Anda di halaman 1dari 15

Kasus 3

Topik: Kejang Demam


Tanggal (kasus): Tanggal (presentasi):

Presenter
: dr. Yayang Yusza
Pembimbing : dr. Elvina Yulianty Sp.A
Pendamping : dr. Husnaina Febrita

Tempat Presentasi : Obyektif Presentasi:


Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Neonatus

Bayi

Anak

Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi : Kejang setengah jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang seluruh tubuh dan mata mendelik. Setelah kejang OS lemas dan
tertidur. Kejang diawali dengan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk kering, muntah (+) 2x berisi
makanan, BAB cair(+) Frek 5x Ampas (+), Lendir (-), darah (-).
Tujuan:
o Mampu mendiagnosis dan memberikan terapi pada kasus Kejang Demam
o Mampu memberikan edukasi kepada pasien yang mengalami kasus
Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Kasus
E-mail

Audit
Pos

Data pasien:
Nama: An.M
Nomor Registrasi: 108184
Nama klinik: RSUD Sabang
Telp: Terdaftar sejak: 31 Agustus 2016
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / gambaran klinis : pasien datang dengan keluhan demam hari ke -3. Demam tinggi dan naik turun. Demam turun tetapi tidak
1

mencapai suhu normal.Demam hanya turun bila diberi obat penurun panas dan demam pun hanya turun sebentar. Mual (+), muntah (-),
2.
3.
4.
5.
6.
7.

batuk dan pilek (-)


Riwayat Pengobatan: sanmol drop 3x1 ml
Riwayat Kesehatan/ penyakit:Pasien belum pernah mengalami DBD sebelumnya, kejang (-)
Riwayat keluarga:Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama..
Riwayat pekerjaan: Lain-lain
: Di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien, banyak tempat penampungan air yang terbuka
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran
: Compos mentis
BB
:12 kg
PB
:89 cm
Vital sign:
TD : N
: 120kali/menit
RR : 24 kali/ menit
T
: 38,8oC
Mata
: konjunctiva inferior pucat (-/-)
sklera ikterik (-/-)
THM

: Tampak gigi ada yang baru akan tumbuh

Leher

: Dalam batas normal

Thorax:
pulmo :

I : simetris, bentuk normal, retraksi interkostal (-/-)


P : pergerakan dinding dada simetris, Stem Fremitus dekstra dan sinistra normal
P : sonor pada semua lapangan paru
A : Vesikuler (+/+) pada seluruh parenkim paru , Ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Cor

I : Ictus cordis tidak terlihat


2

P : Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm lateral linea midclavicula Sinistra


P : Batas atas

: ICS III mid clavicula sinistra

Batas kanan : Linea parasternalis dekstra


Batas Kiri

: ICS V 2 cm linea mid clavicula sinistra

A : HR x/menit, regular, bising (-), BJ I > BJ II


Abdomen : soepel, peristaltik (+) normal, nyeri tekan (-), Hepar/Lien/Renal tidak teraba,
Extremitas: Superior dan Inferior : Petechee (+/+), pucat dan dingin (-/-), akral hangat (+/+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
TANGGAL
Demam hari ke
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
Trombosit

26/8/2016
3
11,8
4,53
1,7
33,9
101

27/8/2016
4
11,6
4,52
1,8
33,3
76

28/8/2016
5
11,8
4,50
1,8
33,4
156

29/8/2016
6
11,9
4,51
1,8
33,5
176

DIAGNOSA KERJA
Demam Berdarah Dengue Grade II

PLANNING
-

Obsevasi vital sign, petechie dan perdarahan spontan


Periksa darah rutin/24 jam

PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 40 tts/menit (mikro)
- Inj ranitidine 1/4 amp/12 jam
- Inj. Norages 100 mg / 8 jam (Bila T >38,50C)
- Fasidol drop 3 x 1 ml
- Candistatin drop 3 x 1 ml
- Domperidon 3x1/2 cth
- Cetirizin 1/4 + Trilac 1/4+ Vit B6 1/4 + Vit C 1/4 (3 x 1)
PROGNOSIS

Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam

RAWATAN PASIEN DI RUANGAN


27 Agustus 2016

S/ demam hari ke 4
O/ Vs TD : N : 120kali/menit
RR : 24 kali/menit
T : 38.2oC
Mata : Conjunctiva inferior pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
THM dan Leher : Tampak gigi akan tumbuh
4

Thorax : Pulmo : simetris, pergerakan dinding dada simetris, sonor, Vesikuler,


Rh (-/-), wh (-/-)
Cor

: BJ I > BJ II, bising (-)

Abdomen : H/L/R tidak teraba, peristaltik dbn


Extremitas superior/inferior : petechee (-/-), akral hangat.
A/ Demam Berdarah Dengue grade II
P/ IVFD RL 40 tts/menit (mikro)
Inj ranitidin 1/4 amp/12 jam

Inj. Norages 100 mg / 8 jam (Bila T >38,50C)


Fasidol drop 3 x 1 ml
Candistatin drop 3 x 1 ml
Domperidon 3x1/2 cth
27 Agustus 2016

Cetirizin 1/4 + Trilac 1/4 + Vit B6 1/4 + Vit C 1/4 (3 x 1)


S/ demam hari ke 5
O/ Vs TD : N : 86 kali/menit
RR : 20 kali/menit
T : 37,1.oC
Mata : Conjunctiva inferior pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
THM : Tampak gigi akan tumbuh
Leher : dbn
5

Thorax : Pulmo : simetris, pergerakan dinding dada simetris, sonor, Vesikuler,


Rh (-/-), wh (-/-)
Cor

: BJ I > BJ II, bising (-)

Abdomen : H/L/R tidak teraba, peristaltik dbn


Extremitas superior/inferior : petechee (-/-), akral hangat.
A/

Demam Berdarah Dengue grade II

P/

IVFD RL 40 tts/menit (mikro)


Inj ranitidin 1/4 amp/12 jam
Inj. Norages 120 mg / 8 jam (Bila T >38,50C)
Fasidol drop 3 x 1 ml
Candistatin drop 3 x 1 ml
Domperidon 3x1/2 cth

28 Agustus 2016

Cetirizin 1/4 + Trilac 1/4 + Vit B6 1/4 + Vit C 1/4 (3 x 1)


S/ Demam hari ke 6
O/ Vs TD : N : 120 kali/menit
RR : 24 kali/menit
T : 37,8 oC
Mata : Conjunctiva inferior pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
THM : Tampak gigi akan tumbuh
Leher : dbn
Thorax : Pulmo : simetris, pergerakan dinding dada simetris, sonor, Vesikuler,
6

Rh (-/-), wh (-/-)
Cor

: BJ I > BJ II, bising (-)

Abdomen : H/L/R tidak teraba, peristaltik dbn


Extremitas superior/inferior : petechee (-/-), akral hangat.
A/ Demam Berdarah Dengue grade II
P/ IVFD RL 40 tts/menit (mikro)
Inj ranitidin 1/4 amp/12 jam
Inj. Norages 100 mg / 8 jam (Bila T >38,50C)
Fasidol drop 3 x 1 ml
Candistatin drop 3 x 1 ml
Domperidon 3x1/2 cth
Cetirizin 1/4 + Trilac 1/4 + Vit B6 1/4 + Vit C 1/4 (3 x 1)

29 Agustus 2016

S/ Demam hari ke 7
O/ Vs TD : N : 120 kali/menit
RR : 24 kali/menit
T : 36,8oC
Mata : Conjunctiva inferior pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
THM : Tampak gigi akan tumbuh
7

Leher : dbn
Thorax : Pulmo : simetris, pergerakan dinding dada simetris, sonor, Vesikuler,
Rh (-/-), wh (-/-)
Cor

: BJ I > BJ II, bising (-)

Abdomen : H/L/R tidak teraba, peristaltik dbn


Extremitas superior/inferior : petechee (-/-), akral hangat.
A/ Demam Berdarah Dengue grade II
P/

Aff infus
Fasidol drop 3 x 1 ml
Candistatin drop 3 x 1 ml
Domperidon 3x1/2 cth
Cetirizin 1/4 + Trilac 1/4 + Vit B6 1/4 + Vit C 1/4 (3 x 1)

DAFTAR PUSTAKA:
1) Suhendro dkk. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, Juni 2006. Hal. 1731-5.
2) Hadinegoro S.R.H, Soegijanto S, dkk. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.. Edisi 3. Jakarta. 2004.
3) Sungkar S. Demam Berdarah Dengue. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ikatan Dokter Indonesia. Yayasan Penerbitan Ikatan
Dokter Indonesia. Jakarta, Agustus 2002.
4) Gubler D.J. Dengue and Dengue

Hemorrhagic

Fever.

PubMed

Central

Journal

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1508601. Diakses pada: 2016, Agustus 29.


5) World
Health
Organization.
Dengue
and
dengue
haemorrhagic
fever.

List.

Terdapat

di:

Terdapat

di:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/htm. Diakses pada: 2016, Agustus 29.


Hasil pembelajaran:
8

1.
2.
3.
4.
5.

Definisi dan Etiologi demam berdarah dengue


Patofisiologi
Gejala klinis DD dan DBD
Tatalaksana DD dan tatalaksana komplikasi DD
Pencegahan serta edukasi

Rangkuman
1. SUBJEKTIF:
Diagnosis / gambaran klinis : pasien datang dengan keluhan demam hari ke -3. Demam tinggi dan naik turun. Demam turun tetapi tidak
mencapai suhu normal.Demam hanya turun bila diberi obat penurun panas dan demam pun hanya turun sebentar. Mual (+), muntah (-),
batuk dan pilek (-). BAK dan BAB dalam batas normal.
2. OBJEKTIF:
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan periksaan penunjang sangat mendukung diagnosis demam Berdarah dengue. Pada kasus ini
diagnosis ditegakkan berdasarkan.
Dari pemeriksaan fisik tampak adanya tanda-tanda perdarahan (petechie +).
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, darah rutin tanggal 26 Agustus 2016 di dapat trombosit : 101.000 mm3
3. ASESSMENT (PENALARAN KLINIS):
Demam yang dirasakan pasien secara terus-menerus ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang memiliki 4 jenis serotipe, yaitu:
DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Pasien yang terinfeksi virus dengue ini dipengaruhi berbagai faktor antara lain status imunitas pasien yang
9

menurun, selain itu ini juga terjadi karena system pertahanan tubuh pada anak umur 18 bulan belum banyak terbentuk.
Virus dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Nyamuk Aedes mengandung virus dengue pada saat
menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari
(extrinsic incubation period) sebelum ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus dapat masuk dan
berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia,
virus memerlukan waktu 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk
terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.
Diagnosis Demam Dengue dibuat apabila ditemukan demam akut disertai dua atau lebih manifestasi klinis berikut yakni nyeri
kepala, nyeri belakang mata, mialgia, artralgia, ruam, manifestasi perdarahan. Tapi hal ini tidak bisa diukur pada anak usia 18 bulan. Hanya
gejala klinis yang muncul serta pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnosis demam dengue. Demam Dengue (DD) yang
disertai dengan perdarahan harus dibedakan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada penderita Demam Dengue tidak dijumpai
kebocoran plasma sedangkan pada penderita DBD dijumpai kebocoran plasma yang dibuktikan dengan adanya hemokonsentrasi, pleural
efusi dan asites.

10

4. PLAN:
Diagnosis : Keluhan demam disebabkan infeksi virus dengue
Pengobatan
Tatalaksana didasarkan atas adanya perubahan fisiologi berupa perembesan plasma dan perdarahan.Perembesan plasma biasanya
terjadi pada saat peralihan dari fase demam (fase febris) ke fase penurunan suhu (fase afebris) yang biasanya terjadi pada hari ketiga sampai
kelima. Pada periode kritis yaitu setelah hari ke 5 demam, diperlukan peningkatan pengawasan klinis dan pemantauan kadar hematokrit dan
jumlah trombosit. Pemilihan jenis cairan dan jumlah yang akan diberikan merupakan kunci keberhasilan pengobatan. Pemberian cairan
plasma, pengganti plasma, tranfusi darah, dan obat-obat lain dilakukan atas indikasi yang tepat.
Pasien dengan demam dengue dapat berobat jalan tetapi karena pada kasus ini terjadi pada anak usia 18 bulan, maka untuk mencegah
terjadi komplikasi ke arah DBD maka pemberian cairan harus dilakukan secara intravena untuk mencegah kondisi dehidrasi pada anak..
Pasien Demam Dengue(DD) dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan:

Tirah baring, selama masih demam.

Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.

Untuk menurunkan suhu menjadi <39C, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (kontraindikasi) oleh
karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis.

Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2
hari.

Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.

Fase Demam
Pasien perlu diberikan minum 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama. Setelah dehidrasi dapat diatasi anak diberikan cairan rumatan 80100 ml/kg BB dalam 24 jam berikutnya. Bayi yang masih minum asi, tetap harus diberikan disamping larutan oralit. Bila terjadi kejang
11

demam, disamping antipiretik diberikan antikonvulsif selama demam.

Kebutuhan Cairan pada Dehidrasi Sedang


Berat Badan Waktu Masuk RS
(kg)
<7
7-11
12-18
>18

Jumlah cairan
ml/kg berat badan per hari
220
165
132
88

Kebutuhan Cairan Rumatan


Berat Badan (kg)
10
10-20
>20

Jumlah cairan (ml)


100 per kg BB
1000 + 50 x kg (di atas 10 kg)
1500 + 20 x kg (di atas 20 kg)

Jumlah cairan rumatan diperhitungkan 24 jam. Apabila terjadi perembesan plasma yang dapat kita lihat dari peningkatan kadar
hematokrit, maka volume cairan pengganti harus disesuaikan dengan kecepatan dan kehilangan plasma. Perembesan plasma berhenti ketika
memasuki fase penyembuhan, saat terjadi reabsorbsi cairan ekstravaskular kembali ke dalam intravaskuler. Apabila pada saat itu cairan tidak
dikurangi, akan menyebabkan edema paru dan distres pernafasan.
12

Apabila cairan tetap diberikan dengan jumlah yang berlebih pada saat terjadi reabsorpsi plasma dari ekstravaskular (ditandai dengan
penurunan kadar hematokrit setelah pemberian cairan rumatan), maka akan menyebabkan hipervolemia dengan akibat edema paru dan gagal
jantung. Penurunan hematokrit pada saat reabsorbsi plasma ini jangan dianggap sebagai tanda perdarahan, tetapi disebabkan oleh
hemodilusi. Nadi yang kuat, tekanan darah normal, diuresis cukup, tanda vital baik, merupakan tanda terjadinya fase reabsorbsi.
Jenis Cairan (rekomendasi WHO)
Kristaloid : -

Larutan ringer laktat (RL)


Larutan ringer asetat (RA)
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL)
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA)

(Catatan: Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan yang mengandung dekstran)
Syok merupakan Keadaan kegawatan.Pengobatan awal cairan intravena kristaloid, larutan ringer laktat >20 ml/kg BB, diberikan
secepat mungkin maksimal 30 menit. bila tidak ada perbaikan pemberian cairan kristoloid ditambah cairan koloid. Apabila syok belum dapat
teratasi setelah 60 menit beri cairan kristaloid dengan tetesan 10 ml/kg BB/jam bila tidak ada perbaikan stop pemberian kristaloid danberi
cairan koloid (dekstran 40 atau plasma) 10 ml/kg BB/jam.
Pada umumnya pemberian koloid tidak melebihi 30 ml/kg BB Maksimal koloid 1500 ml/hari, sebaiknya tidak diberikan pada saat
perdarahan. Setelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, diduga sudah
terjadi perdarahan; maka dianjurkan pemberian transfusi.
Monitoring
Keadaan umum pasien

harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal-hal yang harus

diperhatikan pada monitoring adalah:


13

Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.

Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai keadaan klinis pasien stabil.

Jumlah dan frekuensi diuresis.


Apabila diuresis belum cukup 1 ml/kg/BB, sedang jumlah cairan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overload antara lain
edema, pernapasan meningkat, maka selanjutnya furosemid 1 mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan jumlah diuresis, kadar ureum dan
kreatinin tetap harus dilakukan.

EDUKASI
Pendidikan
Kita sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, yaitu pada DD akan
terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi (syok) jika tidak ditangani dengan baik. Perbedaan
DD dan DBD juga bisa dilihat dari perembesan plasma yang ditandai dengan meningkatnya nilai hematokrit pada pemeriksaan
laboratorium. Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok. Oleh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati
bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi
bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa segera ke rumah sakit.
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
Pemberantasan vektor meliputi perlindungan perorangan, pemberantasan sarang nyamuk, dan pengasapan. Perlindungan perorangan
untuk mencegah gigitan nyamuk bisa dilakukan dengan meniadakan sarang nyamuk di dalam rumah dan memakai kelambu pada waktu tidur
siang, memasang kasa di lubang ventilasi dan memakai penolak nyamuk.Pergerakan pemberantasan sarang nyamuk adalah kunjungan ke
rumah/tempat umum secara teratur sekurang-kurangnya setiap 3 bulan untuk melakukan penyuluhan dan pemeriksaan jentik. Kegiatan ini
bertujuan untuk menyuluh dan memotivasi keluarga dan pengelola tempat umum untuk melakukan PSN meliputi menguras bak mandi/wc
dan tempat penampungan air lainnya secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali, menutup rapat TPA, membersihkan halaman dari
14

kaleng, botol, ban bekas dan lain-lain.

15

Anda mungkin juga menyukai