keuntungan
dan
mempertahankan
perusahaannya
tergantung
pada
manajemen keuangan. Perusahaan harus
memiliki kinerja keuangan yang sehat
dan efisien untuk
mendapatkan
keuntungan atau laba. Oleh sebab itu,
kinerja keuangan merupakan hal yang
penting bagi setiap perusahaan didalam
persaingan
bisnis
untuk
mempertahankan perusahaannya.
Analisis
laporan
keuangan
menggunakan perhitungan rasio-rasio
agar dapat mengevaluasi keadaan
finansial perusahaan dimasa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang.
Rasio dapat dihitung berdasarkan
sumber datanya yang terdiri dari rasiorasio neraca yaitu rasio yang disusun
dari data yang berasal dari neraca, rasiorasio laporan laba-rugi yang disusun
dari data yang berasal dari perhitungan
laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan
yang disusun berasal dari data neraca
dan
laporan
laba-rugi.
Laporan
keuangan
perlu
disusun
untuk
mengetahui apakah kinerja perusahaan
tersebut meningkat atau bahkan
menurun dan didalam menganalisis
laporan keuangan diperlukan alat
analisis keuangan, salah satunya adalah
dengan
menggunakan
rasio-rasio
keuangan.
PT. Sinar Alam Permai tidak
lepas dari permasalahan keuangan
dalam usaha yang bertujuan untuk
memperoleh
keuntungan
dalam
menghasilkan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan keuangan. Permasalahan
pada PT. Sinar Alam Permai yaitu rasio
keuangannya
seperti
rendahnya
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi kewajibannya kepada pihak
ketiga. Fenomena yang terjadi pada
tahun 2008 PT. Sinar Alam Permai
mengalami penurunan produksi. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya harga
bahan baku yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Sedangkan
keuangan
2. Landasan Teori
2.1 Kinerja Keuangan
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah suatu
usaha formal yang dilaksanakan
perusahaan
untuk
mengevaluasi
efisien
dan
efektivitas
dari
aktivitas perusahaan
yang telah
dilaksanakan pada periode waktu
tertentu. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. (revisi 2009)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Rasio
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan aset lancar yang
tersedia
Rasio Lancar =
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
b. Rasio sangat lancar atau rasio
cepat (Quick Ratio atau Acid
Test Ratio) merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan aset sangat lancar
tanpa menghitungkan persediaan
barang dagang dan aset lancar
lainnya
Rasio Cepat =
Kas+ Sekuritas jangka pendek + piutang
Kewajiban Lancar
c. Rasio
kas
(Cash
Ratio)
merupakan
rasio
yang
digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas atau
setara kas yang tersedia untuk
membayar utang jangka pendek
Kas dan Setara Kas
Rasio Kas = Kewajiban Lancar
2. Rasio Profitabilitas merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
laba. Rasio ini dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Rasio
Tingkat
Pengembalian
Atas
Investasi dan Rasio Kinerja Operasi.
Rasio Tingkat Pengembalian Atas
Investasi
adalah
rasio
yang
digunakan
untuk
menilai
kompensasi
finansial
atas
penggunaan aset atau ekuitas
terhadap laba bersih (laba setelah
bunga dan pajak). Rasio ini terdiri
atas:
Piutang x 360
Penjualan Kredit
2) Perputaran Piutang
=
Penjualan Kredit
Piutang
3) Perputaran Persediaan
=
Penjualan
Aktiva Tetap
Penjualan
Total Aktiva
Total Utang
Total Aktiva
Total Utang
tal Modal Sendiri
3) Return On Investment
=
4) Return On Equity
=
9. Departemen Pemasa/ran
Departemen ini membawahi bagian
administrasi
pemasaran
dan
penjualan serta bagian distribusi
penjualan. Adapun tugas dan
wewenang manajer pemasaran
adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan
dan
mengkoordinir semua kegiatan
pemasaran
dan
penjualan
minyak goreng dan bungkil
kelapa sawit.
2. Melakukan
penelitian
dan
pengembangan
pemasaran
produk.
4.5 Analisis Data
4.5.1 Rasio Likuiditas
Adapun rasio lancar (Current
Ratio) perusahaan pada tahun 2010
sampai dengan 2014 yaitu sebagai
berikut.
a. Current Ratio (2010)
=
3.859 .221 .299
= 2,30
1.707 .902 .542
kali
b. Current Ratio (2011)
4.512.571 .999
1.789.305 .572
kali
c. Current Ratio (2012)
5.165 .922 .699
1.868 .708 .602
kali
d. Current Ratio (2013)
5.819 .273 .399
1.948 .111.632
kali
e. Current Ratio (2014)
6.472.624 .099
2.027 .514 .662
=
= 2,56
=
= 2,80
=
= 3,02
=
= 3,23
kali
Adapun rasio sangat lancar (Acit
Test Ratio) perusahaan pada tahun 2010
Adapun
rasio
perputaran
persediaan
(Inventory
Turnover)
perusahaan pada tahun 2010 sampai
dengan 2014 yaitu sebagai berikut.
a. Inventory Turnover (2010) =
885.500.800
226.499.200 = 3,91 kali
b. Inventory Turnover (2011) =
907.000.800
210.499.200 = 4,31 kali
c. Inventory Turnover (2012) =
928.500.800
194.499.200 = 4,77 kali
d. Inventory Turnover (2013) =
950.000.800
178.499.200 = 5,32 kali
87,40%
c. Gross Profit Margin (2012) =
736.000 .500992.500 .000
643.500 .500
4.6 Pembahasan
4.6.1 Rekapitulasi Hasil
4.6.1.1 Rasio Likuiditas
Berdasarkan
perhitungan
Current Ratio kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang segera jatuh tempo
dengan total rasio 2,78 sedangkan
standar rata-rata industri sebesar 1,8 kali
berarti setiap tahun perusahaan mampu
memenuhi standar rasio industri. Hal ini
berarti bahwa perusahaan dapat
dikatakan
memiliki
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang segera jatuh
tempo yang dibiayai aktiva lancar
antara lain kas, bank, piutang, deposito,
dan persediaan. Menurut Fahmi
(2011:61), kondisi perusahaan yang
memiliki current ratio yang baik adalah
dianggap sebagai perusahaan yang baik
dan
bagus,
namun
jika current
ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak
baik karena dapat mengindikasikan
adanya
masalah
seperti
jumlah
persediaan yang relatif tinggi.
Kemudian untuk Acid Test Ratio
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo dengan total
rasio 2,53 sedangkan standar rasio
industri sebesar 0,7 kali berarti setiap
tahun perusahaan mampu memenuhi
standar rata-rata industri. Hal ini berarti
bahwa perusahaan dapat dikatakan
2.
3.
4.
5.
6.
2015.
Analisis
Laporan
Keuangan Pendekatan Rasio
Keuangan. Yogyakarta: PT.
Buku Seru.