Pretest Perina - Koass Anak PDF
Pretest Perina - Koass Anak PDF
Sepsis
Neonatorum
Batasan:
Sepsis
neonatorum
adalah
sindroma
klinis
dari
infeksi
sistemik
pada
bayi
yang
terjadi
dalam
bulan
pertama
kehidupan
Etiologi:
Bakteri,
virus
dan
jamur.
Tersering
bakteri,
jenis
bakteri
penyebab
bervariasi
tergantung
tempat
dan
waktu.
Langkah
Diagnosis:
Diagnosis
secara
klinis
ditegakkan
jika
ditemukan
gejala
sepsis
yang
terdiri
atas:
Gejala
umum:
bayi
tampak
lemah,
terdapat
gangguan
minum
yang
disertai
penurunan
berat
badan,
keadaan
umum
memburuk,
hipotermi/hipertermi
Gejala
SSP:
letargi,
iritabilitas,
hiporefleks,
tremor,
kejang,
hipotoni/hipertoni,
serangan
apnea,
gerak
bola
mata
tidak
terkoordinasi
Gejala
pernapasan:
dispnu,
takipnu,
apnu
dan
sianosis
Gejala
TGI:
muntah,
diare,
meteroismus,
hepatomegali
Kelainan
kulit:
purpura,
eritema,
pustula,
sklerema
Kelainan
sirkulasi:
pucat/sianosis,
takikardi/aritmia,
hipotensi,
edema,
dingin
Kelainan
hematologi:
perdarahan,
ikterus,
purpura
Pemeriksaan
yang
harus
dilakukan:
Darah:
Hb,
lekosit,
diff.
count,
trombosit,
mikro
LED
dan
kultur
LCS:
Protein,
sel
diff.count,
pengecatan
gram
dan
kultur
Hasil
laboratorium
yang
membantu
untuk
diagnosis
sepsis
adalah
bila
ditemukan
lebih
dari
satu
hasil
laboratorium
di
bawah
ini:
Lekosit
<5000/mm3,
atau
>34000/mm3
I/T
ratio
0,2
atau
lebih
Mikro
LED
>15mm/jam
CRP
(+)
>9
mg/dl
Pengobatan:
Antibiotika:
Ceftazidime
50
mg/kgBB/hari
dibagi
dalam
2
dosis
Bila
dicurigai
infeksi
oleh
karena
stafilokokus
maka
diberikan
Sefalosporin
generasi
ke-2,
50
mg/kgBB/hari
dalam
2
kali
pemberian,
bila
tidak
ada
perbaikan
klinis
dalam
48
jam
atau
keadaan
umum
semakin
memburuk,
pertimbangkan
pindah
ke
antibiotika
yang
lebih
poten,
misalnya
meropenem
20
mg/kgBB
IV,
tiap
8
jam
atau
sesuai
dengan
hasil
tes
resistensi
Batasan:
Kegagalan
bernapas
spontan
dan
teratur
segera
setelah
lahir
Etiologi:
Faktor
Ibu:
diabetes
melitus,
hipertensi
dalam
kehamilan,
hipertensi
kronik,
anemia,
perdarahan
antepartum,
infeksi
sistemik,
gagal
jantung,
gagal
ginjal,
polihidramnion,
oligohidramnion.
Faktor
persalinan:
persalinan
dengan
tindakan,
korioamnionitis,
kelainan
letak,
partus
lama,
ketuban
pecah
dini,
inersi
uteri,
air
ketuban
bercampur
mekonium,
penggunaan
anestesi
umum,
penggunaan
narkotik
<4jam
sebelum
persalinan
Faktor
janin:
prematuritas,
postmaturitas,
malformasi
janin,
gerakan
janin
berkurang,
bradikardi
janin,
prolaps
tali
pusat,
trauma
lahir,
dsb
Patogenesis:
Gangguan
pertukaran
O2
dan
CO2
hipoksia
dan
hiperkarbia
asidosis
metabolik,
hipoglikemia,
syok,
ensefalopati
hipoksik
iskemik,
gagal
ginjal,
gagal
jantung
da
edema
otak
defisit
neurologik,
kemunduran
intelektual,
kematian
Bentuk
Klinik:
Berdasarkan
derajat:
Ringan,
sedang
dan
Berat
Komplikasi:
Asidosis
metabolik,
hipoglikemia,
hipokalsemia,
ensefalopati
hipoksik
iskemik,
gagal
jantung,
gagal
ginjal,
serta
defisit
neurologik
Prognosis:
Asfiksia
berat
kematian
20%,
yang
hidup
dengan
sqkuele:
gangguan
intelektual,
defisit
neurologis
dan
epilepsi.
Diagnosis:
Dasar
Diagnosis:
Berdasarkan
nilai
Apgar
1
menit:
Sebelum
melakukan
langkah
awal
resusitasi
lakukan
penilaian
awal:
a) Apakah
cairan
amnion
atau
kulit
bersih
mekoneum?
b) Apakah
bayi
bernapas
atau
menangis?
c) Apakah
warna
kulit
kemerahan?
d) Apakah
tonus
otot
baik?
e) Apakah
bayi
cukup
bulan?
Bila
ada
jawaban
tidak
dari
kelima
pertanyaan
ini
maka
langkah
awal
resusitasi
harus
dimulai,
sedangkan
bila
semua
jawaban
ya
maka
bayi
tersebut
hanya
dilakukan
perawatan
rutin
saja
(jaga
kehangatan,
bersihkan
jalan
napas,
dan
keringkan)
Langkah
Awal
Resusitasi:
Letakkan
bayi
di
meja
resusitasi
dengan
alat
pemancar
panas,
keringkan,
letakkan
pada
posisi
yang
benar,
lakukan
penghisapan
(bila
perlu),
rangsangan
taktil
dan
nilai:
pernapasan
frekuensi
jantung
dan
warna
kulit
Ventilasi
Tekanan
Positip:
Tidak
sesak,
dengan
frekuensi
npas
40-60
kali
per
menit.
Tidak
ada
tanda-tanda
infeksi
dan
bisa
minum
secara
adekuat.