. Newmont Nusa Tenggara di
Kabupaten Sumbawa Barat diakibatkan karena adanya
intensitas lamanya kerja fisik dan mental, akibat jenis
pekerjaan yang monoton, beban tanggung jawab pekerjaan, dan
adanya lingkungan fisik yang kurang baik seperti kebisingan
dan suhu ruangan yang panas secara subyektif.
Jadi kesimpulannya, jam kerja di PTNNT dapat mempengaruhi
tingkat stress karyawan yang bekerja di sana, walaupun stress yang
dialami karyawan tidak terlalu berat karena PTNNT memberikan
bayaran yang cukup tinggi, tetap saja PTNNT harus
memperhatikan kepuasan karyawannya, sehingga dapat
memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik dan tetap betah
untuk bekerja di sana.
Kinerja kerja karyawan HR PT Newmont Nusa Tenggara
termasuk dalam kategori tinggi (80,7%). Hal ini dapat dilihat dari
tingginya jawaban karyawan tehadap indikator-indikator mutu
kerja yang menandakan bahwa mayoritas karyawan telah
menekankan pada mutu kerja yang mencakup kecermatan,
kerapihan, kebenaran, dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Inisiatif dari karyawan termasuk
dalam kategori sangat tinggi sehingga mereka mampu dan
memiliki keinginan untuk meningkatkan hasil kerja individu demi
kepentingan perusahaan tanpa adanya permintaan secara langsung.
Para karyawan HR PT Newmont Nusa Tenggara juga
menempatkan sikap pada kategori sangat tinggi, hal ini
menunjukkan bahwa mereka telah mampu mengesampingkan
kepentingan pribadi untuk bekerja sama dengan baik secara tim
maupun rekan kerja. Keandalan juga mendapat tanggapan yang

sangat baik, dimana mereka telah mampu menyelesaikan pekerjaan


dengan cepat dan tepat dalam periode waktu yang telah ditetapkan
oleh pihak perusahaan.
2. Dengan Perspektif Proses Bisnis Internal
PTNNT membutuhkan biaya proses produksi yang cukup
tinggi serta tenaga yang tidak sedikit untuk menghasilkan sejumlah
kecil logam yang bisa dijual. Karena batu hijau yang merupakan
cebakan tembaga porfiri memiliki sedikit kandungan emas dan
perak, sehingga tidak bisa langsung digunakan. Logam yang
berharga tidak secara langsung dapat diperoleh, karena logam
tersebut bercampur dengan mineral lain yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Sehingga dibutuhkan proses pengolahan, pemisahan
mineral, dan pengambilan mineral yang dibutuhkan terlebih dahulu
agar dapat menghasilkan tembaga, emas, dan perak yang bisa
dijual. Cebakan porfiri diketahui hanya memiliki kadar yang
rendah. Di Batu Hijau, setiap ton bijih yang diolah hanya
menghasilkan 4,87 kilogram tembaga. Sedangkan rata-rata hasil
perolehan emas jauh lebih sedikit, yaitu hanya 0,37 gram dari
setiap ton bijih yang diolah.
3. Dengan Perspektif Konsumen
Dalam perspektif konsumen, PTNNT memiliki
predikat/pandangan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan :
a. Adanya aktivitas dan program yang mengarah kepada tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya,
seperti sentuhan program pada sektor kesehatan, pendidikan,
sosial budaya, infrastruktur, pengembangan usaha masyarakat
sampai kepada perhatian dan perlindungan terhadap hak-hak
karyawan yang telah memberikan manfaat cukup besar bagi
kesejahteraan masyarakat.

b. Bagi masyarakat lingkar tambang yang belum mendapat


perhatian yang optimal dan sungguh-sungguh, maka
perusahaan akan memberikan tanggung jawab sosial
perusahaan, seperti perlakuan dan perhatian kepada bahaya
limbah tailing, perlakuan dan perhatian pada reklamasi
kawasan yang rusak sebagai akibat dari proses dan aktivitas
penambangan, perlakuan dan perhatian pada pencemaran
sungai, mengembangkan potensi pariwisata di daerah tersebut,
serta memberikan solusi atas persoalan "Culture Shock" bagi
masyarakat lingkar tambang.
4. Dengan Perspektif Keuangan
Produksi tembaga PTNNT naik hingga 127% dari 48 juta
pon pada kuartal I/2014 menjadi 109 juta pon pada kuartal I/2015.
Begitu pula dengan produksi emas yang meroket 568,75% dari
16.000 ounces menjadi 109 ribu ounces. Pendapatan Newmont
Mining Corporation tercatat naik 11,1% dari US$ 1,8 miliar
menjadi US$ 2 miliar. Laba bersih juga ikut naik 82% dari US$
156 juta menjadi US$ 284 juta.
Dari data diatas, hal ini telah menunjukkan bahwa PTNNT
mengalami perkembangan yang pesat dalam usahanya, karena
terjadi kenaikan pendapatan yang cukup signifikan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Dari hasil balance scorecard, PTNNT merupakan perusahaan yang
berhasil di bidangnya, karena dilihat dari segi perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan karyawan, proses bisnis internal, dan konsumen,
PTNNT memiliki hasil yang baik dan memberikan dampak yang
positif bagi lingkungan di sekitarnya, serta PTNNT juga selalu
berusaha ingin membantu dan melakukan yang terbaik bagi
lingkungan dan masyakarat di sekitar daerah penambangan tersebut,
sehingga hal ini pun menunjang keberhasilannya dalam perspektif

keuangan, yakni pendapatan PTNNT semakin meningkat setiap


tahunnya. Keberhasilan PTNNT ini tidak hanya dilihat dari segi
keuangan saja, namun harus dilihat dari segi yang lain karena ada
faktor penunjang keberhasilan dibelakangnya yang turut memberikan
dampak positif bagi kesuksesan tersebut.
B. SISTEM UKURAN KINERJA
Sistem ukuran kinerja yang digunakan PTNNT tidak dapat
diketahui, karena terbatasnya informasi yang diberikan mengenai hal
tersebut. Tetapi, kelompok kami yakin bahwa di dalam perusahaan ini
tentu ada sistem pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan
kepada karyawannya. Karena perusahaan tentu ingin mengetahui
perkembangan dan kontribusi yang telah diberikan karyawan bagi
perusahaan. Hanya saja, pengukuran kinerja ini kebanyakan memang
merupakan rahasia pribadi perusahaan dan karyawan, sehingga tidak
mungkin untuk dipublikasikan ke umum.
Dari informasi yang kami dapatkan, kami juga berasumsi bahwa
PTNNT tidak memberikan dana penghargaan/apresiasi kepada
karyawannya, sehingga pihak Serikat Pekerja Nasional (SPN)
berencana untuk melakukan aksi mogok kerja pada bulan September
2016 ini. Akan tetapi hal ini batal dilaksanakan, karena pihak
Newmont bersedia melakukan negosiasi dan mengambil keputusan
untuk memberikan dana penghargaan/apresiasi, yakni dengan formula
(3 x BASIC + masa kerja x 750.000).
Walaupun sudah bersedia memberikan dana penghargaan, pihak
SPN tetap tidak mau menerima hal tersebut, sehingga masih
dibicarakan bagaimana keputusan mengenai dana
penghargaan/apresiasi bagi karyawan PTNNT ini.
C. PERUMUSAN STRATEGI
Visi, misi, nilai, dasar strategi, komitmen tim, dan strategi PTNNT :
Visi PTNNT :

Menjadi perusahaan tambang yang diakui dan disegani atas


keunggulan kinerja ekonomi, perlindungan lingkungan, dan tanggung
jawab sosial.
Misi PTNNT :
Mengubah sumber daya mineral menjadi nilai bersama untuk
pemangku kepentingan dan menjadi pemimpin di industri tambang
dengan memberi peningkatan nilai saham bagi pemegang saham,
terdepan di bidang keselamatan kerja, tanggung jawab sosial dan
perlindungan lingkungan.
Nilai PTNNT :
1. K3, yakni menjalankan program K3 dan kebugaran melalui upaya
identifikasi, penilaian, dan pengelolaan resiko dan menerapkan
perilaku yang aman di tempat kerja dan tempat tinggal guna
mewujudkan budaya Nihil Bahaya.
2. Integritas, yakni harus bertindak sesuai etika dan saling
menghormati sesama, adat, budaya dan hukum yang berlaku di
negara/provinsi/kabupaten tempat kita beroperasi.
3. Keberlanjutan, sebagai katalisator terhadap perkembangan
ekonomi daerah melalui upaya penjalinan dengan pemangku
kepentingan secara transparan, penuh penghormatan dan
bertanggungjawab atas pengelolaan lingkungan.
4. Inklusivitas, yakni menciptakan lingkungan kerja yang inklusif
yang memberikan peluang kepada karyawan untuk memberikan
sumbangsihnya, bekerjsama dengan perusahaan untuk
merealisasikan strategi/rencana kerja.
5. Tanggung Jawab, dengan mewujudkan komitmen, mewujudkan
kepemimpinan, dan berani mengungkapkan pendapat serta
berupaya mengubah status quo
Dasar Strategi PTNNT :
1. Karyawan, Sumber Daya yang Paling Berharga

PTNNT akan membangun budaya kerja yang menghormati


keberagaman, melibatkan karyawan, menumbuhkan kerja sama
dan inovasi, menghargai kinerja tinggi dan mengembangkan
pemimpin besar.
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Operasional
PTNNT akan menyusun rencana kerja yang wajar dan secara
konsisten mencapai atau melampaui rencana yang ditetapkan.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Proyek
PTNNT akan merampungkan proyek secara tepat waktu, sesuai
anggaran, dan lingkup proyek.
4. Peningkatan Cadangan dan Produksi
PTNNT akan meningkatkan cadangan dan produksi melalui
perpaduan antara eksplorasi, pengembangan cadangan, dan
akuisisi.
5. Pemanfaatan Lingkup dan Skala
PTNNT akan memanfaatkan keahlian global guna memperluas
operasi dengan mengembangkan cebakan besar atau kecil secara
efisien dan efektif.
6. Kekuatan dan Fleksibilitas Finansial
PTNNT akan mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas finansial.
Komitmen Tim PTNNT :
1. Harus selalu sepenuhnya jujur satu sama lain.
2. Harus mengutamakan kepentingan perusahaan dalam setiap
keputusan yang terkait dengan pekerjaan.
3. Harus mengumpulkan, menganalisis dan membahas fakta-fakta
yang sesuai agar dapat mengambil keputusan yang efektif dan
melaksanakan rencana-rencana yang telah disusun secara tepat
waktu.
4. Harus bersatu dan saling mendukung satu sama lain.
5. Harus mengambil risiko secara cerdas bersama-sama.
6. Harus membuat janji yang baik, yang bersifat terbuka, aktif, tulus,
eksplisit dan berdasar misi.
7. Harus memikul tanggung jawab bersama-sama.
8. Harus mendorong pemikiran yang beragam, kreatif, dan berani.
9. Harus mengangkat telepon dan berkomunikasi satu sama lain
secara berkala.

10. Harus saling menghormati dan menghargai kehidupan pribadi dan


keluarga.
Strategi PTNNT :
a. Mendampingi kelompok usaha produktif dan prospektif secara
intensif pada aspek tertentu.
b. Membangun partisipasi-kontribusi masyarakat dan sinergi program
dengan seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, LSM,
perguruan tinggi, swasta, dll.

D. PERENCANAAN STRATEGIK
1. Sasaran Strategi
Sasaran strategi di perusahaan ini pada aspek :
a. Administratif Manajerial
b. Teknis Operasional
c. Akses Permodalan - Finansial
d. Pemasaran Promosi
Salah satu wujud implementasi dari kebijakan TJS PTNNT
adalah program Pengembangan Masyarakat. Pengembangan
ekonomi merupakan satu dari lima bidang yang menjadi fokus
program. instrumen dan acuan dalam pelaksanaan program
pengembangan masyarakat setiap lima tahunan, baik untuk jangka
menengah maupun jangka panjang, supaya program yang
dilaksanakan relevan dengan kebutuhan dan sasaran yang akan
dicapai. PTNNT mengalokasikan anggaran setiap tahun guna
mendukung berbagai implementasi program tanggung jawab sosial
bagi pengembangan masyarakat, melalui Department Social
Responsibility & Gevernment Relations (SR&G).
2. Target
Bidang keselamatan kerja, pengelolaan lingkungan, dan tanggung
jawab sosial.

3. Inisiatif Strategi
Dalam hubungan dengan masyarakat, PT.NNT mencanangkan
konsep bertangga yang baik, sehingga hubungan yang terjadi
bukan saja sebatas hubungan formalitas antara perusahaan dengan
masyarakat, namun lebih mendalam keberadaan karyarawan
diarahkan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Dalam hal
ini perusahaan menganjurkan akan karyawan berbaur dengan
masyarakat setempat.
Secara keseluruhan NNT memiliki beraneka ragam CSR dan
aktivitas pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang tertuang di
dalam Rencana Strategis 2009-2013 terutama di Kecamatan
Maluk, Jereweh, dan Sekongkang baik di bidang kesehatan,
pendidikan, usaha ekonomi masyarakat, pertanian di masyarakat
hingga sosial agama dan budaya. Hal menarik yang menjadi dasar
pemikiran kenapa tulisan ini diberi judul mengintip? karena alokasi
waktu untuk melihat aktivitas CSR sendiri sangat singkat begitu
pula porsi waktu yang di berikan untuk berinteraksi dengan
masyarakat sekitar. Para peserta melakukan tur singkat ke daerahdaerah yang menjadi sasaran CSR atau pengembangan masyarakat
NNT antara lain ke daerah pariwisata Pantai Maluk yang spot-spot
wisata kuliner di sepanjang pantai dibantu kembangkan oleh NNT ,
menengok area konservasi tukik/ penyu laut yang didirikan NNT di
pantai Maluk untuk edukasi masyarakat dan daya tarik wisata,
mengunjungi sebuah Posyandu di Desa Mantun, melintas di Pasar
Maluk yang juga bantuan dari NNT, melakukan praktik mengajar
di SDN Benete Maluk yang mendapatkan bantuan unit komputer
dari NNT, Mengunjungi Bank Sampah Lakmus masih di desa
Lakmus, kredit mikro Yayasan Olat Parigi,tempat pertanian, usaha
kompos, dan biogas di Desa Benete, pertanian serta industri lidah
buaya dan beras merah di Desa Sekongkang Bawah, dan pabrik
pembuatan Batako binaan sebuah koperasi Kemuning di Desa

Kemuning kecamatan Sekongkang. Hebatnya semuanya situs CSR


ini dikunjungi dalam waktu satu setengah hari dari efektif 5 hari
penyelenggaraan Bootcamp.
Dari kacamata orang awam secara sekilas sudah banyak sekali
CSR yang di lakukan oleh Newmont, terlebih lagi peserta
Bootcamp bisa dibilang belum mengunjungi seluruh aktifitas
pengembangan masyarakat tetapi jika diamati lebih lanjut, masih
banyak isu yang dihadapi terutama terkait dengan sustainability.
Untuk kredit mikro Yayasan Olat Parigi misalnya, kredit diberikan
kepada masyarakat dengan bunga 0% dengan konsekuensi yang
tidak terlalu tegas membuat seringkali ada kredit macet,
bermasalah, dan meragukan. Di bidang pertanian, walaupun NNT
sudah membuat bendungan dan membina petani serta meyakinkan
bahwa kini dengan pola irigasi petani binaan sudah dapat panen
tiga kali dalam satu tahun,masih dijumpai masyarakat yang
mengaku tetap panen setahun sekali, transfer teknologi tentang
teknik biopori yang dilakukan NNT juga belum disosialisasikan
merata kepada masyarakat sehingga petani setempat tergantung
untuk meminta bibit dari tempat pertanian dan pembibitan NNT
begitu pula Dalam menghasilkan kompos dan biogas, NNT belum
dapat menampung biogas tersebut dan menggalang peternakan
masyarakat untuk menghasilkan lebih banyak biogas meskipun
tampaknya sudah ada rencana demikian.
Hal serupa juga ditemui di daerah pertanian dan industri lidah
buaya, pihak manajemen mengaku belum melakukan transfer
teknologi ke masyarakat setempat tentang pembuatan minuman
olahan dari lidah buaya walaupun sudah ada rencana untuk
mengembalikan sepenuhnya manajemen industri tersebut kepada
masyarakat. Beberapa masyarakat juga mengeluhkan bantuan
Newmont yang tidak tepat sasaran serta adanya kesenjangan sosial
antara masyarakat dan para pekerja tambang dengan masyarakat

lainnya. Kendati begitu ada pula inisiatif NNT yang sudah


mencerminkan konsep CSR yang berkelanjutan seperti pabrik
batako yang dikembangkan oleh Koperasi Kemuning dimana NNT
membantu koperasi membuat pabrik batako kemudian koperasi
menjualnya kepada masyarakat dan juga pemasok tetap NNT.
Alangkah baiknya jika ke depan NNT terus melakukan inovasi
dan menggiatkan sosialisasi dan peran serta masyarakat dalam
upayanya menegakkan kerjasama publik dan swasta atau biasa
disebut dengan PPP (public-private partnership). Selain itu penting
untuk terus membuat CSR organik dalam artian seluruh aktifitas
pemangku kepentingan, instrumen dan strategi tercipta secara
organik bukan hasil rekayasa dan manipulasi atas dasar
kepentingan beberapa pihak oleh karena itu kredibilitas dan
legitimasi harus dipegang teguh dalam praktik CSR terutama untuk
memaksimalkan keuntungan, kesejahteraan masyarakat, dan
kelestarian lingkungan (profit, people, planet). Hal ini selayaknya
juga menjadi perhatian utama dari industri tambang secara
keseluruhan terlebih lagi karena setiap usaha tambang pasti
memiliki jangka waktu produksi yang terbatas oleh karena itu
wujud nyata CSR yang berkelanjutan juga sangat terkait dengan
pembentukan kemandirian masyarakat di bidang ekonomi, sosial,
budaya dan kelestarian lingkungan setelah penutupan tambang.
E. PENYUSUNAN PROGRAM
PTNNT telah menerapkan dan melaksanakan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai bagian dari operasi perusahaan,
meletakkan visi; menjadi perusahaan tambang yang paling dihargai
dan dihormati melalui kepemimpinan di bidang keselamatan kerja,
pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab sosial. Menempatkan
aspek tanggung jawab sosial sebagai bagian penting dalam kinerja
perusahaan, diwujudkan dengan membangun hubungan kemitraan

yang sejajar, berdasarkan atas kepercayaan yang mengedepankan nilainilai profesional, serta nilai tambah bagi masyarakat sekitar tambang.
Dalam mendukung dan mewujudkan visi tanggung jawab sosial,
PTNNT telah merumuskan Rencana Strategis (Renstra) pertama kali
pada tahun 2004, dipergunakan sebagai instrumen dan acuan dalam
pelaksanaan program pengembangan masyarakat setiap lima tahunan,
baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, supaya program
yang dilaksanakan relevan dengan kebutuhan dan sasaran yang akan
dicapai. PTNNT mengalokasikan anggaran setiap tahun guna
mendukung berbagai implementasi program tanggung jawab sosial
bagi pengembangan masyarakat, melalui Department Social
Responsibility & Gevernment Relations (SR&G). Dalam mewujudkan
komitmen tanggung jawab sosial, Department SR&G menetapkan visi
bagi pengembangan masyarakat sebagai Masyarakat yang sehat,
cerdas, mandiri, sejahtera dan religious, dan akan dicapai melalui
lima bidang utama yaitu: (1) Bidang Kesehatan, (2) Bidang
Pendidikan, (3) Bidang Ekonomi Masyarakat, (4) Bidang Pertanian
dan Pariwisata, dan (5) Bidang Sosial Budaya dan Agama, termasuk di
dalamnya peningkatan infrastruktur untuk seluruh bidang. Selanjutnya
merumuskan misi, pada bidang pendidikan adalah: Meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia cerdas dan produktif, dengan sasaran
yang ingin dicapai Terwujudnya kapasitas masyarakat yang terampil,
berpendidikan, kompetititf dan berbudi pekerti.
Berdasarkan hasil kajian, tergambar bahwa dalam proses
penyusunan Renstra, PTNNT telah melibatkan perwakilan masyarakat
dan pemerintah melalui konsultasi publik, namun pada hasil akhir,
ditemukan bahwa program yang tercantum di dalam Renstra tidak
disosialisasikan dengan baik ke tengah masyarakat, sebagian besar
menyatakan tidak mengetahui rencana maupun substansi Renstra, akan
tetapi hanya mengetahui tentang program pengembangan masyarakat
dari apa yang dilihat langsung di lapangan, atau pada saat program

berjalan, karena tidak adanya laporan dalam bentuk lisan maupun


tulisan atau pemberian informasi mengenai rencana program di desa,
dan hanya pemerintah desa yang menyatakan selalu dilibatkan dalam
program pengembangan masyarakat yang dilakukan. Terkait kegiatan
peningkatan produktivitas dan keterampilan masyarakat yang
dilakukan oleh PTNNT, bahwa kegiatan tersebut belum dapat
dikatakan berhasil dalam mencapai sasaran dan tujuan pokok yang
ditetapkan, sehingga masih dibutuhkan komitmen kuat dari PTNNT
melalui pelaksanaan kegiatan yang lebih intensif dan berlanjut dalam
memenuhi aspek pelatihan keterampilan, penciptaan peluang kerja,
produktivitas, maupun kemandirian masyarakat. Pelaksanaan kegiatan,
masih terindikasi persoalan pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan
pada hasil akhir kegiatan, sehingga kegiatan peningkatan produktivitas
dan keterampilan masyarakat, belum tercapai sesuai indikator yang
ditetapkan, serta belum dapat secara optimal memenuhi aspirasi dan
kebutuhan masyarakat setempat.
Pelaksanaan kegiatan seharusnya dapat dilakukan secara optimal
jika melihat faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan kegiatan,
seperti adanya komitmen CSR PTNNT, dukungan pendanaan,
dukungan staf SR, lembaga mitra, sarana dan prasarana, serta
dukungan pemerintah terkait. Meskipun tidak bisa dipungkiri pada
persoalan hambatan yang dihadapi di masyarakat maupun di internal
PTNNT itu sendiri, seperti persoalan over budget, keterlambatan
implementasi, perubahan kebijakan, serta hambatan pada tingkat pola
pikir masyarakat, kurangnya SDM, tuntutan peluang berusaha dan
kesempatan kerja yang terus meningkat, karena masih kuatnya
persepsi masyarakat bahwa bekerja di PTNNT mendatangkan
penghasilan yang relatif baik, disamping manfaat psikologis berupa
peningkatan status sosial.
Perancangan strategi aksi dilakukan secara partisipatif melalui
forum FGD, dan menghasilkan rekomendasi kepada PTNNT untuk
melakukan penyusunan ulang program pengembangan masyarakat

dalam Renstra, dengan melibatkan partisipasi aktif pemangku


kepentingan pada setiap tahapan proses, termasuk proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, maupun monitoring evaluasi program.
Membentuk forum kelembagaan CSR yang terintegrasi dari multi
stakeholders mulai aras Dusun, Desa, Kecamatan, Kabupaten, sampai
Provinsi, dengan keterlibatan aktif PTNNT menggerakan keikutsertaan
kontraktor yang berada dalam wilayah kerja pertambangan, serta peran
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam menggerakkan Dinas
Instansi terkait. Forum kelembagaan CSR dibentuk sebagai wadah
kelembagaan yang memiliki peran penting sebagai pusat kegiatan
pengembangan masyarakat, diharapkan mampu mengakomodir
kebutuhan dan potensi masyarakat setempat, melalui kegiatan
pengembangan yang sinergis dengan arah kebijakan pembangunan
Pemerintah, sehingga mencapai keberhasilan kegiatan pengembangan
masyarakat secara optimal.
Program aksi disusun sebagai kegiatan untuk meningkatkan
produktivitas dan keterampilan masyarakat di Desa Benete adalah: (1)
Pendidikan pelatihan peningkatan skiil pencari kerja, (2) Pendidikan
pelatihan pengembangan usaha mandiri, (3) Pengembangan usaha
produktif pertanian dan perikanan, serta (4) Peningkatan pelayanan
informasi forum CSR, yang akan berperan dalam informasi berbagai
rencana program, melakukan sosialisasi, seleksi peserta, informasi
pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi, pengawasan,
pendampingan serta integrasi informasi, koordinasi maupun sebagai
forum diskusi.
F. PENYUSUNAN ANGGARAN

Tabel 1 Perbandingan dana CSR dan Laba

Tabel di atas membuktikan bahwa komitmen CSR sebagai bagian


dari pengelolaan bisnis secara menyeluruh terimplementasi dengan
baik. Hal tersebut terbukti pada tahun 2012 anggaran CSR sebesar
382,078 Milyar sedangkan laba hanya 61 Milyar. Komitmen yang
sama juga diterapkan pada anggaran 2013. Pada tahun 2013
diprediksikan bahwa PTNNT mengalami kerugian sebesar 19 milyar.
Namun demikian budget CSR pada tahun 2013 ditetapkan sebesar 267
milyar. Komposisi anggaran CSR terdiri dari 84 % program dan 16%
operasional/overheat.

Tabel 2 Anggaran CSR tahun 2009 2013

Sumber anggaran CSR selama lima tahun berasal dari dua pos
yakni anggaran rutin dan anngaran tambahan (additional fund).
PTNNT memberikan alokasi anggaran senilai US$ 38 juta untuk
akselerasi pengembangan masyarakat di wilayah Provinsi, Kabupaten
Sumbawa, dan Kabupaten Sumbawa Barat.
Secara umum, alokasi penganggaran CSR dibagi dalam tiga
karegori yakni, charity/donasi, infrastruktur serta capacity building dan

empowerment. Akumulasi selama lima tahun terakhir 2009-2013,


infrastruktur masih menyedot anggaran terbesar yakni 60%.
Sedangkan empowerment sebesar 25%, dan charity sebesar 15%.
Dalam perspektif pemberdayaan, distribusi anggaran ini belum ideal.
Dominasi masih dalam pembangunan infrastruktur. Padahal makna
pemberdayaan tidak sekedar monument fisik, melainkan lebih
ditekankan pada monumen sosial.

Tabel 3 Distribusi Anggaran CSR tahun 2009 - 2013

Prinsip pemberdayaan sebagai monument social ini penting untuk


keberlanjutan penghidupan masyarakat di masa mendatang. PTNNT
melakukan kegiatan eksplorasi sumberdaya alam yang tidak
terbaharukan. Oleh sebab itu, untuk memastikan keberlanjutan
pengidupan masyarakat dibutuhkan program-program yang
menumbuhkan aktivitas ekonomi yang berkelanjutan.
PTNNT menyadari bahwa distribusi anggaran ini belum
mendukung prinsip keberlanjutan yang menjadi arah kebijakan
pengembangan masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat masih
cenderung melihat program yang terlihat/fisik. Selain itu, hal ini juga
terjadi karena situasi politik local. Kabupaten Sumbawa Barat
merupakan salah satu kabupaten pemekaran. Oleh sebab itu, kebutuhan
infrastruktur public masih dominan.

Faktor-faktor eksternal tersebut akan terus dikelola untuk


mendukung program pengembangan masyarakat yang sesuai dengan
prinsip pengidupan berkelanjutan. Hal ini terbukti dengan menurunya
trend program infrastruktur dan charity. Di sisi lain meningkatnya
program-program yang bersifat capacity building dan empowerment.

G. IMPLEMENTASI
Dalam menjalankan rencana strategisnya, PTNNT melakukan
publikasi-publikasi sejalan dengan kegiatan operasionalnya untuk
meninggalkan track record bagi pemegang kepentingan, yang juga
merupakan bagian dari perencanaan strategik perusahaannya.
Publikasi dari implementasi operasional Newmont Indonesia dapat
ditemukan di https://www.ptnnt.co.id/id/pusat-media.aspx , Suara Batu
Hijau (SBH).
Berikut salah satu kutipan berita tentang Newmont :
01/07/2016 07:56 WIB
JAKARTA PT Medco Energi International Tbk., lini bisnis energi
dan pertambangan milik Arifin Panigoro resmi menguasai saham PT
Newmont Nusa Tenggara dengan nilai transaksi US$2,6 miliar.
Perseroan itu mengandalkan pinjaman dalam negeri dan luar negeri
untuk pembelian itu.
Sementara itu, President and Chief Executive Officer Newmont
Mining Corporation Gary Goldberd menjelaskan, penjualan asetnya di
Indonesia bertujuan untuk mengurangi utang sekaligus mendanai
proyek-proyek lainnya yang dianggap lebih menguntungkan.
Menjual saham kami di PTNNT dengan nilai wajar sejalan dengan
prioritas strategis kami dalam menurunkan utang, mendanai proyek

dengan margin tertinggi, dan menciptakan nilai bagi pemegang


saham, ujarnya.
Newmont Mining Corporation sendiri menjual 48,5% kepemilikan di
PTNNT kepada AMI dengan nilai US$1,3 miliar. Transaksi penjualan
sahamnya diharapkan selesai pada kuartal III setelah mendapatkan
seluruh persetujuan yang dibutuhkan, termasuk dari Pemerintah
Indonesia
Newmont Mining Corporation terus memperkuat neraca keuangannya
selama 3 tahun terakhir dengan menghasilkan US$1,9 miliar pada
penjualan aset non-inti sekaligus menurunkan utang bersih sebesar
37% sejak 2013.
H. MONITORING
Newmont melakukan evaluasi berjangka yang dipublikasikan per
tahun melalui website resminya
http://sustainabilityreport.newmont.com/2015/ (Newmont
International, mencakup evaluasi keseluruhan dari seluruh cabangcabangnya).
Evaluasi ini berisi informasi mengenai perubaha-perubahan atau
perkembangan dalam kegiatan operasional Newmont tiap periode, dan
mencakup keseluruhan bidang yang terkait dengan Newmont baik
secara langsung maupun tidak langsung, seperti evaluasi kinerja
terhadap lingkungan, ketersediaan atau sisa aset dalam tambang,
kegiatan-kegiatan CSR, hingga usaha-usaha Newmont dalam
melestarikan lingkungan serta menjaga Corporate Sustainability.
Berikut sedikit penjelasan mengenai publikasi evaluasi Newmont yang
dapat ditemukan di website Newmont International :
We prepared our 2015 global sustainability report in accordance
with the Global Reporting Initiative (GRI) G4 Core option guidelines,
including the Mining and Metals Sector Supplement. Bureau Veritas

North America Inc. assured this report, and Ernst & Young LLP
audited the financial data reported in Newmonts 2015 10-K report.
Unless noted otherwise, this report covers sustainability matters
related to the following significant locations of operation:

Boddington, Kalgoorlie Consolidated Gold Mines (KCGM) and


Tanami in Australia;

Ahafo and Akyem in Ghana;

Batu Hijau in Indonesia;

Yanacocha in Peru; and

The Carlin, Phoenix and Twin Creeks operating complexes in


Nevada.
Exploration activities, projects and closed sites are included in the

report when they are material and provide context. Due to the reduced
personnel and system resources allocated during the exploration and
closure stages, the data and results are less comparable to those of
operating sites.
Assets divested or acquired during the year, as well as nonmanaged joint ventures, are not covered in this report. Newmont
reports data for KCGM a joint venture that is 50 percent owned by
Newmont and 50 percent owned by Barrick Gold Corporation and
managed by KCGM in all sections except the Our People section.
Footnotes to this effect are included for greater transparency. With
Newmont assuming management oversight of KCGM in mid-2015, we
will begin reporting KCGM data for all sections going forward.
Our Yanacocha operation in Peru and our Asia Pacific region
publish annual sustainability reports in line with the GRI guidelines.
Our Asia Pacific region's report covers our performance in Australia
and supports our membership in and signatory commitment to the
Minerals Council of Australia. In addition, the Asociacion Los Andes
de Cajamarca (ALAC) Yanacocha's foundation in Peru and
theNewmont Ahafo Development Foundation (NADeF) and Newmont

Akyem Development Foundation (NAkDeF) in Ghana provide annual


updates on programs that support sustainable development in their
respective regions.

2.2

KASUS YANG PERNAH DIHADAPI NEWMONT


MEDCO BELUM SAH JADI PEMEGANG SAHAM BARU
NEWMONT
18 Jul 2016, 15:27 WIB
Bambang menilai, pencaplokan saham tersebut belum sah lantaran
Newmont dan Medco harus melaporkan hal tersebut dan mendapat
persetujuan pemerintah.
"Mereka harus mendapatkan persetujuan pemerintah kemudian baru sah
sebagai pemegang saham baru," ujar Bambang.
PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco Energi) mengakuisisi saham
PT Amman Mineral Internasional (AMI) yang mengendalikan 82,2 persen
dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$ 2,6 miliar atau
mencapai Rp 34,27 triliun (asumsi kurs Rp 13.180 per dolar Amerika
Serikat).
Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro menuturkan, kesepakatan
tersebut merupakan transaksi structured finance terbesar di Asia Tenggara
pada 2016. Ia menuturkan, transaksi ini secara langsung memberikan nilai
tambah strategis terhadap Medco Energi mengingat operasi NNT yang
berskala dunia.
Medco Energi Group dan AP Investment bekerja sama mengakuisisi
saham di AMI dengan dukungan dari tiga bank BUMN yaitu Bank
Mandiri, BNI dan BRI dengan struktur transaksi berkelas dunia dan unik
bagi perbankan Indonesia.

"Saya bangga menyaksikan dan belajar langsung dari bankir-bankir terbaik


Indonesia. Struktur transaksi berkelas dunia yang diterapkan tiga bank
BUMN di sini diharapkan dapat menciptakan lebih banyak transaksi yang
sama strategis di kemudian hari," tutur Hilmi. (Pew/Ahm)

IZIN EKSPOR KONSENTRAT TEMBAGA NEWMONT HABIS


20 Mei 2016
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, izin
ekspor konsentrat tembaga PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) selama
enam bulan telah berakhir 20 Mei 2016, dengan begitu per hari ini ekspor
dihentikan.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang
Gatot mengatakan, sampai habisnya batas waktu izin ekspor, perusahaan
asal Amerika Serikat tersebut belum memenuhi syarat izin ekspor
konsentrat tembaga. "Pokoknya belum memenuhi syarat," kata Bambang,
di Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Bambang mengungkapkan, jika syarat tersebut telah memenuhi, maka
Kementerian ESDM akan memberikan rekomendasi izin ekspor yang akan
diteruskan ke Kementerian Perdagangan guna mendapat izin ekspor.
Namun Bambang tidak menyebutkan syarat tersebut.
"Seperti biasanya, kalau tidak memenuhi syarat ya belum, sampai dia
memenuhi syarat, tutur Bambang.
Bambang menuturkan, saat ini instansinya sedang mengevaluasi syarat
tersebut, Namun, dia belum bisa memastikan batas waktu penyelesaian
evaluasi syarat tersebut. Jika, evaluasi syarat telah rampung hari ini,
kemungkinan rekomendasi bisa dikeluarkan.
"Kalau evaluasi hari ini selesai, bisa keluar, ya hari ini bisa keluar, tapi
kalau belum ya besok Senin," tutur Bambang.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2016 tentang Tata


Cara dan Persyaratan Pemberian Rekomendasi Pelaksanaan Penjualan
Mineral Ke Luar Negeri Hasil Pengolahan dan Pemurnian pengajuan
perpanjangan izin paling cepat 45 hari dan paling lambat 30 hari sebelum
masa berlaku ekspor berakhir dan batas waktu evaluasi kelengkapan
persyaratan selama 20 hari sejak diajukan.
Salah satu syarat perpanjangan izin ekspor konsentrat berdasarkan
kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral
(smelter). (Pew/Ahm)
PELEPASAN SAHAM NEWMONT HARUS IKUTIN ATURAN
DIVESTASI
06 Apr 2016
Perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus
diikutsertakan dalam kepemilikan saham PT Newmont Nusa Tenggara
(NNT) yang akan dilepas ke pengusaha nasional Arifin Panigoro agar
tidak menyalahi konstitusi.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan
Batubara mengatakan, jika sebuah perusahaan tambang pemegang
Kontrak Karya (KK) ingin melepas sahamnya, maka harus mengikuti
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 mengenai
divestasi.
Aturan itu menetapkan skema pelepasan saham harus diutamakan
pemerintah pusat, BUMN, pemerintah daerah kemudian baru pihak
swasta.
"Jadi kalau divestasi skema sudah ada di skema Kontrak Karya," kata
Marwan, di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Marwan melanjutkan, seharusnya pemerintah ikut berperan dalam
pelepasan saham perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, agar BUMN
ikut memiliki saham tersebut. Dengan begitu negara hadir dalam
mengelola sumber sumber daya alam.

"Pemerintah itu mestinya punya inisiatif untuk bagaimana sumber


kekayaan negara melalui BUMN. Bersama dengan Medco ini, pemerintah
seharusnya BUMN memiliki saham," ujar dia Marwan.
Marwan menuturkan, meski melibatkan pihak swasta, BUMN juga harus
memiliki saham mayoritas, dengan begitu sesuai konstitusi Undangundang Dasar 1945 Pasal 33, yang menyatakan bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.
"Meski swasta, harusnya BUMN yang jadi mayoritas. Ini menyangkut
konstitusi negara menguasai melalui BUMN, bisa menggunakan BUMN
holding itu. Harusnya itu yang dilakukan," tutur Marwan.
Pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Arifin Panigoro
bersiap untuk mengakuisisi saham Perusahaan tambang asal Amerika
Serikat, PT Newmont Nusa Tenggara.
Dalam waktu dekat Arifin mengaku bakal segera mengumumkan
pernyataan resminya terkait rencana pembelian saham perusahaan
tambang tembaga dan emas yang berada di Nusa Tenggara Barat tersebut.
Arifin menyebut akan membeli seluruh saham Newmont melalui Medco
Energi, perusahaan minyak dan gas (migas) nasional miliknya. Namun dia
tidak menyebut secara pasti, berapa nilai dana yang bakal dikeluarkan
perusahaan untuk mencaplok Newmont.
Arifin masih menutup rapat informasi terkait hal ini. Namun yang pasti,
dia mengatakan tengah mempersiapkan pernyataan resmi mengenai
akuisisi ini.
"Tunggu pengumumannya pokoknya diambil alih seluruhnya. Ya
diretrukturisasi semua. Tenang saja tidak lama lagi (diumumkan). Saya
kira minggu ini," tutur dia. (Pew/Ahm)

BAB III
PENUTUPAN
3.1.

KESIMPULAN
PTNNT dalam menjalankan perusahaannya yang besar, tentu harus
mempunyai pengendalian dan pengaturan yang tepat. Oleh karena itu,
dibutuhkan sistem pengendalian manajemen yang baik dalam PTNNT.
Perusahaan ini telah mendapatkan nilai yang baik dalam perspektif
keuangan, konsumen, pembelajaran dan perkembangan karyawan. Pada
tahun ini, PTNNT mengalami beberapa kasus yang berkaitan dengan
penyelesaian divestasi saham antara Pemerintah Indonesia dan PT.
Newmont Nusa Tenggara, kepemilikan saham perusahaan, dan izin
ekspor konsentrat.

3.2.

SARAN
Dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran bagi pemerintah dan PTNNT,
yaitu Pemerintah Indonesia lebih tegas terhadap pemodal-pemodal asing
yang melakukan investasi di Indonesia terutama di sektor tambang yang
merupakan sektor yang mempengaruhi hajat masyarakat banyak serta
menindaklanjuti jangan sampai kedepannya terjadi kasus serupa yang
dapat merugikan bangsa Indonesia. PT. Newmont Nusa Tenggara
diharapkan kedepannya menjalankan pertambangan di Indonesia sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak karya serta melaksanakan kewajibankewajibannya sesuai yang telah diatur dalam kontrak karya. Kasus
Newmont timbul karena kegagalan perencanaan strategic dalam

meramalkan kemungkinan perubahan lingkungan di masa depan,


Newmont sebaiknya mengambil pelajaran dari apa yang sudah pernah
terjadi untuk menggambarkan target atau tujuan yang selaras dengan alur
lingkungan disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://kabarntb.com/obrak-abrik-soal-formula-uang-apresiasi-newmont/
http://bisnis.liputan6.com/read/2555360/medco-belum-sah-jadi-pemegang-sahambaru-newmont
http://bisnis.liputan6.com/read/2511869/izin-ekspor-konsentrat-tembaganewmont-habis
http://bisnis.liputan6.com/read/2477031/pelepasan-saham-newmont-harus-ikutiaturan-divestasi
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78928
http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/131228121253PT.%20Newmont%20Nusa
%20Tenggara.pdf
https://www.ptnnt.co.id/id/pusat-media.aspx
http://koran.bisnis.com/read/20160701/430/563112/agus-arifin-kuasai-newmont
http://sustainabilityreport.newmont.com/2015/
http://www.cumilebay.com/2012/05/newmont-nusa-tenggara.html
http://ptnewmontnusatenggara.blogspot.co.id/2011/06/normal-0-false-false-falseen-us-x-none.html?m=1
https://www.ptnnt.co.id/id/Default.aspx
https://www.ptnnt.co.id/id/visi-dan-misi.aspx
https://www.ptnnt.co.id/id/fokus-kami.aspx
http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/viewFile/1086/803

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/14335/resume/pengaruhimbalan-ekstrinsik-terhadap-kinerja-karyawan-divisi-human-resource-ptnewmont-nusa-tenggara-batu-hijau-sumbawa-barat-tahun-2011.pdf
http://www.ptnnt.co.id/id/operasional.aspx
http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-71054.pdf
http://industri.bisnis.com/read/20150427/44/427402/produksi-tembaga-dan-emasnewmont-melonjak

Anda mungkin juga menyukai